Anda di halaman 1dari 83

OBAT YANG DIGUNAKAN PADA

GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELTAL
drg. Agnes Frethernety, M. Biomed
2018
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
• Mampu menjelaskan tujuan pengobatan dan
berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien dengan gangguan
muskuloskeletal
• Mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi,
interaksi dan efek samping dari pengobatan
• Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi
obat
Penyakit pada Gangguan Sistem
Muskuloskeletal
Penyakit tulang dan sendi
1. Atritis Reumatoid (AR)
2. Artritis Gout
3. Osteoartritis
4. Osteoporosis
Penyakit Otot dan Jaringan Lunak
1. Osteomyelitis
Atritis Reumatoid (AR)
ATRITIS REUMATOID
• Atritis Reumatoid  merupakan penyakit
inflamasi kronis sistemik yg ditandai dg
pembengkan (sinovitis erosif yang simetris) dan
nyeri pada sendi, serta destruksi membran
sinovial persendian
• Tujuan pengobatan
- Menghilangkan inflamasi
- Mencegah deformitas
- Mengembalikan fungsi sendi
- Mencegah destruksi jaringan
ATRITIS REUMATOID
Antireunatik Pemodifikasi Penyakit
(APP)/ Disease-modifying
antirheumatic drugs (DMARDs)
Disease Modifying Anti Rheumatic Drug
(DMARD)
• Metotreksat (MTX)
• Sulfasalazin
• Leflunomide
• Klorokuin fosfat / hidroksiklorokuin
• Siklosporin
• Azatiopirin
Menghambat proses memburuknya penyakit
Bekerja lambat  efek baru dirasakan 6 mggu -6
bln setelah pengobatan
Metotreksat
• Dosis sebagai APP: 15-25mg perminggu
ditingkatkan sampai 30-35mg perminggu bila
perlu
• Dengan dosis tsbt terjadi hambatan terjadinya
lesi erosi
• Menghambat dihidrofolate reduktase dengan
memblok thymidilate dan sintesis purin
• Indikasi: atritis juvenil kronik, atritis psoriasis, LE
sistemik
• ES: mual, ulkus sal. cerna, rentan infeksi,
gangguan fungsi hati dan hematologik
• AR:
- Kasus Lanjut dan berat dosis awal 7,5-10mg/mgu IV
- Peroral dititrasi hingga dosis rata-rata 12,5-17,5
mg/mgu
- Efektif  60-70% kasus mengalami perbaikan
Sulfasalazin
• Derivat sulfonamida
• Indikasi: APP, atritis juvenil kronik, spondilitis
ankilosa
• ES: mual, muntah, nyeri kepala, rash
• Toksisitas thd paru
• Dosis oral : 1x500mg / hari
Ditingkatkan 500mg setiap minggu sampai mencapai
dosis 4x500mg
Leflunomid
• Derivat isosaksol
• Mekanisme: menghambat enzim dihidroorotat
dehidrogenase utk sintesis pyrimidin yg
menghambat proliferasi sel T yang butuh kadar
besar dr pyrimidin
• Efektifitas sama dg metotreksat
• Dosis awal 100mg/hari selama 3 hari, dilanjutkan
10-20mg/ hari sampai terjadi remisi penyakit
• ES: sangat teratogenik, hepatotoksik, alopesia,
leukopenia reversibel
Klorokuin fosfat / hidroksiklorokuin
• Mekanisme pada gangguan autoimun belum jelas
• Memperbaiki gejala, tp belum cukup bukti sbg
APP
• Dosis hidroksiklorokuin 6,4mg/kgBB/hari
• Atau pada AR
- dosis hidroksiklorokuin 400mg/hari
- Dosis klorokuin fosfat 250mg/hari
• ES: penurunan tajam penglihatan krn bersifat
toksik pd retina, dermatitis makulopapular, mual,
diare, anemia hemolitik
Disease Modifying Anti Rheumatic Drug
(DMARD)
Agen Biologik
• Etanercept dan infliximab (anti-TNFα)
- Efek mengikat TNFα dan menghambat aktivasi
sitokin lain spt IL-1, IL-6 dan mplekul2 adesi yg
berperan pd migrasi dan aktivitas leukosit
- Kombinasi dg metotreksat
• Toclizumab (anti IL-6)
• Rituximab (antibodi monoklonal anti-selB)
Agen Biologik
Agen Biologik
Beberapa agen biologik yang dilaporkan
memberikan respon pengobatan untuk AR tapi
belum beredar di Indonesia:
• Anti CTLA-4 Ig (abatacept)
• Anti TNF-α (adalimumab, certolizumab)
• Anti IL-1 (anakinra), dan
• Tofacitinib
Kortikosteroid
• Berikan dalam jangka waktu sesingkat dan
dosis serendah  dapat mencapai efek klinis
• Dikatakan dosis rendah jika diberikan
kortiksteroid setara prednison < 7,5 mg sehari
dan dosis sedang jika diberikan 7,5 mg – 30
mg sehari
• ES: hipertensi, retensi cairan, hiperglikemi,
osteoporosis, katarak dan kemungkinan
terjadinya aterosklerosis dini
Kortikosteroid
• Diberikan pada AR yg progresif, dg
pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat
• Dosis awal prednison 7,5mg/hari dg dosis terbagi,
dosis dapat ditambah sampai gejala berkurang,
kemudian pertahankan sesuai kebutuhan dan
ditentukan dosis pemeliharaan sekecil mungkin
• Triamsinolon asetonid 5-20mg pemberian
suntikan intra artikuler
• Penyuntikan intrasendi dibatasi jarak antar
suntikan 3bln
• Kortikosteroid didampingi dg imunosupresan
(metotreksat atau siklofosfamid) dalam jangka
panjang akan lebih bermanfaat
• Kortikosteroid yang dipilih adalah dengan masa
kerja sedang misal prenison atau predisolon krn
akan mempermudah tappering off menjadi 2 hari
sekali
• ES:
- Penghentian tiba2 menimbulkan insufisiensi adrenal
akut(gejala demam, mialgia, artralgia dan malaise)
- Pengobatan lama: gangguan cairan dan elektrolit,
hiperglikemia, glikosuria, rentan thd infeksi,
perdarahan pada pasien tukak lambung,
osteoporosis, miopati moonface
Nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs)
Obat Anti Inflamasi Non Steroid
• Berikan dalam dosis efektif yg rendah dan dg
waktu singkat
• Hindari kombinasi obat ES meningkat
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs)
• Merupakan obat yang mempunyai efek
antiiflamasi dan meringankan/ menghilangkan
rasa nyeri ringan - berat
• Mekanisme Kerja
menghambat enzim siklooksigenase  konversi asam
arakidonat menjadi PPG 2 terganggu
• Memiliki selektivitas terhadap siklooksigenase
(COX)
• Sebagian besar efek terapi dan ES berdasarkan 
penghambatan prostaglandin (PG)
 Inflamasi: Lokasi inflamasi  perosid ++ yang dihasilkan
oleh leukosit
Fenomena inflamasi  kerusakan mikrovaskular, ↑ permiabilitas
kapiler dan migrasi leukosit ke jar. Radang
Mediator inflamasi  histamin, 5HT, faktor kemotaktik, bradikinin,
leukotrien dan PG
 Nyeri: menghambat pembentukan prostaglandin (PG)
ditempat terjadinya radang mencegah sensitasi reseptor
rasa sakit terhadap rangsang mekanik dan kimiawi
• Mempunyai efek antipiretik, tetapi karena efek
antipiretiknya baru terlihat pada dosis yang lebih besar
dari efek lainya, dan relative lebih toksik sehingga
hanya digunakan untuk terapi penyakit inflamasi
• Semua NSAIDs merupakan iritan mukosa
lambung
Trauma/luka pada sel

Gangguan pada membran sel

Fosfolipid
Dihambat
Enzim fosoflipase
kortikosteroid
Asam Arakidonat

Enzim lipoksigenase Enzim siklooksigenase (COX)


Dihambat oleh NSAIDs
(“mirip-aspirin)

Hidroperoksid Endoperoksid
PGG2/PGH

Leukotrien
PGE2, PGF2, PGD2 Prostasiklin(PGI2 )

Tromboksan A2
Obat NSAIDs
Salisilat
• Asam asetil salisilat dikenal dg asetosal/aspirin
• Derivat yg dipakai scr sistemik  ester salisilat dr
as.organik mis: asetosal
• Farmakodinamik
 Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sbg
antipiretik
 Dosis toksik  efek piretik, keracunan  demam dan
hiperhidrosis
 Efek anti-inflamasi kadar plasma dipertahankan 250-
300μg/mL dicapai dg dosis 4 g/hari utk dewasa
• Farmakokinetik
 Diabsorsi cepat dlm bentuk utuh di lambung dan
sebagian besar di usus halus bagian atas
 Kadar tertinggi dicapai 2 jam setelah pemberian
 Mudah menembus sawar darah otak dan sawar
uri
 80-90% salisilat plasma terikat albumin
 Aspirin diserap dlm bentuk utuh, dihidrolisis mjd
as.salisilat di hati
 Salisilat diekskresikan dlm bentuk metabolit
melalui ginjal  kecil melalui keringat dan
empedu
• Farmakodinamik
- Untuk memperoleh efek antiinflamasi  kadar
dalam plasma dipertahankan 250 – 300 μg/mL.
- Kadar ini dicapai dg dosi 4 gr /hari untuk orang
dewasa
- Aspirin merupakan standar dlm studi
perbandingan pernyakit AR
• Indikasi sbg analgesik
Mengobati nyeri tidak spesifik  nyeri kepala, nyeri
sendi, nyeri haid, neuralgia dan mialgia
Dosis oral dewasa 325-650 mg diberikan tiap 3-4 jam
Dosis oral anak 15-20 mg/kgBB diberikan tiap 3-4
jam
• Indikasi sbg Atritis Reumatoid
Dosis 4 – 6 g/hari namun dosis 3 g/hari  cukup
memuaskan
Intoksikasi
- Nyeri kepala, pusing, tinitus, gangguan
pendengaran, kabur, rasa bingung lemas, rasa
kantuk, lemas, banyak keringat, haus, mual,
muntah dan kadang diare
- Intoksitas yang lebih berat gejala SSP menjadi
lebih jelas
Salisilamid
• Efek analgesik antipirektik lebih lemah dari salisilat
• Mengalami metabolisme lintas pertama dalam mukosa
usus  sebagian zat aktif yg masuk sirkulasi
• Mudah diabsorbsi di usus dan cepat di distribusi ke
jaringan
• Menghambat glukoronidasi Na salisilat dan
asetaminofen  pemberian bersama meningkatkan
efek terapi dan toksisitas obat tsbt
• Dosis analgesik antipirektik
Dosis dewasa 3-4 kali 300-600 mg sehari
Dosis anak 65 mg/kgBB diberikan 6kali/hari
Febris reumatik  dosis oral 3-6 kali 2 g sehari
Diflunisal
• Derivat difluorofenil dr as. salisilat
• Bersifat analgesik anti inflamasi hampir tidak
bersifat antipirektik
• Kadar puncak 2-3 jam setelah pemberian oral
• 99% terikat albumin plasma dg t1/2: 8-12jam
• Indikasi analgesik ringan-sedang, dosis awal
500mg disusul 250-500mg tiap 8-12jam
Ibuprofen
• Derivat asam propionat
• Efek antiinflamasi  dosis 1200-2400mg sehari
• Absorbsi cepat melalui lambung
• Kadar maksimum dalam plasma dicapai stelah 1-2
jam
• T ½  sekitar 2 jam
• 90% terikat protein plasma
• Ekskresi  cepat dan lengkap
90% diekskresikan melalui urin berupa metabolit dan
konjugatnya
• Interaksi obat:
- hati2 bersama warfarin  memperpanjang massa
pendarahan
- Natriuresis furosemid dan tiazid
- Mengurangi efek antihipertensi obat β-bloker,
prazosin dan kaptopril
• ES
Iritan thd mukosa lambung lebih ringan drpd aspirin
ES yg jarang: eritema kulit, sakit kepala, trombosipenia
• Tidak dianjurkan utk wanita hamil dan menyusui
Diklofenak
• Absorbsi cepat dan lengkap melalui sal. Cerna
• 99% terikat protein plasma dan mengalami
metabolisme lintas pertama sebesar 40-50%
• T1/2: 1-3 jam
Diakumulasi di cairan sinovial  efek terapi disendi jauh
lebih panjang dr T1/2 obat tsbt
• ES: mual, gastritis, eritema kulit, dan sakit kepala
• Dosis: 100-150 mg sehari pada org dewasa dibagi
menjadi 2 atau 3 dosis
• KI: wanita hamil
Ketoprofen
• Derivat asam propionat efek spt ibuprofen
• Sifat anti inflamasi sedang
• Absorbsi baik melalui lambung
• T1/2: 2 jam
• ES: gangguan sal. cerna dan rx hipersensitifitas
• Dosis: 2x100mg sehari
Naproksen
• Derivat asam propionat
• Efektif dan insidensi ES pd sal. Cerna rendah
dibanding derivat asam propionat lain
• Absorbsi baik di lambung
• Kadar punyak di plasma: 2-4 jam
Dalam bentuk garam natrium naproksen kadar puncak
lebih cepat
• T1/2: 14 jam cukup diberikan 2x sehari
• 98-99% terikat protein plasma
• Eksresi melalui urin
• Interaksi Obat sama spt ibuprofen
• ES: dispepsia ringan-pendarahan lambung
ES pada SSP: sakit kepala, pusing rasa lelah dan
ototoksisitas
Gangguan pada ginjal dan hepar pernah dilaporkan
• Dosis :
Reumatik sendi : 2 x 250-375mg sehari, bila perlu
diberikan 2x500mg sehari
Piroksikam
• Struktur baru yaitu oksikam, derivat asam enolat
• T1/2: lebih dari 45 jam  diberikan sekali sehari
• Absorbsi cepat di lambung
• 99% terikat protein plasma
kadar dalam plasma kira-kira sama dg kadar di cairan sinovial
• Menjalani siklus enterohepatik
• ES: gangguan sal. Cerna, tukak lambung
4-12% dari jumlah pasien menghentikan obat ini
ES lain: pusing, tinitus, nyeri kepala, eritema kulit
• KI: wanita hamil, pasien tukak lambung, pasien minum
antikoagulan
• Indikasi: inflamasi sendi (AR, Osteoatritis,
spondilitis ankilosa)
• Dosis: 10-20 mg sehari diberikan pada pasien
yang tidak memberi respon pada NSAIDs yg
lebih aman
• Meloksikam 7,5-15 mg perhari ES thd
lambung lebih ringan drpd dosis 20mg sehari
peroksikam
Cox-2 selektif
• Untuk menghindari ES sal. Cerna
• Rofekoksib terbukti kurang menyebabkan gangguan
sal. Cerna dibandingkan naproksen
• T1/2 panjang shg diberikan 1 x sehari 60mg
• Krn T1/2 panjang maka me-(↑) resiko kardiovaskular
(trombosis dan serngan jantung  Rofekoksib ditarik
dr peredaran
• Yg masih beredar generasi ke 2: selekoksib, parekoksib,
etorikoksib, lumirakoksib
Struktur: tidak memiliki gugus S, memiliki gugus asam
karboksilat  T1/2 pendek 4-6 jam
Namun Lumirakoksib ditarik dari peredaran di USA krn kasus
kerusakan hati
Ketorolak
• Analgesik dg anti inflamasi sedang
• Pemberian secara parenteral
• Absorbsi oral dan intramuskular cepat mencapai
puncak 30-50menit
• 80% terikat protein plasma
• Dosis intramuskular 30-60 mg , IV 15-30mg dan
oral 5-30mg
• ES: nyeri tempat suntikan, gangguan sal. cerna,
kantuk, pusing, sakit kepala
• Dipakai tidak lebih dr 5 hari  krn sangat selektif
menghambat COX-1  tukak dan iritasi lambung
Artritis Gout
ARTRITIS GOUT
• Atritis Gout  merupakan salah satu penyakit
metabolik (terkait diet tinggi purin dan
minuman beralkohol).
• Pemicu utama peradangan/inflamasi Atritis
Gout  Penimbunan kristal monosodium urat
(MSU) pada sendi dan jaringan lunak 2
ARTRITIS GOUT
• GOUT  suatu kumpulan gejala yg timbul akibat
adanya deposisi kristal monosodium urat pd
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di
dalam cairan ekstraseluler.
• Hiperurisemia  gangguan metabolisme yang
mendasari terjadinya GOUT
Kadar Asam urat serum > 7,0 mg/dL pada laki2
• Artritis Goutapabila serangan inflamasi terjadi
pada artikular atau periartikular seperti bursa dan
tendon
• Tujuan pengobatan
- Mengatasi serangan akut
- Mencegah berulangnya serangan atritis
- Mencegah dan mengatasi komplikasi karena
deposisi kristal monosodium urat di
sendi/ginjal/jar. Lain
- Mencegah dan mengatasi kondisi terkait gout
(obesitas, hipertrigleseridemia, hipertensi)
• Tahap I  akut  menghilangkan keluhan
nyeri dan peradangan
- Kolkisin
- NSAIDs
- Kortikosteroid
• Tahap II  menjaga kadar asam urat darah
dalam batas normal
– Alupurinol (penghambat xantin oksidase)
– Urikosurik (probenesid)
Stadium Artritis Gout
1. Gout Arthritis Stadium Akut
2. Stadium Interkritikal
3. Stadium Gout Arthritis Kronik
Tujuan terapi:
• terminasi serangan akut;
• mencegah serangan di masa depan;
• mengatasi rasa sakit dan peradangan dengan
cepat dan aman;
• mencegah komplikasi seperti terbentuknya tofi,
batu ginjal, dan arthropati destruktif.
Penatalaksanaan Artritis Gout 3(1)
1. Gout Arthritis Stadium Akut
Lini Pertama: NSAIDs ibuprofen atau naproxen
– Ibuprofen: 1200mg / hari (atau kurang)
– naproxen 1000mg / hari (atau kurang)
ES: Ulserasi GI, nefrotoksik
Hindari salisilat mengganggu ekekresi asam
urat
Lini Kedua: kolkisin  500 mcg 2-3 kali per hari
Kolkisin
Farmakodinamik
• Tidak miningkatkan ekskresi, sintesis, atau kadar
asam urat dlm darah
• Mencegah penglepasan glikoprotein dr leukosit
• Mekanisme:
Kolkisin berikatan dg protein mikrotubular
depolimerisasi dan menghilangnya mikrotubul fibrilar
granulosit  penghambatan migrasi granulosit ke
daerah radang
• Absorbsi sal cerna baik
• VD: 49,5±9,5 L (terdistribusi luas dlm jar tubuh)
• Kadar tinggi di ginjal, hati, limpa, sal cerna tidak
terdapat di otot rangka, jantung dan otak
• Ekskresi melalui tinja. 10-20% melalui urin
• Indikasi:
Untuk penyakit Gout
Dapat mencegah serangan yg dicetuskan oleh obat
urikosurik dan alupurinol
• Dosis:
- 0,5-06 mg tiap jam atau
- 1,2 mg sbg dosis awal diikuti o,5 -0,6 mg tiap 2 jam
sampai gejala penyakit hilang
- Profilaksis: 0,5 – 1 mg sehari
- IV: 1-2mg dilanjutkan 0,5 mg tiap 12-24jam (dosis jgn
melebihi 4mg dg satu regimen pengobatan)
• ES:
- Muntah, mual, diare  pd dosis maksimal 
hentikan dosis
ES & INTERAKASI OBAT
Kolkisin
• Dosis yang tinggi  sering dikaitkan dengan diare dan
efek samping beracun lainnya
• Dapat digunakan sbg obatan profilaksis  perlu
penyesuaian
• Kerusakan ginjal penyesuaian dosis
• Peningkatan risiko toksisitas pada pasien lanjut usia
dan lemah
• Hindari pada pasien dengan kelainan darah
• ES: Penggunaan dibatasi oleh efek samping dan
toksisitas pada dosis yang lebih tinggi. Dapat
menyebabkan diare yang parah, mual, muntah dan
sakit perut.
Penatalaksanaan Artritis Gout (2)
Lini Ketiga: Kortikosteroid
Oral -Prednisolone 20-40mg setiap hari selama 5
hari
STAT Intramuscular injection
• Methylprednisolone 40-120mg atau
• Triamcinolone acetonide 40-80mg
STAT Injeksi intraartikular
• Methylprednisolone 10-80mg atau
• Hydrocortisone acetate 12.5- 25mg
• Triamcinolone acetonide 20-40mg
Penatalaksanaan Artritis Gout (3)
Stadium Interkritikal
• Stadium ini merupakan kelanjutan stadium
akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik.
• Secara klinik  tidak ada tanda-tanda radang
akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan
kristal urat.
• Proses peradangan masih terus berlanjut,
tanpa keluhan.
Penatalaksanaan Artritis Gout (4)
Stadium Gout Arthritis Kronik
ENGOBATAN JANGKA PANJANG dengan terapi
menurunkan asam urat.
Pastikan kadar serum asam urat (sUA <360 µmol / l)
dapat diperoleh selama periode penyembuhan (4
minggu setelah serangan akut)
Lini 1: Alupurinol  100 mg perhari dosis
pemeliharaan 300 mg perhari
Perlu dilakukan monitor kadar asam urat tiap 2
sampai 5 minggu selama titrasi alopurinol
Penatalaksanaan Artritis Gout (5)
Bersamaan diresepkan colchicine profilaksis
(500 mikrogram dua kali sehari hingga 6 bulan)
atau NSAID (ibuprofen 200 mg dua kali sehari
atau naproxen 250 mg setiap hari selama hingga
6 minggu) untuk mencegah gout akut kambuh
Jika allopurinol dikontraindikasikan, tidak
ditoleransi atau tidak ada efikasi meskipun
titrasi mencapai 600 mg per hari. Maka
dilakukan pengobanatan lini ke 2
Alupurinol
• Efek menurunkan kadar asam urat
• Mekanisme: menghambat xantin oksidase, enzim
yg mengubah hipoxantin menjadi xantin
selanjutnya mjd asam urat
• ES: reaksi kulit kemerahan  hentikan
• Dosis
Ringan: 200-400mg sehari
Berat: 400-600mg sehari
Anak 6-10 th: 300mg sehari
Anak <6: 150mg sehari
ES & INTERAKASI OBAT
Alupurinol
• Kerusakan ginjal  perlu penyesuaian dosis
• Efek Samping: paling utama intoleransi GI
• Ruam kulit makulopapular pruritus  tetapi jarang
berhenti
• Interaksi: Allopurinol memiliki potensiasi efek
antikoagulan dari warfarin  jangan diberikan
bersamaan azathioprine ( dapat menghambat
metabolisme azathioprineakumulasi metabolit
beracun
• Jangan diberikan selama serangan akut  pastikan
setidaknya 1-2 minggu sebelum inisiasi dapat
memperpanjang serangan
Penatalaksanaan Artritis Gout (6)
Lini ke 2: Febuxostat
– Dosis awal: 80 mg sekali sehari tetapi dimulai
dengan dosis 40mg (setengah tablet 80mg)
– Dosis maksimal = 120 mg setiap hari
Bersamaan diresepkan profilaksis colchicine
(500 mikrogram dua kali sehari hingga 6 bulan)
atau NSAID (ibuprofen 200mg dua kali sehari
atau naproxen 250mg setiap hari selama hingga
6 minggu) untuk mencegah gout akut
Probenesid
• Efek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi
serta pembentukan tofi pada penyakit gout
• ES: gangguan sal cerna, nyeri kepala reaksi alergi
• Interaksi Obat:
- Salisilat mengurangi efek probenesid
- Probenesid mengurangi ekskresi renal sulfinpirazon,
indometasin, penislin, sulfonamid
• Dosis
- 2 x 250mg/hari selama seminggu diikuti 2x 500mg/hari
ES & INTERAKASI OBAT
Febuxostat
• Max 80mg setiap hari pada penyakit gangguan hati ringan
• pasien dengan gangguan tiroid, jantung iskemik, gagal
jantung perlu penyesuaian
• ES: Ggn GI, edema
• 1 bulan terapi  dapat tjd reaksi hipersensitivitas serius
(Stevens-johnson Sindrom) dan reaksi anafilaktoid / syok
akut  dihentikan
• Interaksi: Hindari penggunaan bersamaan dengan
azathioprine dan merkaptopurin
• Jangan diberikan selama serangan akut  pastikan
setidaknya 1-2 minggu sebelum inisiasi dapat
memperpanjang serangan
OSTEOARTRITIS
OSTEOARTRITIS4
• Osteoartritis suatu penyakit
degeneratif akibat kegagalan sendi yang
bersifat kronis dan menyerang
persendian tu. Kartilago sendi
• Pemberian obat untuk menghilangkan
atau mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan fungsi.
OSTEOARTRITIS
• Faktor yang dipertimbangkan dalam memberi
obat untuk pasien OA
• Intensitas rasa sakit
• Efek samping yang potensial dari obat.
• Penyakit penyerta
• Pengobatan
- Analgesik non opioid (asetaminofen), NSAIDs
(ibuprofen, naproksen, salisilat)
- Analgesik topikal (gel natrium diklofenak)
- Agen kondroprotektif (tetrasiklin, asam hialuronat,
kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vit C, superoxide
desmutase, steroid intraartikuler)
Asetaminofen
• Derivat para amino fenol  fanasentin dan
asetaminofen (parasetamol)
• Farmakodinamik
 Menghilangkan/mengurangi nyeri ringan-sedang
 Penghambat biosintesis PG yg lemah
• Farmakokinetik
 Diabsorbsi cepat & sempurna di sal cerna
 Kons. Tertinggi dlm plasma dicapai dlm wkt 30mnt,
masa paruh plasma 1-3 jam
 25% terikat protein plasma
 Dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati
 Diekskresi melalui ginjal
• Indikasi
 sebaiknya tdk diberikan terlalu lama nefropati analgesik
 dosis terapi tidak memberi mannfaat  dosis besar tidak
menolong
• ES  jarang, manifestasi:eritema/urtikaria, demam dan lesi
mukasa pd gejala berat
• Toksisitas akut  paling serius adalah nekrosis hati
• Sediaan
 obat tunggal tablet 500mg atau sirup mengandung 120
mg/5mL
 kombinasi tetap tablet atau cairan
 dosis dewasa 300mg – 1 g per kali dg maks 4 g / hari
 dosis anak 6-12 th : 150-300mg/kali dg maks 1,2 g/hari
 dosis anak 1-6 th : 60-120mg/kali, bayi: 60mg/kali dg
maks 6xsehari
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis
• Osteoporosis  penyakit tulang sistemik yg
ditandai dengan penurunan densitasi massa
tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang shg
tulang mjd rapuh dan mudah patah
• Pengobatan
- Terapi subtitusi hormonal
- SERM
- Bifosfonat
- Strontium Ranelat
- Kalsium
Terapi subtitusi hormonal
• Pascamenopause  Dosis oral Estrogen
terkonjugasi 0,3125-1,25 mg/hari kombinasi
medroksiprogesteron asetat 2,5-10mg/hari setiap
hari secara kontinu
• Pra-menopause  Dosis oral Estrogen
terkonjugasi 0,3125-1,25 mg/hari pada hari 1-25
siklus haid, sedangkan medroksiprogesteron
asetat 2,5-10mg/hari pada hari 15-25 siklus haid,
diberhentikan pada hari26-28 siklus haid
• KI absolut: karsinoma payudara, karsinoma
endometrium, hiperplasia endometrium,
kehamilan, perdarahan uterus disfungsional,
hipertensi tdk terkontrol, trombosis, karsinoma
ovarium, gangguan hati
• KI relatif: penggunaan estrogeninfark miokard,
stroke, hiperlipidemia familial, riwayat keluarga
kangker payudara, kegemukan, perokok,
endometriosis, melanoma maligna, migren, DM
tdk terkontrol, gangguan ginjal.
Bifosfonat
• Dikenal obat antiresorpsi
• Secara aktif menghambat resorpsi tulang,
menghambat kerja osteoklas, menyebabkan
apotosis osteoklas
• Makanan dalam lambung menghambat absorbsi
• Ekskresi melalui ginjal
• Masa paruh panjang
• 40-50% di retensi di tlg kemudian dikeluarkan
sedikit demi sedikit
• Dosis mencegah atau terapi osteoporosis
- Alendronat 70mg 1x seminggu
- Risedronat 35mg 1x seminggu
- Ibandronat 150mg 1x sebln
• ES
Gangguan gastrointestinal sakit pd sendi, flu like
syndrome, sakit kepala reaksi kulit
• Interaksi obat: kalsium dan antasida yg
mengandung iondevalen menghambat absorbsi
bifosfonat
Strontium ranelat
• Efek meningkatkan kerja osteoblas dan
menghambat kerja osteoklas
• Dosis oral: 2 gram/hari diberikan malam hari
Kalsium
• Kalsium karbonat mengandung kalium
elemen 230mg/gram
• Sediaan oral 500mg 2-3x/hari
Osteomielitis
Osteomielitis
• Osteomielitis  proses inflamasi akut atau
kronis pada tulang dan struktur sekundernya
akibat infeksi oleh bakteri piogenik
• Salah satu pengobatan adalah pemberian
antibiotik spektrum luas dan tata laksana
suportif adalah mengurangi nyeri
Kloksasilin
• Derivat penisilin isoksazolil
• Absorbsi: penisilin G mudah rusak dalam suasana asam
(pH2), ciran lambung dg pH $ tidak terlalu merusak
penisilin
• Terdistribusi luas dalam tubuh
• Biotransformasi dilakukan oleh mikroba berdasrakan
pengaruh enzim penisilinase dan amidase
• Ekskresi di tubuli ginjal dapat dihambat oleh
probenesid menjadi 2-3x lebih lama
• Interaksi obat selain dg probenesid: fenilbutazzon,
sulfinpirazon, asetosal, indometasin
• Dosis kloksasilin
- dewasa: 0,25 -0,5 g qid (quater in die) atau 4x sehari
- Anak: 25-50mg/kg/h dalam 4 dosis
• ES: alergi
• Sediaan dan posologi
- Sediaan oral (garam natrium) dalam bentuk tablet,
kapsul 145mg, 250mg dan 500mg
- Suspensi62,5mg/5mL dan125mg/mL
- Bubuk kering 62,5 mg
- Sedian garam natrium paraenteral vial 250mg, 500mg
dan 1 gr
Daftar Pustaka
1. Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk
Diagnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatoid
2. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis
Rematik
3. Nuki G, Simkin PA. 2006, A Concise History of Gout and
Hyperuricemia and Their Treatment, Arthritis Research
and Therapy, diakses 5 Septeber 2018, https://arthritis-
research.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/ar1906
4. Gout Management Summary Guidelines, diakses 5
Septeber 2018,
http://www.lancsmmg.nhs.uk/download/guidelines/Gout
%20Prescribing%20Guidance%20(Version%201.1).pdf
sekian

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai