Anda di halaman 1dari 13

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)

AL-IHSAN SIMPANG EMPAT


Jl. Gang Bhakti Depan SPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.Pasaman Barat
handphone : 0812-6670-830

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR: 31/SK-RSIA–A/HPK/VIII /2018

TENTANG
HAK PASIEN DAN KELUARGA
DIREKTUR RSIA AL– IHSAN SIMPANG EMPAT

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan


Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-Ihsan maka seluruh staf
bertanggung jawab memberikan proses yang mendukung Hak
Pasien dan Keluarga selama pelayanan;

b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-Ihsan


dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Direktur
tentang Tanggung Jawab Rumah Sakit Memberikan Proses yang
Mendukung Hak Pasien dan Keluarga selama Pelayanan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
poin a dan b di atas, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-Ihsan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No/ /
012/Menkes/Per/III tahun 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU :Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anank Al – Ihsan Simpang
Empat tentang. Kebijakan hak dan Keluarga di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Al – Ihsan Simpang Empat;

KEDUA :Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) dalam RSIA Al-Ihsan
Simpang Empat. Sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini;
KETIGA :Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) dalam RSIA Al-Ihsan
Simpang Empat. Sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan pasien di RSIA
Al-Ihsan Simpang Empat;

KEEMPAT :Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat


peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka
peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku;
KELIMA :Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan
dalam Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya;
KEENAM : keputasan ini berlaku sejak tanggal dietapkan dengan ketentuan akan
diadakan perbaikan seperlunya apabila kemudian hari terdapat
kekeliruan atau kekurangan dalam keputusan ini;

Ditetapkan di Pasaman Barat


Pada tanggal 3 Agustus 2018
DIREKTUR RSIA AL – IHSAN

dr. Starki
Lampiran

Keputusan Direktur RSIA Al – Ihsan Simpang empat

Nomor :

Tanggal :

BAB I

DEFINISI

1. Hak
Kekuasaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewajiban
Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum
3. Informed Consent : pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien)
yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan
informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
4. Pasien
Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.
5. Rumah Sakit
Rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.
BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan


agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU
No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.

1. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:


a) Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
seluruh masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
c) Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
d) Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
e) Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien
yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat
memuaskan para pasien.
f) Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena
merupakan sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g) Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama
dilakukan.
h) Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal
yang bersifat timbal balik artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindungi atas
hak-haknya bila melkukan kewajibannya.
i) Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga akan
disampaikan melalui keluarga.
j) Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga
harus ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.
k) Pasien perhak memperoleh informasi tentang tindakan resusitasi

2. Hak Pasien dan Keluarga


Hak-hak pasien dan keluarga di RSIA Al-Ihsan Simpang Empat adalah :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Pasien berhak memperolah layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang di dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam
maupun di luar rumah sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Hak pasien lainnya :


a. Pasien berhak mendapatkan pelayanan kerohanian.
b. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kebutuhan privasinya.
c. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap harta yang dimilikinya
d. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kekerasan fisik.
e. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kerahasiaan informasi yang
berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
f. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan edukasi tentang pelayanan.
g. Pasien berhak menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.
h. Pasien berhak menolak atau memberhentikan resusitasi atau bantuan hidup
dasar.
i. Pasien dan keluarga berhak dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan.
j. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan persetujuan tindakan (informed
consent)
k. Pasien berhak mendapatkan pengelolaan nyeri yang tepat.
l. Pasien berhak mendapatkan pelayanan tahap terminal di akhir kehidupannya
m. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan
mereka.
4. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan dan tata
tertib rumah sakit.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya.
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya atas
jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
e. Pasien dan atau penanggung-jawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
DOKTER

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER

1. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.
2. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta berdasarkan hak
otonomi.
3. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, profesi dan etika.
4. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila
misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerja sama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat
darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada orang lain.
5. Dokter berhak atas privacy (berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan).
6. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya atau
dari keluarganya.
7. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuaan pertama dalam menghadapi
pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.
8. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun
oleh pasien.
9. Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang diberikannya
berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
10. Dokter wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum
antara dokter dengan rumah sakit.
11. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar pelayanan
kedokteran dan menghormati hak-hak pasien.
12. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang mempunyai
keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mampu melakukan
13. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai
keyakinannya.
14. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang penderita,
bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
15. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
16. Dokter wajib memberikan informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medic
yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkannya.
17. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap dan
berkesinanbungan berkaitan dengan keadaan pasien.
18. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
19. Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah
dibuatnya.
20. Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbale balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
21. Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.

RUMAH SAKIT

HAK RUMAH SAKIT

1. Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
2. Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
3. Rumah sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan.
4. Rumah sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Rumah sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
6. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
7. Rumah sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan yang ada di
rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Rumah sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit public
dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan.

KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

1. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang pelayan rumah
sakit kepada masyarakat.
2. Rumah sakit wajib memberikan pelayan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayan rumah sakit.
3. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya.
4. Rumah sakit wajib menyediakan saran dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin.
5. Rumah sakit wajib melaksanakan fungsi social antara lain dengan memberikan
fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa,
atau bukti social bagi misi kemanusiaan.
6. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
7. Rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis
8. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara
lain rumah ibdah, parker, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, lanjut usia.
9. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
10. Rumah sakit wajib melaksanakan sistem rujukan
11. Rumah sakit wajib menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan.
12. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
hak dan kewajiban pasien.
13. Rumah sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
14. Rumah sakit wajib melaksanakan etika rumah sakit.
15. Rumah sakit wajib memiliki system pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana.
16. Rumah sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik
secara regional maupun nasional.
17. Rumah sakit wajib membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik
kedokteran dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws)
18. Rumah sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas.
19. Rumah sakit wajib memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.

BAB III

TATA LAKSANA

1. Pada Saat Pendaftaran.


Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, Petugas admisi akan
memberi penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai 18
butir hak pasien berdasarkan Undang – Undang no 44 tentang Rumah Sakit, selama
pasien dirawat di RSIA Al-Ihsan Simpang Empat Pasien diberi pemahaman bahwa
pasien sesungguhnya adalah penentu keputusan tindakan medis bagi dirinya sendiri.
Seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
dimana Undang – Undang ini bertujuan untuk “memberikan perlindungan kepada
pasien”, “mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis”, dan
“memberikan kepastian hukum bagi pasien maupun dokter”.
Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien dengan
memastikan bahwa sistem pelayanan di RSIA Al-Ihsan Smpang Empat bersifat cukup
adil dan responsif terhadap kebutuhan mereka, memberitahukan kepada pasien
mekanisme untuk memenuhi keinginan mereka, dan mendorong pasien untuk
mengambil peran aktif serta kritis dalam meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu,
hak dan kewajiban juga dibuat untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara
pasien dengan dokter.

2. Pada Saat Pengobatan.


Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang perawatan,
akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis), pasien harus
bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien sebagai konsumen). Bila berhadapan
dengan dokter yang tidak mau membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien
mencari dokter lain atau mencari second opinion ditempat lain.

Pasien menjadikan dirinya sebagai ”partner” diskusi yang sejajar bagi dokter. Ketika
pasien memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya sedikit
banyak harus mengetahui, apakah penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi
memiliki prosedur masing-masing, dan semua kebenaran tindakan dapat diukur dari
kesesuaian tindakan tersebut dengan standar prosedur yang seharusnya. Begitu juga
dengan dunia kedokteran. Ada yang disebut dengan guideline atau Panduan Praktek
Klinis (PPK) dalam menangani penyakit.

Lalu, dalam posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting kita dalam
tindakan medis, apa yang dapat dilakukan ?Karena, tindakan medis apapun, harusnya
disetujui oleh pasien (informed consent) sebelum dilakukan setelah dokter memberikan
informasi yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan medis
seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau RS seharusnya memberikan
kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya menyatakan
penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan secara tulisan.

Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIBmengisi


rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien secara
clear, correct dan complete. Dalam pasal 47, dinyatakan rekam medis merupakan milik
rumah sakit yang wajib dijaga kerahasiannya, tetapi ISI-nya merupakan milik
pasien.Artinya, pasien BERHAK mendapatkan salinan rekam medis dan pasien
BERHAK atas kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya tersebut, sehingga rumah
sakit tidak bisa memberi informasi terkait data – data medis pasien kepada orang
pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak / elektronik tanpa seizin dari
pasiennya.

3. Pada Saat Perawatan.


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat wawancara
klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang boleh mengunjunginya.
Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasein berhak mendapatkan pelayanan rohani baik
secara rutin maupun secara insidensial manakala dibutuhkan.

BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah:

1. Formulir hak pasien dan keluarga


2. Formulir general consent
3. Formulir pemberian informasi bila terjadi penundaan pelayanan
4. Formulir penundaan pelayanan
5. Formulir permintaan rohaniawan
6. Formulir permintaan menyimpan harta benda
7. Formulir pelepasan informasi
8. Formulir permintaan privasi
9. Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran
10. Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran
11. Formulir DNR
12. Formulir perlindungan harta milik pasien
13.
Penutup

Dengan dikeluarkannya kebijakan ini agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya


serta setiap anggota Rumah Sakit harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien,
dokter dan rumah sakit sebagai pedoman dalam lingkup kerjanya masing-masing.
Ditetapkan di Pasaman Barat

Pada tanggal 2017

RSIA AL IHSAN SIMPANG EMPAT

Direktur

dr. Starki

Anda mungkin juga menyukai