Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TUGAS KHUSUS

3.1 Judul

Penentuan Effektivitas dan Laju perpindahan panas pada Heat Exchanger tipe
plate PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu

3.2 Latar belakang

Listrik sudah menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan masyarakat


sehari-hari, dan kebutuhan akan energi listrik terus meningkat. Untuk memenuhi
kebutuhan listrik maka produksi listrik harus ditingkatkan. Dengan demikian, semua
sumber energi untuk pembangkitan listrik yang telah ada harus dioptimalkan, serta ada
upaya untuk mencari sumber-sumber energi baru harus ditingkatkan. Potensi energi
yang cukup berlimpah di Provinsi Lampung yang bisa dimanfaatkan untuk
pembangkitan energi listrik adalah energi panas bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulubelu merupakan unit
pembangkit terbesar dengan energi yang ramah lingkungan berbasiskan sumber daya
panas bumi di Provinsi Lampung. PLTP Ulubelu memberikan kontribusi sebesar 25%
pada sistem kelistrikan di Provinsi Lampung. Uap panas bumi memutar poros turbin
uap yang terhubung dengan poros generator untuk menghasilkan tenaga listrik. Uap
sisa dari turbin mengalir ke kondensor. Salah satu cara yang dapat ditempuh agar
pembangkit-pembangkit dapat berproduksi maksimal adalah dengan menjaga
efektivitas komponen-komponen di dalamnya tetap baik. Salah satu komponen yang
digunakan dalam proses produksi adalah alat penukar panas.
Unit penukar panas adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain (Holman, 1986). Sebagian besar dari industri-industri yang
berkaitan dengan pemrosesan selalu menggunakan alat ini, karena alat penukar kalor
ini mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah tipe plate. Plate heat
exchanger adalah suatu alat perpindahan panas yang berbentuk frame yang diberi plat
sebagai sekat-sekat (J.P Holman, 1986).
Tugas ini dibuat untuk mengetahui efektivitas penukar panas Tipe Plate di
PLTP Ulubelu Unit 4, yang berfungsi untuk memindahkan panas dari Generator dan
pelumas Turbine ke Air yang berada di cooling tower guna proses pendinginan
kembali.

3.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan penulisan tugas khusus ini yaitu :
a. Menentukan efektivitas alat penukar panas Tipe Plate Model SX-475A-TNP-
221
b. Menentukan besar laju perpindahan panas pada penukar kalor tipe plate SX-
475A-TNP-221

3.4 Manfaat Penulisan


Hasil penulisan tugas khusus ini dapat memberikan manfaat yang berguna
untuk:
1) Memperdalam pengetahuan tentang alat penukar kalor tipe Pelat
2) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PLTP Ulubelu dalam hal
peratwatan penukar panas

I. LANDASAN TEORI

2.1 Pengolahan data


Perpindahan panas adalah ilmu yang memperkirakan terjadinya
perpindahan energi yang disebabkan oleh adanya perbedaan suhu di antara
benda atau material. Ilmu perpindahan kalor menjelaskan bagaimana energi
berpindah dari suatu benda ke benda lain dengan memperkirakan laju
perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu (Holman, 1986). Proses
perpindahan panas terjadi melalui tiga proses yaitu dangan cara Konveksi,
Konduksi dan Radiasi.
2.2 Peralatan Penukar panas
Dalam penukar kalor yang paling sederhana, fluida panas dan fluida
dingin bercampur langsung sedangkan dalam kebanyakan penukar kalor yang
lain kedua fluida itu terpisah oleh suatu dinding. Penukar kalor jenis ini, disebut
rekuperator, mungkin hanya berupa dinding rata sederhana yang memisahkan
dua fluida yang mengalir, tetapi mungkin pula merupakan konfigurasi rumit
yang melibatkan lintas-lintas rangkap, sirip, atau sekat.
2.2.1 Penukar panas jenis pipa Ganda
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
antara pipa luar dan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada
laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk
kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis shell and tube.

Gambar.2.1 Penukar panas jenis pipa rangkap


Sumber : http://ikhsandalimunthe.blogspot.com/2017/02/jenis-heat-exchanger.html
2.2.2 Penukar panas jenis Shell and Tube
Alat penukar shell dan tube terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara paralel dan ditempatkan dalam sebuah pipa (cangkang).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Untuk
meningkatkan efisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
shell dan tube dipasang sekat (baffle).

Gambar 2.2 shell and tube heat exchanger


Sumber : https://yayanlutfi.files.wordpress.com/2016/01/tugas-desain-perpipaan-thermal-fix-
yooh.pdf

2.2.3 Penukar panas jenis Pelat


Penukar panas jenis pelat adalah alat yang digunakan untuk mempertukarkan panas
secara kontinu dari suatu medium ke medium lainnya dengan membawa energi
panas
Secara umum ada 2 tipe penukar panas, yaitu:
a. direct heat exchanger, dimana kedua medium penukar panas saling kontak
satu sama lain.
b. indirect heat exchanger, dimana kedua media penukar panas dipisahkan oleh
sekat/ dinding dan panas yang berpindah juga melewatinya. Contoh, indirect
heat exchanger adalah penukar panas jenis shell and tube, pelat, dan spiral.
Sedangkan yang tergolong direct heat exchanger adalah cooling tower
dimana operasi perpindahan panasnya terjadi akibat adanya pengontakan
langsung antara air dan udara (Saunders, 1988).

Gambar 2.4 Penukar panas tipe plate

Gambar 2.5 Pola aliran penukar panas


Tipe plate yang umum
Kelebihan dan kekurangan penukar panas tipe Pelat

Kelebihan :

1. Pelat yang lebih diminati karena mudah diperoleh


2. HE tipe pelat mudah dirawat
3. Pendekatan temperatur terendah yang masih bisa digunakan hingga 1
derajat celsius dibandingkan Tube hingga 5-10 derajat celsius
4. HE tipe pelat lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelat ditambah
5. HE tipe pelat lebih tepat digunakan untuk material yang memiliki
viscositas yang tinggi
6. Temperatur koreksi Ft akan lebih tinggi karena alirannya lebih mendekati
aliaran counter flow yang sesungguhnya
7. Fouling lebih kecil kemungkinan terjadi

Kerugian :
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. HE
tipe pelat tidak sesuai digunakan untuk tekanan yang lebih dari 30 bar
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangat lah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 derajat celcius
dikarenakan material gasket yang kurang sesuai

Komponen plat pada PHE berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida


panas dan fluida dingin. Bentuk dan pola dari plat sangat menentukan proses
perpindahan panas yang terjadi. Setiap plat dibentuk dengan menatah/membuat
cekungan sehingga terbentuk pola yang bergelombang pada permukaannya. Pola
yang bergelombang (corrugated pattern) ini menyebabkan jalur aliran yang
berdekatan, berliku-liku, yang dapat meningkatkan perpindahan panas dan
mengurangi endapan/fouling yang terjadi dengan meningkatnya tegangan geser dan
turbulensi aliran. Nilai koefisien perpindahan panas yang terjadi lebih tinggi jika
dibandingakan dengan STHE dengan kapasitas yang sama. Pola yang
bergelombang ini juga menghasilkan luas permukaan efektif meningkat karena
banyaknya kontak yang terjadi antara fluida dan permukaan plat yang dapat
mempertahankan beda tekanan yang terjadi antarplat yang berdekatan. Tebal plat
minimum adalah 0,6 mm (0,024 in.), yang dapat digunakan hingga tekanan operasi
230 psig, terutama jika menggunakan pola gelombang silang (cross corrugated),
yaitu pola herringbone atau pola chevron [1].

Plat pada PHE


Sumber: http://i00.i.aliimg.com/photo/v1/560732278/Plate_Heat_Exchanger_Plates.jpg
Pola Plat (a) washboard; (b) zigzag; (c) chevron/herringbone; protrusions and
depressions; (e) washboard with secondary corrugation; (f) oblique washboard
Sumber: Shah dan Sekulic, 2003

Pola plat yang paling umum digunakan adalah pola "herringbone" atau nama
lainnya adalah "chevron".

Pola plat chevron


Sumber: Thulukkanam, 2013

Salah satu kelebihan dari pola chevron ini adalah terbentuknya turbulensi
aliran pada kecepatan rendah (0,1-1 m/s) [3], dan juga dapat menahan tekanan yang
tinggi meskipun dengan ketebalan plat yang tipis.
Material yang sering digunakan seperti stainless steel (AISI 304 atau 316) dan
titanium, selain itu ada yang terbuat dari Incoloy 825, Inconel 625, dan Hastelloy.
Nickel, cupronickel, dan monel jarang digunakan, sementara material carbon steel
tidak digunakan karena sifatnya yang mudah karatan/tidak tahan korosi. Material
dari grafit dan polimer sering digunakan untuk fluida yang bersifat korosif.

2.2 Perhitungan Penukar panas jenis pelat


Dalam perhitungan Perpindahan panas dan Efektivitas Heat Exchanger
tipe pelat ini harus digunakan beberapa data yang sesuai dengan spesifikasi
desain dan juga kondisi operasi di PLTP Ulubelu Unit 4.

2.3.1 Penentuan Log Mean Temperature Difference (LMTD)


Salah satu cara untuk menganalisis performa heat exchanger adalah dengan
menggunakan metoda Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD).
Menurut metoda LMTD,

𝑄 = 𝑈𝐴∆𝑇𝑙𝑚 (Kern, pers. 5.3)


Keterangan:
Q = laju perpindahan panas (Watt)
U = Koefisien Perpindahan panas keseluruhan
∆Tlm = Perbedaan temperatur rata-rata
A = luas area perpindahan panas (𝑚2 )

∆𝑇𝑙𝑚 = 𝐿𝑀𝑇𝐷 𝑥 𝐹𝑡 (Kern, pers 7.42)


Ft = Faktor Koreksi

Untuk perhitungan LMTD

∆𝑇1 − ∆𝑇2
𝐿𝑀𝑇𝐷 = (Kern, pers 5.14)
∆𝑇
ln ( 1 )
∆𝑇2

Plate heat exchanger yang digunakan pada sistem pendingin di PLTP ulubelu
memiliki aliran counter-flow, sehingga untuk
∆𝑇1 = 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇𝑐,𝑜
∆𝑇2 = 𝑇ℎ,𝑜 − 𝑇𝑐,𝑖
dimana 𝑇ℎ,𝑖 adalah temperatur fluida panas masuk, 𝑇ℎ,𝑜 adalah temperatur fluida
panas keluar, 𝑇𝑐,𝑖 adalah temperatur fluida dingin masuk, dan 𝑇𝑐,𝑜 adalah
temperatur fluida dingin keluar.

2.3.2 Menghitung Koefisien perpindahan panas keseluruhan


Untuk mengetahui koefisien perpindahan panas keseluruhan, digunakan
persamaan:
1 1 𝑡 1
= + +
𝑈 ℎℎ 𝐾𝑝 ℎ𝑐
dimana U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan, ℎℎ adalah
koefisien perpindahan panas pada fluida panas, ℎ𝑐 adalah koefisien
perpindahan panas pada fluida dingin, 𝑡 adalah tebal pelat, dan 𝐾𝑝 adalah
konduktivitas termal pelat. Untuk mengetahui koefisien perpindahan panas
pada fluida panas dan dingin, dibutuhkan bilangan Nusselt,

II. PERHITUNGAN DATA

3.1 Untuk kondisi desain didapatkan data :


Secondary Cooling Primary Cooling
Fluid Name Point Satuan Point Satuan
Temp (in) 40.32 °C 33.5 °C
Temp (out) 35 °C 38.82 °C
Area 197.10 m² 197.10 m²
Specific Heat 4.1868 kJ/(kg.°C) 4.1868 kJ/(kg.°C)
Thermal Conductivy 0.6243 W/(m.°C) 0.6222 W/(m.°C)
Viscosity 0.6858 mpa.s 0.7061 mpa.s
Preasure Drop 0.05 Mpa 0.05 Mpa
Total Flow rate 210 m³/h 210 m³/h
Heat Exchanged 1300 kW
Flow direction Counter Flow
Spesifikasi alat :
Nama Model SX-475A-TNP-221
Bahan Plat SUS316L
Bahan Gasket Plat A-EPDM
Frame SUS316L
Painting Colour RAL 6017
Number of Plate 221
Holding Volume hot and cold 260L
Temperatur desain 60℃

3.2 Untuk Kondisi operasi didapatkan data :


Waktu Secondary Cooling Primary Cooling
V Th.i (°C) Th.o V/ Tc.i Tc.o (°C)
(m³/h) (°C) (m³/h) (°C)
31/8/2018 210 31.5 27 210 25.711 30.597
1/9/2018 210 31 27 210 25.514 30.4401
2/9/2018 210 31 28 210 25.869 30.913
3/9/2018 210 31.5 27 210 25.593 30.44
4/9/2018 210 31 27 210 25.686 30.501

Menentukan selisih Temperature


Waktu Th.i Th.o ΔTh Tc.i (°C) Tc.o (°C) ΔTc (°C)
(°C) (°C)
31/8/2018 31.5 27 4.5 25.711 30.597 4.886
1/9/2018 31 27 4 25.514 30.4401 4.9261
2/9/2018 31 28 3 25.869 30.913 5.044
3/9/2018 31.5 27 4.5 25.593 30.44 4.847
4/9/2018 31 27 4 25.686 30.501 4.815

3.3 Perhitungan Perpindahan panas Antar dua fluida


Diketahui :
Cp = 4.1868 kJ/(kg.°C)
V = 210 m³/h
Ditanya : Q =
mh = V x ρ x 3600s/h
= 210 m³/h x 995.333 kg/m³ x 3600s/h
= 58.0611 kg/s
mc = V x ρ x 3600s/h
= 210 m³/h x 997.061 kg/m³ x 3600s/h = 58.1619 kg/s
Q = m Cp ΔT

Tanggal Secondary Cooling Primary Cooling


m.Cp J/°C ΔTh (°C) Qh (W) m.Cp J/°C ΔTc Qc (W)
(°C)
31/8/2018 243090.1786 4.5 1093905.804 243512.208 4.886 1189800.648
1/9/2018 243090.1786 4 972360.7144 243512.208 4.9261 1199565.488
2/9/2018 243090.1786 3 729270.5358 243512.208 5.044 1228275.577
3/9/2018 243090.1786 4.5 1093905.804 243512.208 4.847 1180303.672
4/9/2018 243090.1786 4 972360.7144 243512.208 4.815 1172511.282
Q rata-rata
Qh = 972360.7144 W Qc = 1194091.334 W

Heat Balance :
Qh = Qc + Qloss
972360.7144 W = 1194091.334 W + Qloss
Qloss = 972360.7144 W - 1194091.334 W
= -221730.6192 W
= -221.731 kW

3.4 Menentukan Koefisien perpindahan panas keseluruhan

Dalam rumus laju perpindahan panas konveksi dapat ditulis :

Q = U A ΔTlm
Menentukan ΔTlm
ΔTlm = LMTD x Ft
Pada penentuan Faktor koreksi Ft kami mendapatkan masalah
yaitu ketidakpastian nilai atau indeterminable ketita mengimput data dari
operasi. Maka kami langsung menggunakan LMTD untuk menentukan
Koefisien perpindahan panas keseluruhan.

Menentukan LMTD ( logaritmic Mean Temperature difference)


Jenis Aliran yang ada di PLTP Ulubelu Unit 3 dan 4 yaitu Counter Flow

Sehingga :
ΔT1 = Th.i – Tc.o
ΔT2 = Th.o – Tc.i
∆𝑇1 − ∆𝑇2
𝐿𝑀𝑇𝐷 = (Kern, pers 5.14)
∆𝑇
ln ( 1 )
∆𝑇2
No Temperatur panas Temperatur dingin LMTD
Th.i Th.o Tc.i Tc.o
1 31.5 27 25.711 30.597 1.0846
2 31 27 25.514 30.4401 0.9488
3 31 28 25.869 30.913 0.6391
4 31.5 27 25.593 30.44 1.2253
5 31 27 25.686 30.501 0.8417

Menentukan Koefisien perpindahan panas keseluruhan dapat ditentukan


dengan rumus berikut :
𝑄
𝑈= (Kern, pers. 5.3)
𝐴 ∆𝑇𝑙𝑚
Dimana : ΔTlm = LMTD
A = 197.10 m²
Waktu Qh (W) Qc (W) LMTD Uh Uc
(°C) (W/m².°C) (W/m².°C)
31/8/2018 1093905.804 1189800.648 1.0846 5117.211 5565.8
1/9/2018 972360.7144 1199565.488 0.9488 5199.607 6414.563
2/9/2018 729270.5358 1228275.577 0.6391 5789.741 9751.385
3/9/2018 1093905.804 1180303.672 1.2253 4529.425 4887.164
4/9/2018 972360.7144 1172511.282 0.8417 5860.835 7067.229

3.5 Menentukan Efektivitas Heat Exchanger


Dalam menentukan efektivitas heat exchanger

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟


𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟

𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 ∶ 𝑆. 𝑃 𝑆𝑢𝑘ℎ𝑎𝑡𝑚𝑒, 𝐻𝑎𝑙. 296

Qmax = (mCp)min x (Th.i – Tc.i)


Jika (m.cp) fluida dingin > (m.cp) fluida panas, maka
Qmax = (m.cp )fluida panas (Th,i – Tc,i)
Jika (m.cp) fluida dingin < (m.cp) fluida panas, maka
Qmax = (m.cp )fluida dingin (Th,i – Tc,i)
Waktu Th.i-Tc.i (mCp)min Qmax Qh 𝜀
31/8/2018 5.789 243090.1786 1407249.044 1093905.804 0.9194
1/9/2018 5.486 243090.1786 1333592.72 972360.7144 0.8106
2/9/2018 5.131 243090.1786 1247295.706 729270.5358 0.5937
3/9/2018 5.907 243090.1786 1435933.685 1093905.804 0.9268
4/9/2018 5.314 243090.1786 1291781.209 972360.7144 0.8293

Grafik Efektivitas
91.94% 92.68%
100.00% 82.93%
81.06%
80.00%
59.37%
Efektivitas

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
31/8/2018 1/9/2018 2/9/2018 3/9/2018 4/9/2018

Tanggal

Menentukan Efektivitas menggunakan metode NTU(Number Transfer


Unit)
𝑈𝐴
𝑁𝑇𝑈 =
(𝑚𝐶𝑝)𝑚𝑖𝑛
Pada penentuan NTU ini kami menggunakan U heat :
A = 197.1 m²
Waktu Uh (W/°C.m²) (mCp)min (J/°C) NTU
31/8/2018 5117.211 243090.1786 4.1491
1/9/2018 5199.607 243090.1786 4.2159
2/9/2018 5789.741 243090.1786 4.6943
3/9/2018 4529.425 243090.1786 3.6725
4/9/2018 5860.835 243090.1786 4.7520

Dalam menentukan efisiensi kita dapat melihat grafik sebagai berikut :

Sumber = S.P Sukhatme, Hal. 299

(𝑚𝐶𝑝)𝑚𝑖𝑛
𝐶𝑟 =
(𝑚𝐶𝑝)𝑚𝑎𝑥

𝜀 = 𝑓(𝑁𝑇𝑈, 𝐶𝑟)
Menghitung Cr :
(𝑚𝐶𝑝)𝑚𝑖𝑛
𝐶𝑟 =
(𝑚𝐶𝑝)𝑚𝑎𝑥
243090.1786 𝐽/℃
=
243512.208 𝐽/℃
= 0.9983

𝜀 = 𝑓(𝑁𝑇𝑈, 𝐶𝑟) karna Cr mendekati 1 maka


exp[(1−𝐶𝑟)𝑁𝑇𝑈]−1
𝜀 = exp[(1−𝐶𝑟)𝑁𝑇𝑈]−𝐶𝑟

Waktu NTU 𝜀%
31/8/2018 4.149087 80.58
1/9/2018 4.215895 80.83
2/9/2018 4.694381 82.44
3/9/2018 3.672504 78.56
4/9/2018 4.752025 82.61

Efektivitas dengan metode NTU


83.00%

82.00%

81.00%
Efektivitas

80.00%

79.00%

78.00%

77.00%

76.00%
31/8/2018 1/9/2018 2/9/2018 3/9/2018 4/9/2018
Tanggal

III. ANALISA DATA

Pada kerja praktik kali ini kami menganalisa efektivitas dan laju
perpindahan panas di Heat excanger tipe plate Model SX-475A-TNP-221. Di
PLTP Ulubelu unit 4 terdapat proses yang berhubungan dengan teknik kimia
yaitu peristiwa perpindahan panas yang terdapat pada PHE (Plate Heat
Exchanger)
Dari nilai LMTD dan nilai yang diperoleh, terlihat bahwa nilainya
sangat kecil. Hal ini dapat disebabkan karena laju massa fluida pendingin
sama dengan fluida panas yaitu 210 m³/h sehingga perpindahan panas yang
terjadi hanyalah kecil. Jika massa fluida pendingin diperbesar, maka LMTD
juga akan meningkat. Dari fluida yang memiliki laju alir yang sama tadi kami
belum bisa menentukan perubahan laju perpindahan panas.
Pada penentuan efektivitas dan Laju perpindahan panas kami
menggunakan data yang sudah di cek selama 5 hari. Dalam penentuan
efektivitas digunakan 2 metode yaitu dengan perbandingan kalor maksimum
dan NTU, untuk laju perpindahan panas digunakan panas spesifik , laju
massa dan perbedaan suhu antara yang panas dan dingin. Secara desain, laju
perpindahan panas pada Heat Exchanger tipe plat ini ditentukan sebesar
1300 kW. Tetapi dalam pengolahan data di operasi didapatakan laju
perpindahan panas rata-rata sebesar 1083.23 kW. Exxfektivitas yang
didapatkan rata-rata 80% , hal ini menandakan PHE yang ada di PLTP unit
4 masih dalam kondisi yang baik.
Pada penentuan LMTD, ditentukan lewat rumus Counter flow, untuk
jenis aliran PHE di Ulubelu unit 3 dan 4 ini memiliki aliran Counter flow.
Pada saat menginput data untuk mencari faktor koreksi kami menemukan
ketidak pastian nial atau semacam error pada perhitungan. Karena itulah
perhitungan ini tidak dimasukan faktor koreksi.
Efektivias pada tanggal 2 september 2018 mengalami penurunan hingga
60% kemudian naik kembali ditanggal berikutnya. Hal-hal yang
mepengaruhi efisiensi dari Heat exchanger yaitu salah satunya laju alir
karena laju alir akan merubah laju perpindahan panas sehingga efisiensi juga
akan ikut terpengaruh.

IV. KESIMPULAN
Dari perhitungan data hasil kerja praktik di PLTP Ulubelu unit 4 dapat
dismpulkan

1. Laju perpindahan panas rata-rata di PHE dapat yaitu :


Secara desain laju perpindahan sebesar 1300 kW
Qh = 972360.7144 W atau 972.3607 kW
Qc = 1194091.334 W atau 1194.0913 kW
2. Efektivitas selama lima hari pengamatan yaitu :
Waktu 𝜀% 𝜀(𝑁𝑇𝑈) %
31/8/2018 91.94 80.58
1/9/2018 81.06 80.83
2/9/2018 59.37 82.44
3/9/2018 92.68 78.56
4/9/2018 82.93 82.61

Efektivitas PSWHE PLTP Ulubelu unit 4


100
80
Persentase %

60
40
20
0
31/8/2018 1/9/2018 2/9/2018 3/9/2018 4/9/2018
Tanggal

Efektivitas Efektivitas(NTU)

Anda mungkin juga menyukai