Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI JASA PENGIRIMAN UANG

(KLIRING DAN TRANSFER)

Disusun oleh:

Muhammad Azis (27308)

Azhar Ramadhan Resta (27320)

Riko Tamara (27347)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA


PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Akuntasi Kliring dan Jasa Pengiriman Uang
(Transfer).

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan berbagai pihak masalah tersebut dapat di atasi. Jadi,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
sentimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan baik dari bentuk
penyusnn maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya .

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfat kepada kita sekalian .

Yogyakarta,22 November 2018

Penulis
AKUNTANSI JASA PENGIRIMAN UANG

Kliring

Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana kliring untuk


memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Bank dapat saling memperhitungkan hutang
piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masng-masing nasabahnya.
Transaksi antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, dan
surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank. Penyelesaian hutang piutang bisa saja
dilakukan diluar cara ini, namun dengan kliring akan dapat dilakukan secara cepat, aman,
efektif, dan efisien.

Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya
dilakukan secara manual tapi juga secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring
didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank atas
nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

A. Sistem Kliring

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

1. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.

2. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.

3. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi.

4. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang


selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada
Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta
penerima.

B. Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara untuk
mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi :

1. Peserta Langsung

Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Peserta langsung dapat terdiri
dari kantor pusat, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu yang tidak berada
dalam wilayah kliring yang dengan kantor induknya. Untuk menjadi peserta langsung
harus memenuhi syarat :

a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung adalah :


1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan diluar
negeri, yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia;
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
didalam negeri yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk
beroperasi diwilayah kliring yang berbeda dari kantor induknya.
b. Kantor bank mempunyai kantor lain yang memiliki rekening giro di salah satu
kantor Bank Indonesia.
c. Lokasi kantor bank memungkinkan bank tersebut untuk mengikuti kliring secara
tertib sesuai jadwal kliring lokal yang ditetapkan. Dalam hal ini yang perlu
dipertimbangkan adalah waktu tempuh dari lokasi kantor bank ke lokasi
penyelenggara maksimal 45 (empat puluh lima) menit.
2. Peserta Tidak Langsung
Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung bisa terdiri dari kantor pusat,
kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Untuk menjadi peserta tidak langsung
harus memenuhi persyaratan :
a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta tidak langsung adalah :
1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
diluar negeri yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
didalam negeri yang telah dilaporkan kepada Bank Indonesia.
b. Kantor bank sebagaimana dimaksud pada huruf a menginduk kepada kantor lain
yang merupakan bank yang sama yang telah menjadi peserta langsung di wilayah
kliring yang sama.
C. Warkat dan Dokumen Kliring

Warkat dan dokumen kliring yang digunakan dalam kliring otomasi wajib memenuhi
spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai warkat,
dokumen kliring, dan pencetakannya pada perusahaan percetakan dokumen sekuriti.

a) Warkat

Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhitungkan dalam
kliring otomasi adalah :

1. Cek

Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya
yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.

2. Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya, termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI).

3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)

Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang
diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer adalah surat bukti penerimaan transfer dari
luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transder melalui
kliring lokal.
5. Nota Debet
Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Nota
debet yang dikliringkan hendaknya teah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih
dahulu oleh bank yang menyampaikan nota debet kepada bank yang akan menerima
nota debet tersebut.
6. Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima warkat tersebut.

b) Dokumen Kliring

Dokumen Kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu


dalam proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Dokumen kliring yang
digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual berupa daftar
warkat kliring penyerahan (pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti penyerahan
(pengembalian) warkat baik pada kliring penyerahan maupun kliring pengembalian.
Daftar warkat klirng penyerahan/pengembalian ini disediakan oleh masing-masing
peserta.

c) Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
sistem manual meliputi :

1) Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan formulir ini disediakan oleh


penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi
neraca kliring penyerahan (pengembalian) dari seluruh peserta.

2) Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta


dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian
atas dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian.
3) Bilyet Saldo Kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan oleh
peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan
dan neraca kliring pengembalian.

D. Tata Cara Penyelenggara Kliring Lokal Manual

Penyelengaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan dan kliring
pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta wajib mengikuti kedua
kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh penyelenggara dengan mengirimkan
wakil peserta walalupun peserta yang bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan
dikliringkan pada kedua tahap kliring tersebut.

I. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan dikantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.

1) Kegiatan dikantor pusat sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan ditempat


penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan terhadap warkat yang akan dikliringkan, apakah
warkat tersebut merupakan warkat yang dapat dikliringkan dan telah
memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Memilah warkat berdasarkan bank penerima. Warkat yang telah dipilah
berdasarkan bank penerima itu dipisahkan antara warkat debet dan warkat
kredit.
c. Mengisi daftar warkat kliring penyerahan dengan rincian nominal warkat serta
jumlah lembar dan jumlah nominal warkat. Daftar warkat kliring penyerahan
tersebut dibuat tersendiri untuk kelompok warkat debet dan kelompok warkat
kredit per bank penerima.
2) Kegiatan dikantor pusat sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan ditempat
penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Wakil peserta wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada jadwal
yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan
penyelenggara.
b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat :
1) Menyerahkan ke masing-masing peserta penerima :
a) Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan; dan
b) Warkat.
2) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua
daftar warkat kliring penyerahan sebagai bukti penerimaan warkat.
3) Menyerahkan lembat ketiga daftar warkat kliring penyerahan kepada
penyelenggara.

c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat :

1) Menerima dari peserta lain

a) Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan; dan

b) Warkat.

2) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat kliring


penyerahan yang diserahkan oleh peserta lain sebagai bukti
penerimaan warkat.

d. Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring penyerahan


yang diserahkan oleh peserta lain dengan warkat yang diterima.

e. Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat kliring


penyerahan yang diserahkan maupun yang diterima. Neraca kliring
penyerahan ini diisi rincian warkat yang diserahkan maupun yang diterima
serta saldo debet/kredit kliring penyerahan bagi peserta yang bersangkutan.

f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang


bersangkutan pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan lembar
pertama neraca kliring penyerahan kepada penyelenggara.

3) Kegiatan petugas penyelenggara


a. Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan berdasarkan neraca kliring
penyerahan yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta.
b. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal kliring
penyerahan yang ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, dan f atas nama wakil
peserta. Dalam hal kemudian wakil peserta hadir sebelum kliring penyerahan
dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf
c, d, e, dan f yang belum dilaksanakan oleh petugas penyelenggara akan
dilanjutkan oleh wakil peserta yang bersangkutan. Seluruh warkat yang
ditujukan kepada peserta yang terlambat diserahkan oleh penyelenggara pada
saat wakil peserta yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir
sampai kliring penyerahan dinyatakan berakhir maka penyelenggara akan
menghubungi peserta untuk mengambil warkat dan neraca kliring penyerahan.
II. Kliring Pengembalian
Kliring pengembalian meliputi kegaitan yang dilakukan dikantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.
1. Kegiatan dikantor peserta sebelum dibawa ke pertemuan kliring pengembalian
ditempat penyenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Melakukan verifikasi terhadap warkat yang diterima peserta pada
pertemuan kliring penyerahan, apakah telah memenuhi persyaratan
untuk dibukukan. Dalam hal warkat debet :
1) Memenuhi salah satu atau lebih alasan penolakan sebagaimana
diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 28/137/UPG
tanggal 5 Januari 1996 tentang Cek/Bilyet Giro Kosong; atau
2) Merupakan nota debet, yang tidak memenuhi ketentuan
mengenai nila nominal nota debet; maka warkat debet tersebut
wajib ditolak dalam pertemuan kliring pengembalian yang
merupakan satu kesatuan siklus kliring dengan kliring
penyerahan yang bersangkutan.

b. Membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) warkat debet yang


ditolak wajib disertai SKP. SKP tersebut harus memuat alasan
penolakan warkat

c. Memilah warkat debet tolakan beserta SKP berdasarkan bank penerima

d. Mengisi daftar warkat kliring pengembalian dengan rincian nominal


serta jumlah lembar dan jumlah nominal warkat debet tolakan untuk
masing-masing bank penerima sebanyak rangkap 3 (tiga). Selain itu
untuk memudahkan perhitungan, dapat pula dibuat telstruk per bank
penerima untuk masing-masing daftar warkat kliring pengembalian
apabila jumlah warkat debet tolakan lebih dari 1 (satu) lembar.
2. Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring
pengembalian ditempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan
sebagai berikut :.

a. Wakil peserta hadir dalam pertemuan klring pengembalian pada jadwal


yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan
penyelenggara.

b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat debet tolakan :

1) Menyerahkan kepada masing-masing peserta penerima :

a) Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian;

b) Warkat debet tolakan; serta

c) Lembar pertama dan kedua SKP. Lembar kedua SKP


untuk diteruskan oleh peserta penerima kepada nasabah
penyetor.

2) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar


kedua daftar kliring pengembalian sebagai bukti penerimaan
warkat debet tolakan.

3) Menyerahkan kepada penyelenggara :

a) Lembar ketiga daftar warkat kliring pengembalian;

b) Lembar ketiga SKP.

c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan.

1) Menerima dari peserta lain :

a) Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian;

b) Warkat debet tolakan; serta

c) Lembar pertama dan lembar kedua SKP. Lembar kedua


SKP untuk diteruskan oleh peserta kepada nasabah
penyetor.
2) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat
kliring pengembalian yang diserahkan oleh peserta lain sebagai
bukti penerimaan warkat debet tolakan.

d. Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring


pengembalian degan warkat debet tolakan yang diterima.

e. Menyusun neraca kliring pengembalian sebanyak rangkap 2 (dua)


berdasarkan daftar warkat kliring pengembalian yang diserahkan
maupun yang diterima. Neraca kliring pengembalia ini diisi rincian
warkat debet tolakan yang diserahkan maupun yang diterima serta
saldo debet/kredit kliring pengembalian peserta yang bersangkutan.

f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada


neraca kliring pengembalian, kemudian menyerahkan lembar pertama
neraca kliring pengembalian kepada penyeleggara.

g. Menyusun Bilyet Saldo Kliring (BSK) sebanyak rangkap 2 (dua)


berdasarkan neracakliring penyerahan dan neraca kliring
pengembalian.

h. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada


BSK, kemudian menyerahkan BSK rangkap 2 (dua) kepada
penyelenggara.

3. Kegiatan Petugas Penyelenggara

a. Menyusun neraca kliring pengembalian gabungan berdasarkan neraca


kliring pengembalian yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta,
kemudian membubuhkan tanda tangan dan nama jelas petugas
penyelenggara pada neraca kliring pengembalian gabungan tersebut.

b. Mencocokkan antara neraca kliring penyerahan (pengembalian)


gabungan yang disusun oleh penyelenggara dengan BSK yang disusun
oleh peserta.

c. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas petugas penyelenggara


pada BSK rangkap 2 (dua) setelah terdapat kecocokkan antara neraca
kliring penyerahan/pengembalian gabungan dengan BSK.
d. Mendistribusikan BSK sebagai berikut :

1) Lembar pertama untuk penyelenggara;

2) Lembar kedua kepada masing-masing peserta. Dengan


didistribusikannya BSK maka kliring pengembalian dinyatakan
berakhir.

e. Melakukan verifikasi terhadap tanda tanggan pejabat pada SKP yang


diserahkan oleh seluruh peserta, sebelum disampaian kepada Bank
Indonesia.

f. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal
kliring pengembalian yang ditetapkan, penyelenggara akan
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c,
d, e, f, g, dan h atas nama wakil peserta yang bersangkutan. Dalam hal
kemudian wakil peserta hadir sebelum kliring pengembalian
dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka
2 huruf c, d, e, f, g, dan h yang belum dilaksanakan oleh petugas
penyelenggara akan dilanjutkan oleh wakil peserta yang bersangkutan.
Seluruh warkat debet tolakan yang ditujukan kepada peserta yang
terlambat akan diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil peserta
yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir sampai
kliring pengembalian dinyatakan berakhir maka penyelenggara akan
menghubungi peserta untuk mengambil warkat debet tolakan dari
peserta lain, neraca kliring pengembalian dan BSK. Sementara itu
perhitungan atas warkat debet tolakan yang tidak dapat diserahkan
pada pertemuan kliring pengembalian diselesaikan berdasarkan
kesepakatan peserta yang terkait. Namun, peserta yang bersangkutan
wajib menyampaikan warkat debet tolakan beserta lembar 1 dan 2 SKP
kepada peserta penerima tolakan dan lembar ketiga SKP kepada
penyelenggara pada saat kliring pengembalian tersebut.

III. Penyelesaian Akhir


Penyelesaian akhir atas hasil kliring dilakukan dengan melimpahkan hasil kliring
masing-masing peserta ke rekening giro kantor lain dari peserta di Bank Indonesia
yang telah ditetapkan. Prosedur penyelesaian akhir dilakukan sebagai berikut :
1. Penyelenggara mengirimkan informasi hasil kliring berdasarkan BSK ke
kantor Bank Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan sarana teleks
setelah dilakukan test key arrangement.

2. Atas dasar instruksi pelimpahan tersebut, kantor Bank Indonesia membukukan


hasil kliring ke rekening kantor lain dari masing-masing peserta yang ada di
kantor Bank Indonesia tersebut.

3. Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal hasil
kliring yang bersangkutan (same day settlement).

4. Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah


hasil kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka penyelesaiannya
dilakukan antara penyelenggara dengan peserta.

5. Dalam keadaan darurat dimana tidak dimungkinkan menggunakan sarana


teleks dan telepon maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak
berlaku dan pelimpahan serta pembukuan hasil kliring dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.

E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring


ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal
kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan
untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraaan kliring
penyerahan/pengembalian, sebagai contoh :

a. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pada pukul 10.30 s/d 11.00

b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta pukul 13.30.

Contoh transaksi kliring dan pencatatanya:

1. Tanggal 1 Mei 2013 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah Bank BAP senilai Rp 10.000.000. Sdr. A membayarnya dengan cek Bank
ABC Semarang.
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabah Bank BAP Semarang sebesar Rp 20.000.000 sebagai pelunasan hutang.

Pencatatan di Bank ABC Semarang adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1 Mei Dr. Giro
Kliring 2 2013 A 30.000.000
Cr.
Giro BI 30.000.000

Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet masuk
karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr. A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI (Bank Indonesia). Disamping itu Bank ABC Semarang juga
menerima amanat dari A untuk membebani rekening gironya melalui bilyet Giro sebesar Rp
20.000.000. Warkat ini merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh
A untuk mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana,
baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek (Sdr.
A) mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian
pencatatannya secara langsung pada rekening rill.

Pencatatan di Bank BAP Semarang

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1 Mei Dr. RAR


Kliring 1 2013 Kliring 10.000.000
Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1 Mei
Kliring 2 2013 Dr. Giro BI 20.000.000

Cr. Giro B 20.000.000

Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa cek Bank ABC Semarang sebesar
Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan dari Bank BAP terhadap Bank ABC
sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia Semarang. Bank BAP yang melakukan
penagihan terhadap Bank ABC Semarang akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat
debet keluar. Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan menunggu
hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu, pada saat kliring pertama (penyerahan) Bank
BAP harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif sampai dengan
kliring kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro dari Bank
ABC sebesar Rp 20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung dibukukan
dalam rekening rill.

Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur) ? Bila pada kliring kedua terjadi
penolakan warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan
dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini misalnya warkat
debet keluar senilai Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat langsung
mengkredit rekening RAR warkat kliring Rp 10.000.000 sehingga rekening
administratif ini menjadi nihil.

Debit
Keterangan Tanggal Rekening (Rp) Kredit (Rp)
1 Mei Cr. RAR
Kliring 1 2013 Kliring 10.000.000

Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka pencatatannya di
samping menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring
tersebut pada rekening rill.
1 Mei Cr. RAR.
Kliring 2 2013 Kliring 10.000.000

Dr. Giro BI 10.000.000


Cr. Giro
B 10.000.000
Contoh 2 :
Transaksi – transaksi dibawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui kliring.
Peserta kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Caraka
Investama Sejati (Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.

a. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah
menarik cek no. 011.000.4 sebesar Rp 25.000.000 dan cek no. 0111.000.5
sebesar Rp 20.000.000 untuk membayar hutang kepada Anggi Waskita
nasabah Giro Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) Semarang.

b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet giro dari Rudi Kempot
(nasabah Giro) untuk keuntungan Sdr, Dalimin Nasabah Giro Bank CUS
Semarang sebesar RP 15.000.000.

c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan
kepada Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp 20.000.000.

d. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah
Giro Sdr, Dwi Rahayu sebesar Rp 30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank
CUS Semarang melalui lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk
keuntungan Giro Sdr. Andika.

Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka
diminta :

a. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring

b. Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring

c. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga
kliring.
Jawaban :

Pencatatan jurnal di Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) :

Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. RAR
a Kliring 1 Kliring 45.000.000

Cr. RAR
a Kliring 2 Kliring 45.000.000

Dr. Giro
BI 45.000.000

Cr. Giro
Anggi 45.000.000

Dr. Giro
b Kliring 1 Rudi 15.000.000
Cr. Giro
BI 15.000.000

Dr. RAR.
c Kliring 1 Kliring 20.000.000

Cr. RAR.
c Kliring 2 Kliring 20.000.000

Dr. Giro
BI 20.000.000

Cr. Giro
Abdullah 20.000.000
Pencatatan di Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS) Semarang :

Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

a Kliring 2 Dr. Giro 45.000.000


Kirana

Cr. Giro
BI 45.000.000

Dr. Giro
d Kliring 2 Dwi 30.000.000

Cr. Giro
BI 30.000.000
Pencatatan jurnal di Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) :

Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Giro
B Kliring 2 BI 15.000.000

Cr. Giro
Dalimin 15.000.000

Dr. Giro
c Kliring 2 Astuti 20.000.000

Cr. Giro
BI 20.000.000

Dr. RAR.
d Kliring 1 Kliring 20.000.000

Cr. RAR.
d Kliring 2 Kliring 20.000.000

Dr. Giro
BI 30.000.000

Cr. Giro
Andika 30.000.000

Dengan memperhatikan transaksi dan jurnal dimasing-masing bank peserta, maka dapat
disusun neraca kliring untuk masing-masing bank sebagai berikut :
Bank CIS

Neraca Kliring

Keterangan Saldo (Rp) Tanggal Keterangan Saldo (Rp)


WDK (a) 45.000.000 WKK (b) 15.000.000
WDK (c) 20.000.000
Menang
Kliring 50.000.000
Jumlah 65.000.000 Jumlah 65.000.000

BANK CAS

Neraca Kliring

Keterangan Saldo (Rp) Tanggal Keterangan Saldo (Rp)


WDM (a) 45.000.000
Kalah
Kliring 75.000.000 WDM (d) 30.000.000
Jumlah 75.000.000 Jumlah 75.000.000

BANK CUS
Neraca Kliring

Keterangan Saldo (Rp) Tanggal Keterangan Saldo (Rp)


WKM (b) 15.000.000 WDM (c) 20.000.000
Menang
WDK (d) 30.000.000 Kliring 25.000.000
Jumlah 45.000.000 Jumlah 45.000.000
BANK INDONESIA

Neraca Kliring

Kalah Menang
Tanggal Kliring Saldo (Rp) Tanggal Kliring Saldo (Rp)
Bank Bank
CAS 75.000.000 CIS 50.000.000
Bank
CUS 25.000.000
Jumlah 75.000.000 Jumlah 75.000.000

Jasa Pengiriman Uang (Transfer)


Bank menyelenggarakan jasa pengiriman uang kepada masyarakat. Pengiriman uang
adalah perpindahan dana antar rekening dari suatu tempat (bank) ke tempat lain (cabang bank
sendiri/bank lain) baik untuk kepentingan perorangan, badan hukum atau badan usaha tidak
berbadan hukum atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Transfer atau jasa pengiriman uang
untuk melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengirim
uang untuk mengirim uang kepada penerima uang.
Kegiatan transfer akan memberikan manfaat bagi bank yaitu adanya pengendapan
dana terutama transfer yang dilaksanakan tidak pada hari yang sama, memberikan pendapatan
jasa transfer dan bisa digunakan sebagai sarana promosi.yang terakhir ini umumnya diberikan
kepada nasabah berupa pembebasan biaya transfer, sedangkan non-nasabah akan ditentukan
berdasarkan nilai transfernya.
Jasa transfer saat ini semakin canggih, perkembangan terkini Bank Indonesia telah
menyelenggarakan Bank Indonesia Real Time Gross Setlement (BI-RTGS). Sistem ini sangat
cepat dalam menangani transfer antarbank. BI RTGS adalah system transfer/kliring antarbank
seketika. Nasabah yang menggunakan fasilitas ini akan dapat mentransfer dalam waktu
sangat cepat, dalam hitungan menit. Namun demikian biayanya relatif lebih mahal dan belum
semua bank menyelenggarakan sistem ini.
A. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Kegiatan Transfer
Pihak yang terlibat dalam transaksi transfer adalah:
1. Nasabah, yaitu sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan
memindahkan danannya/menerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa
pengiriman uang.
2. Bank Penarik (drawer bank) yaitu bank pelaku transfer atau bank yang menerima
dana dan amana dari nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau bank tertarik yang
kemudian diserahkan kepada penerima dana (beneficiary).
3. Bank Tertarik (drawee bank) yaitu bank yang menerima transfer masuk dari drawer
bank untuk di teruskan/di bayarkan kepada penerima (beneficiary).
4. Beneficiary adalah pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drawee bank.
B. Jenis Transfer
Berdasarkan lalu lintas danannya, transfer dibedakan menjadi :
1. Transfer keluar (outgoing transfer) yaitu pengiriman uang atas perintah
nasabah/bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang
bank sendiri.
2. Transfer masuk (incoming transfer) yaitu pengiriman uang yang diterima dari cabang
lain, bank sendiri, atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima
dana pada bank sendiri.

C. Kegiatan Pengiriman Uang dan Prinsip Mengenal Nasabah (Know


Your Customer/KYC)
Kegiatan transfer dana memiliki resiko bagi bank, oleh karena itu harus dikendalikan
sedini mungkin minimal melalui penerapan prinsip mengenal nasabah atau melalui
monitoring uang yang di kirim dan/atau diterima dan perlunya mekanisme
penyelesaian permasalahan mengenai uang kiriman yang terlambat atau tidak sampai.
Khusus mengenai prinsip mengenal nasabah adalah sangat membantu tim
audit dalam menentukan keberadaan penyimpangan di bidang akuntansi. Oleh karena
kegiatan transfer wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah agar tidak
disalahgunakan untuk kepentingan money laundering atau pencucian uang.
CONTOH TATA CARA PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH
Yang dimaksud dengan nasabah dalam tata cara ini adalah pengirim dan/atau
penerima.
1. Pengenalan terhadap nasabah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Penelitian Identitas Nasabah
1) Perorangan

a). Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas diri antara lain:


Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), atau paspor.

b) Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah, antara


lain kesamaan wajah pengirim/penerima dengan foto yang ada dalam identitas
dan/atau tanda tangan.

2) Perusahaan

a). Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas seperti izin usaha atau
NPWP.

b). Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah. Dalam hal
nasabah tidak dapat menunjukkan bukti identitas atau identitas nasabah tidak
sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir pengiriman atau data
penerimaan, dan/atau petugas penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang
meragukan keaslian atau kebenaran dari identitas nasabah maka transaksi
dengan nasabah tersebut tidak boleh dilakukan.

b. Pencatatan Transaksi

Penyelenggara harus melakukan pencatatan transaksi setiap nasabah


yang sekurang-kurangnya meliputi:

1). Perorangan:

a) Nama dan alamat nasabah;

b) Tempat dan tanggal lahir;

c) Pekerjaan;

d) Kewarganegaraan;

e) Nomor bukti identitas;


f) Nilai transaksi;

g) Tanggal transaksi.

2). Perusahaan

a) Nama dan alamat nasabah;

b) Bidang usaha;

c) Nomor izin usaha;

d) NPWP;

e) Nilai transaksi; dan

f) Tanggal transaksi.

c. Penyimpanan Dokumen Transaksi

Data dan dokumen mengenai transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf b


harus ditatausahakan oleh penyelenggara sesuai dengan ketentuan yang mengatur
dokumen perusahaan.

2. Contoh transaksi keuangan mencurigakan:

a. Pengiriman uang tanpa disertai identitas yang jelas dari pengirim dan atau
penerima.

b. Pengiriman uang tidak sesuai atau menyimpang dari profile, karakteristik,


atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan.

c. Uang yang dikirim diduga berasal dari hasil tindak pidana.

D. Akuntansi Transfer Keluar (Outgoing Transfer)

Transfer keluar akan dilakukan setelah seluruh seteoran efektif. Setoran transfer dapat
berupa setoran tunai, pendebetan rekening koran/giro, pencairan tabungan, deposito, warkat
lain yang di setujui. Setoran-setoran yang berupa warkat akan
ditagihkan/diinkasokan/dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh dana efektif, maka transfer
dilakukan. Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai nominal yang
diamanatkan nasabah. Pencatatan ini akan melibatkan rekening antarkantor (RAK). Kegiatan
transfer keluar akan mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.
Contoh A :

Tanggal 5 Mei 2013 Bank Mitra Niaga Semarang menstransfer dana sebesar Rp100.000.000
ke cabang Solo sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia cabang Semarang.
Pencatatan jurnalnya adalah:

Bank Indonesia Bank Indonesia


Solo
Semarang

Bank Mitra Bank Mitra


Niaga Semarang Niaga Solo

Pencatatan di Bank Mitra Niaga Semarang


Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
5/5/2013 Dr. RAK Cabang Solo 100.000.000
Cr. Giro Bank Indonesia 100.000.000

Contoh B:
Tanggal 1 April 2013 Bank Mitra NIaga Semarang menerima amanat dari nasabah giro Sdr.
Faisal untuk menstransfer dananya sebesar Rp30.000.000 ke Bank Bahana Cabang Bandung.
Untuk transfer ini membebani nasabah untuk komisi transfer Rp10.000 beban gironya.

Dalam hal transfer dilakukan antarbank di luar kota maka solusinya adalah bank pengirim
(pemrakarsa/drawer bank) harus tetap berhubungan dengan kantor cabanya di luar kota.
Sedangkan kantor cabang di luar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank)
melalui kliring. Dengan memperhatikan contoh B, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank
(Bank Mitra Niaga Semarang) yaitu:

Bank Mitra Bank Mitra


Niaga Niaga
Semarang Bandung

BI

Bank Bahana
Bandung
Pencatatan di Bank Mitra Niaga Semarang
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1/4/2013 Dr. Giro faisal 30.010.000
Cr. RAK Cabang Bandung 30.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Transfer 10.000
Contoh C:
Tanggal 15 Mei 2013 nasabah giro bernama Amin memberikan amant kepada Bank mitra
Niaga Semarang untuk menstransfer dana yang ditujukan kepada Sdr. Diana nasabah Bank
Mitra Niaga cabang Cirebon sebesar Rp50.000.000. Untuk itu Amin menyerahkan perintah
pendebetan giro sebesar Rp15.000.000, cek bank sendiri (Bank Mitra Niaga Semarng) yang
ditarik oleh Sdr. Rahmat Rp10.000.000, cek bank sejati Semarang Rp20.000.000, tunai
Rp5.000.000; untuk komisi transfer Rp10.000 atas beban giro. Klirign dinyatakan efektif hari
ini.

Bank Mitra Niaga Bank Mitra Niaga


Semarang Cirebon

Pada contoh C, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif. Oleh
karena itu setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dan
warkat bank lain harus dikliring terlebih dahulu. Bila seluruh warkat efektif dananya, maka
transfer dapat langsung dilakukan.

Pencatatan saat kliring 1:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


15/5/2013 Dr. Warkat Kliring 20.000.000

Pencatatan saat kliring 2 dan seluruh dana dinyatakan efektif:


Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
15/5/2013 Cr. Warkat kliring 20.000.000

15/5/2013 Dr. Kas 5.000.000


Dr. Giro Amin 15.010.000
Dr. Giro Rahmat 10.000.000
Dr. Giro Bank Indonesia 20.000.000
Cr. RAK Cab. Cirebon 50.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Transfer 10.000
E.Akuntansi Transfer Masuk (Incoming Transfer)
Transfer masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank sendiri
atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.
Bank yang menerima transfer masuk adalah bank pelaksana atau drawee bank. Dalam hal
menerima transfer masuk, bank akan membukukan sejumlah bersih yang menjadi hak
beneficiary. Jumlah bersih adalah jumlah kiriman setelah dikurangi komisi transfer bagi bank
pelaksana. Namun demikian tidak semua bank membebani komisi transfer masuk.

Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan
nasabah sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang sama.
Untuk penerusan umumnya bank penerus akan memungut komisi.

Merujuk pada contoh A, maka pencatatan di Bank Mitra Niaga Solo adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


5/5/2013 Dr. Giro BI 100.000.000
Cr. RAK Cab. Semarang 100.000.000
Dengan merujuk pada contoh B, maka pencatatan pada Bank Mitra Niaga Bandung adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1/4/2013 Dr. RAK Cab. Semarang 30.000.000
Cr. Giro BI 30.000.000
Pencatatan di Bank Bahan Bandung selaku bank penerima transfer masuk bila transfer masuk
ditujukan untuk nasabah tabungan di bank ini atas nama Sdr. Anisa:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1/4/2013 Dr. Giro BI 30.000.000
Cr. Tab-Anisa 30.000.000
Untuk contoh C, transfer masuk yang diterima oleh Bank Mitra Niaga Cirebon adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


15/5/2013 Dr. RAK Cab Semarang 50.000.000
Cr. Giro Diana 50.000.000
DAFTAR PUSTAKA

Taswan, 2013, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai