Disusun oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Akuntasi Kliring dan Jasa Pengiriman Uang
(Transfer).
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan baik dari bentuk
penyusnn maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya .
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfat kepada kita sekalian .
Penulis
AKUNTANSI JASA PENGIRIMAN UANG
Kliring
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya
dilakukan secara manual tapi juga secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring
didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank atas
nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
A. Sistem Kliring
1. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
2. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
3. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi.
B. Peserta Kliring
Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara untuk
mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi :
1. Peserta Langsung
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Peserta langsung dapat terdiri
dari kantor pusat, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu yang tidak berada
dalam wilayah kliring yang dengan kantor induknya. Untuk menjadi peserta langsung
harus memenuhi syarat :
Warkat dan dokumen kliring yang digunakan dalam kliring otomasi wajib memenuhi
spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai warkat,
dokumen kliring, dan pencetakannya pada perusahaan percetakan dokumen sekuriti.
a) Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhitungkan dalam
kliring otomasi adalah :
1. Cek
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya
yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya, termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI).
Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang
diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer adalah surat bukti penerimaan transfer dari
luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transder melalui
kliring lokal.
5. Nota Debet
Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Nota
debet yang dikliringkan hendaknya teah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih
dahulu oleh bank yang menyampaikan nota debet kepada bank yang akan menerima
nota debet tersebut.
6. Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima warkat tersebut.
b) Dokumen Kliring
c) Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
sistem manual meliputi :
Penyelengaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan dan kliring
pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta wajib mengikuti kedua
kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh penyelenggara dengan mengirimkan
wakil peserta walalupun peserta yang bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan
dikliringkan pada kedua tahap kliring tersebut.
I. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan dikantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.
b) Warkat.
f. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal
kliring pengembalian yang ditetapkan, penyelenggara akan
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c,
d, e, f, g, dan h atas nama wakil peserta yang bersangkutan. Dalam hal
kemudian wakil peserta hadir sebelum kliring pengembalian
dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka
2 huruf c, d, e, f, g, dan h yang belum dilaksanakan oleh petugas
penyelenggara akan dilanjutkan oleh wakil peserta yang bersangkutan.
Seluruh warkat debet tolakan yang ditujukan kepada peserta yang
terlambat akan diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil peserta
yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir sampai
kliring pengembalian dinyatakan berakhir maka penyelenggara akan
menghubungi peserta untuk mengambil warkat debet tolakan dari
peserta lain, neraca kliring pengembalian dan BSK. Sementara itu
perhitungan atas warkat debet tolakan yang tidak dapat diserahkan
pada pertemuan kliring pengembalian diselesaikan berdasarkan
kesepakatan peserta yang terkait. Namun, peserta yang bersangkutan
wajib menyampaikan warkat debet tolakan beserta lembar 1 dan 2 SKP
kepada peserta penerima tolakan dan lembar ketiga SKP kepada
penyelenggara pada saat kliring pengembalian tersebut.
3. Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal hasil
kliring yang bersangkutan (same day settlement).
b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta pukul 13.30.
1. Tanggal 1 Mei 2013 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah Bank BAP senilai Rp 10.000.000. Sdr. A membayarnya dengan cek Bank
ABC Semarang.
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabah Bank BAP Semarang sebesar Rp 20.000.000 sebagai pelunasan hutang.
Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet masuk
karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr. A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI (Bank Indonesia). Disamping itu Bank ABC Semarang juga
menerima amanat dari A untuk membebani rekening gironya melalui bilyet Giro sebesar Rp
20.000.000. Warkat ini merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh
A untuk mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana,
baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek (Sdr.
A) mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian
pencatatannya secara langsung pada rekening rill.
1 Mei
Kliring 2 2013 Dr. Giro BI 20.000.000
Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa cek Bank ABC Semarang sebesar
Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan dari Bank BAP terhadap Bank ABC
sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia Semarang. Bank BAP yang melakukan
penagihan terhadap Bank ABC Semarang akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat
debet keluar. Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan menunggu
hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu, pada saat kliring pertama (penyerahan) Bank
BAP harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif sampai dengan
kliring kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro dari Bank
ABC sebesar Rp 20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung dibukukan
dalam rekening rill.
Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur) ? Bila pada kliring kedua terjadi
penolakan warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan
dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini misalnya warkat
debet keluar senilai Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat langsung
mengkredit rekening RAR warkat kliring Rp 10.000.000 sehingga rekening
administratif ini menjadi nihil.
Debit
Keterangan Tanggal Rekening (Rp) Kredit (Rp)
1 Mei Cr. RAR
Kliring 1 2013 Kliring 10.000.000
Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka pencatatannya di
samping menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring
tersebut pada rekening rill.
1 Mei Cr. RAR.
Kliring 2 2013 Kliring 10.000.000
a. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah
menarik cek no. 011.000.4 sebesar Rp 25.000.000 dan cek no. 0111.000.5
sebesar Rp 20.000.000 untuk membayar hutang kepada Anggi Waskita
nasabah Giro Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) Semarang.
b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet giro dari Rudi Kempot
(nasabah Giro) untuk keuntungan Sdr, Dalimin Nasabah Giro Bank CUS
Semarang sebesar RP 15.000.000.
c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan
kepada Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp 20.000.000.
d. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah
Giro Sdr, Dwi Rahayu sebesar Rp 30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank
CUS Semarang melalui lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk
keuntungan Giro Sdr. Andika.
Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka
diminta :
c. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga
kliring.
Jawaban :
Cr. RAR
a Kliring 2 Kliring 45.000.000
Dr. Giro
BI 45.000.000
Cr. Giro
Anggi 45.000.000
Dr. Giro
b Kliring 1 Rudi 15.000.000
Cr. Giro
BI 15.000.000
Dr. RAR.
c Kliring 1 Kliring 20.000.000
Cr. RAR.
c Kliring 2 Kliring 20.000.000
Dr. Giro
BI 20.000.000
Cr. Giro
Abdullah 20.000.000
Pencatatan di Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS) Semarang :
Cr. Giro
BI 45.000.000
Dr. Giro
d Kliring 2 Dwi 30.000.000
Cr. Giro
BI 30.000.000
Pencatatan jurnal di Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) :
Dr. Giro
B Kliring 2 BI 15.000.000
Cr. Giro
Dalimin 15.000.000
Dr. Giro
c Kliring 2 Astuti 20.000.000
Cr. Giro
BI 20.000.000
Dr. RAR.
d Kliring 1 Kliring 20.000.000
Cr. RAR.
d Kliring 2 Kliring 20.000.000
Dr. Giro
BI 30.000.000
Cr. Giro
Andika 30.000.000
Dengan memperhatikan transaksi dan jurnal dimasing-masing bank peserta, maka dapat
disusun neraca kliring untuk masing-masing bank sebagai berikut :
Bank CIS
Neraca Kliring
BANK CAS
Neraca Kliring
BANK CUS
Neraca Kliring
Neraca Kliring
Kalah Menang
Tanggal Kliring Saldo (Rp) Tanggal Kliring Saldo (Rp)
Bank Bank
CAS 75.000.000 CIS 50.000.000
Bank
CUS 25.000.000
Jumlah 75.000.000 Jumlah 75.000.000
2) Perusahaan
a). Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas seperti izin usaha atau
NPWP.
b). Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah. Dalam hal
nasabah tidak dapat menunjukkan bukti identitas atau identitas nasabah tidak
sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir pengiriman atau data
penerimaan, dan/atau petugas penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang
meragukan keaslian atau kebenaran dari identitas nasabah maka transaksi
dengan nasabah tersebut tidak boleh dilakukan.
b. Pencatatan Transaksi
1). Perorangan:
c) Pekerjaan;
d) Kewarganegaraan;
g) Tanggal transaksi.
2). Perusahaan
b) Bidang usaha;
d) NPWP;
f) Tanggal transaksi.
a. Pengiriman uang tanpa disertai identitas yang jelas dari pengirim dan atau
penerima.
Transfer keluar akan dilakukan setelah seluruh seteoran efektif. Setoran transfer dapat
berupa setoran tunai, pendebetan rekening koran/giro, pencairan tabungan, deposito, warkat
lain yang di setujui. Setoran-setoran yang berupa warkat akan
ditagihkan/diinkasokan/dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh dana efektif, maka transfer
dilakukan. Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai nominal yang
diamanatkan nasabah. Pencatatan ini akan melibatkan rekening antarkantor (RAK). Kegiatan
transfer keluar akan mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.
Contoh A :
Tanggal 5 Mei 2013 Bank Mitra Niaga Semarang menstransfer dana sebesar Rp100.000.000
ke cabang Solo sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia cabang Semarang.
Pencatatan jurnalnya adalah:
Contoh B:
Tanggal 1 April 2013 Bank Mitra NIaga Semarang menerima amanat dari nasabah giro Sdr.
Faisal untuk menstransfer dananya sebesar Rp30.000.000 ke Bank Bahana Cabang Bandung.
Untuk transfer ini membebani nasabah untuk komisi transfer Rp10.000 beban gironya.
Dalam hal transfer dilakukan antarbank di luar kota maka solusinya adalah bank pengirim
(pemrakarsa/drawer bank) harus tetap berhubungan dengan kantor cabanya di luar kota.
Sedangkan kantor cabang di luar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank)
melalui kliring. Dengan memperhatikan contoh B, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank
(Bank Mitra Niaga Semarang) yaitu:
BI
Bank Bahana
Bandung
Pencatatan di Bank Mitra Niaga Semarang
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1/4/2013 Dr. Giro faisal 30.010.000
Cr. RAK Cabang Bandung 30.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Transfer 10.000
Contoh C:
Tanggal 15 Mei 2013 nasabah giro bernama Amin memberikan amant kepada Bank mitra
Niaga Semarang untuk menstransfer dana yang ditujukan kepada Sdr. Diana nasabah Bank
Mitra Niaga cabang Cirebon sebesar Rp50.000.000. Untuk itu Amin menyerahkan perintah
pendebetan giro sebesar Rp15.000.000, cek bank sendiri (Bank Mitra Niaga Semarng) yang
ditarik oleh Sdr. Rahmat Rp10.000.000, cek bank sejati Semarang Rp20.000.000, tunai
Rp5.000.000; untuk komisi transfer Rp10.000 atas beban giro. Klirign dinyatakan efektif hari
ini.
Pada contoh C, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif. Oleh
karena itu setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dan
warkat bank lain harus dikliring terlebih dahulu. Bila seluruh warkat efektif dananya, maka
transfer dapat langsung dilakukan.
Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan
nasabah sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang sama.
Untuk penerusan umumnya bank penerus akan memungut komisi.
Merujuk pada contoh A, maka pencatatan di Bank Mitra Niaga Solo adalah:
Taswan, 2013, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN