Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhlukhidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologissemua makhluk hidup mulai
dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampaidengan manusia itu berperilaku, karena
mereka mempunyai aktivitasmasing-masing. Sehingga yang di maksud dengan
perilaku manusia,pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendirimempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berbicara, menangis,
berjalan,menulis dan sebagainya. dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung,maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.(Notoadmojo,
2012).

Perilaku seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang
ditunjukan dalam bentuk tingkah laku . Hal ini dapat dilihat pada pernyataan Sarwono
(2012:174) bahwa seks bebas adalah “segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang
dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai
menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau
melalui
oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking) dan bercumbuan
sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat
kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting) dan yang sudah
bersenggama (intercourse), yang dilakukan di luar hubungan pernikahan.

Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah
pilihnya seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar
sering terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat
berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah anak-anak
remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas
adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik orang tua, diri
sendiri, guru serta nama baik sekolah.

WHO (World Healht Organation) memperkirakan dengan rata-rata 100%


seluruh remaja yang ada di dunia, diperkirakan 47% nya telah terlibat dalam prilaku
seks bebas. Angka ini juga sangat berkaitan dengan tingginya jumlah angka penderita
HIV/AIDS (Human Irnmunodeviciency Virus/Aquared ImmunoDeficiency Virus) yang
terus menerus meningkat setiap tahunnya.Terbukti pada tahun 2002 jumlah penderita
diperkirakan 90.000 hingga 160.000an kasus.Angka ini semakin meningkat ditahun
2006, antara 169.000 hingga 216.000, data akhir di bulan September menjukan angka
6.987 dengan kasus baru.(WHO, 2014).
Grafik tersebut memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah
melakukan hubungan seks bebas. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil
di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah
melakukan aborsi.Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak
10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja. Fenomena itu sebenarnya merupakan
lanjutan dari begitu banyak kemudahan yang diterima anak-anak, bahkan yang berasal
dari para orangtua mereka sendiri, untuk mengakses konten-konten porno di medsos
via gadget yang diperoleh pada usia terlalu dini tanpa dibekali aturan dan pelajaran dari
orang tua.(Kompas, 2015)

Yang lebih memprihatinkan lagi, Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional (BKKBN) mencatat hasil survei pada 2010 menunjukkan, 51 %
remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah. Hasil survei untuk beberapa
wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja, misalnya saja
di Surabaya tercatat 54 %, di Bandung 47 %, dan 52 % di Medan. Hasil penelitian di
Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 % mengalami kehamilan sebelum menikah.
(BKKBN, 2010)

Provinsi Banten mencatat kalau jumlah wanita pekerja seks komersial (PSK)
yang beroperasi di wilayah itu mencapai 2.408 orang.Ironisnya, 40 persen PSK itu
diketahui berusia remaja yang telah melakukan seks bebas antara 16-20 tahun.(Profil
Kesehatan Indonesia, 2011).
Data Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat tahun 2012 angka HIV-AIDS
sebanyak 148 orang yang disebabkan oleh melakukan seks bebas, kasus itu turun dari
tahun sebelumnya 163 kasus pada 2011, kebanyakan yang melakukan seks bebas
adalah remaja umur 14-18 tahun. (Dinkes Kota Tangerang, 2012)

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatat hingga Maret 2013 jumlah


penderita penyakit Human Immunodefeciency Virus (HIV) dan Acquired Immume
Deficiency Syndrome (AIDS) Untuk penderita HIV 222 kasus dan AIDS 484 kasus,
disebabkan dari hubungan seksual, baik antara lawan jenis (laki-laki dan perempuan)
maupun hubungan sejenis (homo, waria). (Dinkes, 2013)

Beberapa hasil penelitian terdahulu, perilaku seks bebas pada remaja


menunjukan bahwa perilaku seksual sangat memprihatinkan. Survei Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) menemukan remaja yang pernah melakukan
hubungan seksual pada usia 14-19 tahun untuk perempuan sebanyak 34,7% dan laki-
laki sebanyak 30,9% (BPMPKB, 2010)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu didaerah Kota Tangerang yang akan


diteliti mencatat tahun 2012 angka HIV-AIDS sebanyak 148 orang yang disebabkan
oleh melakukan seks bebas, kasus itu turun dari tahun sebelumnya 163 kasus pada 2011,
kebanyakan yang melakukan seks bebas adalah remaja umur 14-18 tahun. (Dinkes
Kota Tangerang, 2012)
Berdasarkan hasil survei dari narasumber bahwa pada tahun 2016-2017 ada 4
siswa yang keluar dikarenakan siswa mengalami hamil diluar nikah, yang telah
disepakati oleh sekolah apabila ada siswa yang ketauan hamil diluar nikah maka akan
dikeluarkan dari sekolah.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS
BEBAS PADA REMAJA SMPN ”X”–KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari data Kota Tangerang mencatat tahun 2012 angka HIV-AIDS
sebanyak 148 orang yang disebabkan oleh melakukan seks bebas, kasus itu turun dari
tahun sebelumnya 163 kasus pada 2011, kebanyakan yang melakukan seks bebas
adalah remaja umur 14-18 tahun. Berdasarkan hasil survei dari narasumber di SMPN
“X” bahwa pada tahun 2016-2017 ada 4 siswa yang keluar dikarenakan siswa
mengalami hamil diluar nikah, yang telah disepakati oleh sekolah apabila ada siswa
yang ketauan hamil diluar nikah maka akan dikeluarkan dari sekolah.Oleh karena itu
penting bagi peneliti untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks
bebas pada remaja.
1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja
di SMPN ”X”– Kab. Tangerang Tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku seks bebas pada remaja berdasarkan


pengetahuan, sikap, sumber informasi, dukungan sosial di SMPN ”X”– Kab.
Tangerang Tahun 2017

b. Diketahuinya pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks bebas pada remaja di


SMP “X”- Kab. Tangerang Tahun 2017

c. Diketahuinya pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks bebas pada remaja
di SMPN “X”-Tangerang Tahun 2017

d. Diketahuinya pengaruh sikap terhadap perilaku seks bebas pada remaja di SMPN
“X”- Kab. Tangerang Tahun 2017

e. Diketahuinya pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks bebas pada remaja di
SMPN “X”– Kab. Tangerang Tahun 2017.
1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman berharga dalam melatih


kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja

1.4.2 Bagi Remaja

Diharapkan dapat memberikan gambaran tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi


perilaku seks bebas pada remaja

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi yang terkait untuk memperbaiki


perancanaan maupun implementasi program kesehatan reproduksi

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat
menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang.
1.5 Ruang lingkup penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apa yang diteliti : Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada
remaja

2. Kenapa diteliti : karena kebanyakan remaja di Indonesia yang melakukan seks bebas
dengan semaunya tanpa memikirkan dampak dari seks bebas tersebut

3. Dimana tempat penelitian : MTS “X”– Kota Tangerang Tahun 2016

4. Kapan waktu penelitian : 25 Mei 2016

5. Siapa yang akan diteliti : Remaja MTS dengan umur 13-15 tahun

6. Bagaimana cara menelitinya : melakukan pertanyaan melalui kuesioner

Anda mungkin juga menyukai