Untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam kegiatan advokasi penghapusan pernikahan anak, maka adanya indikator untuk kegiatan ini, antara lain:
1. Melalui organisasi yang menaunginya, melakukan upaya pendidikan masyarakat untuk
penghapusan pernikahan anak 2. Tokoh agama dan tokoh adat ikut terlibat dalam menekan dan memberikan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan finalisasi dan mengesahkan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk perlindungan perempuan dan anak 3. Kerangka kerja komprehensif untuk penghapusan perkawinan anak dan kehamilan yang tidak direncanakan di kalangan remaja dikembangkan dan diadopsi 4. Model pencegahan putus sekolah berbasis sekolah dan masyarakat yang diadopsi dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk perlindungan perempuan dan anak 5. Adanya peraturan daerah yang diadopsi dari Rencana Aksi Daerah (RAD) yang menyatakan wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi penduduk usia 7 tahun sampai 15 tahum, berubah menjadi sampai dengan 18 tahun untuk dapat mengembangkan potensi penduduk agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga adanya perlindungan perempuan dan anak Rencana Kegiatan