Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia satu dengan
manusia lain yang merupakan pemakai bahasa itu sendiri. Fungsi bahasa adalah sebagai media
untuk menuangkani pemikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau
penulis. Agar maksud yang terkandung didalamnya dapat tersampaikan, bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Sehingga pada
hakikatnya bahasa adalah aturan yang mendasar dalam melakukan komunikasi di masyarakat.
Unsur yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah bahasa adalah huruf dan tanda baca.
Huruf merupakan unsur terpenting dari sebuah bahasa baik itu bahasa liisan maupun bahasa
dalam bentuk tulisan. Huruf akan mengandung makna atau arti apabila huruf sudah di
rangkaikan dalam sebuah frasa atau kalimat. Sedangkan tanda baca merupakan suatu simbol
yang tidak berhubungan dengan frasa dan kata dalam bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukan struktur suatu tulisan, intonasi, serta jeda yang dapat yang dapat diamati sewaktu
pembacaan.
Salah satu unsur yang tidak kalah penting untuk mendukung sempurnanya suatu bahasa
adalah kebakuan dari suatu kata maupun dalam kalimat yang merupakan pembagun suatu
bahasa. Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan
kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI), tata bahasa baku, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan kamus
umum.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa
yang benar tentang kata baku dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
acara-acara resmi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan
penggunaan tanda baca ini ialah:
1. Bagaimana penggunaan tanda baca yang baik dan benar?
2. Bagaimana menentukan kata baku dan tidak baku dalam kalimat?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah yang kami simpulkan dalam makalah ini adalah:
1. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui pemakaian tanda baca yang baik dan benar.
3. Mengetahui cara menentukan kata baku dan tidak baku dalam kalimat.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuata makalah ini adalah dengan membaca makalah ini
diharapkan mengerti dan paham mengenai pemakaian tandan baca yang baik dan benar serta
dapat menentukan mana kata baku ataupun tidak baku. Hasil-hasil analisis ini diharapkan dapat
membantu pembelajar bahasa Indonesia yang baik/standar. Bagi seorang pelajar menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar adalah sebuah keharusan. Karena bahasa yang baik dan
benar digunakan dan dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Yang kesesuaian
penggunaannya harus diperhatikan. Selain itu, hasil analisis ini diharapkan juga dapat
memberi sumbangan pemikiran kepada pembaca bahasa Indonesia, agar perencana kegiatan
keterampilan menulis bisa ditingkatkan, serta bisa menguasai kaidah-kaidah penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Ejaan
Ejaan ialah pelambangan fonem dengan huruf (Badudu, 1985:31). Dalam sistem ejaan
suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang
fonem itu dinamakan huruf. Susunan sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad.

Selain pelambangan fonem dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk juga 10
ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata
majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel dituliskan. ketetapan tentang bagaimana
menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian tanda-tanda baca seperti
titik, koma, titik koma, titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru.

Ejaan didasarkan pada konvensi semata-mata, jadi lahir dari hasil persetujuan para
pemakai bahasa yang bersangkutan. Ejaan itu disusun oleh seorang ahli bahasa atau oleh suatu
panitia yang terdiri atas beberapa orang ahli bahasa, kemudian disahkan atau diresmikan oleh
pemerintah. Masyarakat pemakai bahasa mematuhi apa yang telah ditetapkan itu. Ejaan yang
kita pakai dewasa ini disebu Ejaan yang Disempurnakan yaitu ejaan yang telah disusun oleh
Lembaga Bahasa Nasional (LBN).

2..1.2 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Peranan bahasa yang utama adalah sebagai sarana komunikasi, sebagai alat penyampai
maksud dan perasaan seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Disikapi dari
sudut ini, sudah baiklah bahasa seseorang apabila sudah mampu mengemban amanat tersebut.
Namun, mengingat bahwa situasi kebahasaan itu bermacam-macam adanya, tidak selamanya
bahasa yang baik itu benar, atau sebaliknya, tidak selamanya bahasa yang benar itu baik.
Demikian pula halnya dalam bahasa Indonesia, yakni bahasa Indonesia yang baik tidak selalu
benar dan bahasa Indonesia yang benar tidak selalu baik (Sloka, 2006:112). Sedangkan
menurut (Hasan Alwi, 2010:20). Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan
atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar.

Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan
perkembangan zaman.

2.1.3Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan
frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca
berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah
suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
 Jenis-jenis Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)

Jenis-jenis tanda baca yang pertama adalah tanda titik atau yang sering disimbolkan
dengan simbol (.). Secara umum, kita mengetahui bahwa fungsi tanda baca ini adalah sebagai
penutup dari sebuah kalimat, terutama untuk kalimat deklaratif (kalimat pernyataan) dan
kalimat berita. Selain itu, tanda baca ini juga digunakan pada penulisan gelar, singkatan,
sejumlah angka tertentu.

B.Tanda Koma (,)

Tanda baca ini berfungsi untuk memisahkan beberapa bagian dari suatu kalimat. Sama
seperti tanda titik, koma juga biasa difungsikan untuk penulisan gelar, singkatan, dan juga
angka-angka tertentu.

C.Tanda Kurung ( ( ) )

Tanda kurung merupakan tanda baca yang berfungsi untuk menandai keterangan
tambahan dalam suatu kalimat.

D.Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)

Jenis-jenis tanda baca selanjutnya adalah petik tunggal (‘). Tanda petik ini berfungsi
sebagai yang berfungsi untuk menandai beberapa istilah tertentu yang terkandung dalam suatu
kalimat.

E. Tanda Petik Dua (” “)

Berbeda dengan tanda petik tunggal, tanda petik dua merupakan tanda petik yang
berfungsi untuk menandai pernyataan langsung dalam suatu kalimat langsung atau juga pada
bagian percakapan dalam suatu naskah drama.

F.Tanda Seru (!)

Tanda baca seru (!) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penutup sekaligus
penegas bagi kalimat imperatif (kalimat perintah) dan juga kalimat seruan.

G.Tanda Tanya (?)


Kebalikan dari tanda seru, tanda tanya merupakan tanda baca yang memperkuat kalimat
interogatif atau yang lazim disebut dengan kalimat tanya.

H.Tanda Hubung (-)

Seperti namanya, tanda hubung (-) merupakan tanda baca yang fungsinya adalah untuk
menghubungkan beberapa unsur tertentu dalam kata dan kalimat, seperti menghubungkan kata
ulang dan sebagai penghubung kalimat dengan bagian kalimat yang terpaksa dipindahkan ke
baris selanjutnya.

I.Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya sisipan
kata atau kalimat dalam suatu kalimat utama.

J.Tanda Titik Dua (:)

Tanda baca ini merupakan tanda baca yang fungsinya adalah sebagai penutup suatu
kalimat, yang selanjutnya akan diikuti oleh sejumlah perincian dari kalimat tersebut.

K. Tanda Titik Koma (;)

Tanda baca ini berfungsi sebagai pemisah dari dua perincian dalam suatu kalimat. Tanda
baca ini juga bisa dipakai sebagai pengganti kata dan.

L.Tanda Elipsis (…)

Tanda baca ini mempunyai fungsi sebagai penanda adanya bagian kalimat yang dipotong
atau dihilangkan. Tanda baca ini juga bisa dipakai untuk menandai bagian yang tidak selesai
dalam suatu naskah dialog.

M. Tanda Kurung Siku atau Kurawal ([ ])

Berbeda dengan tanda kurung biasa, tanda kurung ini fungsinya adalah penanda adanya
bagian yang dikoreksi dari suatu kalimat.

N. Garis Miring (/)

Selain sebagai pengganti kata atau, tanda baca ini juga biasa dipakai dalam penulisan
nomor surat, alamat, dan penanda periode tahun tertentu.
O. Tanda Baca Penyingkat atau Apsotrof (‘)

Jenis-jenis tanda baca yang terakhir adalah tanda baca apostrof. Tanda baca ini
merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya bagian yang hilang dalam suatu
kata atau bilangan tahun.

 .Penggunaan Tanda Baca

A. Penggunaan Tanda Baca Titik(.)


a. Tanda titik dipakai di akhir kalimat yang bukan pertanyaaan atau seruan
Contoh: saya suka bermain bola.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru,harus diberi jarak satu ketukan.

b. Tanda titik di pakai pada akhir singkatan nama orang.


Contoh: Irwan S.Gatot
Apabila nama itu di tulis lengkap,tanda titik tidak di pergunakan.

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat dan sapaan.


Contoh: Dr. (doctor)
Kol. (Kolonel)

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang suah sangat umum.Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh :
dll (dan lain-lain)

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit dan detik yang menunjukan
waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya. Contoh:Kota
kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya yang
tidak menunjukan jumlah. Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak
tebal.

h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi Lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi maupun di dalam
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.Contoh : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah
Menengah Atas)

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.Contoh : Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara.

B. Tanda Koma

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh: Saya tidak akan datang kalau
hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.

f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Wah, bukan main

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984

i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia.

j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.


Contoh: Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990),
hlm. 22.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.

o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

C. Tanda Titik Koma (;)


a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.

D. Titik Dua
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Borgx
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh: Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"

d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan
ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7

e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).


Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

g. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).


Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

h. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

E. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s

c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.


Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi atau dua puluh lima-ribuan (20×5000)
dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:se-Indonesia

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh: di-charter atau pen-tackle-an

F. Tanda Pisah (–, —)


a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921

d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65

G. Tanda Elipsis (...)


a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan
naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

H. Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)

I. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi
drama.

J. Tanda Kurung ((...))


a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.

c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap
itu berasal dari (kota) Medan.

d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan
(c) promosi.

K. Tanda Kurung Siku ([...])


a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda Petik ("...")


a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".

M. Tanda Petik Tunggal ('...')


a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

b. anda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh: feed-back 'balikan'

N. Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof ('), Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)

2.1.4 Kata baku dan Tidak baku


Kata Baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
ditentukan. Sedangkan Kata Tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata
bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub.
materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam
mengatur etika berbahasa secara tertulis, sehingga diharapkan informasi tersebut dapat
disampaikan dan dipahami secara tepat. Dalam praktiknya diharapkan aturan tersebut dapat
digunakan dalam keseharian masyarakat, sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia
dapat digunakan secara baik dan benar.
Akan tetapi, melihat dari kenyataan banyak sekali tulisan-tulisan yang tidak baku terpampang
di papan nama, spanduk, bahkan di koran-koran. Hal itu membuktikan bahwa mayarakat masih
belum menggunakan kaidah atau rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik. Berikut
salah satu sampel bukti ketidak sesuaian dalam penggunaan bahasa baku.

Kata “praktek” dan “jam” pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku.
Kata “praktek” seharusnya ditulis “praktik” dan perlu diingat dari kata tersebut. “praktik-
praktikum” dan bukan “praktek-pratekum” dan kata “jam” menunjukan jangka waktu.
Misalnya: Nana menyelesaikan lomba dalam waktu 1.05.30.

Dengan begitu kata “jam” pada gambar di atas jelas bukan menunjukan waktu. Seharusnya
kata “jam” diganti menjadi kata “pukul” yang merupakan menunjukan waktu. Jadi
kata “jam” di atas kurang tepat penempatannya yang seharusnya menggunakan kata “pukul”.
Itulah beberapa sampel kata tidak baku yang banyak ditemukan di masyarakat dan berikut
daftar sebagian kata baku yang disusun menggunakan tabel khusus.

Kata Tidak
No Kata Baku Baku No Kata Baku kata tidak baku

1 aktif aktip, active 69 negeri negri

2 aktivitas aktifitas 70 nikmat ni’mat

3 alquran al-quran 71 november nopember

4 analisis analisa 72 objek obyek

5 apotek apotik 73 objektif obyektif

6 asa azas 74 olahraga olah raga

7 asasi azasi 75 orang tua orangtua


8 atlet atlit 76 paham faham

pasip, pasive,
9 atmosfer atmosfir 77 pasif fasip

10 azan adzan 78 penasihat penasehat

11 bus bis 79 pelepasan penglepasan

12 besok esok 80 persen prosen

13 cabai cabe, cabay 81 penglihatan pelihatan

14 daftar daptar 82 permukiman pemukiman

15 dekret dekrit 83 petai pete, petay

16 detail detil 84 pikir fikir

17 diagnosis diagnose 85 praktik praktek

18 doa do’a 86 prancis perancis

efektip,
19 efektif efektive 87 proklamasi ploklamir

propinsi,
20 efektivitas efektifitas 88 provinsi profinsi

ekstrim,
21 ekstrem extrim 89 proyek projek, project

22 elite elit 90 putra putera

23 e-mail email, imel 91 putri puteri

pebruari,
24 februari february 92 rakaat raka’at

25 frekuensi prekuensi 93 realitas realita

26 foto photo 94 rezim rejim

27 fotokopi foto copy, 95 risiko resiko

28 geladi gledi 96 rizki rezeki, rejeki

29 hakikat hakekat 97 rubuh roboh

30 hierarki hirarki 98 saksama seksama

31 hipotesis hipotesa 99 samudra samudera


32 ibu kota ibukota 100 saraf syaraf, sarap

33 ijazah ijasah, izajah 101 sekretaris sekertaris

34 imbau himbau 102 sekuriti sekuritas

35 indera indra 103 segitiga segi tiga

36 istri isteri 104 selebritas selebriti

37 izin ijin 105 sepak bola sepakbola

38 jadwal jadual 106 silakan silahkan

39 jumat jum’at 107 sintesis sintesa

40 kanker kangker 108 sistem sistim, system

41 karena karna 109 standar standard

42 karier karir 110 standardisasi standarisasi

strawberi,
43 karisma kharisma 111 stroberi strawbery

44 kategori katagori 112 subjek subyek

45 khotbah khutbah 113 sumatera sumatra

46 komoditi komoditas 114 surga syurga, sorga

komplit,
47 komplet kumplit 115 takwa taqwa

kongkret,
konkrit,
48 konkret kongkrit 116 tahta takhta

49 kosa kata kosakata 117 tanda tangan tandatangan

kreatip,
50 kreatif creative 118 taoge toge

51 kreativitas kreatifitas 119 teknik tehnik, tekhnik

52 kredit kridit 120 teknologi tehnologi,

kwalitas,
53 kualitas kwalitet 121 teladan tauladan
54 kuantitas kwantitas 122 telepon telpon, telefon,

55 kuitansi kwitansi 123 telur telor

56 kuota kwota 124 teoretis teoritis

57 lembap lembab 125 terampil trampil

58 lubang lobang 126 tobat taubat

59 makhluk mahluk 127 ubah rubah, robah

60 masyhur mashur 128 ustaz ustadz, ustad

61 mazhab mahzab 129 ustazah ustadzah

62 metode metoda 130 utang hutang

63 mukjizat mujizat 131 wali kota walikota

64 mungkir pungkir 132 yogyakarta jogjakarta

65 napas nafas 133 zaman jaman

67 nasihat nasehat 134 zikir jikir, dzikir

2.2

Anda mungkin juga menyukai