PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia satu dengan
manusia lain yang merupakan pemakai bahasa itu sendiri. Fungsi bahasa adalah sebagai media
untuk menuangkani pemikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau
penulis. Agar maksud yang terkandung didalamnya dapat tersampaikan, bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Sehingga pada
hakikatnya bahasa adalah aturan yang mendasar dalam melakukan komunikasi di masyarakat.
Unsur yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah bahasa adalah huruf dan tanda baca.
Huruf merupakan unsur terpenting dari sebuah bahasa baik itu bahasa liisan maupun bahasa
dalam bentuk tulisan. Huruf akan mengandung makna atau arti apabila huruf sudah di
rangkaikan dalam sebuah frasa atau kalimat. Sedangkan tanda baca merupakan suatu simbol
yang tidak berhubungan dengan frasa dan kata dalam bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukan struktur suatu tulisan, intonasi, serta jeda yang dapat yang dapat diamati sewaktu
pembacaan.
Salah satu unsur yang tidak kalah penting untuk mendukung sempurnanya suatu bahasa
adalah kebakuan dari suatu kata maupun dalam kalimat yang merupakan pembagun suatu
bahasa. Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan
kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI), tata bahasa baku, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan kamus
umum.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa
yang benar tentang kata baku dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
acara-acara resmi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan
penggunaan tanda baca ini ialah:
1. Bagaimana penggunaan tanda baca yang baik dan benar?
2. Bagaimana menentukan kata baku dan tidak baku dalam kalimat?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah yang kami simpulkan dalam makalah ini adalah:
1. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui pemakaian tanda baca yang baik dan benar.
3. Mengetahui cara menentukan kata baku dan tidak baku dalam kalimat.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuata makalah ini adalah dengan membaca makalah ini
diharapkan mengerti dan paham mengenai pemakaian tandan baca yang baik dan benar serta
dapat menentukan mana kata baku ataupun tidak baku. Hasil-hasil analisis ini diharapkan dapat
membantu pembelajar bahasa Indonesia yang baik/standar. Bagi seorang pelajar menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar adalah sebuah keharusan. Karena bahasa yang baik dan
benar digunakan dan dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Yang kesesuaian
penggunaannya harus diperhatikan. Selain itu, hasil analisis ini diharapkan juga dapat
memberi sumbangan pemikiran kepada pembaca bahasa Indonesia, agar perencana kegiatan
keterampilan menulis bisa ditingkatkan, serta bisa menguasai kaidah-kaidah penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Ejaan
Ejaan ialah pelambangan fonem dengan huruf (Badudu, 1985:31). Dalam sistem ejaan
suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang
fonem itu dinamakan huruf. Susunan sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad.
Selain pelambangan fonem dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk juga 10
ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata
majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel dituliskan. ketetapan tentang bagaimana
menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian tanda-tanda baca seperti
titik, koma, titik koma, titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru.
Ejaan didasarkan pada konvensi semata-mata, jadi lahir dari hasil persetujuan para
pemakai bahasa yang bersangkutan. Ejaan itu disusun oleh seorang ahli bahasa atau oleh suatu
panitia yang terdiri atas beberapa orang ahli bahasa, kemudian disahkan atau diresmikan oleh
pemerintah. Masyarakat pemakai bahasa mematuhi apa yang telah ditetapkan itu. Ejaan yang
kita pakai dewasa ini disebu Ejaan yang Disempurnakan yaitu ejaan yang telah disusun oleh
Lembaga Bahasa Nasional (LBN).
Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
2.1.3Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan
frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca
berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah
suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Jenis-jenis Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
Jenis-jenis tanda baca yang pertama adalah tanda titik atau yang sering disimbolkan
dengan simbol (.). Secara umum, kita mengetahui bahwa fungsi tanda baca ini adalah sebagai
penutup dari sebuah kalimat, terutama untuk kalimat deklaratif (kalimat pernyataan) dan
kalimat berita. Selain itu, tanda baca ini juga digunakan pada penulisan gelar, singkatan,
sejumlah angka tertentu.
Tanda baca ini berfungsi untuk memisahkan beberapa bagian dari suatu kalimat. Sama
seperti tanda titik, koma juga biasa difungsikan untuk penulisan gelar, singkatan, dan juga
angka-angka tertentu.
C.Tanda Kurung ( ( ) )
Tanda kurung merupakan tanda baca yang berfungsi untuk menandai keterangan
tambahan dalam suatu kalimat.
Jenis-jenis tanda baca selanjutnya adalah petik tunggal (‘). Tanda petik ini berfungsi
sebagai yang berfungsi untuk menandai beberapa istilah tertentu yang terkandung dalam suatu
kalimat.
Berbeda dengan tanda petik tunggal, tanda petik dua merupakan tanda petik yang
berfungsi untuk menandai pernyataan langsung dalam suatu kalimat langsung atau juga pada
bagian percakapan dalam suatu naskah drama.
Tanda baca seru (!) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penutup sekaligus
penegas bagi kalimat imperatif (kalimat perintah) dan juga kalimat seruan.
Seperti namanya, tanda hubung (-) merupakan tanda baca yang fungsinya adalah untuk
menghubungkan beberapa unsur tertentu dalam kata dan kalimat, seperti menghubungkan kata
ulang dan sebagai penghubung kalimat dengan bagian kalimat yang terpaksa dipindahkan ke
baris selanjutnya.
Tanda pisah (–) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya sisipan
kata atau kalimat dalam suatu kalimat utama.
Tanda baca ini merupakan tanda baca yang fungsinya adalah sebagai penutup suatu
kalimat, yang selanjutnya akan diikuti oleh sejumlah perincian dari kalimat tersebut.
Tanda baca ini berfungsi sebagai pemisah dari dua perincian dalam suatu kalimat. Tanda
baca ini juga bisa dipakai sebagai pengganti kata dan.
Tanda baca ini mempunyai fungsi sebagai penanda adanya bagian kalimat yang dipotong
atau dihilangkan. Tanda baca ini juga bisa dipakai untuk menandai bagian yang tidak selesai
dalam suatu naskah dialog.
Berbeda dengan tanda kurung biasa, tanda kurung ini fungsinya adalah penanda adanya
bagian yang dikoreksi dari suatu kalimat.
Selain sebagai pengganti kata atau, tanda baca ini juga biasa dipakai dalam penulisan
nomor surat, alamat, dan penanda periode tahun tertentu.
O. Tanda Baca Penyingkat atau Apsotrof (‘)
Jenis-jenis tanda baca yang terakhir adalah tanda baca apostrof. Tanda baca ini
merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya bagian yang hilang dalam suatu
kata atau bilangan tahun.
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang suah sangat umum.Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh :
dll (dan lain-lain)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit dan detik yang menunjukan
waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya. Contoh:Kota
kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya yang
tidak menunjukan jumlah. Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak
tebal.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi Lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi maupun di dalam
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.Contoh : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah
Menengah Atas)
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.Contoh : Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara.
B. Tanda Koma
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh: Saya tidak akan datang kalau
hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Wah, bukan main
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.
D. Titik Dua
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Borgx
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh: Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan
ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
h. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh: di-charter atau pen-tackle-an
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi
drama.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap
itu berasal dari (kota) Medan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan
(c) promosi.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
b. anda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof ('), Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Kata “praktek” dan “jam” pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku.
Kata “praktek” seharusnya ditulis “praktik” dan perlu diingat dari kata tersebut. “praktik-
praktikum” dan bukan “praktek-pratekum” dan kata “jam” menunjukan jangka waktu.
Misalnya: Nana menyelesaikan lomba dalam waktu 1.05.30.
Dengan begitu kata “jam” pada gambar di atas jelas bukan menunjukan waktu. Seharusnya
kata “jam” diganti menjadi kata “pukul” yang merupakan menunjukan waktu. Jadi
kata “jam” di atas kurang tepat penempatannya yang seharusnya menggunakan kata “pukul”.
Itulah beberapa sampel kata tidak baku yang banyak ditemukan di masyarakat dan berikut
daftar sebagian kata baku yang disusun menggunakan tabel khusus.
Kata Tidak
No Kata Baku Baku No Kata Baku kata tidak baku
pasip, pasive,
9 atmosfer atmosfir 77 pasif fasip
efektip,
19 efektif efektive 87 proklamasi ploklamir
propinsi,
20 efektivitas efektifitas 88 provinsi profinsi
ekstrim,
21 ekstrem extrim 89 proyek projek, project
pebruari,
24 februari february 92 rakaat raka’at
strawberi,
43 karisma kharisma 111 stroberi strawbery
komplit,
47 komplet kumplit 115 takwa taqwa
kongkret,
konkrit,
48 konkret kongkrit 116 tahta takhta
kreatip,
50 kreatif creative 118 taoge toge
kwalitas,
53 kualitas kwalitet 121 teladan tauladan
54 kuantitas kwantitas 122 telepon telpon, telefon,
2.2