PENDAHULUAN
Data riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa gangguan mental
emosional (depresi dan kecemasan) di alami oleh sekitar 11,6% populasi usia di atas
15 tahun sedangkan sekitar 0,48% populasi mengalami gangguan jiwa berat atau
psikosis (Depkes, 2012). Gangguan ansietas lebih sering di alami oleh wanita
individu berusia kurang dari 45 tahun, bercerai atau berpisah, dan individu yang
berasal dari status sosial – ekonomi rendah (Videbeck. 2008)
1
- Bagaimana patofisiologi ansietas?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Ansietas adalah suatu perasaan takut dengan gejala fisiologis, sedangkan pada
gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi
yang di sebabkan oleh kecemasan tersebut (Tomb. Dafit A 2003)
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secaar interpersonal.
(Stuart & Laraia 2005).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan yang tidak di dukung oles situasi
( Videbeck. 2008)
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan
gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf
Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang
sering merupakan satu fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan satu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan
gejala penyertanya termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju
perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut
perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
3
2.2 Etiologi
Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat
tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain.
- Faktor Predisposisi
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
di temui dalam suatu keluarga.
4
gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang
berhubungan dengan ansietas.
- Faktor Presipitasi
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
- Tingkatan Ansietas :
- Ansietas Ringan
5
- Ansietas Sedang
- Ansietas Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu, cenderung berfokus ada sesuatu yang
rinci dan spesifik sehingga tidak memikirkan hal yang lain. Semua perilaku
ditujukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada hal lain.
Manifestasi dengan gejala setiap kategori yaitu, ansietas ringan, ansietas sedang,
ansietas berat, dan ansietas panik.
1) Ansietas Ringan
6
a. Fisiologis
Kadang nafas pendek, nadi dan TD naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut
dan bibir bergetar.
b. Kognitif
Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang meninggi.
2) Ansietas Sedang
Pada tingkat ini lapang pandang terhadap linngkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal penting saat itu dn mengesampingkan hal lain.
a. Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan TD naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi,
gelisah
b.Kognitif
d. Susah tidur
7
e. Perasaan tidak aman
3) Ansietas Berat
Pada tingkat ini lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak
mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/ tuntunan.
a. Fisiologis
Nafas pendek, nadi dan TD naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan.
b. Kognitif
- Verbalisasi cepat
- Blocking
4) Ansietas Panik
Terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/ tuntunan
a. Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi
motorik rendah.
8
b. Kognitif
- Persepsi kacau
2.5 Patofisiologi
1) Bayi/anak-anak
2) Remaja
- Perkembangan seksual
3) Dewasa
- Kehamilan
9
- Menjadi orang tua
- Perubahan karir
- Efek penuaan
4) Lanjut usia
- Penurunan sensori
- Penurunan motori
- Masalah keuangan
2.6 Penatalaksanaan
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
2) Terapi psikofarmaka
10
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3) Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat
dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4) Psikoterapi
4. Terapi psikoreligius
11
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan
dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan
stressor psikososial.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
INFORMASI UMUM
2. Usia : 35 thn
7. Alamat : Padang
14. Diet :-
A. Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing, karena semalaman tidak bisa tidur. Dan klien mengatakan
dirinya cemas menghadapi kelahiran anak pertamanya.
13
B. Penampilan Umum Dan Perilaku Motorik
1. Fisik
a. Berat Badan : 55 kg
S: 36C
C. Masalah Keperawatan
Kecemasan
D. Tingkat Ansietas
E. Riwayat Keluarga
Tipe keluarga klien yaitu Nuclear Family atau lengkap terdiri dari suami dan isteri.
Hubungan klien dengan kepala keluarga yaiti sebagai isteri.Dalam pengambilan
keputusan dalam penanganan masalah klien mengaku selalu dilakukan secara
bersama –sama. Menurut klien dalam keluarganya selalu melakukan kebiasaan –
kebiasaan yang sering dilakukan bersama yaitu berekreasi setiap hari libur atau
makan bersama – sama setiap makan malam.selain itu,klien mangatakan selalu
melakukan kegiatan bersama keluarga seperti nonton bersama sambil bercengkrama.
14
F. Riwayat Sosial Pola sosial
Menurut klien teman / orang dekatnya yaitu keluarga dia sering curhat bersama
keluarga.Peran serta dalam kelompok baik selalu berfartisipasi dalam setiap kegiatan
yang diadakan oleh lingkungan setempat.Dalam melakukan hubungan dengan orang
lain klien mengaku tidak mengalami kesulitan.
· Klien mengaku tidak pernah mengonsumsi obat –obatan herbal diluar resep dan saat
ini klien hanya mengkonsumsi vitamin yang sudah diresepkan oleh dokter.
· Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat –obatan dan alkohol untuk
mengatasi kecemasannya.
- Penampilan
Penampilan klien tidak ada kecacatan fisik,dalam berkomunikasi klien tampak sulit
berkomunikasi. Dan dalam berpakaian klien agak sedikit rapi.Selain itu klien selalu
melakukan perawatan diri seperti mandi 2 x sehari.
- Tingkah laku
Klien tampak resah dan gelisah dalam menghadapi kelahirannya dan terlihat
ekspresi wajah nya cemas.
- Pola komunikasi
Dalam berkomunikasi klien bicara dengan jelas namun agak sulit berkonsentrasi
pada pertanyaan awal –awal.
Klien merasa senang dengan kehamilan pertamanya ini namun merasa cemas
menjelang kelahiran yang tinggal sebentar lagi.
15
- Proses Pikir
Dalam proses pikir klien berpikir logis dan mudah dimengerti meskipun klien sulit
berkonsentrasi pada awal pembicaraan .
- Persepsi
- Kognitif
(b) Memori
Klien mampu mengingat pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan segera
menjawab pertanyaan tersebut dengan jelas.
16
Asuhan Keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan:
DO:
DS:
- Klien mengeluh pusing, karena semalaman tidak bisa tidur. Dan klien mengatakan
dirinya cemas menghadapi kelahiran anak pertamanya.
B. TUJUAN:
TU:
TK:
C. Intervensi:
- Beri kesempatan klien untuk berinteraksi berbagai rasa dengan orang yang berarti
17
- Libatkan klien dalam kegiatan yang disukai, dan ikut sertakan dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perawatan dirinya
- Anjurkan pasien apabila merasa gelisah/cemas untuk memikirkan hal hal yang akan
membuat dirinya bahagia, cnth: mempunyai anak yang lucu, diakui sebagai wanita
yang sempurna.
D. Rasional:
- Orang terdekat pasien akan memberikan dukungan kepada klien baik secara moral
ataupun spiritual
- Dengan berinteraksi dengan orang yang berarti, klien dapat mengurangi rasa cemas
dengan mencurahkan isi hatinya
- Dengan komunikasi yang baik,akan memperjelas apa yang akan terjadi pada diri
klien
- Dengan memikirkan hal hal yang akan membuat klien bahagia, sedikitnya akan
mengurangi rasa cemas klien
E. Implementasi:
- Memberieri kesempatan klien untuk berinteraksi berbagai rasa dengan orang yang
berarti
- Melibatkan klien dalam kegiatan yang disukai, dan ikut sertakan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perawatan dirinya
- Anjurkan pasien apabila merasa gelisah/cemas untuk memikirkan hal hal yang akan
membuat dirinya bahagia, cnth: mempunyai anak yang lucu, diakui sebagai wanita
yang sempurna.
18
F. Evaluasi:
- Dan rasa cemas klien berekurang dalam menghadapi kelahiran anak pertamanya.
O:
P: Lanjutkan Intervensi
19
BAB IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ansietas masih menjadi salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang masih
banyak terjadi baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti
Indonesia. Ansietas sendiri merupakan kekhawatiran atau keadaan emosional yang
tidak jelas, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak memiliki objek yang
spesifik.
- Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas Ringan
b. Ansietas Sedang
c. Ansietas Berat
- Patofisiologi :
a. Bayi/ anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa
d. Lanjut usia
- Kajian keluarga
20
- Sedangkan kajian biologis
- Faktor Presipitasi
4.2 Saran
Ansietas merupakan gangguan kejiwaan berupa cemas yang tidak berobyek, sehingga
memerlukan pencegahan sedini mungkin pada tiap lapisan masyarakat. Langkah-
langkah pencegahan tersebut dapat berupa :
- Cukup olahraga.
- Tidak merokok.
21
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (5th ed). Jakarta : EGC.
22