Anda di halaman 1dari 7

II.

Pengamatan Geologi

Lokasi penelitian paleontologi ini terletak di sungai cijarian, sukabumi. Sungai cijarian
merupakan sungai yang termasuk dalam formasi nyalindung. Formasi nyalindung ini menurut
peta geologi regional terdapat litologi batupasir glaukonit gampingan berwarna hijau,
batulempung, napal, napal pasiran, konglomerat, breksi, batugamping, napal tufaan .

Berdasarkan geomorfologinya, bentuk sungai ini termasuk sungai meandering. Lembah


sungai mempunyai bentuk V, Ini merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh bagian hulu
sungai ini. Bentuk V pada lembah ini karena akibat erosi sungai yang terdapat di bagian hulu
ini. Erosi yang terjadi ini dapat dengan mudah menggerus sungai dengan cepatnya, maka dari
itulah lembah bernetuk huruh V ini terbentuk. Pada sungai cijarian ini banyak ditemukan jenis
fossil mollusca, kelas gastropoda dan pelecypoda. Tetapi fossil yang ditemukan kebanyakan
hanya berupa pecahan-pecahan cangkang dan sangat sedikit ditemukan body fossil yang utuh..

Litologi di tempat penelitian, termasuk pada batu lempung dengan warma segar abu-
abu dan warna lapuk hitam kecoklatan, ukuran butir lempung dan tingkat kekerasan getas.
Litologi batu lempung ini sama ditemukan di statiun-1 juga di statiun-2.

Pada singkapan di statiun-1, dengan koordinat S 6º59’46” E 106º38’53”, elevasi 354


mdpl dan cuaca cerah. litologi batuannya yaitu batu lempung dengan warna lapuk hitam
kecoklatan dan warna segar abu-abu kehitaman, tingkat kekerasannya getas Saat dilakukan
pengambilan sample di 3 titik menggunakan frame berukuran 4R, memiliki tingkat
keberlimpahan fossil yaitu melimpah/abundant, ditemukan juga body fossil Turritella Sp.

Pada singkapan di statiun-2, dengan koordinat S 6º58’34” E 106º37’56”, elevasi 358


mdpl cuaca cerah. litologi batuannya yaitu batu lempung dengan warna lapuk hitam kecoklatan
dan warna segar abu-abu kehitaman, tingkat kekerasannya getas. setelah melakukan
pengambilan sample dengan metode yang sama dengan di singkapan statiun-1, memiliki
tingkat keberlimpahan fossil yaitu melimpah/abundant dan ditemukan body fossil Turritella
Sp.
Foto Frame 4R Statiun-1

Titik 1 Titik 2

Titik 3

Foto Frame Statiun-2

Titik 1 Titik 2

Titik 3
III. Kolom Stratigrafi

Log Stratigrafi Statiun-1


Log Stratigrafi Statiun-2
IV. Metode Pengambilan Sample

Pada kuliah lapangan paleontologi, kami membuat sketsa lapangan berdasarkan


singkapan lapangan disertai keterangan stasiun, waktu, lokasi, koordinat, elevasi, arah strike
dip, dan cuaca.
Dalam pengambilan sampel, kami menggunakan metode sistematis karena output yang
dihasilkan lebih mendetail.
Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk mengetahui kelimpahan fosil pada
Sungai Cijarian, Formasi Nyalindung, Sukabumi. Proses identifikasi dan perhitungan fosil
moluska dilakukan pada bingkai foto ukuran 4R. Bingkai foto kemudian diletakkan di
singkapan pada beberapa titik untuk memperkirakan kelimpahan fosil. Kelimpahan fosil
ditentukan dari jumlah fosil yang nampak pada bingkai, dengan parameter:
• Dikatakan jarang/rare apabila terdapat 1 fosil cangkang moluska
• Dikatakan sedikit/few apabila terdapat 2-5 fosil cangkang moluska
• Dikatakan banyak/common apabila terdapat 6-10 fosil cangkang moluska
• Dikatakan melimpah/abundant apabila terdapat >10 fosil cangkang moluska
Fosil cangkang moluska yang dijadikan perhitungan dapat berupa fosil makro dan
pecahan fosil.

V. Deduksi dan interpretasi terhadap aspek sumberdaya geologi dan bencana geologi

A. Sumber Daya Geologi

Pada kajian ini sungai cijarian merupakan sumber daya geologi yang dikategorikan
sebagai pemanfaatan air tanah, dimana hulu dan hilir sungai ini cukup pendek dan lokasinya
berada tepat di bawah jembatan Cijarian , dan berdekatan dengan kantor Kecamantan Bantar
Gadung yang berada di daerah Sukabumi, Provinsi Jawa Barat . Sungai ini dimanfaatkan oleh
warga setempat sebagai tempat kebutuhan sehari hari yang menggunakan aliran air , seperti
Mencuci pakaian, maupun tempat MCK (mandi, Cuci dan Kakus) hal ini dapat di ketahui
melalui ditemukannya tempat MCK yang berlokasi tepat dibawah jembatan. Maka dari itu
secara tidak langsung pemanfaatan air tanah merupakan kategori akan sumber daya geologi
ini.
B. Bencana Geologi

Sungai Cijarian termasuk bagian dari rawannya terjadi bencana dikarenakan adanya
siklus hidrologi dan hidrogeologi akan membuat adanya potensi akan bagaimana masyarakat
sekitar menyikapinya. Selain itu secara aspek geologi jika sungai ini terdapat pada daerah yang
dekat dengan pemukinan warga di kecamatan cijarian maka akan banyak terjadinya potensi
Bencana seperti : Banjir Bandang dan longsor

Hal ini juga di karenakan akan morfologi sungai tersebut secara jauh akan terlihat
belokan atau di sebut sungai Meandering (berbelok), meskipun secara ilmu hirdologi jika arus
yang mengalir sepanjang sungai ini tidak relative rendah akan tetapi adanya potensi potensi
bencana longsor ditemukan oleh kami sebagai tim lapangan yang melihat langsung pada
singakapan di sekitaran sungai tersebut. Bencana geologi ini hal yang tidak bisa di hindari
berkaitan dengan musim atau pun cuaca yang terkait akan tetapi warga sekitar yang
bertanggung jawab akan keterjagaan nya lingkungan ini , karena dimana warga sekitar masih
sering memanfaatkan aliran sungai sebagai tempat kebutuhan sehari hari yang menggunakan
aliran air , seperti Mencuci pakaian, maupun tempat MCK (mandi, Cuci dan Kakus) hal ini
dapat membuat ekosistem sungai terganggu , dikarenakan adanya kontaminasi baik zat kimia
non organic ( detergen, Sabun , dll) maupun organic (sampah masyarakat dan juga kotoran),
dimana resapan air atau akuifer tertanggu jika hal tersebut dilakukan dalam skala besar,
Disamping itu adanya jembatan Cijarian yang merupakan tempat sarana umum transportasi
darat perlu adanya pengecekan secara teratur agar menghindari rusaknya atau daya tahan
jembatan terhadap waktu penggunaan secara berkala, disamping itu potensi gempa bumi juga
bisa berpotensi merusak seluruh komponen disekitar nya. Maka dari itu diharapkan jika adanya
pantauan dari pemerintah setempat untuk membuat larangan ataupun himbauan masyarakat
agar menghindari potensi bencana ini.

(sumber : Google maps)

Anda mungkin juga menyukai