Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.[1] Memasuki usia tua berarti
mengalami banyak perubahan, terutama perubahan fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, aktifitas fisik terganggu.[1]

Menurut WHO dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan


lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
permulaan tua.[1,2] Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami
peningkatan. Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada
populasi lansia di dunia setelah tahun 2100. Tingginya Usia Harapan Hidup merupakan
salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang
kesehatan. Sejak tahun 2004 – 2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan
Hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030 - 2035
mencapai 72,2 tahun.[2] Dari data profil kesehatan RI tahun 2016 menunjukkan
penduduk usia non produktif > 65 tahun berjumlah 13.729.992 jiwa sedangkan di
Propinsi Jawa Tengah sendiri jumlah penduduk usia non produktif > 65 tahun
berjumlah 2.729.117 jiwa.[3]
Dengan melihat jumlah UHH setiap tahun yang semakin meningkat maka
perawat diharapkan untuk lebih berperan dalam menyelesaikan masalah lansia dengan
mengaplikasikan asuhan keperawatan dasar dengan prinsip dasar keperawatan holistic
yang melihat manusia secara utuh yaitu meliputi kebutuhan biologis, psikologis, social,
kultural dan spiritual. Untuk itu salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengunjungi
Panti Wredha Harapan Ibu di kecamatan Ngaliyan Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan asuhan keperawatan dasar dengan prinsip dasar keperawatan
holistic kepada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui riwayat dan kondisi kesehatan lansia ( bio, psiko, social, kultural
dan spiritual ).
b. Mengetahui hal positif dan negatif yang dimiliki lansia.
c. Rencana pengembangan diri perawat kedepan dengan melihat lansia secara
holistic.
BAB II
LAPORAN KUNJUNGAN

A. Gambaran kunjungan
Kunjungan dilakukan di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang. Lansia
yang ditemui dan di wawancara bernama Ny.Djumi berumur 70 tahun, asal Semarang,
agama Islam, tidak sekolah, riwayat pekerjaan jaga warung makan.
1. Kunjungan
a. Hari, tanggal : Sabtu, 24 November 2018
b. Waktu : 8.30 s.d. 9.30 wib
c. Metode : wawancara, observasi
2. Identitas klien
a. Nama : Ny. Djumi
b. Umur : 70 th
c. Pendidikan : tidak sekolah
d. Agama : Islam
e. Status Pernikahan : tidak menikah
f. Alamat : Tawang, Semarang
g. Lama tinggal dipanti : 2 tahun
h. Nama keluarga : Tn. Darmanto
i. Hub. Dengan klien : keponakan
3. Pengkajian
a. Riwayat kehidupan dan keluarga
Ny. Djumi tidak menikah, orangtua klien meninggal ketika klien masih kecil.
Klien pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan penjaga warung
makan. Pagi dini hari klien bekerja ditetangga dan siang hari menjaga warung
disekitar Stasiun Tawang. Klien tidak memiliki rumah dan hanya kontrak
disepetak rumah ukuran 3x4 meter persegi. Keluarga yang sering berkunjung
hanya keponakannya bernama: Darmanto. Sekitar 2 tahun yang lalu klien merasa
hidup sendiri, tidak berpenghasilan dan hanya merepotkan tetangga dan
keponkannya. Sehingga klien minta Ketua RT dan keponakannya diantar ke
Panti Wreda.
b. Aspek biologis
Sekitar 1 yang lalu klien jatuh dihalaman Panti dan hasil pemeriksaan dokter
pasien terdiagnosa patah tulang paha. Klien tidak setuju dilakukan operasi.
Kebutuhan klien seperti mandi, BAB, BAK klien dibantu petugas panti. Keluhan
yang dirasakan klien adalah nyeri pada paha, nyeri seperti tertindih, skala 2-3,
nyeri bertambah jika untuk bergerak. Penglihatan dan pendengaran klien masih
baik. Dari hasil laboratorium yang ditunjukan ditemukan hasil: Tekanan Darah
130/80 mmHg, asam urat: 5,0, cholesterol: 331. Obat yang ditunjukan klien, obat
dan dikonsumsi yaitu: simvastatin 1x20mg, allopurinol 1x100mg.
c. Aspek psikologis
Ny. Djumi merasa sedih karena didunia sudah tidak ada keluarganya lagi, hanya
keponakannya saja tidak mesti setiap tahun berkunjung. Klien mengatakan jika
memang sudah waktunya, klien ingin meninggal dengan tenang. Klien tidak
ingin merepoti siapapun.
Selama di panti klien merasa senang karena bisa berkumpul dengan lansia-lansia
lainnya.
d. Aspek sosial
Ny. Djumi suka menghibur dan lansia-lansia yang tinggal dipanti. Biasanya
dengan bercerita tentang sesuatu yang menyenangkan dan memberikan snack
yang klien beli dari penjual keliling.
e. Aspek kultural
Ny. Djumi selama ini masih menjunjung tinggi budaya jawa. Norma kesopanan
dan tutur bahasa yang halus masih dijaga. Menurut klien kesopanan adalah
sesuatu yang harus dijaga sebagai orang jawa yang “njawani”.
f. Aspek spiritual
Ny. Djumiamilatun adalah seorang yang rajin berdoa, beliau tidak pernah
melewatkan sholat lima waktu, beliau sering berpuasa saat hari senin dan kamis
dan beliau juga selalu aktif mengikuti pengajian. Klien mempunyai harapan bisa
betemu dan menjalankan ibadah Ramadhan tahun ini.
4. Analisa masalah
Dari hasil wawancara dengan lansia didapatkan masalah pada lansia yaitu :
 Nyeri akut b.d. agen injuri fisik
 Defisit self care
 Gangguang psikologis : sering merasa kesepian dan sedih dengan keadaan.
5. Hal positif dan negatif yang di miliki lansia.
a. Hal positif
 Rajin
 Pekerja keras
 Punya semangat yang tinggi
 Tekun berdoa dan mengikuti kegiatan keagamaan lainnya
 Suka menolong
 Peduli dengan orang lain
 Mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain
 Berprasangka baik
b. Hal negatif
 Tidak suka bergaul kalau tidak penting
6. Refleksi diri
Dengan melihat hal-hal positif yang dimiliki oleh lansia Ny. Djumi saya
menyadari bahwa masih banyak perilaku dan sifat saya yang harus dikembangkan
dalam kehidupan saya sehari – hari. Ny. Djumi saja dimasa tuanya dengan keadaan
tidak mempunyai keluarga namun masih mempunyai semangat untuk berjuang, rajin
dan bekerja keras walaupun kondisinya yang lemah karena usia, suka menolong dan
peduli dengan orang lain, mandiri dan tekun berdoa. Hal ini menyadarkan saya
bahwa diusia saya yang masih muda ini saya harus lebih bersemangat, bekerja keras,
lebih peduli dengan orang lain, rasa ingin menolong orang lain harus selalu ada dalah
hati dan pikiran, dan mandiri tanpa harus tergantung dengan orang lain. Dengan
melihat hal – hal positif dari lansia Ny. Djumi, saya akan memperbaiki diri saya
menjadi lebih baik agar dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat
membina hubungan baik dengan sesama.
B. Rencana pengembangan diri untuk menjadi Ners.
Dengan melihat hal-hal positif pada Ny. Djumi yaitu rajin, punya semangat yang
tinggi, suka menolong, peduli dengan orang lain dan mandiri, saya menyadari bahwa
selama ini dalam melayani pasien saya belum peduli dengan semua keluhan pasien
karena saya lebih sibuk dengan semua terapi dari dokter tanpa mempunyai banyak waktu
untuk berbicara dengan pasien dan belum bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
pasien. Dan juga selama ini saya masih tergantung dengan semua advis dokter, seolah-
olah saya sebagai pembantu dokter karena saya belum bisa menjadi mitra kerja yang
baik dengan dokter oleh karena saya kurang banyak waktu bersama pasien sehingga
saya tidak banyak tahu tentang semua masalah pasien, sehingga tidak bisa berdiskusi
dengan dokter mengenai keadaan pasien. Oleh karena itu rencana pengembangan diri
saya ke depan menjadi Ners, saya akan lebih menata diri saya dengan cara melihat
kembali semua sikap saya dalam memberikan pelayanan keperawatan selama saya
menjadi perawat yang belum menunjukan sikap caring dan belum bisa melihat pasien
secara holistik dalam memenuhi semua kebutuhan baik bio, psiko, social dan kultural.
Dengan melihat pasien secara holistic maka saya akan bisa lebih dekat dengan pasien,
saya lebih banyak tahu tentang semua kebutuhan pasien yang holistic, sehingga saya
bisa menolong pasien dengan cara berkolaborasi dengan baik dengan dokter. Dan saya
juga harus lebih memberikan pelayanan caring kepada yang sakit maupun yang sehat
karena dengan pelajaran caring yang saya terima di perkuliahan membuat saya semakin
sadar bahwa banyak hal yang belum saya lakukan bagi pasien dan orang sehat selama
ini.
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil wawancara
dengan lansia di Panti Wredha Harapan Ibu.
1. Perubahan fisik akibat menua
Perubahan fisik yang dialami akibat menua yaitu perubahan pada system
persayarafan, system pendengaran, system penglihatan, system kardiovaskuler,
system pengaturan suhu, system pernapasan, system pencernaan, system reproduksi,
system endokrin dan sistem musculoskeletal.[1]
Pada lansia Ny. Djumi, berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 Oktober 2017
masalah perubahan fisik yang ditemukan yaitu pada system penglihatan (kurangnya
penglihatan karena mata sebelah kanan di operasi pengangkatan katarak) dan
masalah system pencernaan (kehilangan beberapa gigi) namun Ny.Djumi masih bisa
mengunyah dengan baik secara perlahan – lahan.
2. Perubahan psikologis
Pada lanjut usia terdapat perubahan perasaan seperti mudah curiga, bertambah
pelit dan perubahan perasaan seperti sedih, kesepian bila tidak diperhatikan.[1].
Perubahan psikologi yang terjadi pada lansia antara lain perubahan fungsi social,
perubahan peran sesuai dengan tugas perkembangannya, perubahan tingkat depresi
serta perubahan stabilitas emosi. Menurut Asosiasi Psikologi Amerika (APA)
menemukan bahwa salah satu dari empat kebutuhan psikologis yang membuat
manusia bahagia adalah autonomy atau kemandirian yaitu rasa bahwa apa yang
dikerjakan adalah pilihan dan diperjuangkan oleh diri sendiri.[4]
Pada lansia Ny. Djumi yang berada di panti wredha masalah yang ditemui pada
yaitu sering terjadi perubahan depresi serta perubahan stabilitas emosi seperti sering
merasa sedih, kesepian dan sakit hati bila dimarahi. Sedangkan pada bagian
kemandirian menurut APA, Ny. Djumi itu dimasukkan di bagian aspek social karena
pada bagian perubahan psikologis hanya dimuat perubahan perasaan lansia saja.
3. Perubahan social
Perubahan social ini dikaitkan dengan kehilangan fungsi social, kehilangan
peran.[1] dan menurut Asosiasi Psikologi Amerika (APA) menemukan bahwa salah
satu dari empat kebutuhan psikologis yang membuat manusia bahagia adalah
autonomy atau kemandirian yaitu rasa bahwa apa yang dikerjakan adalah pilihan dan
diperjuangkan oleh diri sendiri.[4]
Pada lansia Ny. Djumi, lebih mandiri untuk bisa menolong teman-temannya
membagikan minuman dan snack pada pagi hari dan menyiapkan obat-obatan bagi
teman-temannya yang membutuhkan bila sakit.
4. Perubahan spiritual
Pada lansia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berpikir dan bertindak sehari-hari. Agama / kepercayaan semakin terintegrasi
dalam kehidupan.[1]
Pada lansi Ny. Djumi semua kehidupan keagamaannya semakin baik, beliau
semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Seluruh kehidupannya beliau percaya pada
Tuhan dan beliu selalu Sholat lima waktu, puasa hari senin dan kamis, selalu
mengikuti kegiatan keagamaan di panti ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti
mengalami banyak perubahan, terutama perubahan fisik, perubahan psikologis,
perubahan sosiokultural dan perubahan spiritual. Untuk itu sebagai perawat kita di tuntut
untuk memahami dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia
agar mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan dasar dengan prinsip dasar
keperawatan holistic kepada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho W.H. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2008.
2. Kemenkes RI. INFODATIN (PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN
KESEHATAN RI). 2016.
3. Kemenkes RI. PROFIL KESEHATAN INDONESIA (PUSAT DATA DAN
INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI). 2016.
4. Yuliati A, Nimal B, Mury R. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di
Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. E-Jurnal Pustaka Kesehatan.
2014 Jan ; 2 (1).
TUGAS
KEPERAWATAN HOLISTIK
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE PANTI WREDHA HARAPAN IBU

OLEH

MERSIANA A. ATITUS / 22020117183019


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017

Anda mungkin juga menyukai