Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ATRAKSI, AKSESIBILITAS, DAN FASILITAS TERHADAP CITRA

OBJEK WISATA DANAU TOLIRE BESAR DI KOTA TERNATE

Sulfi Abdulhaji
Ibnu Sina Hi. Yusuf

(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate)


E-mail: Sulfi.ab78@gmail.com

ABSTRAK. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui implementasi atraksi,
aksessibilitas, fasilitas dan citra objek wisata Danau Tolire Besar di Kota Ternate serta pengaruh
atraksi, aksessibilitas, dan fasilitas terhadap citra objek wisata Tolire Besar. Metode penelitian
yang di gunakan adalah analisis deskriptif dan verivikatif. data yang digunakan adalah data
primer dengan menyebarkan koesioner kepada 100 pengujung yang pernah berkunjung di
Danau Tolire Besar, dengan menggunakan teknik penarikan sampel aksidentil, analisis data
menggunakan metode deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi atraksi, aksessibilitas, fasilitas dan citra objek wisata Danau Tolire Besar
dalam kategori baik, dan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa atraksi, aksessibilitas dan
fasilitas dapat berpengaruh signifikan terhadap citra objek wisata Tolire Besar.

Kata kunci: Atraksi, Aksesibilitas, Fasilitas, Citra Objek Wisata Danau Tolire

ABSTRACT. The aim of this research is to analyze the implementation of attraction,


accessibility, facility and image of Tolire lake object in the Ternate, the effect attraction,
accebility, facility on image of Tolire lake tourism object in the Ternate. The methodologies are
descriptive and verificative. Primary data is collected by distributing questionnaires to 100
tourists that pay a visit the Tolire lake tourism objects in the Ternate, using accidental sampling
technique. Data was analysed by using the methods of both descriptive analysis and multiple
regression analysis. The result from descriptive analysis showed hat implementationt
attraction, accebility, facility and the image Tolire lake tourism objects are good, the result of
hypothesis testing showed that attraction, accebility and facility have significant effect on
image of Tolire lake tourism object.

Keywords: Attraction, Accsessibility, Facility, Image of Tolire Lake

PENDAHULUAN berkunjung ke suatau destinasi atau daerah


Objek wisata merupakan bagian yang tujuan wisata. Mill (2000: 12) berpendapat
sangat penting dalam perkembangan sebuah bahwa daya tarik utama suatu objek wisata
daerah tujuan wisata, objek wisata yang untuk dikunjungi adalah atraksi wisata.
baik dapat memberikan opini yang positif Atraksi wisata didasarkan atas sumber-
terhadap wisatawan potensial untuk sumber alam, budaya, etnis, dan hiburan.

134 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Ciri terpenting bagi wisatawan adalah maka akan berimplikasi positif terhadap
atraktif yang ditimbulkan oleh perbedaan citra objek wisata tersebut.
tertentu dari sumber-sumber alam Citra objek wisata merupakan suatu
berbentuk ciri fisik alam, iklim dan fungsi dari pengalaman yang sama baiknya
keindahan suatu kawasan wisata. Pendit dengan ekpektasi konsumen terhadap
(2006: 71) menyatakan bahwa daya tarik produk atau jasa pariwisata, maka hasilnya
pariwisata yang bersumber dari alam kualitas produk atau jasa yang
adalah: (1) Keindahan alam yang meliputi, dipersepsikan akan mengubah citra,
topografi umum seperti flora dan fauna di perubahan citra yang positif sangat
sekitar danau, sungai, pantai, pulau-pulau, tergantung pada proses mengkomunikasi-
mata air panas, sumber mineral, teluk, gua, kan suatu produk dan dapat memadukan
air terjun, cagar alam, hutan dan dengan penyediaan dan pengelolaan produk
sebagainya. (2) Iklim yang meliputi, sinar pariwisata seperti: atraksi, fasilitas dan
matahari, suhu udara, cuaca, angin, hujan, aksesibilitas yang sesuai dengan harapan
panas, kelembaban dan sebagainya. atau ekspektasi pengunjung (wisatawan),
Pengembangan objek wisata dengan dan apabila wisatawan merasakan kepuasan
basis atraksi yang baik harus didukung oleh yang tinggi maka akan mendorong citra
komponen aksibilitas dan fasilitas, menjadi positif sehingga wisatawan akan
aksibilitas memberikan kemudahan kepada merekomendasikan (mengkomunikasikan)
pengunjung untuk menjangkau suatu objek kepada wistawan potensial lainnya.
wisata sementara fasilitas dapat memenuhi Penilaian kinerja kualitas jasa
kebutuhan pengunjung selama mereka (experienced service), citra mempunyai
menikmati atraksi di suatu objek wisata peran penting sebagai filter yang
yang dipilihnya. mempengaruhi persepsi kualitas yang
Mengembangkan suatu objek wisata menguntungkan, persepsi netral, atau
di suatu daerah tujuan wisata tidak bisa persepsi yang tidak menguntungkan
melepaskan komponen produk atraksi, tergantung pada pertimbangan konsumen
aksesibilitas maupun fasilitas karena ketiga dari penyedia jasanya apakah baik, netral
komponen ini dapat menjadikan daya tarik atau buruk. Citra bersifat dinamis sesuai
suatu objek wisata. Pengelolaan ketiga perubahan waktu yang tergantung pada
komponen produk pariwisata dengan baik persepsi terhadap kualitas jasa yang

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 135


diberikan oleh organisasi atau penyedia jasa atraksi cerita rakyat dan kemudahan dalam
(Gronroos, 1998: 328). keterjangkauan atau akses ke objek wisata.
Danau Tolire Besar merupakan salah Tujuan penelitian ini adalah untuk
satu objek wisata yang menjadi andalan memberikan bukti empiris tentang seberapa
bagi masyarakat lokal (wisatawan lokal) besar pengaruh atraksi objek wisata
maupun wisatawan Nusantara lainnya yang terhadap citra objek wisata Danau Tolire
berkunjung ke Ternate, dengan berbagai Besar, seberapa besar pengaruh
atraksi berupa keindahan alam dan aksesibilitas objek wisata terhadap citra
panorama danau yang unik, serta didukung objek wisata Danau Tolire Besar, seberapa
oleh atraksi legenda cerita rakyat yang besar pengaruh fasilitas objek wisata
dapat memberikan daya tarik tersendiri dari terhadap citra objek wisata Danau Tolire
objek wisata ini. Besar.
Akses menuju ke objek wisata ini Reili dalam Prasetyo (2003: 20)
sangat mudah karena letak objek wisata mengemukakan produk pariwisata
Danau Tolire Besar berada diposisi jalan merupakan jasa yang diperoleh, dirasakan
utama dari pusat kota, sehingga dari aspek atau dinikmati oleh wisatawan semenjak
aksibilitas, pengunjung (wisatawan) dapat meninggalkan rumah tinggal sampai ke
menggunakan tranportasi umum untuk daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan
mencapai objek wisata tersebut, fasilitas kembali ke tempat asal semula ia berangkat.
objek wisata ini masih minim karena Namun Kotler, Bowen dan Makens (2006:
fasilitas penginapan atau hotel tersedia 273), berpendapat bahwa produk pariwisata
tetapi berada di pusat kota kemudian belum merupakan produk yang berbentuk jasa
tersedia dengan baik ruang pengelola, utama disertai oleh barang dan jasa
sistem informasi, pemandu wisata belum tambahan, oleh karena itu penawarannya
maksimal, fasilitas tempat parkir kendaraan terdiri dari sebuah jasa utama dengan
yang belum teratur. Artinya pengelolaan tambahan jasa lainnya atau barang
objek wisata Danau Tolire Besar dari pendukung. Berikut ini tiga komponen
berbagai komponen produk belum utama produk pariwisata yang di
dilakukan secara integrasi, sehingga citra kemukakan oleh berbagai pendapat yang
objek wisata ini masih mengandalkan meliputi, komponen atraksi, aksesibilitas
keunggulan atraksi alam dan berbagai dan fasilitas yang terdapat dalam suatu
objek wisata.

136 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Crouch dan Ritchie (1999) dalam dan keunikan alam dari pencipta yang mana
Vengesayi (2003: 3) mengatakan bahwa terdiri dari keindahan alam (natural
“Attractions are the primary elements of the amenities), iklim, pemandangan, fauna dan
destination appeal, they are the key flora yang aneh (uncommon vegetation &
motivators for visitation to a destination.” animals), hutan (the sylvan elements), dan
(Atraksi merupakan elemen utama yang sumber kesehatan (health centre) seperti
menarik dari destinasi dan merupakan sumber air panas belerang, dan mandi
motivator kunci untuk mengunjungi lumpur. Sedangkan atraksi buatan manusia
destinasi). Kemudian Goeldner et al (2000) adalah segala sesuatu yang menjadi daya
dalam Vengesayi (2003: 3) menyatakan, tarik wisata yang sengaja diciptakan atau
“They are the fundamental reasons why dibuat oleh manusia, misalnya monumen,
prospective visitors choose one destination candi, art gallery, kesenian, festival, pesta
over another. Classified and categorized ritual, upacara perkawinan tradisional, dan
attractions differently, categorized lain-lain.
attractions into five main groups: culture, Objek dan daya tarik wisata memiliki
natural, event, recreation and komponen yang sangat menentukan, maka
entertainment. (Atraksi merupakan alasan harus dirancang dan dibangun atau dikelola
pokok pengunjung memilih suatu destinasi secara profesional sehingga dapat menarik
daripada yang lain. Atraksi dikelompokan wisatawan untuk berkunjung. Umumnya
menjadi lima kelompok utama: daya tarik suatu objek wisata berdasarkan
kebudayaan, alam, event, rekreasi dan pada:
hiburan). a. Adanya sumber daya yang dapat
Roger dan Slinn (1998: 12) menimbulkan rasa senang, indah, nyaman,

menyatakan bahwa atraksi atau daya tarik dan bersih.

adalah segala sesuatu yang terdapat di objek b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk

wisata yang menjadi daya tarik sehingga dapat mengunjunginya.

orang berkunjung ke tempat tersebut. c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi

Suwantoro (2000: 18-19) menegaskan yang bersifat langka.

bahwa atraksi dibagi ke dalam dua d. Sarana atau prasarana penunjang untuk

golongan, yaitu atraksi alam dan atraksi melayani para wisatawan yang

buatan manusia. Atraksi alam adalah daya berkunjung.

tarik wisata yang melekat pada keindahan e. Objek wisata alam mempunyai daya
tarik tinggi karena keindahan alam

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 137


pegunungan, sungai, pantai, pasir, dan menyangkut pengembangan lintas sektoral.
hutan Tanpa dihubungkan dengan jaringan
Soekadijo (2003: 61) mengungkap- transportasi tidak mungkin sesuatu obyek
kan bahwa atraksi wisata yang baik juga wisata mendapat kunjungan wisatawan.
dapat mendatangkan wisatawan sebanyak- Obyek wisata merupakan akhir perjalanan
banyaknya, menahan mereka di tempat wisata dan harus memenuhi syarat
atraksi dalam waktu yang cukup lama dan aksesibilitas, artinya objek wisata harus
memberikan kepuasan kepada wisatawan mudah dicapai dan dengan sendirinya juga
yang berkunjung. Untuk mencapai hasil mudah ditemukan. Soekadijo (2003: 107-
tersebut ada beberapa syarat yang harus 108) mengungkapkan persyaratan
dipenuhi yaitu: aksesibilitas terdiri dari akses informasi
Kegiatan (act) dan obyek (artifact) yang dimana fasilitas harus mudah ditemukan
merupakan atraksi itu sendiri harus dalam dan mudah dicapai, harus memiliki akses
keadaan yang baik; kondisi jalan yang dapat dilalui dan sampai
a. Karena atraksi wisata harus disajikan di ke tempat obyek wisata serta harus ada
hadapan wisatawan maka cara penyajinya akhir tempat suatu perjalanan. Oleh karena
harus tepat; itu harus selalu ada:
b. Atraksi wisata adalah terminal dari 1. Akses informasi. Dengan adanya
suatu mobilitas spasial suatu kemajuan, manusia untuk menyalurkan
perjalanan. Oleh karena itu harus segala bentuk keinginannya telah
memenuhi semua determinan menjadikan dunia ini sebagai suatu
mobilitas spasial yaitu akomodasi, tempat tanpa batas. Masukan informasi
transportasi, dan promosi serta yang lengkap tentunya akan
pemasaran; menyebabkan para wisatawan semakin
c. Keadaan ditempat atraksi harus dapat mudah untuk menyeleksi kawasan-
menahan wisatawan cukup lama; kawasan yang akan dikunjungi.
Kesan yang diperoleh wisatawan Informasi itu dapat berupa promosi dan
waktu menyaksikan atraksi wisata harus publikasi. Promosi adalah kegiatan
diusahakan agar bertahan selama mungkin. yang intensif dalam waktu yang relatif
Suwantoro (2000: 56) menyatakan singkat. Promosi juga merupakan salah
bahwa aksesibilitas adalah merupakan salah satu faktor penting yang dapat
satu aspek penting yang mendukung menentukan keberhasilan suatu
pengembangan pariwisata, karena

138 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


program pemasaran. Meskipun suatu Kondisi jalan umum dan jalan akses
produk memiliki kualitas yang baik, menentukan aksesibilitas suatu obyek
namun bila konsumen belum pernah wisata. Aksesibilitas ini merupakan
mendengarnya dan tidak yakin bahwa syarat yang penting sekali untuk obyek
produk itu akan berguna bagi mereka, wisata.
maka mereka tidak akan pernah 3. Selanjutnya sebagai tempat akhir
membelinya. Untuk itu dalam perjalanan, di tempat objek wisata harus
mengadakan promosi yang tepat harus ada terminal, setidak-tidaknya tempat
disadari bahwa yang didistribusikan ke parkir. Baik jalan akses maupun tempat
pasar itu sering bukan produk yang parkir harus sesuai dengan kebutuhan
sudah jadi tapi hanya komponen- yaitu sesuai dengan jumlah wisatawan
komponennya saja: atraksinya dan yang diharapkan kedatangannya dan
fasilitasnya. Komponen-komponen jenis serta jumlah kendaraan yang
tersebut masih harus diramu menjadi diperkirakan akan digunakan oleh para
sebuah produk pariwisata yang lengkap wisatawan
yakni perjalanan ketempat wisata Spillane (2000: 23) mengungkapkan
dengan menggunakan sarana angkutan bahwa fasilitas fisik (physical facility)
roda empat maupun angkutan roda dua, adalah sarana yang disediakan oleh
untuk mengunjungi objek wisata yang pengelola obyek wisata untuk memberikan
ingin dikunjungi. Sedangkan publikasi pelayanan atau kesempatan kepada
harus berusaha lebih menyesuaikan wisatawan menikmatinya. Dengan
produk dengan permintaan pasar, maka tersedianya sarana maka akan mendorong
publikasi berusaha menciptakan calon wisatawan untuk berkunjung dan
permintaan atau mempengaruhi menikmati objek wisata dengan waktu yang
permintaan dengan cara menonjolkan relatif lama. Sarana dan pelayanannya akan
kesesuaian produk pariwisata dengan memudahkan orang berkunjung ke objek
permintaan. Publikasi dapat berupa wisata yang diinginkan serta pergerakan di
leaflet, brosur serta publikasi lewat lokasi wisata.
media masa. Sedangkan sarana-sarana yang
2. Akses kondisi jalan menuju obyek dimaksudkan oleh Yoeti (2005: 82) terdiri
wisata, dan jalan akses itu harus dari beberapa macam sarana
berhubungan dengan prasarana umum. kepariwisataan, dimana satu dengan yang

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 139


lainnya saling melengkapi. Dalam sini, kantor-kantor pemerintah seperti
hubungan usaha objek wisata untuk tourist information center, government
membuat wisatawan lebih banyak datang, tourist office dan tourist association
lebih lama tinggal, lebih banyak dapat pula dimasukan kedalam
mengeluarkan uangnya di tempat yang kelompok ini, karena mereka juga
dikunjunginya, maka sarana-sarana ini memberikan pelayanan kepada
sangat memegang peranan penting. Sarana- wisatawan yang dating walaupun tidak
sarana yang dimaksud ialah: langsung.
a. Sarana pokok kepariwisataan (main d. Sarana pelengkap kepariwisataan
tourism superstructure), fungsinya (supplementing tourism superstruc-
ialah menyediakan sarana pokok yang ture), yaitu sarana-sarana yang dapat
dapat memberikan pelayanan bagi melengkapi sarana pokok sedemikian
kedatangan wisatawan. rupa, sehingga fungsinya dapat
b. “Receptive tourist plant” yang membuat wisatawan lebih lama tinggal
dimaksudkan adalah perusahaan– di tempat atau di daerah yang
perusahaan yang mempersiapkan dikunjunginya. Yang terdiri dari
perjalanan dan penyelenggaraan tour, fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti
tamasya (sightseeing) bagi wisatawan, ski, golf cource, tennis court,
seperti travel agent, tour operator, swimming-pool, boating facilities,
tourist transportation (tourist bus, taxi, hunting safari dengan segala
coach bus, rent-a-car, dan sebagainya). perlengkapannya.
c. “Residential tourist plant” yaitu e. Sarana penunjang kepariwisataan
perusahaan-perusahaan yang memberi- (supporting tourism superstructure),
kan pelayanan untuk menginap, adalah fasilitas yang diperlukan
menyediakan makanan dan minuman di wisatawan (khususnya business
daerah tujuan wisata, misalnya hotel, tourist), yang berfungsi tidak hanya
motel, youth hostel, cottages, camping melengkapi sarana pokok dan sarana
areas, caravaning taverns, dan pelengkap, tetapi fungsinya lebih
sebagainya dan catering establishments, penting adalah agar wisatawan lebih
seperti bar dan restaurant, coffee shop, banyak membelanjakan uangnya di
cafetaria, grill-room, self-service, dan tempat yang di kunjunginya tersebut.
sebagainya. Dapat pula ditambahkan di Termasuk dalam kelompok ini adalah

140 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


night club, steambath, casino, souvenir pengalaman dengan suatu produk
shop, bioskop, opera. perusahaan.
f. Prasarana umum, terdiri dari jaringan Bitner (1991), Gronroos (1984),
jalan raya, jembatan, transportasi laut, Gummesson and Gronroos (1998) dalam
darat, dan udara, serta prasarana lain Andreassen and Lindestad (2000: 11)
yang terdiri dari sistem penyediaan air menyatakan bahwa citra perusahaan dalam
bersih, pembangkit tenaga listrik, pemasaran jasa diidentifikasikan sebagai
fasilitas telekomunikasi, kantor pos, suatu faktor penting dalam mengevaluasi
rumah sakit, pompa bensin, apotek. jasa dan perusahaannya Pengertian citra
Suwantoro (2000: 57) menyatakan dalam tingkat perusahaan adalah persepsi
bahwa fasilitas pariwisata terdiri dari dari suatu refleksi organisasi dalam
akomodasi, restauran, usaha rekreasi dan gabungan pikiran yang ada di benak
hiburan, transportasi serta sarana lain konsumen.
seperti souvenir shop, penyedia air dan Untuk membenahi citra yang baik
sarana toilet. Akomodasi adalah sarana maka suatu perusahaan perlu menempatkan
untuk menyediakan pelayanan penginapan dan mengembangkan citra di benak
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan konsumen. Kurtz dan Clow (1998: 75)
makan dan minum serta jasa lainnya. menempatkan citra (image) sebagai elemen
Citra suatu obyek wisata merupakan dalam bauran pemasaran jasa yang akan
citra merek (brand image) yang berkaitan mempengaruhi keputusan pembelian, citra
dengan citra perusahaan (corporate image) (image) sebagai pendapat konsumen secara
karena keduanya memiliki asosiasi yang menyeluruh terhadap suatu kegiatan dan
berdekatan. Assael (2001: 154) organisasinya. Proses penempatan citra
menyatakan bahwa citra merek (brand suatu perusahaan tidak terlepas pula
image) menyajikan persepsi nama dan kebesaran merek yang dimilikinya.
bentuk dari informasi atau komunikasi Baloglu and Brinberg (1997) dalam
tentang nama dan pengalaman yang lalu, White (2004: 309) menyimpulkan bahwa
sedangkan dalam citra perusahaan membangun citra sangat erat kaitannya
(corporate image) konsumen dengan kepedulian, kepercayaan
mengorganisasi berbagai informasi atau (anggapan) dan pengetahuan tentang suatu
komunikasi tentang perusahaan dan destinasi (objek). Atau lebih berhubungan
dengan perasaan atau emosi tentang

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 141


pengenalan suatu objek. White (2003), Yu H2 : Aksesibilitas objek wisata
and Dean (2001) dalam White (2004: 309) berpengaruh terhadap citra objek
menyatakan pula bahwa emosi merupakan wisata Danau Tolire Besar di Kota
suatu presepsi yang diprediksi sangat Ternate.
mempengaruhi minat konsumen H3 : Fasilitas objek wisata berpengaruh
berkunjung ke suatu destinasi dibandingkan terhadap citra objek wisata Danau
dengan komponen kognisi yang masih Tolire Besar di Kota Ternate.
bersifat umum.
Dari uraian di atas maka dapat METODE PENELITIAN
dibangun konsep bahwa citra dipengaruhi Penelitian ini tergolong sebagai
oleh atraksi, aksesibilitas dan fasilitas yaitu penelitian kuantitatif karena dalam
fungsi dari akumulasi pada saat berkunjung penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis
melalui evaluasi terhadap penyedia jasa yang telah dikemukakan sebelumnya.
mulai dari sarana fisik, perilaku sumber Penelitian ini diteliti hubungan antara
daya manusia, sampai nama baik dalam Atraksi, Aksesibilitas dan Fasilitas yang
lingkungan yang menarik bagi konsumen dikategorikan sebagai variabel independent,
yang ada. Pengukuran citra menggunakan terhadap Citra Objek Wisata yang
tiga indikator yaitu; (1) Opini wisatawan dikategorikan sebagai variabel dependent.
terhadap recognition (pengakuan atau Penelitian ini dilaksanakan di Kota
pengenalan) jasa wisata. (2) Opini Ternate. Objek penelitian ini adalah Danau
wisatawan atas reputation (reputasi/kesan Tolire Besar, yang dilakukan mulai dari
baik) wisatawan terhadap pengelola jasa. bulan Oktober-Desember 2015.
(3) Opini wisatawan terhadap affinity (daya Jenis data yang akan diteliti adalah
tarik) dalam pengelolaan jasa wisata. data sekunder, berupa catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip
Hipotesis
(data dokumenter) serta diperoleh secara
Berdasarkan landasan teori yang telah
langsung dari lokasi penelitian dengan
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis
menggunakan kuisioner, dan disebarkan
penelitian ini adalah:
kepada pengunjung objek wisata Tolire
H1 : Atraksi objek wisata berpengaruh
Besar atau yang pernah memiliki
terhadap citra objek wisata Danau
pengalaman berkunjung selama 1(satu)
Tolire Besar di Kota Ternate.
bulan terakhir atau dengan cara observasi.

142 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Analisis data yang digunakan dalam 3. Aksebilitas adalah sarana yang
penelitian ini menggunakan uji validitas, uji menghubungkan wisatawan dengan objek
reliabilitas dan uji asumsi klasik. Untuk wisata baik berupa alat transportasi atau
menguji hipotesis yang diajukan, data akses informasi, dengan indikator,
dianalisis dengan menggunakan analisis transportasi, kemudahan lokasi, kenyama-
regresi berganda (multiple regression) nan dalam perjalanan, kondisi jalan
dengan menggunakan Software SPSS. (Suwantoro: 2000).
Untuk menguji keberartian koefisien 4. Fasilitas, Spillane (2000: 23)
regresi secara simultan dilakukan uji-F, mengungkapkan bahwa fasilitas fisik
sedang untuk menguji pengaruh secara (physical facility) adalah sarana yang
parsial dilakukan uji- t. Model regresi untuk disediakan oleh pengelola objek wisata
uji hipotesis I adalah: untuk memberikan pelayanan atau
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e kesempatan kepada wisatawan menik-
Operasional dalam penelitian ini adalah matinya, dengan indikator, fasilitas
sebagai berikut: penginapan, tempat parkir, tempat
1. Citra objek wisata adalah kesan, belanja, ruang pengelola, kamar mandi
perasaan, persepsi, dan pengalaman dan toilet.
wisatawan terhadap obyek wisata
sebagai evaluasi selama berkunjung. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Aaker 2000, Assael 2001, Andreassen Persamaan regresi yang diperoleh
dan Lindestad 2000, Chiristopher, dari hasil penelitian ini adalah sebagai
2004). Dengan menggunakan tiga berikut:
indikator yaitu Recognition, Y = 1.041 + 0.157X1 + 0.239X3 + 0.264X2
Reputation, Affinity. persamaan ini maka dapat diinterpretasikan
2. Atraksi, Roger dan Slinn (1998: 12) bahwa jika variabel atraksi berubah satu
menyatakan bahwa atraksi atau daya persen, sementara variabel lainnya yaitu
tarik adalah segala sesuatu yang aksesibilitas dan fasilitas diasumsikan
terdapat di objek wisata yang menjadi tetap, maka akan meningkatkan citra objek
daya tarik sehingga orang berkunjung wisata Danau Tolire Besar sebesar 0.157
ke tempat tersebut dengan indikator, persen. Demikian juga, jika variabel
panorama, keunikan, keindahan serta aksesibilitas berubah satu persen,
kebersihan dan kesenian objek wisata. sementara variabel lainnya yaitu atraksi dan

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 143


fasilitas diasumsikan tetap, maka akan meningkatkan kualitas citra objek wisata
menaikkan citra objek wisata sebesar 0.239 Danau Tolire Besar. Sehingga semakin
persen. Kemudian, jika variabel fasilitas tinggi tingkat Atraksi yang dimiliki objek
berubah satu persen, sementara variabel wisata maka semakin baik pula tingkat
lainnya yaitu atraksi dan variabel aksesibilitas kualitas objek wisat yang dikelola, dan pada
diasumsikan tetap, maka akan menaikan citra akhirnya akan semakin meningkatkan pula
objek wisata sebesar 0.264 persen. citra objek wisata Danau Tolire Besar Kota

Hasil perhitungan regresi menunjuk- Ternate.

kan bahwa variabel citra objek wisata Roger dan Slinn (1998: 12)

Danau Tolire Besar mampu dijelaskan oleh menyatakan bahwa atraksi atau daya tarik

variabel atraksi, variabel aksesibilitas dan adalah segala sesuatu yang terdapat di objek

fasilitas sebesar 50.8% atau 0.508 yang wisata yang menjadi daya tarik sehingga

ditunjukkan oleh besarnya nilai adjusted R- orang berkunjung ke tempat tersebut.

square (Adjusted R2). Sedangkan sisanya Suwantoro (2000: 18-19) menegaskan

sebesar 49.2% adalah variabel lain yang bahwa atraksi dibagi ke dalam dua

tidak dimasukkan dalam model penelitian. golongan, yaitu atraksi alam dan atraksi

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model buatan manusia. Atraksi alam adalah daya

regresi yang digunakan untuk menganalisis tarik wisata yang melekat pada keindahan

hasil penelitian ini dapat dikatakan model dan keunikan alam dari pencipta yang mana

yang baik (Goodness of Fit). terdiri dari keindahan alam (natural


amenities), iklim, pemandangan, fauna dan
Pengaruh Atraksi terhadap Citra Objek flora yang aneh (uncommon vegetation &
Wisata Danau Tolire Besar
animals), hutan (the sylvan elements), dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
sumber kesehatan (health centre) seperti
variabel atraksi memiliki pengaruh yang sumber air panas belerang, dan mandi
signifikan terhadap citra objek wisata
lumpur. Sedangkan atraksi buatan manusia
Danau Tolire Besar yang ditunjukan oleh adalah segala sesuatu yang menjadi daya
nilai thitung> ttabel (2.238 > 1.984) dan nilai
tarik wisata yang sengaja diciptakan atau
signifikansi 0.028 < 5% (0.05). Hasil uji dibuat oleh manusia, misalnya monumen,
statistik ini menghasilkan hipotesis candi, art gallery, kesenian, festival, pesta
penelitian Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ritual, upacara perkawinan tradisional, dan
pengujian ini memberikan pengertian lain-lain.
tingkat Atraksi sangat berperan dalam

144 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Citra berpengaruh positif terhadap citra objek
Objek Wisata Danau Tolire Besar
wisata Danau Tolire Besar. Hipotesis atas
Hasil penelitian memperlihatkan hasil penelitian ini adalah Ha diterima dan
bahwa variabel aksesibilitas berpengaruh Ho ditolak. Pembuktian atas hasil ini
positif terhadap citra objek wisata Danau nampak pada nilai thitung> ttabel (5.310 >
Tolire Besar. Hipotesis atas hasil penelitian 1.984 atau nilai signifikansi 0.000 < 5%
ini adalah Ha diterima dan Ho ditolak. (0.05). Hasil uji statistik ini mengandung
Pembuktian atas hasil ini nampak pada nilai arti bahwa fasilitas objek wisata berperan
thitung> ttabel (2.361 > 1.984) atau nilai penting dalam mencapai hasil yang
signifikansi 0.020 < 5% (0.05). Hasil uji berkualitas. Semakin baik fasilitas yang
statistik ini mengandung arti bahwa diberikan kepada pengunjung maka
variabel aksesibilitas berperan penting semakin baik pula citra objek wisata Danau
dalam mencapai akses ke objek wisata Tolire besar Kota Ternate.
dengan baik. Spillane (2000: 23) mengungkapkan
Suwantoro (2000: 56) menyatakan bahwa fasilitas fisik (physical facility)
bahwa aksesibilitas adalah merupakan salah adalah sarana yang disediakan oleh
satu aspek penting yang mendukung pengelola obyek wisata untuk memberikan
pengembangan pariwisata, karena pelayanan atau kesempatan kepada
menyangkut pengembangan lintas sektoral. wisatawan menikmatinya. Dengan
Tanpa dihubungkan dengan jaringan tersedianya sarana maka akan mendorong
transportasi tidak mungkin sesuatu objek calon wisatawan untuk berkunjung dan
wisata mendapat kunjungan wisatawan. menikmati objek wisata dengan waktu yang
Obyek wisata merupakan akhir perjalanan relatif lama. Sarana dan pelayanannya akan
wisata dan harus memenuhi syarat memudahkan orang berkunjung ke objek
aksesibilitas, artinya objek wisata harus wisata yang diinginkan serta pergerakan di
mudah dicapai dan dengan sendirinya juga lokasi wisata.
mudah ditemukan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh Fasilitas Objek Wisata
terhadap Citra Objek Wisata Danau Kesimpulan
Tolire Besar Berdasarkan hasil analisis yang

Berdasarkan hasil penelitian ini dilakukan terkait dengan citra objek wisata

terlihat bahwa variabel fasilitas Danau Tolire di Kota Ternate, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 145


penelitian sebagai berikut: menikmatinya. Dengan tersedianya
1. Variabel atraksi berpengaruh signifikan sarana maka akan mendorong calon
terhadap citra objek wisata Danau wisatawan untuk berkunjung dan
Tolire Besar di Kota Ternate. Hal ini menikmati objek wisata dengan waktu
berarti bahwa jika semakin baik daya yang relatif lama.
tarik wisata yang melekat pada
keindahan dan keunikan alam dari Saran

pencipta yang mana terdiri dari Beberapa saran dan masukan yang

keindahan alam (natural amenities), dapat dihasilkan dari penelitian ini antara

iklim, pemandangan dan lain lain adalah:

sebagainya sehingga dapat menarik 1. Oleh karena atraksi memiliki peran

pengunjung ke tempat wisata Danau yang cukup penting dalam peningkatan

Tolire Besar dan dapat pula citra objek wisata Danau Tolire, maka

meningkatkan citra objek wisata Danau perlu adanya upaya untuk mendorong

Tolire Besar. setiap indikator yang dipandang ber-

2. Variabel aksesibilitas berpengaruh pengaruh seperti, kelestarian lingku-

signifikan terhadap citra objek wisata ngan, iklim yang tetap terjaga sehingga

Danau Tolire Besar di Kota Ternate. pada gilirannya dapat mendorong

Hal ini berarti bahwa semakin mudah peningkatan wisatawan pada objek

objek wisata dikenal dan dijangkau oleh wisata Danau Tolire Besar di Kota

wisatawan yang merupakan aspek Ternate.

penting dalam mendukung pengemba- 2. Aksesibilitas juga memiliki peran

ngan objek wisata Danau Tolire Besar penting dalam peningkatan citra objek

maka semakin tinggi pula citra objek wisata sehingga perlu diperhatikan

wisata Danau Tolire Besar. seperti kenyamanan dan kondisi jalan

3. Variabel fasilitas berpengaruh signifi- yang baik sehingga wisatawan ramai

kan terhadap citra objek wisata Danau berkunjung.

Tolire Besar di Kota Ternate. Ini 3. Kemudian fasilitas objek wisata juga

merupakan sarana yang disediakan oleh tidak kalah penting, hasil analisis

pengelola obyek wisata untuk menunjukan bahwa variabel ini

memberikan pelayanan atau merupakan variabel yang paling besar

kesempatan kepada wisatawan pengaruhnya terhadap citra objek wisata


dimana fasilitas yang tersedia tidak

146 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


diikutsertakan dengan perawatan seperti Vacation Marketing. Vol 10. No. 3.
Page 264–281
tidak adanya air di toilet dan kamar
Bambang, Prasetyo, 2003, Pengaruh
mandi, serta komunikasi pemandu yang Bauran Pemasaran Jasa Pariwisata
masih minim. Oleh karena itu terhadap Kepuasan Berkunjung
Wisatawan Mancanegara di Gili
disarankan untuk lebih diperhatikan dan Trowongan NTB. Tesis Program
dilakukan pengembangan fasilitas Pascasarjana MM- Unpad Bandung
berhubung variabel ini merupakan Gamal, Suwantoro. 2000. Dasar-dasar
Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
variabel yang sangat dominan Andi
pengaruhnya terhadap citra objek wisata Ghozali I. 2006. SPSS Parametrik. Badan
Danau Tolire Besar Penerbit Undip. Semarang
Gronroos, Christian. 1998. Services
Management and Marketing:
DAFTAR PUSTAKA Managing the Moments of Truth in
Service Competition. Lexington
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Bookke D.C. Heathand Company/
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Lexington. Massachusetts/ Toronto
Edisi Revisi IV, Jakarta: PT. Rineka Kurtz, David L&Kenneth E. Clow.
Cipta. 1998.Service Marketing. USA: John
Aaker, David A. 2000. Managing Brand Wiley & Sons. Inc.
Equity: Capitalizing On The Value Of Kotler, Philip, John Bowen & James
A Brand Name. New York Makens. 2006. Marketing For
Agus Maulana, 1999, “Merek: Peran dan Hospitality andTourism. Fourth
Kaitannya dengan Sukses Produk.” Edition. New Jearsey: Prentice Hall
Jurnal Usahawan N0. 08 TH XXVIII, Lumsdon, Les. 1997. Tourism Marketing.
Jakarta London: International Thomson
Andreassen, Tor Wallin & Bodil Business Press
Lindested, 2000, “Customer Loyalty Mill, Robert Christie. 2000. Tourism, The
and Complex Services, The Impact of International Business: Terjemahan
Corporate Image and Loyalty for Tri Budi Satrio. Jakarta: Penerbit Raja
Customer with Varying Degrees of Grafindo
Service Expertise.” International
Journal of Industry Management. Vol. Nyoman S. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata.
9. No. 1. Page 11-16The Free Press Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.
Assael, Henry. 2001. Consumer Behaviour Oka A. Yoeti. 2005. Perencanaan Strategis
and Marketing Action. Forth Edition. Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
London: Thomson International Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita
Publishing Roger, Anthea and Judy Slinn. 1998.
Awaritefe, Onome Daniel. 2004. Tourism Management of Facilities.
“Destination Image Differences London: Pitman Publishing.
Between Prospective and Actual
Tourist in Nigeria.” Journal of

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 147


R.G. Soekadijo. 2003. Anatomi Pariwisata. Adelaide: ANZMAC Conference
Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Proceeding. Page 637-647
Utama White, Christopher J. 2004. “Destination
Spillane, James. 2000. Ekonomi Image: To See or Not To See?.”
Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. International Journal of
Yogyakarta: Penerbit Kanisius Contemporary Hospitality
Vengesayi, Sebastian. 2003. “A Conceptual Management. Vol 16. No. 4. Page
Model of Tourism Destination 309-31
Competitiveness and Attractiveness.”

148 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016

Anda mungkin juga menyukai