Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (LPM) DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN


MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Pandi Larenggam
Alden Laloma
Salmin Dengo

ABSTRACT: UU no. 32 of 2004 and PP.No. 72 of 2005 mandated that the Institute for
Community Empowerment (LPM) is a village community institutions that serve as a
forum for community participation in the management of rural development as well as
to encourage and create the access that rural communities more active role in
development activities. In fact the purpose of performing the functions of the LPM has
not run optimally in most villages. On the basis of this research is to find out how the
effectiveness of the implementation of LPM function in rural development in the district
Kepulauan Melonguane Talaud district.
This study used a descriptive-qualitative .. Source data / research respondents were 60
people who dianbil of various elements in the village. Gathering data using
questionnaires and interviews open. Data analysis technique used was qualitative
descriptive statistical analysis.
The results showed: (1) The LPM functions as a container reservoir and the voice of the
people in rural development has not been effective. (2) The LPM functions as an
institution of participatory village development planning has been carried out but has
not been fully effective. (3) The LPM function in the implementation of plans /
participatory rural development program is quite effective, but not optimal

Keywords: effective discharge of the functions LPM, rural development.

PENDAHULUAN Selanjutnya, Peraturan Pemerintah


Dalam Undang-Undang Nomor 32 Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan makna dari prinsip-prinsip
disebutkan pengertian “Desa” atau disebut dasar sebagai berikut : (1) Keberagaman,
dengan nama lain, adalah kesatuan yang berarti bahwa pola penyelenggaraan
masyarakat hukum yang memiliki batas- pemerintahan serta pelaksanaan
batas wilayah yang berwenang mengatur pembangunan di desa harus menghormati
dan pengurus kepentingan masyarakat system nilai yang berlaku pada masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat setempat namun harus tetap mengindahkan
istiadat setempat yang diakui dan system nilai bersama dalam kehidupan
dihormati dalam sistem pemerintahan berbangsa dan bernegara; (2) Partisipasi,
Negara Kesatuan Republik Indonesia. yang memiliki makna bahwa
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 penyelenggaraan pemerintahan dan
mengakui adanya otonomi yang dimiliki pembangunan desa harus mampu
oleh desa dan kepada desa dapat diberikan mewujudkan peran aktif masyarakat.
penugasan atau pendelegasian dari
pemerintah pusat ataupun pemerintah Permasalahan atau kelemahan yang
daerah untuk melaksanakan urusan terkait dengan pelaksanaan fungsi LPM
pemerintahan tertentu. yang ada di desa-desa di kecamtan

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 1


Melonguane adalah: (1) kualitas SDM efek atau akibat yang dikehendaki.
pengurus LPM umumnya masih rendah Berdasarkan beberapa pendapat di atas
baik dilihat dari kemampuan pengetahuan dapat disimpulkan bahwa konsep
tentang masalah-masalah pemerintahan efektivitas adalah menggambarkan tingkat
dan pembangunan desa maupun keberhasilan organisasi di dalam
kemampuan teknis di bidang perencanaan melaksanakan dan mencapai
dan pelaksanaan pembangunan, yang tujuan/sasaran yang telah ditetapkan
antara lain disebabkan oleh rendahnya sebelumnya.
tingkat pendidikan formal serta kurangnya
pelatihan yang dimiliki oleh sebagian Pembangunan (development) sering
pengurus LPM; (2) Walaupun susunan dirumuskan sebagai proses perubahan
pengurus LPM terlihat lengkap di setiap yang terencana dari suatu situasi nasional
desa, namun sebagian pengurus tidak atau yang satu ke situasi nasional yang lain
kurang aktif melaksanakan tugas dan yang dinilai lebih tinggi (Katz, dalam
fungsinya atau tidak terkonsentrasi dalam Tjokrowinoto, 2002). Ruopp (dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi. Beberapa Taliziduhu, 1997) merumuskan
indikasi permasalahan atau kelemahan pembangunan adalah upaya untuk
tersebut tentu dapat berdampak pada tidak mengubah keadaan dari yang kurang
maksimalnya efektivitas pelaksanaan dikehendaki menuju keadaan yang lebih
fungsi LPM dalam pembangunan desa. baik. Dengan kata lain menurut Seers
Untuk mengkaji lebih jauh tentang (dalam Tjokrowinito, 2002), pembangunan
permasalahan tersebut maka penulis pada dasarnya menyangkut proses
tertarik mengangkat judul penelitian perbaikan.
“Efektivitas Pelaksanaan Fungsi Lembaga Dari beberapa rumusan di atas dapat
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Dalam dipahami bahwa pembangunan pada
Pembangunan Desa di Kecamatan dasarnya diarahkan kepada perbaikan
Melonguane Kabupaten Kepulauan kondisi kehidupan nasional menuju kepada
Talaud”. kondisi yang lebih baik atau lebih bernilai.
Definisi pembangunan desa atau
Istilah efektivitas dalam istilah pembangunan masyarakat desa yang telah
bahasa Inggris disebut “effectiivity” atau diterima secara luas dan dijadikan
“effectiveness”. Berelson (dalam landasan dalam pembangunan desa di
Handayaningrat, 1992) mengartikan banyak negara-negara sedang berkembang,
effectivity atau effectiveness sebagai adalah yang ditetapkan oleh Perserikatan
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1956,
yang telah ditentukan sebelumnya. Chester yang berbunyi sebagai berikut : “ .... is the
Barnard (dalam Gibson dkk, 1998) processes by which the efforts of the
mendefinisikan efektivitas adalah tingkat people themselves are united with those of
pencapaian tujuan/sasaran yang telah government authorities to improve
ditentukan sebelumnya; denga kata lain economic, social, and cultural condicions
tingkat pencapaian tujuan atau sasaran of communities, to integrate these
itulah menunjukkan tingkat efektivitas. communities into the life of the nation and
Gie, dkk (Ensiklopedi Administrasi, 1990) to enable them to eontributifully to
mengartikan sebagai terjadinya sesuatu national progress”, yang artinya

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 2


pembangunan masyarakat desa adalah dilakukan oleh pemerintah tanpa
suatu proses, baik usaha-usaha masyarakat keterlibatan rakyat sama sekali.
yang bersangkutan yang diambil Dalam prakteknya, pembangunan
berdasarkan prakarsa sendiri, maupun sepenuhnya menjadi milik negara.
kegiatan pemerintah, dalam rangka Rakyat lokal/setempat hanya sebagai
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan obyek, yang kalau kebutuhan
kebudayaan masyarakat dan wilayahnya terkena suatu proyek,
mengintegrasikan kehidupan masyarakat- maka cukuplah mereka bersyukur
masyarakat itu ke dalam kehidupan dan berterima kasih kepada negara.
bangsa, dan memampukan mereka untuk
memberi sumbangan sepenuhnya demi b. Pendekatan Tokenisme
kemajuan nasional. Pendekatan tokenisme bercirikan
Dari pengertian-pengertian di atas jelas koordinasi antara kepentingan
bahwa yang menjadi penekanan utama dari nasional dan kebutuhan lokal telah
pada pembangunan desa ialah prakarsa, mulai dipertemukan. Antara lain
inisiatif dan swadaya masyarakat sebagai Aspirasi berupa kebutuhan rakyat
faktor kunci; sedangkan pemerintah hanya sekedar lampiran. Rakyat
hanyalah membimbing, mengawasi, umumnya dilibatkan sebagai salah
mengarahkan serta mendorong masyarakat satu unsur dan obyek dari
untuk memelihara, menumbukan, dan program/proyek. Tetapi untuk
mengembangkan prakarsa dan swadaya implementasi tetap dalam kontrol
masyarakat dengan jalan memberi bantuan dan berada di tangan pemerintah.
dan fasilitas yang diperlukan. Dengan kata Dengan kata lain,
lain dapat disimpulkan bahwa peranan keterlibatan/partisipasi masyarakat
partisipasi masyarakat merupakan kunci tidak lebih sebagai alat/instrumen
utama keberhasilan pembangunan desa, untuk sebuah hegomoni baru atas
sedangkan pemeritah hanyalah berperan nama pembangunan (Rahnema
memberi bimbingan, pengarahan, bantuan dalam Marzuki, 2004).
dan fasilitas untuk membangun tumbuhnya
partisipasi masyarakat itu. c. Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif ialah
1. Pendekatan Partisipatif Dalam “keterlibatan penuh masyarakat”
Pembangunan Desa dalam setiap tahapan pembangunan
Ohama (2000) mengklasifikasi berbagai disandarkan pada kemampuan diri
pendekatan pembangunan desa dalam tiga sendiri (kemandirian), artinya proses
kategori, yaitu : pembangunan akan diperkuat oleh
a. Pendekatan Otoritarian proses belajar yang terus menerus
Marzuki (2004) menjelaskan, bahwa dalam masyarakat (proses dibangun
dalam pendekatan otoritarian, berdasarkan pengalaman), artinya
prioritas pembangunan dominan pembangunan disesuaikan dengan
pada kepentingan nasional/pusat kemampuan dan perkembangan
dibanding menargetkan kebutuhan masyarakat.
rakyat itu sendiri. Perencanaan dan Istilah partisipasi diadopsi dari
implementasi program/proyek bahasa Inggris participation. Istilah

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 3


participation ini berasal dari kata 3. Kegiatan lembaga pemberdayaan
dasar “part” yang artinya mengambil masyarakat (LPM) ditujukan untuk
bagian. Istilah partisipasi ini mempercepat terwujudnya
menurut Kamus Bahasa Indonesia kesejahteraan masyarakat melalui :
diartikan sebagai “pengambilan a. Peningkatan pelayanan
bagian” atau “pengikutsertaan” masyarakat;
(Poerwadarminta, 1990). b. Peningkatan peran masyarakat
dalam pembangunan,
Dari definisi-definisi di atas dapat peningkatan kemitraan,
disimpulkan bahwa partisipasi itu dalam pemberdayaan masyarakat.
pengertian yang luas bukan hanya berarti 4. Pengurus LPM dipilih secara
pengambilan bagian atau pengikutsertaan musyawarah dari anggota
saja, tetapi lebih dari itu bahwa masyarakat yang mempunyai
keterlibatan itu ialah baik berupa mental kemauan, kemampuan, dan
maupun emosi, motivasi untuk memberi kepedulian dalam pemberdayaan
kontribusi untuk berhasilnya tujuan-tujuan masyarakat.
bersama, dan dilakukan dengan penuh
tanggung jawab. METODOLOGI PENELITIAN

Fungsi LPM Dalam Pembangunan Desa Metode Yang Digunakan


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Penelitian ini menggunakan metode
Tahun 2005 tentang Desa (pasal 89, deskriptif-kualitatif. Singarimbun dan
90,91,92) disebutkan secara rinci tentang Effendy (1999) mengatakan bahwa
kedudukan, tugas, dan fungsi, dan kegiatan penelitian yang bersifat deskriptif-
lembaga kemasyarakatan atau lembaga kualitatif merupakan penelitian yang
pemberdayaan masyarakat (LPM), yaitu ditujukan atau dimaksudkan untuk
sebagai berikut : mengamati dan menganalisis secara
1. Lembaga Pemberdayaan cermat, dan menggambarkan suatu
Masyarakat (LPM) bertugas fenomena tertentu
membantu pemerintah desa dan Berdasarkan pendapat di atas maka
sebagai mitra pemerintah desa dalam penelitian ini peneliti
dalam pemberdayaan masyarakat mengembangkan konsep dan menghimpun
desa. fakta yang berhubungan dengan fenomena
2. Tugas lembaga kemasyarakatan yang diamati (efektivitas fungsi LPM
Lembaga Pemberdayaan dalam pembangunan desa), akan tetapi
Masyarakat (LPM) meliputi : tidak melakukan pengujian suatu hipotesis.
a. Menyusun rencana
pembangunan secara Definisi Konseptual Fokus Penelitian
partisipatif; Sebagaimana disebutkan di atas bahwa
b. Melaksanakan, mengendalikan, konsep yang diamati dalam penelitian ini
memanfaatkan, memelihara dan ialah efektivitas fungsi LPM dalam
mengembangkan pembangunan pembangunan desa. Dalam hal ini
secara partisipatif. efektivitas didefinisikan sebagai tingkat

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 4


keberhasilan LPM melaksanakan tugas c. Pengurus BPD : 10 Orang (tiap
dan fungsinya dalam pembangunan desa, desa 2 orang)
yang meliputi : d. Tokoh Masyarakat : 10 Orang (tiap
(1) Fungsi menampung dan desa2 orang)
menyalurkan aspirasi masyarakat e. Masyarakat Umum : 20 Orang (tiap
dalam pembangunan desa secara desa 4 orang).
partisipatif;
(2) Fungsi menyusun rencana Instrumen dan Teknik Pengumpulan
pembangunan desa secara Data
partisipatif, melaksanakan Untuk mendapatkan data yang
program pembangunan desa. diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan instrumen dan teknik
Jenis Data dan Sumber data pengumpulan data sebagai berikut :
Data yang dikumpulkan dalam penelitian 1. Kuesioner; yaitu daftar pertanyaan
ini ialah data primer yang bersumber berupa angket berstruktur dengan
langsung dari para informan penelitian, menggunakan skala pengukuran
serta data sekunder yang bersumber dari ordinal.
dokumen-dokumen tertulis yang telah 2. Interview (Wawancara), yaitu
terolah dan tersedia di lokasi penelitian. melakukan dialog atau tanya jawab
langsung dengan para
Lokasi penelitian ditetapkan sebanyak responden/informan dengan
di 5 (lima) Desa yang diambil secara menggunakan pedoman wawancara
random/acak dari 10 Desa (tidak termasuk yang telah disiapkan terlebih
3 Kelurahan) yang ada di wilayah dahulu. Data hasil wawancara ini
Kecamatan Melonguane Kabupaten bersifat melengkapi data hasil
Kepulauan Talaud, yaitu : Desa Sawang, kuesioner.
Desa Tarun, Desa Tarun Selatan, Desa
Sawang Utara, dan Desa Mala. Teknik Analisis Data
Informan/responden penelitian diambil Teknik analisis data yang digunakan
dengan teknik purposive sampling yaitu dalam penelitian ini ialah analisis
teknik pengambilan sampel/informan atas deskriptif-kualitatif (Arikunto, 2000)
pertimbangan tertentu atau berdasarkan dengan prosedur sebagai berikut :
tujuan tertentu (Sugiono, 2000). 1. Data yang bersifat kualitatif (hasil
Informan/responden penelitian diambil wawancara) diproses dengan cara
dari berbagai unsur/elemen yang terkait melakukan reduksi data yaitu
dengan pembangunan di desa. Jumlah proses pemilihan, pemusatan
informan/responden ditetapkan sebanyak perhatian pada penyederhanaan,
60 orang dengan rincian sebagai berikut: pengabstaksian, dan transformasi
data kasar yang muncul dari
a. Pengurus LPM : 10 Orang (tiap catatan-catatan tertulis di lapangan
desa 2 orang) dan kemudian membuat
b. Perangkat Desa : 10 Orang (tiap ringkasan.
desa2 orang) 2. Interpretasi hasil analisis data dan
pembahasan.

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 5


3. Penyimpulan terhadap hasil Distribusi Frekuensi Tanggapan
analisis data dan hasil interpretasi Responden Tentang Efektivitas
data. Pelaksanaan Fungsi LPM Sebagai
Penampung dan Penyalur
Aspirasi Masyarakat Dalam
HASIL PENELITIAN DAN
Pembangunan Desa
PEMBAHASAN
(n = 60)
Deskripsi Hasil Penelitian dan Pelaksanaan Fungsi
Pembahasan LPM Freku Persent
Sebagai Penampung dan ensi ase
Hasil penelitian tentang Efektivitas Penyalur Aspirasi (f) (%)
Masyarakat
Pelaksanaan Fungsi LPM yang akan
dikemukakan berikut ini adalah merupakan Tinggi/Efektif 7 11,67
hasil analisis data penelitian terhadap
sebanyak 60 orang responden yang
diambil dari berbagai unsur dalam Sedang/Cukup Efektif 31 51,66
masyarakat yaitu : pengurus/anggota LPM,
pemerintah/perangkat desa,
Rendah/Kurang Efektif 22 36,67
pengurus/anggota BPD, tokoh/pemuka
masyarakat desa, dan warga mayarakat Jumlah 60 100,00
desa pada 5 (lima) desa lokasi sampel
penelitian.
Berdasarkan hasil tabulasi data tersebut
Fungsi pertama dari LPM yang diteliti
dapat memberikan petunjuk bahwa
adalah fungsi LPM sebagai lembaga
pelaksanaan fungsi LPM sebagai
penampungan dan penyaluran aspirasi
penampung dan penyalur aspirasi
masyarakat dalam pembangunan secara
masyarakat dalam pembangunan desa di
partisipatif. Yang dimaksud dengan
kecamatan Melonguane, khususnya di lima
pembangunan secara partisipatif adalah
desa lokasi sampel, ternyata belum
pembangunan yang melibatkan berbagai
optimal. Pernyataan para informan warga
unsur masyarakat desa setempat.
desa yang sempat diwawancarai di lima
desa lokasi sampel penelitian dapat
membenarkan hal tersebut, seperti berikut
ini.
“LPM di desa kami
kelihatannya belum banyak
berperan di dalam menampung
dan menyalurkan aspirasi
masyarakat desa dalam
pembangunan desa. Para
anggota/pengurus LPM jarang
berdialog dengan masyarakat
sehingga aspirasi masyarakat
tidak dapat mereka ketahui”

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 6


(Informan : warga masyarakat kegiatan” (Informan : Bendahara LPM
Desa Sawang). Desa Tarun).
Keseluruhan hasil wawancara
Tabel 4.6 yang dikemukakan di atas memberikan
Distribusi Frekuensi Tanggapan gambaran bahwa pelaksanaan fungsi
Responden Tentang Efektivitas LPM dalam pembangunan desa pada
Pelaksanaan Fungsi LPM Dalam
lima desa lokasi sampel ternyata belum
Penyusunan Rencana
semuanya dapat dilaksanakan dengan
Pembangunan Desa
(n = 60)
efektif. Dari lima fungsi pokok LPM
yang diteliti ternyata hanya tiga fungsi
Pelaksanaan yang pelaksanaannya sudah cukup
Fungsi LPM efektif namun juga belum maksimal
Dalam
Frekuensi Persentase
yaitu fungsi menyusun rencana
Penyusunan pembangunan desa, fungsi
(f) (%)
Rencana
melaksanakan rencana/program
Pembangunan
Desa pembangunan desa, dan fungsi
Tinggi/Efektif 13 21,67 menggerakkan partisipasi dan swadaya
Sedang/Cukup masyarakat dalam pembangunan desa.
32 53,33
Efektif Fungsi menampung dan menyaurkan
Rendah/Kurang
15 25 aspirasi masyarakat juga sudah dapat
Efektif
dilaksanakan namun masih kurang
Jumlah 60 100,00
efektif. Hasil penelitian ini secara
keseluruhan dapat memberikan
Hasil wawancara terbuka dengan para gambaran tentang efektivitas
informan juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan fungsi LPM dalam
LPM yang ada di desa-desa di wilayah pembangunan desa di kecamatan
kecamatan Molenguane sudah berfungsi di Melonguane pada umumnya.
dalam penyusunan rencana pembangunan
desa namun belum optimal. Berikut
pernyataan beberapa informan yang
KESIMPULAN DAN SARAN
sempat diwawancarai.
Kesimpulan

“Setiap rencana pembangunan desa Berdasarkan hasil penelitian tersebut


secara partisipatif disusun dalam suatu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
forum/rapat yang diadakan untuk hal pelaksanaan fungsi LPM dalam
tersebut yang dilaksanakan oleh LPM dan pembangunan desa di lima desa pada
melibatkan semua unsur terkait baik wilayah kecamatan Melonguane
pemerintah desa, pengurus BPD, tokoh Kabupaten Kepulauan Talaud ternyata
masyarakat, dan warga desa yang belum efektif. Dengan kata lain, tingkat
dianggap perlu dilibatkan. Namun harus efektivitas pelaksanaan fungsi LPM dalam
diakui bahwa fungsi ini belum optimal pembangunan desa di wilayah kecamatan
dapat dilaksanakan oleh LPM karena Melonguane belum opimal.
berbegai kendala seperti keterbatasan
SDM dan minimnya dana operasional

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 7


Saran Marzuki Muhammad, 2004, Pendekatan
dan Proses Pembangunan
Berdasarkan kesimpulan hasil Partisipatif, Modul PKM, Jakarta,
penelitian maka dapat dikemukakan saran Departemen Dalam Negeri.
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan efektivitas Ohama,Y., 2000, Kerangka Teoritis dan
pelaksanaan fungsi LPM dalam Metode-Metode Praktis untuk
pembangunan desa maka kualitas Participatory Local Social
SDM para pengurus LPM harus Development, Pelatihan
ditingkatkan melalui pelatihan di Internasional JICA untuk PLSD,
bidang manajemen pembangunan. JICA, Nagoya.
2. Untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan fungsi LPM dalam Poerwadarminta, S., 1990, Kamus Umum
pembangunan desa maka LPM Bahasa Indonesia, Jakarta,
harus dapat membangun kerjasama PT.Gramedia.
yang baik dan harmonis dengan
Pemerintah Desa dan dengan BPD. Singarimbun,M. Dan Sofian Effendy,
3. Ke depan, pengurus LPM harus 1999, Metode Penelitian Survei,
dipilih dari orang-orang yang Jakarta, LP3ES.
punya kemampuan dalam
Sugiono, 2000, Metodeologi Penelitian
pengelolaan pembangunan desa,
Administrasi, Bandung, Alfabeta.
serta mempunyai kemauan,
kepedulian dan komitmen yang Taliziduhu Ndraha, 1997, Pembangunan
tinggi dalam pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, Bina Aksara
masyarakat.
Tjokrowinoto Moeljarto, 2002,
Pembangunan : Dilema dan
DAFTAR PUSTAKA Tantangan, Yogyakarta, Pustaka
Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Pelajar.
Penelitian : Suatu Pendekatan
Sumber Lain (Dokumen) :
Praktis, Jakarta, Rineka Cipta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Gibson, L.J. dkk, 1998, Organisasi :
tentang Pemerintahan Daerah
Perilaku – Struktur – Proses,
terjemahan, Jakarta, Erlangga. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa.
Gie The Liang, dkk, 1990, Ensiklopedi
Administrasi, Jakarta, Gunung
Agung.

Handayaningrat,S. 1992, Pengantar Studi


Ilmu Administrasi dan
Manajemen, Jakarta, Gunung
Agung.

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 8

Anda mungkin juga menyukai