Ka PJB
Ka PJB
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAWANGA
Jln. Umanasoli No.84B. Telp : (0452) 23020 Poso
A. Pendahuluan
Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan
pada masalah dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial ekonomi dan perubahan lingkungan strategis, baik
secara nasional maupun global. Penerapan desentralisasi di bidang
kesehatan dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals
(MDGs) merupakan contoh masalah dan tantangan yang perlu menjadi
perhatian seluruh stakeholder bidang kesehatan, khususnya para
pengelola program, dalam menyusun kebijakan dan strategi agar
pelaksanaannya menjadi lebih efisien dan efektif.
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular telah
mengalami peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular
masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol
terutama TB, Malaria, HIV-AIDS, DBD dan Diare. Angka kesakitan DBD
masih tinggi, yaitu sebesar 65,57 per 100.000 penduduk pada tahun
2010, sedangkan angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen, yaitu
0,87 persen. Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan
KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia
hingga ketingkat Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui
pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD diharapkan dapat
berkontribusi menurunkan angka kesakitan, dan kematian akibat penyakit
menular di Indonesia.
B. Latar Belakang
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh
Kota/Kabupaten di Indonesia. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun
1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD dilaporkan meningkat dan
penyebarannya semakin meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia
(33 provinsi). Penyakit ini seringkali menimbulkan KLB di beberapa
daerah endemis tinggi DBD. Sejak tahun 2005, nampak adanya
kecenderungan penurunan CFR DBD. Sedikit peningkatan nampak pada
tahun 2009. Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak pada IR
DBD per 100.000 penduduk. IR DBD sejak 2006 hingga 2010 cenderung
fluktuatif. Pada tahun 2010 jumlah kasus DBD yang dilaporkan sebanyak
155.777 penderita (IR: 65,57/100.000 penduduk) dengan jumlah
kematian sebanyak 1.358 (CFR0,87 %).
C. Tujuan
1. Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan
melindungi diri dari penularan DBD melalui perubahan perilaku (PSN
DBD) dan kebersihan lingkungan.
2. Khusus
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian DBD
b. Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang berisiko terhadap
penularan DBD
c. Melaksanakan penanganan penderita sesuai standar
d. Menurunkan angka kesakitan DBD
e. Menurunkan angka kematian akibat DBD
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Surveilans epidemiologi
Surveilans pada pengendalian DBD meliputi kegiatan surveilans kasus
secara aktif maupun pasif, surveilans vektor (Aedes sp), surveilans
laboratorium dan surveilans terhadap faktor risiko penularan penyakit
seperti pengaruh curah hujan, kenaikan suhu dan kelembaban serta
surveilans akibat adanya perubahan iklim (climate change).
2. Penemuan dan tatalaksana kasus
Penyediaan sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan dan
penanganan penderita di Puskesmas dan Rumah Sakit.
3. Pengendalian vektor
Upaya pengendalian vektor dilaksanakan pada 2 yaitu : fase nyamuk
dewasa dan jentik nyamuk.
a. Pada fase nyamuk dewasa dilakukan dengan cara pengasapan
untuk memutuskan rantai penularan antara nyamuk yang terinfeksi
kepada manusia.
b. Pada fase jentik dilakukan upaya PSN dengan kegiatan 3M Plus :
1) Secara fisik dengan menguras, menutup dan memanfaatkan
barang bekas
2) Secara kimiawi dengan larvasidasi
3) Secara biologis dengan pemberian ikan
4) Cara lainnya (menggunakan repellent, obat nyamuk bakar,
kelambu, memasang kawat kasa dll)
Kegiatan pengamatan vektor di lapangan dilakukan dengan cara :
a. Mengaktifkan peran dan fungsi Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
dan dimonitor olah petugas Puskesmas.
b. Melaksanakan bulan bakti “Gerakan 3M” pada saat sebelum musim
penularan.
c. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) setiap 3 bulan sekali dan
dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
d. Pemantauan wilayah setempat (PWS) dan dikomunikasikan kepada
pimpinan wilayah pada rapat bulanan POKJANAL DBD, yang
menyangkut hasil pemeriksaan Angka Bebas Jentik (ABJ).
4. Peningkatan peran serta masyarakat
Waktu Pelaksanaan
N Nama Tempat
o Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Surveilans Puskesmas
epidemiologi
2 Penemuan dan Puskesmas
tatalaksana
kasus
3 Pengendalian Insidentil
vektor
4 Peningkatan Puskesmas
peran serta
masyarakat
5 Sistem Tempat
kewaspadaan Kunjungan
dini (SKD) dan
penanggulang ( insidentil)
an KLB
6 Penyuluhan Puskesmas
& tempat
kunjungan
7 Kemitraan/jejar Wilayah
ing Puskesmas
8 Monitoring dan Dinkes
Evaluasi Kabupaten
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA
A. Pendahuluan
Kerangka acuan ini disusun sebagai pedoman untuk melaksanakan
kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan pedoman ini diharapkan
dapat memberikan arahan cara pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Jemtik
Berkala, dan cara pelaporan kegiatan pemeriksaan Jentik Berkala.
B. Latar Belakang
Nyamuk penular demam berdarah dengue ( Aedes Aegyti ) hingga
saat ini masih tersebar luas hampir di seluruh pelosok Indonesia,
sehungga cara yang efektif dalam memberantas penyakit ini adalah
dengan melakukan Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti salah satunya
dengan Pemeriksaan Jentik Berkala oleh seluruh lapisan masyarakat di
rumah-rumah dan tempat-tempat umum ( TTU ) serta lingkungannya
masing-masing secara terus menerus.
Untuk membina peran serta masyarakat perlu dilakukan
penyuluhan dan motifasi yang intensif melalui berbagai jalur komunikasi
dan informasi kepada masyarakat, seperti melalui televise, radio, dan
media masa lainnya, kerja bakti dan lomba PSN DBD di kelurahan / desa,
sekolah atau tempat-tempat umum lainnya.
Apabila kegiatan PSN DBD melalui kegiatan PJB dilakukan secara
intensif, maka populasi nyamuk Aedes Aegypti dapat di kendalikan
sehingga penularan demam berdarah dengue dapat dicegah atau
dikurangi.
C. Tujuan
Mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti, sehingga penularan
DBD dapat dicegah atau dikurangi.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat
bersarangnya nyamuk Aedes Aegypty seperti : bak mandi, tempayan
dan tempat penampungan air lainnya secara berkala di rumah-rumah
penduduk, sekolah dan bangunan lainnya.
Ukuran keberhasilan kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala adalah
dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik ( ABJ ) , apabila ABJ lebih
atau sama dengan 95 % diharapkan penularan DBD dapat dicegah
atau dikurangi.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Perencanaan
Dalam perencanaan dipersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan dalam melaksanakan kegiatan PJB diantara abate, format
laporan dan baterai.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan PJB harus mengacu pada kerangka
acuan dan perencanaan yang sudah disusun.
Laporan
Hasil pelaksanaan kegiatan PJB disusun dan dilaporkan
berdasarkan formulir yang sudah ditetapkan.
F. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Semua tempat perkembangbiakan nyamuk penulat DBD;
Tempat penampungan air ( TPA ) untuk keperluan sehari-hari
Tempat penampunga air bukan untuk keperluan sehari-hari ( non TPA )
Tempat penempungan air alamiah
G. Petugas
Programer DBD dan bekerja sama lintas program diantaranya
kesehatan lingkungan, Promkes, dan lintas sector seperti aparat desa ,
petugas kebersihan sekolah dll.
H. Waktu
Pemeriksaan jentik berkala dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.
I. Biaya
Penyelenggaraan kegiatan ini dibiayai oleh BOK Puskesmas
Lawanga.
J. Evaluasi Pelaksanaan Program
Evaluasi pelaksanaan program dilaksanakan setiap bulan dan
diketahui oleh kepala Puskesmas Lawanga.
K. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil akhir kegiatan dicatat dan dilaporkan setiap awal bulan dalam
bentuk laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Poso.
Hasil kegiatan dianalisa, di identifikasi masalah dan dibuat tindak lanjut.
Hasil kegiatan di buat menjadi informasi dalam bentuk grafik.
KERANGKA ACUAN
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENYAKIT DBD
PUSKESMAS LAWANGA
I. Pendahuluan
- Melakukan pemeriksan /
3. JUMANTIK pemantauan jentik di semua
Kelurahan wilayah kerja puskesmas
Lawanga.
V. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran
A. Cara melaksanakan kegiatan
1. Masyarakat
2. Rumah
BULAN
No Kegiatan Sasaran
Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. PE DBD Masyarakat
3.
Jumantik Rumah