Anda di halaman 1dari 7

Pemeriksaan Kebuntingan pada sapi

Oleh : Setyo Utomo

Cara konvensional adalah ditandai tidak kembalinya birahi setelah

diinseminasi pada siklus birahi berikutnya. Cara ini dalam istilah IB dikenal dengan

istilah Non-return. Cara ini kurang sempurna karena tidak kembalinya birahi bukan

hanya karena kebuntingan tapi sebab lain sangat banyak, seperti kejadian corpus

luteum persistent atau gangguan hormonal lainnya hingga siklus hewan menjadi

terganggu. Namun demikian karena cara ini merupakan cara yang termurah dan

mudah maka kalangan peternak sering menggunakan cara ini meskipun seharusnya

masih diperlukan metoda lainnya yang lebih akurat.

Sapi Betina Bunting.

Umur kebuntingan 30 – 40 hari.

 Pada heifer umumnya kondisi uterus kecil sebesar kelingking sampai sebesar

ibu jari telunjuk, konsistensi sedang, tidak terlalu kenyal dan mudah dibedakan

dengan jaringan sekitarnya. Mungkin dalam keadaan menggelung tadi tidak

sehebat tanduk domba, Jika pada salah satu ovariumnya ditemukan corpus

luteum cukup besar dengan diameter 10 mm atau lebih dan pada cornua uteri

yang sepihak dengannya terdapat jendolan atau pembesaran maka diduga

kebuntingan antara 30 – 40 hari. Untuk meyakinkan ulangi pemeriksaan pada

15 hari berikutnya. Biasanya kedua cornua menunjukan asimetri yang mudah

dibedakan terutama pada heifer.

 Pada sapi yang sudah beberapa kali beranak, kebuntingan 30 – 40 hari sulit

diketahui karena adanya a-symetri sukar dikenali. Hal ini disebabkan

konsistensi uterus yang bunting hampir sama dengan yang tidak bunting yaitu
halus dan lunak. Pembesaran yang terjadi pada kornua yang bunting belum

dapat secara palpasi dibedakan dengan yang tidak bunting.

 Pada umur kebuntingan 30 – 40 hari bagi yang sudah berpengalaman bisa juga

diterapkan metoda lain yaitu fetal membrane slip dan fetal slip.

 Metoda Fetal Membrane Slip adalah pemeriksaan terhadap adanya selaput

atau selubuing fetus yang telah terbentuk. Caranya adalah dengan cara

mencubit dinding uterus dari rectum, lalu ibu jari dan telunjuk itu kita

renggangkan sedikit demi sedikit hingga pada suatu saat terasa adanya

selembar lapisan dalam cubitan kita itu seolah-olah ada yang terlepas, sedang

dinding uterus masih dalam cubitan. Jika tidak hati-hati cubitan mengenai

kotiledon akibatnya adalah terjadinya perdarahan karena plasenta terkoyak

dan dapat menyebabkan abortus muda.

 Metoda Fetal Slip adalah meraba cornua dengan ibu jari dan telunjuk atau

tepatnya menjepit cornua uteri yang bunting dengan kedua jari tersebut, lalu

perlahan-lahan mengurut bagian cornua itu ke depan. Cairan fetus dapat lolos

melalui sela-sela kedua jari tersebut, tetapi fetus beserta amnionnya tergiring

ke ujung cornua, hingga pada suatu saat fetsu beserta amnionnya tidak dapat

tergeser lebih jauh kedepan lagi dan menyelinap diantara jari-jari kita, ini

menandakan bahwa ada fetus dalan cornuanya.

Sapi Bunting 60 hari

 Untuk sapi remaja, kebuntingan 60 hari mudah diketahui dari a-symetri kedua

cornuanya, fluktuasi cornua yang membesar mudah dirasakan dan fetal slip

mudah dilaksanakan.
 Untuk sapi yang sering beranak, kebuntingan 60 hari adanya sedikit

pembesaran pada uterus. Cornua yang bunting akan membesar 2 kali sampai

tiga kali besarnya cornua yang tidak bunting.

Sapi bunting 90 hari

 Cornua yang bunting akan terasa membesar kira-kira sebesar betis orang

dewasa dengan gambaran seperti sarung tangan petinju.

 Letak serviks masih di atas os pubis, tetapi seluruh cornua yang bunting

terletak di lereng paling kaudal dari ruang abdomen.

 Uterus lambat laun turun ke dasar ruang abdomen. Kotiledon sudah

tersentuh tapi masih kecil-kecil.

 Penentuan umur kebuntingan di dasarkan pada letak dan besarnya uterus.

Sapi bunting 120 hari

 Serviks harus ditemukan terlebih dahulu sebagai pedoman mencari uterus

yang sudah turun ke dasar abdomen melalui lereng abdomen. Sejauh-jauh

dinding rektum dapat melar tangan masih susah untuk meraba dinding uterus.

Hal ini disebabkan karena volume uterus masih di luar jangkauan perabaan tsb.

 Jika serviks dapat ditemukan yang biasanya berada di bagian depan bawah

os pubis, dengan perabaan yang seksama maka akan ditemukan kotiledon

yang kira-kira sebesar ibu jari tangan.

 Penentuan umur kebuntingan didasarkan atas letak uterus yang sangat jauh

dari jangkauan.

Sapi Bunting 5 bulan

 Kornua bunting umumnya telah mencapai dasar abdomen dan volumenya telah

mulai membesar hingga dinding uterus yang paling atas telah mulai dapat
disentuh oleh ujung jari kita. Sentuhan ini dapat merasakan adanya fluktuasi

kotiledon dan fetus.

 Fetus umumnya masih kecil, kepala sebesar kelapa dan bila disentuh cepat

menyelam ke bawah tapi segera timbul lagi ke atas dan segera menyentuh

kembali tangan kita.

 Dapat ditemukan fremitus yaitu adanya pembesaran arteri uterina media yang

mendesir.

Sapi bunting 6 bulan

 Pemeriksaan umur 6 bulan bunting umumnya mudah, banyak hal yang dengan

mudah diketahui

 Setelah tangan masuk ke rektum dan ditekan sedikit kebawah kira-kira pada

jarak pergelangan tangan, ujung jari dapat bersentuhan dengan dinding uterus.

Fluktuasi dengan jelas dapat dirasakan , kotiledon banyak sekali teraba

besarnya bervariasi . Jumlah kotiledon besar dan kecil ada 100 buah.

 Fremitus mulai jelas dapat dirasakan.

 Fetus dengan mudah dapat vdi raba sebesar buah kelapa sempurna, lekuk

mata, hidung dengan mudah dapat dikenali.

Sapi Bunting 7 bulan

 Pada umumnya mudah ditentukan umur kebuntingannya.

 Jika tangan kita masuk ke rektum dengan sedikit penekanan ke bawah dengan

jarak sekitar 10 cm atau bahkan kurang maka adanya fluktuasi, kotiledon dan fetus

sudah dapat diraba.


 Untuk membedakan umur kebuntingan 6 dengan 7 bulan adalah dengan cara

membedakan jarak antara rektum dengan dinding uterus, semakin dekat berarti

semakin tua umur kebuntingannya.

 Fetus dapat diraba, bagian-bagian kepala dengan jelas dapat diraba, bahkan jika

dimasukan ujung jari telunjuk kedalam celah mulutnya sudah terdapat reaksi

menghisap susu.

 Kedua kaki depan kadang-kadang saja dapat diraba, untuk meyakinkan bahwa

bagian tersebut kaki adalah dengan meraba bagian celah teracaknya.

 Adanya fremitus sudah semakin jelas teraba, mendesir kuat.

Sapi Bunting 8 bulan

 Penampilan dari laur tubuh sudah dengan mudah diketahui

 Kadang sapi PO atau keturunannya menipu, kebuntingan 8 bulan nampak

langsing.

 Seringkali kepala fetus sudah menyentuh dinding rektum. Jadi tangan kita sudah

tidak perlu lagi menekan bagian rektum ke bawah

 Teracak kaki depan dengan mudah dapat dikenal kedua-duanya telah berada di

dekat serviks, di atas simfisis pelvis.

 Kotiledon, fremitus, fluktuasi, semua dengan mudah dapat diraba.

 Tekan teracak jika ada reaksi menarik karena sakit : fetus hidup. Reaksi

menghisap susu jika ujung jari dimasukan kedalam celah mulutnya.

Sapi Bunting 9 Bulan

 Fetus pada umumnya sudah masuk ke dalam ruang pelvis.

 Jika ia terletak longitudinal anterior(letak muka) yaitu kepala dan kaki depan akan

lahir lebih dahulu, maka jika tangan kita masuk ke dalam rektum sejauh
pergelangan tangan maka moncong dan teracak kaki depan sudah dapat

dipegang.

 Jika dipalpasi via vagina maka akan dapat dirasakan adanya penyembulan serviks

ke arah vulva.

RINGKASAN PKB SAPI


Umur Diameter Besarnya Fremitus Letak cornua Lain-lain
cornua (cm) yang bunting
kebuntingan kotiledon

(hari) (cm)

35 ±3 ±1 - R. Pelvis Tak jauh dr


rektum,
asimetri,
fluktuasi

50 ±6 ± 1,5 - R.Pelvis di ---,,---


atas os pubis

60 ±8 ± 1,5 - Di Sebagian
atas/dimuka
os pubis dalam

r.pelvis,

sebagian lagi

dalam r.

abdomen

90 ± 15 ± 2,0 Denyut lebih Mulai turun Ada di muka


keras lereng
kedalam abdomen

r.abdomen
120 ± 30 ± 2,5 Denyut keras ----,,----- Dilereng
panjang belakang r
abdomen
agak jauh
dari rektum

Anda mungkin juga menyukai