Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Manajemen Kota Sehat Pada Bayi dan Balita

A. Latar belakang

Kota sehat adalah suatu kondisi kota atau kabupaten yang bersih, nyaman, aman, dan
sehat untuk dihuni penduduk yang tercapai melalui terselenggaraannya penerapa dan
beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan
pemerintah daerahnya.

Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi dapat terpenuhi. Kebutuhan dasar ini
dapat mencakup asah, asih dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dapat dipenuhi sejak
dini bahkan sejak bayi dalam kandungan. Kebutuhan dasar yang baik dan cukup sering
kali tidak bisa dipenuhi oleh seoarang anak karena faktor eksternal maupun internal yaitu
faktor eksternal meliputi ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan.
Sedangkan faktor internal yaitu terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul Commented [U1]: Penulisan diperbaiki dan dirapikan

sebagai problema pada anak.

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk
mencapai pertumbuhan yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang berkaitan yaitu faktor genetik, lingkungan,
bio-fisiko-psiko sosial dan prilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
yang memberikan ciri sendiri pada seorang anak.

Oleh karena itu tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan
yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan
setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
belangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa
atau orang tua. Priode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan membentuk perkembangan anak
selanjutnya.

Pad masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatif, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa
ini. Pada masa priode kritis ini diperlukan rangsngan atau stimulasi yang berguna agar
potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan
sesuai dengan pertumbuhan anak pada setiap tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi
masih ada dalam kandungan.
Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui
banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi
bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.

Mengingat pentingnya hal tersebut maka pemakalah ingin mewujudkan manajemen kota
sehat pada bayi dan balita melalui program ‘BABY HOME’ adapun tujuan dari program
Baby Home ini yaitu untuk dapat mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, sosial. Agar dapat menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang
dan kemungkinan penanganan yang efektif, mencari penyebab dan mencegah keadaan
tersebut serta bertujuan untuk memberikan stimulus pada bayi dan balita agar dapat
mengasah pertumbuhan dan perkembangan motorik pada bayi dan balita.
BAB II

KONSEP MANAJEMEN

BABY HOME

B. Konsep teori

Terapi bermain, tersusun atas dua kata dasar, yaitu terapi dan bermain. Terapi menurut
kamus Bahasa Indonesia adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang
sakit, pengobatan penyakit, atau perawatan penyakit. Sedangkan bermain berasal dari
kata main yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati (yang dilakukan dengan alat-
alat kesenangan atau tidak) misalnya bola, gundu, layang-layang dan lain-lain. Sedangkan
bermain dalam kamus bahasa Indonesia berarti melakukan sesuatu dengan alat dan
sebagainya untuk bersenang-senang Bermain menurut Hurlock merupakan setiap kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.53
Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan. Kegiatan ini tidak memiliki
peraturan lain kecuali yang ditetapkan oleh pemainnya sendiri.
C. Konsep manajemen
Dalam melaksanakan kegitan Baby Home, siapa saja bayi maupun balita yang datang
bersama orang tuanya pertama akan di data oleh salah satu petugas, kemudian akan dibagi
dalam beberapa kelompok bayi dan balita berdasarkan umur. Kemudian setiap kelompok
telah ada 1perawat sebagai pengajar dan penjaga disetiap permainan yang dimainkan oleh
bayi maupun balita. Kemudian setiap anak dan balita akan dipantau sejau mana
perkembangan stimulus yang ia proleh untuk mengenbangkan perkembanagan
motoriknya. Setelah selesai bermain bayi dan anak akan diberi nutrisi sesuai umurnya dan
masih dalam pengawasan orang tua. Kemudian setiap orang tua akan diberi pendidikan
kesehatan(PENKES) baik tentang teknik menyusui yang benar, nutrisi yang baik pada
bayi dan balita, dan mengajarkan tentang tumbuh kembang bayi dan balita. Setelah
selesai PENKES, setiap anggota peserta Baby Home diberi bingkisan berupa makanan
pendamping ASI dan buku saku tentang Tumbang bayi dan balita.
D. Pengorganisasian Baby Home
Ketua

Bendahara Sekretaris Koordinator

Petugas lainnya:

 Dokter spesialis anak


 Bidan
 Perawat
 Gizi
 Farmasi
E. Pengorganisasian intitusi pembina Baby Home
 Dinas/badan/kantor PMD/bina pemerdayaan masyarakat
 Dinas kesehatan
 Dinas pendidikan
F. Pendanaan

Dana untuk membiayai kegiatan Baby Home dihimpun dari, dan digunakan secara
terpadu dari masyarakat, anggaran pemerintah daerah/kabupaten/kotaprovinsi dan
pemerintah pusat serta sumbangan swasta dan donor lainnya, baik domestik maupun
internasional. Juga menggali potensi sumber dana yang saat ini masih belum diginakan,
misalnya dana secara tradisional maupun berbasis keagamaan, sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah.

G. Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan dilakukan 2xseminggu pada hari Senin dan Minggu pukul 09.00s/d
selesai. Lokasi di lapangan daerah yang dekat dengan perumahan warga.
BAB III

MANAJEMEN BERMAIN Commented [U2]: Baby home kok jadi terapi bermain??? Kalau
terapi bermain inklude di dalam baby home di masukkan ke dalam
konsep saja biar jelas...judulnya tetap seperti diawal baby home
A. Konsep teori terapi bermain

Terapi bermain, tersusun atas dua kata dasar, yaitu terapi dan bermain. Terapi menurut
kamus Bahasa Indonesia adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang
sakit, pengobatan penyakit, atau perawatan penyakit. Sedangkan bermain berasal dari
kata main yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati (yang dilakukan dengan alat-
alat kesenangan atau tidak) misalnya bola, gundu, layang-layang dan lain-lain. Sedangkan
bermain dalam kamus bahasa Indonesia berarti melakukan sesuatu dengan alat dan
sebagainya untuk bersenang-senang Bermain menurut Hurlock merupakan setiap kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.53
Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan. Kegiatan ini tidak memiliki
peraturan lain kecuali yang ditetapkan oleh pemainnya sendiri.
B. Tujuan terapi bermain
Andang Ismail juga berpendapat bahwa permainan edukatif memiliki fungsi untuk:
1. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil
belajar.

2. Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar dapat menumbuhkan
sikap, mental, serta akhlak yang baik.

3. Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman, dan


menyenangkan.

4. Meningkatkan kualitas bermain anak

C. Alat intervensi bermain

Menurut Landerth, mainan yang digunakan untuk ekspersi diri berupa:

a. Real Life Toys, misalnya boneka keluarga, boneka rumah, boneka wayang, dan figur lain
yang sudah dikenal anak dapat dipakai untuk mengekspresikan perasaan anak seperti marah,
takut, iri, krisis, dan konflik keluarga. Sedangkan mobil-bus, mobil-truk, perahu dan alat
hitung mainan dapat dijadikan media ekspresi perasaan menantang, malu, khawatir, dan ingin
menyendiri.

b. Acting-out Aggressive Release Toys, alat main yang dapat menurunkan sifat agresif atau
banyak tingkah. Yaitu mainan yang bersifat structutured toys misalnya tas belanja, boneka
tentara, boneka binatang buas, senjata-senjataan, dan pisau.

c. Toys for Creative Expressive and Emmotional Release, misalnya pasir dan air yang
terkenal sebagai media bermain karena dapat diubah-ubah dan sangat baik sekali untuk
menumpahkan segala perasaan yang ada pada benak anak. Miller menyatakan bahwa pasir
dan air merupakan media untuk melakukan kontak sosial dengan lingkungan serta dapat
menggali kemampuan-kemampuan diri anak yang bersangkutan, serta membangun
keterampilan kreativitas membangun suatu bentuk

d. Motor Play, permainan gerak yang dapat mengembangkan keterampilan fisik, menjadikan
diri anak lebih percaya diri, memiliki keyakinan diri, dan rasa aman. Latihan-latihan gerak
dengan bermain-main dapat dilakukan dengan cara duduk, merangkak, berdiri, memanjat,
berlari, melompat, menendang, melempar, dan menangkap sesuatu.

e. Object Play, permainan dengan benda-benda akan dapat meningkatkan keterampilan


gerak, dan merupakan wahana bagi seorang anak untuk memahami kemampuan fisiknya
terhadap lingkungan di sekitarnya.

f. Social Play, permainan sosialisai dapat meningkatkan kompetensi sosial.84 Misalnya


kesabaran untuk menunggu giliran, berbagi pendapat, dan bekerjasama. Melalui permainan
ini seseorang akan melakukan eksperimen dengan aturan-aturan dan peran-peran yang ada di
dalam masyarakat. Dari dalam sisi ini, pribadi anak mulai tumbuh perasaan saling
menghargai terhadap perspektif teman atau orang lain. Kompetensi sosial akan muncul
sebagai suatu kemampuan

g. Socio-Dramatic Play and Language Skills, merupakan permainan sosiodrama dengan


menggunakan keterampilan berbahasa dan menggunakan benda-benda secara simbolis
permainan ini akan meningkatkan kemampuan berbahasa melalui fantasi dan kontrol diri

D. Alat bermain kemampuan kognitif

a. Boneka dari kain.

b. Balok bangun besar-polos.

c. Menara gelang segi tiga, bujur sangkar, lingkaran. Dan segi enam.

d. Tangga kubus dan tangga silinder.

e. Balok ukur-polos.

f. Kerincingan bayi.

g. Gantungan alat bunyi untuk bayi.

h. Beberapa buah puzzle.

i.Kotak gambar-pola.

j.Papan pasak
E. Alat bermain kemampuan motorik kasar

a. Kantong biji-bijian yang dapat dipakai untuk kegiatan latihan: melempar,


menangkap, berjalan dengan beban di atas kepala atau latihan keseimbangan.

b. Alat main yang dapat dipakai untuk kegiatan melompat

c. Alat titian untuk latihan meniti dengan pandangan lurus ke depan

d. Bola ukuran besar dan kecil untuk latihan melempar dan menangkap.

F. Alat bermain kemampuan berbahasa

a. Gambar benda-benda yang ada di lingkungan rumah dan sekolah termasuk gambar
binatang dan peralatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, tempat
rekreasi, dan olahraga. Peralatan ini dipakai guna membantu anak dalam
mendeskripsikan fungsi, bentuk, dan warna.

b. Benda dan gambar sebagai alat kegiatan pembelajaran guru

c. Lotto atau gambar yang berurutan, semacam lego

d. Alat tulis dan gambar sebagai media kreativitas

e. Kumpulan buku-buku cerita

f. Kumpulan cerita pendek untuk latihan menceritakan kembali

g. Kumbulan kata-kata atau kalimat-kalimat pendek yang belum terselesaikan yang harus
dilanjutkan oleh anak sebagai bentuk latihan kreativitas

h. Kumpulan gambar berbagai profesi yang telah dikenal oleh anak, misalnya guru, polisi,
dan dokter.

i. Kumpulan gambar dan poster dengan berbagai tema sebagai alat latihan mengenal
konsep dasar berbahasa yang perlu diketahui anak. Commented [U3]: Pembiayaan gimana?
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah adanya program Baby Home ini diharapkan agar tujuan dari kegiatan dapat
diperoleh, untuk meningkatkan pengetahuan tentang stimulus dan pertumbuhan serta
perkembangan pada bayi dan balita di kalangan masyarakat serta pendidikan yang
diperoleh oleh para orang tua bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam mengikuti
kegiatan dalam program Baby Home ini supaya tidak ada lagi kendala dalam hal
pembinaan tumbuh kembang anak di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai