PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui gizi para pekerja
2. Pembaca dapat mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seorang
pekerja
3. Pembaca dapat mengetahui pengertian sehat
I.2 Manfaat
1. Agar Pembaca dapat mengetahui bagaimana menjaga tubuh saat
2
bekerja
2. Agar Pembaca dapat dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi manusia saat bekerja
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berat badan Ideal (kg) = (Tinggi badan (cm) – 100) – 10% (TB – 100)
Golongan Fisiologis
Tempat kerja yang kurang ergonomis tidak sesuai dengan fisiologi dan
anatomi manusia(postur kerja salah), tempat kerja yang kurang ergonomis dan
postur kerja yang salah memiliki dampak yang sama yaitu berakibat cacat pada
tubuh.
Gangguan kesehatan:
a. Tukang sepatu mengalami sakit pada dada sebagai akibat tekanan pisau
pemotong kulit sepatu yang terus menerus kepada dada.
b. Kerja berdiri secara terus menerus pada beberapa pekerjaan disebabkan tempat
yang tidak ergonomi sehingga dapat mengakibatkan varices pada kaki (kaki
datar).
12
c. Memiliki beban yang cukup berat secara terus menerus dengan tekanan gaya
ke punggung akan menyebabkan hernia akibat kerja.
d. Posisi kerja juru ketik yang menyebabkan kerusakan pada punggung(law back
pain).
Pencegahan :
a. Memperbaiki kondisi tempat kerja yang tidak ergonomis misalnya:
menyesuaikan bentuk dan ukuran peralatan dengan pekerja.
b. Mengajarkan kepada para pekerja postur kerja yang benar sesuai profesi
masing-masing.
Gangguan terutama bergantung pada jenis agennya yaitu debu inert, debu
fibrogenik, iritan kimia, allergen dan karsinogen.
Debu inert
Bahkan debu yang relatif inert pun dapat menimbulkan beberapa efek. efek
utama debu inert adalah:
a. Peningkatan beban pembersihan bronkopulmonar
b. Perubahan-perubahan obstruktif pada fungsi paru
Peranan paparan debu inert dalam timbulnya pembatasan aliran udara pada
kadar yang sekarang ada ditempat-tempat kerja di negara industri. Uji
untuk mendeteksi penyakit saluran pernafasan meliputi: volume ekspirasi
paksa satu detik, kapasitas ventilasi, uji resistensi aliran, aliran tengah
ekspirasi maksimum.
13
Debu fibrogenik
Debu fibrogenik adalah debu yang mengandung kuarsa menyebabkan
silikosis. Debu yang mengandung asbes secara khas menyebabkan gangguan
fungsi paru restruktif.
Iritan kimia
Paparan jangka panjang terhadap berbagai bahan kimia iritan dapat
menybabkan gejala-gejala bronchitis. Gejala dapat atau tidak disertai
peningkatan reaktivitas bronkus. Paparan kadar tinggi dapat menyebabkan
brochitis akut berat dengan obstruktif saluran napas.
Alergen
Golongan ini meliputi bahan-bahan organik yang berasal dari binatang
atau tumbuhan dan mungkin bahan-bahan kimia tetentu deteksi dini reaksi
alergik pernapasan sangat penting, karena dengan membatasi paparan lebih
lanjut terhadap allergen sera dengan terapi dini yang tepat, penyembuhan akan
sempurna.
metode-metode pencegahan
a. Sedapat mungkin, bahan-bahan berbahaya diganti dengan bahan-bahan lain
yang kurang lebih sama fungsi dan manfaatnya tetapi yang tidak berbahaya
atau kurang berbahaya.
b. Apabila, karena pertimbangan k3, diputuskan untuk menggunakan bahan
alternatif, maka semua risiko bahaya kesehatan yang mungkin timbul
sehubungan dengan pembuatan, jual beli, pemakaian, transportasi,
penyimpanan dan pembuangan bahan alternatif yang disarankan tersebut harus
dipertimbangkan masak-masak.
metode-metode pengendalian
a. Semua tindakan yang melibatkan hal ikhwal teknis/permesinan(engineering),
praktik kerja, dan pengendalian administrasi yang dapat dilakukan harus
diupayakan untuknmelenyapkan atau meminimalkan peluang pekerja terpapar
kontaminan di lingkungan kerja.
b. Upaya-upaya pengendalian teknis permesinan harus meliputi pemeliharaan
mekanis, pembuatan ventilasi dan rancang ulang proses yang dimaksudkan
14
untuk melenyapkan, mengisolir atau mengumpulkan emisi kontaminan dengan
cara sebagai berikut:
Proses separasi, otomasi atau penutupan;
Mengikat serat asbes dengan bahan lain untuk mencegah terbentuknya debu;
Secara umum melengkapi semua daerah kerja dengan ventilasi sehingga
udara bersih bisa masuk;
Membuat ventilasi lokal untuk seluruh proses kerja, operasi kerja,
perlengkapan dan peralatan kerja untuk mencegah penyebaran debu;
Menggunakan metode basah untuk mencegah terbentuknya debu;
Memilah-milah tempat kerja dengan menetapkan tempat-tempat kerja
tertentu untuk proses-proses tertentu.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
1. World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang
menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
2. Gizi lebih (overnutrition), keadaan ini diakibatkan oleh konsumsi makanan
yang berlebihan untuk jangka waktu yang cukup lama. Contoh :
kegemukan.
3. Badan pangan dan pertanian PBB (FAO) dan badan kesehatan dunia
(WHO) dalam terbitannya yang berjudul Energy and Protein Requirements
telah menyusun pedoman untuk mengukur atau menentukan kecukupan
energi bagi orang dewasa, yaitu dengan menggunakan standar kecukupan
energi bagi orang laki-laki dewasa (Reference Man) dan standar
kecukupan energi bagi wanita dewasa (Reference Woman) Yang dimaksud
dengan Reference Man
III.2 Saran
1. Lebih memperhatikan gizi yang diperlukan tubuh manusia agar terhindar
16
dari penyakit yang berbahaya
2. Memahami ahli K3 sebelum bekerja di pekerjaan supanya bisa menangani
permasalahan kecil di kampu,rumah, dan terutama di tempat kerja
DAFTAR PUSTAKA
17