Anda di halaman 1dari 49

BAB 3

HASIL ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA INGUINALIS

3.1 Gambaran Kasus


Nama klien Tn. S, jenis kelamin laki-laki, umur 73 tahun, alamat klien
Jl.Kampung Melayu Darat Rt 02, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
swasta, status perkawinan menikah, agama Islam, suku banjar, warga negara
Indonesia, tanggal masuk RSUD Ulin Banjarmasin 24 April 2018, di ruang
Bedah Umum dengan Nomor Register 73.32.XX, masuk rumah sakit dengan
diagnosa medis Hernia Inguinalis Lateral Dextra Reponible.

Identitas penanggung jawab klien adalah nama Ny. S, jenis kelamin


perempuan, umur 45 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Jl.Kampung
Melayu Darat, hubungan dengan klien adalah anak klien.
3.1.1 Keluhan utama
Pre operasi :
Pada saat pengkajian pada hari selasa tanggal 24 April 2018 pukul
12.10 wita, klien mengeluh nyeri pada saat bergerak di perut sebelah
kanan bagian bawah.
Post operasi :
Pada pengkajian kamis tanggal, 26 april 2018 pukul 10.10 wita, klien
mengatakan nyeri pada luka operasi

3.1.2 Riwayat kesehatan sekarang


Pre operasi :
Klien mengatakan kurang lebih 1 bulan yang lalu ada timbul benjolan
kecil pada bagian perut sebelah kanan bagian bawah, kurang lebih 3
Minggu sebelum masuk RSUD. Ulin Banjarmasin, klien berobat ke
dokter terdekat, karena benjolan semakin membesar klien kemudian
berobat ke RSUD. Ulin Banjarmasin pada hari Selasa tanggal 24 April
2018 klien melakukan foto rongsen dan cek laboratorium, klien

34
35

mengatakan bahwa klien dijadwalkan untuk operasi tanggal 25 April


2018.
Post operasi :
Klien telah dilakukan operasi herniatomi pada abdomen sebelah kanan
bagian bawah, klien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri pada saat
bergerak maupun isthirahat, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pada
daerah luka operasi dengan skala nyeri 6 (sedang) dan waktunya hilang
timbul ± 5 menit. Klien terlihat meringis, terlihat gelisah, dahi klien
terlihat berkerut menahan nyeri.

3.1.3 Riwayat kesehatan dahulu


Klien mengatakan pernah menderita penyakit jantung selama ± 2 tahun,
dan klien tidak pernah menderita penyakit yang sama.

3.1.4 Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dialami klien, dan klien mengatakan didalam keluarga ada
yang menderita penyakit jantung yang diderita oleh ayah klien.

Tn.R Tn.P Ny.B


Ny.T
64 th 75 th 83
71
Th
th

Tn.S Ny.R Tn.M


Tn.D 69
73 tH Ny.I NyY 53 Th
78 th Th
57 55
Th Th

Tn. R Tn.A
Ny. Ny. Ny.R
40 th 32 Th
S 46 D 44 38 th
tH Th

Gambar 3.1 Genogram keluarga


36

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan = Meninggal

: klien -------- = Tinggal serumah

Tn.S anak dari pasangan Tn.R dan Ny.T menikah dengan Ny.R anak dari
pasangan Tn.P dan Ny. B ,mereka di karunia anak 5 ( 3 putri dan 2 putri )
masing-masing anak Tn.S sudah berumah tangga . Tn.S sendiri tinggal sendiri di
rumahnya yang tidak jauh dari rumah putra nya Tn.R di Jl.Kampung M.

3.1.5 Pemeriksaan fisik


3.1.5.1 Keadaan umum
Pre operasi :
Klien tampak tenang,berbaring di tempat tidur, tingkat
kesadaran composmentis, hasil pengukuran tanda-tanda vital
yaitu : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 70x/menit,
pernapasan 22x/menit, temperatur 35,70 C, Spo2 : 98 %, data
antropometri: BB: 58 kg, TB: 155 cm.
BBI =58/(155/100*155/100)
=58(1.55*1,55)
=58/2,4025
=24,1 (Normal atau Ideal)
Post operasi :
Keadaan umum klien terlihat lemah, klien berbaring di tempat
tidur post operasi herniatomi, klien terpasang infus RL 20
tetes/menit/iv, klien terpasang kateter, output urin ± 800 cc,
tingkat kesadaran composmentis, hasil pengukuran tanda-tanda
37

vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 75x/menit,


pernapasan 20x/menit, temperatur 35,50 C.

3.1.5.2 Kulit
Pre operasi :
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit cukup bersih, tidak
terdapat lesi maupun ulkus, tidak ada odem, tidak terdapat
sianosis, turgor kulit kembali dalam <3 detik, tidak terdapat
kelainan lainnya pada kulit.

3.1.5.3 Kepala dan leher


Pre operasi :
Struktur kepala simetris, keadaan kulit kepala terlihat bersih,
rambut klien berwarna hitam, tidak terdapat benjolan pada
kepala, kebersihan kepala cukup bersih. Pada leher tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran
vena jugularis, dan tidak ada keterbatasan gerak pada leher.

3.1.5.4 Penglihatan dan mata


Struktur mata kiri dan kanan tampak simetris, kunjungtiva
anemis, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan,
skelera mata tidak tampak ikterik, fungsi penglihatan baik
dengan ditandai klien dapat melihat nama perawat dengan jelas
dipapan nama perawat dengan jarak 1 meter, tidak terdapat
peradangan atau pendarahan pada mata klien.

3.1.5.5 Pendengaran dan telinga


Pre operasi :
Struktur telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak terdapat
peradangan atau pendarahan pada telinga, klien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, kebersihan telinga
38

cukup bersih, fungsi pendengaran baik ditandai dengan klien


dapat mendengar pertanyaan perawat, tidak ada kelainan dan
gangguan lainnya pada telinga.

3.1.5.6 Penciuman dan hidung


Pre operasi :
Struktur hidung simetris, tidak terdapat peradangan dan
pendarahan pada hidung, tidak terdapat polip, kebersihan
hidung cukup bersih, klien tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, tidak ada tanda-tanda sesak, fungsi penciuman
baik dengan ditandai klien dapat membedakan bau makanan
dan bau kapas alkohol, tidak terdapat kelainan dan gangguan
lainnya pada hidung.
Post operasi :
Fungsi penciuman baik, klien mampu mencium aroma
makanan,struktur hidung terlihat simetris, kedua lubang hidung
tidak ada lesi maupun ulkus, tidak ada sekret yang keluar dari
dalam kedua lubang hidung, tidak terdapat sumbatan dari jalan
nafas.

3.1.5.7 Mulut dan gigi


Pre operasi :
Struktur mulut simetris, kebersihan gigi dan mulut cukup
bersih, tidak terdapat peradangan dan pendarahan pada mulut
dan gusi, mukosa bibir tampak lembab, tidak menggunakan
gigi palsu, tidak terdapat kelainan dan gangguan lainnya pada
mulut dan gigi.
Post operasi:
Struktur mulut klien simetris, rongga mulut tidak ada ulkus,
tidak ada odem,mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, warna
bibir merah muda, tidak ada lesi pada mukosa mulut, tidak ada
39

pendarahan pada gusi, pada lidah tidak terdapat lesi, tidak ada
sekret, tidak ada gangguan menelan. Gigi bagian atas dan
bawah masih utuh dan lengkap.

3.1.5.8 Dada, jantung, pernafasan, dan sirkulasi


Pre operasi :
a. Inspeksi
Struktur dada simetris, pergerakan dada simetris, frekuensi
nafas 22 x/menit,tidak ada sesak nafas, tidak terlihat
pernafasan cuping hidung, tidak terlihat sesak,Spo2 : 98 %.
Ictus cardius tidak terlihat pada intrakosta IV, warna ujung
jari tidak sianosis dan bibir sianosis.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah dada, ictus cardius
teraba kuat pada ICS IV mid Clavikula, frekuensi nadi
70x/menit, CRT <2 detik.
c. Perkusi
Perkusi jantung pekak, perkusi dada kanan sonor.
d. Auskultasi
S1 S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, auskultasi
suara nafas vesikuler.

3.1.5.9 Abdomen
Pre operasi
1) Inspeksi
Struktur abdomen simetris, tidak terdapat asites, terlihat
ada benjolan pada abdomen kuadran bawah sebelah
kanan, terlihat saat klien berbaring benjolan masuk
kedalam sekitar ± 5 cm.
40

2) Auskultasi
Bising usus 12 x/menit.
3) Palpasi
Pada saat di palpasi bagian abdomen sebelah kanan
bagian bawah teraba ada benjolan sebesar telur ayam
ras.
4) Perkusi
Saat di perkusi terdengar bunyi Timpani
Post operasi :
Bagian abdomen kuadran kanan bawah terdapat luka
post.operasi posisi lateral tertutup kasa sepanjang ±10
cm, terlihat luka jahitan ± 8 cm, kassa terlihat bersih
dengan warna merah bekas Betadine.

3.1.5.10 Genetalia dan reproduksi


Pre operasi :
Klien berjenis kelamin laki-laki, berumur 73 tahun, sudah
menikah dan mempunyai 5 orang anak, anak pertama berjenis
kelamin perempuan,tidak terpasang kateter pada genetalia, dan
tidak ada keluhan saat BAK dan BAB.

3.1.5.11 Ekstrimitas atas dan bawah


Pre operasi :
a. Ekstremitas atas
Struktur ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, jumlah
jari-jari tangan kanan 5 dan tangan kiri 5, kedua tangan
tidak ada deformitas, tidak ada lesi atau luka, tidak ada
odem, tidak ada kelainan pada sendi, kedua tangan dapat
bebas bergerak, tidak ada riwayat fraktur. Pada tangan kiri
terpasang infus RL 500 ml dengan faktor tetesan 20 x/menit
41

b. Ektremitas bawah
Struktur ekstremitas bawah simetris kanan dan kiri, jumlah
jari-jari kaki kanan 5 dan kiri 5 kedua kaki tidak ada
deformitas, tidak ada lesi atau luka, tidak ada odem, tidak
ada kelainan pada sendi, kedua kaki dapat bebas bergerak,
tidak ada riwayat fraktur, klien mengatakan lemah pada
kedua kaki
.
Skala kekuatan otot ektremitas atas dan bawah :
5555 5555
4444 4444
Keterangan :
4 : mampu melawan gravitasi dengan tahanan minimal

3.1.6 Kebutuhan fisik, psikologi, sosial, dan spritual


3.1.6.1 Aktivitas dan istirahat pre operasi :
Dirumah : Klien mengatakan dirumah beraktivitas sendiri, klien
tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6 jam.
Di Rumah Sakit :
Dirumah sakit klie hanya berbaring ditempat tidur, sedangkan
aktivitas seperti makan, minum ke toilet, mobilisasi dan
ambulasi dilakukan secara mandiri. Kebutuhan isthirahat, pada
siang hari klien tidur siang ± 1 jam,sedangkan malam hari klien
tidur ± 9 jam klien mulai tidur malam hari jam 20.00 wita dan
bangun pagi hari 05.00 wita.
Post operasi :
Di rumah sakit setelah operasi, klien mengatakan aktivitas di
bantu oleh anak dan keluarga serta perawat, seperti makan dan
minum, miring kiri dan miring kanan. Klien hanya berbaring di
tempat tidur, mobilisasi belum di anjurkan, klien post operasi
42

herniatomi hari pertama dan skala aktivitas 2 yaitu di bantu oleh


orang lain.
Kebutuhan isthirahat, pada siang hari klien tidur siang ±30
menit, sedangkan malam hari klien tidur ± 6 jam, klien
mengatakan tidur terganggu karena nyeri pada luka operasi.

3.1.6.2 Personal hygiene


Pre operasi :
Dirumah :
Klien mengatakan dirumah mandi 2 kali sehari, keramas dan
gosok gigi setiap kali mandi.
Di rumah Sakit :
Klien mengatakan pada saat di rumah sakit mandi 2 kali sehari,
gosok gigi tiap mandi,keramas belum pernah.

3.1.6.3 Nutrisi
Pre operasi :
Dirumah :
Klien mengatakan dirumah makan 3 x/ hari porsi sedang dengan
lauk pauk yang berbeda setiap harinya,tidak ada pantangan
dalam mengkonsumsi makanan, tidak ada riwayat alergi dalam
mengkonsumsi makanan.
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan dirumah sakit makan 3 kali dan
menghabiskan porsi makanan yang disediakan RS dengan diet
NB.
43

3.1.6.4 Eliminasi
Pre operasi :
Dirumah :
Klien mengatakan dirumah BAB 1x sehari, dengan konsistensi
lembek, warna kuning pudar, berbau khas, sedangkan BAK 5-6
kali sehari. Klien mengatakan nyeri saat BAB
Di Rumah Sakit :
klien mengatakan dirumah sakit tidak pernah BAB dan BAK 3-4
kali sehari dengan warna putih keruh, berbau khas. Klien
mengatakan nyeri saat BAB.
Post operasi :
Klien mengatakan BAB tidak ada, Klien terpasang kateter urine,
Volume urine dalam urin bag sebanyak ± 80 warna kuning
pudar, berbau khas.

3.1.6.5 Seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki berumur 73 tahun, sudah
menikah dan mempunyai 5 orang anak, 2 putra dan 3 putri.

3.1.6.6 Psikologi
Pre operasi :
Klien mengatakan cemas karena besok akan di lakukan operasi,
ekspresi wajah klien terlihat cemas, terlihat gelisah skala
kecemasan 2 (sedang), terlihat lesu dan tangan kanan teraba
dingin. Selama di rumah sakit klien di temani oleh anakya dan
keluarga. Hubungan klien dan keluarga tampak baik, hubungan
klien dengan dokter, perawat, dan tim kesehatan lainya cukup
baik,sesama Klien juga baik, klien mengatakan merasa cemas,
selalu bertanya-tanya tentang penyakit yang dialami klien dan
apakah tindakan operasi akan berhasil.
44

3.1.6.7 Spritual
Pre operasi :
Klien beragama Islam, klien berdoa untuk kesembuhannya
penyakitnya, klien mengatakan dirumah sering sholat, namun di
Rumah Sakit klien belum bisa sholat, hanya berdoa dan berzikir.

3.1.7Pemeriksaan penunjang
3.1.7.1 Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21 April 2018
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 12,4 14,00-18,00 g/dl


Leukosit 6,64 4,00-10,5 ribu/ul
Eritrosit 4,54 4,10-6,00 juta/ul
Hematokrit 40,5 42,00-52,00 vol%
Trombosit 99 150-450 ribu/ul
RDW-CV 12,8 12,1-14,00 %
MCV 89,1 75,0-96,0 fl
MCH 27,3 28,0-32,0 pg
MCHC 30,6 33,0-37,0 %
Basofil% 0,9 0,0-1,0 %
Eosinofil% 3,0 1,0-3,0 %
Gran% 64,3 50,0-70,0 %
Limfosit% 24,9 25,0-40,0 %
Monosit% 6,9 3,0-9,0 %
Hasil PT 10,2 9,9-13,5 Detik
INR 0,93 - -
Contril Normal PT 11,4 - -
Hasil APTT 22,6 22,2-37,0 Detik
Control normal APTT 26,1 - -
45

3.1.7.2 Hasil Pemeriksaan USG ABDOMEN

Gambar 3.2 Foto USG Abdomen


Sumber : Radiologi RSUD Ulin
46

Klinis:HIL(D)
USG Abdomen,hasil:
Hepar: Ukuran dan echostruktur normal,kapsula intak,sudut
tajam,tepi regular,tidak tampak nodul.Duktus biliaris intrahepatal
tidak dilatasi.Vena porta dan Hepatica tak melebar.
Vesica Fellea: Dinding tak menebal.Tampak lesi hiperechoic,ukuran
sekitar 9,1 mm,acoustic shadow (+).
Pangkreas: Normal,tak tampak nodul
Lien:Ukuran tak membesar,echostruktur normal.

3.1.8 Terapi farmakologi ( Harus Berdasarkan Prinsip 6 Benar Obat )


Tabel 3.2 Pemberian terapi farmakologi pada Tn. S
No Nama Nama obat Via Waktu Dosis Indikasi Kontraindikasi
Klien
1 Tn.S RL IV 8 jam 20 Menganti cairan Hipernetremia
Tpm yang hilang
2 Tn.S Ceftriaxone IV 12 jam 2x500 Mengobati dan Hati-hati
mg mencegah penggunaan pada
infeksi bakteri penderita
liver,ginjal,tidak
di sarankan untuk
bayi.
3 Tn.S Ranitidine IV 12 jam 2 x 50 Pengobatan Hipersensitif
mg jangka pendek terhadap ranitidin
untuk Tukak
lambung aktif
4 Tn.S Ketorolac IV 8 jam 2x30 Penatalaksanaan Ulkus peptikum,
Mg jangka Hypovolemia
pendek,nyeri
akut,atau setelah
operasi prosedur
bedah

5 Tn.S Antrain IV 8 jam 3x500 Anti Hipersensitifmota


Mg nyeri/demam mizile, ibu hamil,
gangguan ginjal
dan hati.
47

3.1.9 Data fokus


3.1.9.1Data subjektif
Pre operasi
a.Klien klien mengeluh nyeri pada saat bergerak di
perut sebelah kanan bagian bawah.
b.Klien mengatakan kurang lebih 1 bulan yang lalu ada
timbul benjolan.
c.Klien mengatakan cemas karena besok akan di
lakukan operasi.
Post operasi :
a.Klien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri pada
saat bergerak maupun isthirahat, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk
b. klien mengatakan nyeri pada luka operasi
c.Klien telah dilakukan operasi herniatomi pada
abdomen sebelah kanan bagian bawah
d. klien mengatakan tidur terganggu karena nyeri pada
luka operasi
e. klien mengatakan aktivitas di bantu oleh anak dan
keluarga serta perawat
48

3.1.10 Data objektif


a. Data pre operasi
1) Inspeksi
a. Terlihat ada benjolan pada abdomen kuadran bawah sebelah
kanan
b. Terlihat saat klien berbaring benjolan masuk kedalam
sekitar ± 5 cm.
c. Klien terlihat tenang
d. Klien terlihat gelisah skala kecemasan 2 (sedang).
e. Klien terlihat lesu dan tangan kanan teraba dingin
f. Tingkat kesadaran composmentis dengan, E4V5M6
g. RR 22x/menit, Spo2 : 98 %,
2) Palpasi
Nadi 70x/menit
3) Perkusi
_
4) Auskultasi
_

b. Data post operasi


Post Operasi
a) Nyeri pada luka operasi
P: nyeri pada saat bergerak maupun isthirahat
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: pada daerah luka operasi
S: skala nyeri 6 (sedang)
T: hilang timbul ± 5 menit
49

b) Inspeksi
1. Klien terlihat meringis
2. terlihat gelisah
3. dahi klien terlihat berkerut menahan nyeri.
4. Klien terpasang infus RL.20 tpm
5. Bagian abdomen kuadran kanan bawah terdapat luka
post.operasi posisi lateral tertutup kasa sepanjang ±10
cm, terlihat luka jahitan ± 8 cm, kassa terlihat bersih
dengan warna merah bekas Betadine
50

3.2 Analisa Data (Tabel 3.3)


No. Data subyektif/ objektif Masalah Etiologi
24 april 2018 Data pre operasi (jam 10.30
WITA)
1
Data subjektif : Nyeri akut Agen cidera
1. Klien mengeluh nyeri pada abdomen biologis
sebelah kanan bagian bawah
2. Klien mengatakan kurang lebih 1 bulan
yang lalu ada timbul benjolan.

Data objektif :
1.Terlihat ada benjolan diabdomen sebelah
kanan bagian bawah seperti telor ayam ras
2.Terlihat saat klien berbaring benjolan
masuk ke dalam sekitar ± 5 cm
3.Klien terlihat menahan nyeri

P: Saat ditekan
Q: berdenyut-denyut
R: Nyeri pada abdomen sebelah kanan
bagian bawah
S: skala 3 (ringan)
T: hilang timbul

2
Data subjektif : Ansietas
1. Klien mengatakan cemas karena besok akan
di operasi. Stress( akan
2. Klien bertanya apakah operasinya nanti dilakukan
akan berhasil. tindakan
operasi)
Data objektif :
a. Klien terlihat gelisah
b. Klien terlihat lesu dan tangan kanan teraba
dingin
c. Klien tidak memperhatikan pertanyaan
perawat
d. Tingkat kesadaran composmentis dengan,
E4V5M6
e. RR 26x/menit, Spo2 : 98 %,
f. Palpasi N: 98 x/menit
g. Klien terdiagnosa Hernia Inguinalis lateral
dexstra dengan rencana operasi herniatomi
tanggal 25 april 2018.
51

No Masalah Etiologi
Data Subjektif/objektif
3 25 april 2018Data post operasi (jam 11.30
WITA)
Data subjektif : Nyeri akut Agen cedera
1.Klien mengeluh nyeri di daerah perut fisik (Adanya
sebelah kanan bagian bawah bekas operasi. luka
pembedahan)
Data objektif :
1. Bagian abdomen kuadran kanan bawah
terdapat luka operasi posisi lateral tertutup
kassa sepanjang ± 10 cm,Kassa terlihat
bersih dengan warna merah bekas Betadine
2. Klien tampak meringis kesakitan
P: nyeri pada saat bergerak maupun
isthirahat
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: pada daerah luka operasi
S: skala nyeri 6 (sedang)
T: hilang timbul ± 5 menit

4 Data subjektif : Hambatan Penurunan


1. Klien mengatakan tidak mampu melakukan mobilitas fisik kekuatan otot
aktivitas sehari-hari sendiri seperti biasa
2. Klien mengatakan aktivitasnya selama
dirumah sakit dibantu oleh anak dan
keluarganya.

Data objektif :
1. Klien hanya beraktifitas ditempat tidur
2. Klien terlihat lemah
3. Klien tampak dibantu oleh anak dan
keluarga dalam beraktivitas
Skala aktivitas 2 (Dengan bantuan orang
lain)

Skala otot :
5555 5555
4444 4444

Resiko Infeksi
Data Subjektif : -
Faktor Resiko:
-Terdapat luka operasi posisi lateral tertutup
kassa sepanjang ± 10 cm,Kassa terlihat bersih
dengan warna merah bekas Betadine.
-Hasil Lab : Leukosit 6,64 ribu/ul.
52

Prioritas masalah:
Diagnosa pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Ansietas berhubungan dengan Stress (akan dilakukan tindakan operasi)

Diagnosa post operasi


3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Adanya luka
pembedahan)
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
5. Resiko Infeksi
53

3.3 Rencana Keperawatan


Tabel 3.4. Rencana Keperawatan pre dan post operasi

No. Diagnosa Perencanaan


keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
24 april 2018
Data pre op
(jam 10.30
WITA)
1. Nyeri akut Setelah 1. Kaji skala, 1.Mengetahui
berhubungan dilakukan lokasi, durasi, tingkat nyeri
dengan agen tindakan intensitas, dan
cidera biologis keperawatan karakteristik
selama 1x15 nyeri.
. menit perawatan,
diharapkan 2. Observasi 2.Mengetahui
nyeri berkurang. keadaan umum keadaan klien.
Dengan kriteria dan TTV.
hasil:
1. Klien 3.Jelaskan 3.Menambah
mengatakan penyebab nyeri pengetahuan
nyeri klien tentang
berkurang penyakitnya.
2. Klien tidak
meringis. 4.Ajarkan 4.Melepaskan
3. TTV dalam penggunaan tengan emosional
batas normal tehnik relaksasi, dan otot,
TD= 120/80 misalnya latihan meningkatkan
mmHg, nafas dalam. perasaan kontrol
R= 12-20 yang mungkin
x/menit dapat
N:= 60-100 meninkatkan
x/menit kemampuan
T= 36-37,5 koping.
ᵒC.
5.Kolaborasi 5.Menimbulkan
pemberian obat penghilang rasa
sesuai indikasi, sakit yang lebih
analgesik efektif.

2. Ansietas Setelah 1. Kaji tingkat 1. Kecemasan yang


berhubungan dilakukan kecemasan klien berlebihan dapat
dengan Stress tindakan mengakibatkan
(akan tindakan keperawatan strees yang
operasi) selama 1x 6 jam berlebihan.
perawatan,
diharapkan 2. Observasi tanda- 2. Mengetahui
ansietas tanda vital. keadaan umum
berkurang. klien.
Dengan kriteria 3. Mengidentifikasi 3. Rasa takut yang
54

hasil : penyebab rasa berlebihan akan


takut pra operasi. mengakibatkan
stress yang
1. Klien mampu berlebihan.
mengidentifik 4. Ajarkan tehnik 4. Mengurangi
asi dan distraksi dan ansietas dan
mengungkap relaksasi. membuat lebih
kan gejala rileks.
cemas, 5. Jelaskan kepada 5. Menambah
2. Klien tampak klien tentang pengetahuan klien
rileks dan prosedur tindakan untuk tidak
mengatakan operasi. cemas.
cemas
berkurang 6. Anjurkan klien 6. Menenangkan
3. TTV dalam berdoa klien
batas normal
TD= 120/80
mmHg,
R= 12-20
x/menit
N:= 60-100
x/menit
T= 36-37,5
ᵒC.
4. Postur tubuh,
ekspresi
wajah, bahasa
tubuh dan
tingkat
aktifitas
menunjukan
berkurangnya
kecemasan.
Data post op
(jam 11.30
WITA)
3 Nyeri akut Setelah 1.Kaji skala, 1.Berguna dalam
berhubungan dilakukan lokasi, durasi, pengawasan
dengan agen tindakan intensitas, dan keeftipan obat,
cidera fisik keperawatan karakteristik kemajuan
(Adanya luka selama 1x30 nyeri. penyembuhan
pembedahan) menit, luka.
diharapkan
nyeri berkurang. 2.Kaji tanda- 2.Adanya rasa
Dengan kriteria tanda vital. nyeri
hasil: kemungkinan
klien akan
1.Klien mengalami
mengatakan penurunan
nyeri sudah tekanan darah.
berkurang 3.Kaji penyebab 3.Ketidaknyama
ketidak nan mungkin
2.Klien tidak nyamanan yang disebebkan
meringis mungkin terjadi penekanan pada
selain dari kateter indweling
55

1. TTV dalam prosedur operasi. yang tidak tetap,


batas normal pemasangan
TD= 120/80 Infus.
mmHg,
R= 12-20 4.Ajarkan 4.Melepaskan
x/menit penggunaan tengan emosional
N= 60-100 tehnik relaksasi, dan otot,
x/menit misalnya latihan meningkatkan
T= 36-37,5 nafas dalam. perasaan kontrol
ᵒC. yang mungkin
dapat
meninkatkan
kemampuan
koping.

5.Kolaborasi 5.Menimbulkan
pemberian obat penghilang rasa
sesuai indikasi, sakit yang lebih
analgetic. efektif.

4. Hambtan Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk


mobilitas fisik dilakukan kemampuan mendorong
berhubungan tindakan aktifitas klien. kemandirian
dengan keperawatan klien dan
penurunan selama 2x6 jam memudahkan
kekuatan otot perawatan, aktifitas.
diharapkan
hambatan 2. Observasi 2. Mengetahui
mobilitas fisik kemampuan klien tingkat aktivitas
teratasi, dengan dalam melakukan klien.
kriteria hasil : mobilisasi.
1. Klien mampu
melakukan 3. Ajarkan dan 3. Menilai
aktivitas pantau klien kebatasan
sehari-sehari dalam melakukan aktifitas klien
sendiri secara aktifitas seecara optimal
bertahap
2. Klien mulai 4. Latihan 4. Melancarkan
mampu mobilisasi. peredaran darah
menggerakka dan mempercepat
n ekstremitas penyembuhan
atas bawah luka.
3. Klien mampu
beraktivitas
sendiri tanpa
di bantu
keluarga.
4. TTV dalam
batas normal
TD= 120/80
mmHg,
R= 12-20
x/menit
N= 60-100
56

x/menit
T= 36-37,5

1.Kaji kondisi luka 1.Mengetahui


5 Resiko Infeksi Setelah Post.Op perkembangan luka
dilakukan klien.
tindakan 2.Observasi tanda- 2.Mengetahui
keperawatan tanda infeksi. adanya tanda-tanda
selama 3x6 infeksi.
jam,diharap 3.Gunakan tekhnik 3.Agar tidak terjadi
kan tidak septik untuk setiap Infeksi.
terjadi infeksi tindakan.
dengan 4.Lakukan perawatan 4.Mencegah
kriteria hasil: Luka secara teratur. terjadinya infeksi.
Terdapat
adanya tanda 5.Kolaborasi dalam 5.Untuk
inflamasi pemberian obat. mempercepat
dengan penyembuhan luka.
gejala:
a)dolor(rasa
nyeri yang
berlebihan)
b)kalor(rasa
panas di area
luka)
c)tumor(ada
nya
pembengkaka
n di area luka
d)rubor(keme
rahan pada
area luka)
e)Hilangnya
fungsi
57

3.4 Implementasi Keperawatan


Tabel.3.5 Implementasi keperawatan pre dan post operasi

No. Hari Pukul No.


Tanggal WITA Dx Implementasi Evaluasi Hasil Paraf

1. Pre 10.03 I 1. Mengkaji skala, 1. P: Saat ditekan Ardy


operasi lokasi, durasi, Q: berdenyut-
selasa intensitas, dan denyut
24 April karakteristik R: Nyeri pada
2018 nyeri. abdomen sebelah
kanan bagian
bawah
S: skala 3
2. mengobservasi (ringan)
10.05 keadaan umum T: hilang timbul
dan TTV.
2. Klien tampak
gelisah
TD= 110/70
mmHg
3.Menjelaskan R= 22 x/menit
penyebab nyeri T= 35,7ᵒC
10.10 N= 70 x/menit

3.Klien mengerti
4.Mengajarkan penjelasan perawat
penggunaan
10.15 tehnik relaksasi,
misalnya latihan
nafas dalam. 4. Klien melakukan
tehnik relaksasi
5.Berkolaborasi nafas dalam.
pemberian obat
sesuai indikasi,
analgetic.
10.20

4.Klien diberikan
cairan Inf.RL
20 tpm, inj.
Antrain 3x500
mg
2. Selasa 10.25 II 1.Mengkaji tingkat 1. Klien Ardy
24 April kecemasan klien mengatakan
2018 2.Mengobservasi merasa cemas
tanda-tanda vital.
10.28 2. TD= 110/70
mmHg
3.Mengidentifikasi R= 22 x/menit
penyebab rasa T= 35,7ᵒC
10.30 takut pra operasi. N= 70 x/menit
58

4.Mengajarkan
tekhnik distraksi 3.Klien mengatakan
dan relaksasi cemas dan klien
merasa takut
10.35 5.Menjelaskan kalau operasinya
kepada klien gagal.
tentang prosedur 4.Klien dapat
tindakan operasi. mempraktekkan
tehnik relaksasi
10.40 6.Menganjurkan nafas dalam.
klien berdo’a
5. Klien mengerti
penjelasan perawat

10.45
6.Klien berdo’a di
waktu luang
3 Data post 12.30 III 1.Mengkaji skala, 1.Pasien post op Ardy
operasi lokasi, durasi, keluar dari ruang
Rabu intensitas, dan RR jam 12.23
25 April karakteristik WITA, kondisi
2018 nyeri. saat ini
Klien menagatakan
nyeri pada luka
operasi.
P: nyeri pada saat
bergerak
maupun
isthirahat
Q: nyeri seperti
di tusuk-
tusuk
R: pada daerah
luka operasi
S: skala nyeri 6
(sedang)
T: hilang timbul
2.Mengkaji tanda- ± 5 menit
12.35 tanda vital.

3.Mengkaji
penyebab 2. TD= 110/70
12.37 ketidak mmHg
nyamanan yang R= 20 x/menit
mungkin terjadi N= 68 x/menit
selain dari T= 36,1ᵒC
prosedur
3.Klien merasa
59

operasi. tidak nyaman


karena nyeri
4.Mengajarkan bekas operasi
penggunaan
11.40 tehnik relaksasi,
misalnya latihan
nafas dalam. 4.Klien
melakukan
tehnik relaksasi
5.Kolaborasi nafas dalam.
pemberian obat
sesuai indikasi,
analgetic.
11.45

5.Klien diberikan
obat Inj.antrain
3x500 mg

4. Kamis 09.10 IV 1. Mengkaji 1. Kondisi klien Ardy


26 April tingkat saat ini tidak
2018 kemampuan dapat beraktivitas
aktifitas klien. dengan sendiri.
Skala Aktivitas: 2
(memerlukan
bantuan orang
lain)

09.15 2.Mengobservasi 2.Klien di bantu


kemampuan klien oleh anak dan
dalam melakukan keluarganya dalam
mobilisasi. melakukan aktifitas,
misalnya BAK
ke toilet

3.Mengajarkan 3.Klien masih di


dan pantau klien bantu oleh anak dan
dalam melakukan keluarganya dalam
aktifitas melakukan
elaminasi urine di
toilet

4.Melatih 4. Klien Mobilisasi


mobilisasi. dengan pantauan
perawat
11.10 V 1.Mengkaji 1.Luka klien Ardy
5 kondisi luka tampak
bersih,tidak
terdapat bau
11.15 2.Mengobservasi
tanda-tanda 2.Tidak terdapat
infeksi. adanya tanda-tanda
infeksi.
60

3.Menggunakan 3.Mencuci tangan


11.25 tekhnik septik sebelum dan
untuk setiap sesudah tindakan.
tindakan.

4.Melakukan 4.Perawat
12.10 perawatan Luka melepaskan kasa
secara teratur. dan mendressing
Luka bekas post.
Op dan terlihat luka
jahitan ± 8 cm.

5.Berkolaborasi 5.Klien diberikan


dalam pemberian obat Inj.Ceftriaxone
obat. 2x500 mg

3.5 Evaluasi pre dan post operasi


Tabel 3.6 evaluasi pre dan post operasi
No Hari/Tan Jam No. Evaluasi Hasil Paraf
ggal Diagnosa Pelaksana
1 selasa, 24 13:10 1 S : Klien mengeluh nyeri pada abdomen Ardy
April 2018 sebelah kanan bagian bawah
Klien mengatakan kurang lebih 1 bulan yang
lalu ada timbul benjolan.

O:
1.Terlihat ada benjolan diabdomen sebelah
kanan bagian bawah seperti telor ayam ras
2.Terlihat saat klien berbaring benjolan masuk
ke dalam sekitar ± 5 cm
3.Klien terlihat menahan nyeri

P: Saat ditekan
Q: berdenyut-denyut
R: Nyeri pada abdomen sebelah kanan bagian
bawah
S: skala 3 (ringan)
T: hilang timbul

A :masalah nyeri akut belum teratas


P: Intervensi dilanjutkan
1. Kaji skala, lokasi, durasi, intensitas, dan
karakteristik nyeri.
2. Observasi keadaan umum dan TTV.
3.Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi,
misalnya latihan nafas dalam.
4.Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi,
analgesik
61

2 Rabu 25 09.00 2 S : S:Klien mengatakan sudah tidak cemas Ardy


April 2018 lagi karena operasinya berhasil

O:-.Klien terlihat lemah


TD: 110/80 mmHg
R= 18x/menit
N= 86 x/menit
T= 36,5 ᵒC

A: Ansietas Teratasi

P:Intervensi dihentiksn

3 rabu, 25 09:10 3 S: Ardy


April 2018 Klien masih mengeluh nyeri di daerah perut
sebelah kanan bagian bawah bekas operasi.
P: nyeri pada saat bergerak maupun isthirahat
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: pada daerah luka operasi
S: skala nyeri 6 (sedang)
T: hilang timbul ± 5 menit

O:
a.Terpasang infus RL dengan 20 tpm
b.Bagian abdomen kuadran kanan bawah
terdapat luka operasi posisi lateral tertutup
kassa sepanjang ± 10 cm yang masih bersih
berwarna merah bekas betadine.
TTV: TD=120/80 mmHg
R= 18x/menit
N= 86 x/menit
T= 36,5 ᵒc
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian Ardy
P : Intervensi dilanjutkan
1. Anamnesa skla nyeri
2. Ukur tanda-tanda vital
3. Anjurkan tehnik relaksasi nafas dalam
4. Kolaborasi dalam pemberian obat
4 Rabu,25 09.15 4 Ardy
S:Klien mengatakan masih perlu dibantu oleh
april 2018
anak dan keluarganya

O:Keadaan umum klien lemah


-masih perlu pengawasan dari orang lain skala
aktifitas 2
A:Masalah Hambatan Mobilitas fisik belum
teratatasi
P;Intervensi di lanjutkan
1.Kaji tingkat kemampuan aktifitas klien
2.Latihan Mobilisasi
62

5 Rabu,25 10.10 5 S:-


april 2018
O:Keadaan Umum klien lemah
-Terdapat luka operasi posisi lateral tertutup
kassa sepanjang ± 10 cm,Kassa terlihat bersih
dengan warna merah bekas Betadine.
-Hasil Lab : Leukosit 6,64 ribu/ul.

A:Masalah Resiko Infeksi tidak terjadi.

P:Intervensi dilanjutkan
1.Observasi tanda-tanda infeksi.

2.Gunakan tekhnik septik untuk setiap


tindakan.

3.Lakukan perawatan Luka secara teratur.

4.Kolaborasi dalam pemberian obat.


63

3.6 Catatan Perkembangan (1)


Tabel 3.7. Catatan perkembangan pada klien Tn.S di ruang bedah umum Rabu 25 April 2018

No. Jam No. Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Hasil Paraf


(WITA) Evaluasi Tindakan
1. Rabu 1.Mengkaji Ardy
12.40 I skala,durasi S:
Nyeri Akut itensitas dan Klien mengatakan tidak ada benjolan
berhubungan karakteristik Nyeri di perutkanan bawah karena sudah
dengan akut berhubungan operasi.
agen cidera dengan proses O:
biologis penyakit 1. Terpasang infus RL dengan 20 tpm
nyeri 2. Bagian abdomen kuadran kanan
Hasil; bawah terdapat luka operasi posisi
Klien sudah di lateral tertutup kassa sepanjang ± 10
operasi. cm yang masih bersih berwarna merah
bekas betadine
12.44 2.Mengkaji tanda-
tanda vital Hasil : A; Masalah Nyeri Akut teratasi
TTV;
TD=120/80 P:Intervensi dihentikan
mmHg
R= 18x/menit
N= 86 x/menit
T= 36,5 ᵒC

12.47 3.Berkolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi
analgetik.
Hasil :
1.Klien
diberikan injeksi
Antrain 3x500
mg
64

No Pukul NO.DX Implementasi Dan Paraf


Evaluasi Tindakan Evaluasi Hasil
2. 12.49 II Ardy
Ansietas 1.mengkaji tingkat S:Klien mengatakan bahwa sudah
berhubungan kecemasan klien tidak cemas lagi karena operasinya
dengan Hasil: berhasil
(Stress akan Klien mengatakan
dilakukan sudah tdiak O:-.Klien terlihat lemah
tindakan cemas lagi TD: 110/80 mmHg
pembedahan) karena sudah R= 18x/menit
selesai operasi N= 86 x/menit
12.50 T= 36,5 ᵒC
3. mengbservasi
tanda-tanda A: Ansietas Teratasi
vital P:Intervensi dihentiksn
Hasil
:TTV:TD=120/
80 mmHg
R= 18x/menit
N= 86 x/menit
T= 36,5 ᵒC
12.53
4. Mengidentifika
si penyebab
rasa takut pra
operasi.
Hasil:Klien
tidak cemas
lagi karena
sudah di
operasi
65

No Dx.Post No.Dx Implementasi dan Paraf


Op evaluasi tindakan Evaluasi Hasil

3. Post III 1. Mengkaji skala Ardy


Op nyeri.lokasi,dura S:
Nyeri akut si,itensitas,dan Klien masih mengeluh nyeri di daerah
12.55 berhubungan karakteristik perut sebelah kanan bagian bawah
dengan agen nyeri bekas operasi.
cidera fisik Hasil : O:
(adanya luka P: Luka operasi a.Terpasang infus RL dengan 20 tpm
pembedahan) Q:Ditusuk- b.Bagian abdomen kuadran kanan
tusuk bawah terdapat luka operasi posisi
R:Abdomen lateral tertutup kassa sepanjang ± 10
sebelah kanan cm yang masih bersih berwarna merah
bagian bawah bekas betadine.
S:Skala 6. TTV: TD=120/80 mmHg
T:hilang timbul R= 18x/menit
N= 86 x/menit
12.57 2.Mengukur T= 36,5 ᵒc
tanda-tanda vital
Hasil : A : Masalah nyeri akut teratasi
TD=120/80 sebagian
mmHg
R= 18x/menit P : Intervensi dilanjutkan
N= 86 x/menit 1.Anamnesa skla nyeri
T= 36,5 ᵒc 2.Ukur tanda-tanda vital
3.Anjurkan tehnik relaksasi nafas
12.58 3.Menganjurkan dalam
tehnik 4Kolaborasi dalam pemberian
relaksasi nafas obat
dalam
Hasil;Klien
mengatakan
apabila nyeri
timbul
melakukan
realaksasi
nafas dalam
dan nyeri
berkurang.

12.47 4.Berkolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi
analgetik.
Hasil :
1.Klien
diberikan
injeksi
Antrain 3x500
mg dan
66

No Dx.Post No.Dx Implementasi dan Evaluasi Hasil paraf


Op evaluasi tindakan
4 13.05 IV 1.Mengkaji Ardy
Hambatan tingkat S:Klien mengatakan masih perlu dibantu
mobulitas kemampuan oleh anak dan keluarganya
fisik aktifitas klien
berhubungan Hasil; Aktifitas O:Keadaan umum klien lemah
dengan klien masih -masih perlu pengawasan dari orang lain
penurunan di bantu oleh skala aktifitas 2
kekuatan otot anak dan
keluarganya. A:Masalah Hambatan Mobilitas fisik
belum teratatasi
13.10 2.Melatih
mobilisasi P;Intervensi di lanjutkan
Hasil:Klien 1.Kaji tingkat kemampuan aktifitas klien
melatih kaki 2.Latihan Mobilisasi
yang lemah.

5 13.15 V 1.Mengobservasi S:- Ardy


Resiko tanda-tanda
Infeksi infeksi. O:Keadaan Umum klien lemah
-Terdapat luka operasi posisi lateral
2.Menggunakan tertutup kassa sepanjang ± 10
tekhnik septik cm,Kassa terlihat bersih dengan warna
untuk setiap merah bekas Betadine.
tindakan. -Hasil Lab : Leukosit 6,64 ribu/ul.

3.Melakukan A:Masalah Resiko Infeksi tidak terjadi.


perawatan Luka
secara teratur. P:Intervensi dilanjutkan
1.Observasi tanda-tanda infeksi.

2.Gunakan tekhnik septik untuk


setiap tindakan.
4.Berkolaborasi
dalam 3.Lakukan perawatan Luka secara
pemberian obat. teratur.
Hasil: klien
diberikan inj. 4.Kolaborasi dalam pemberian obat.
Ceftriaxone 2x
500 mg
67

3.5.2 Catatan perkembangan hari ke (2)


Catatan perkembangan pada klien Tn.S di ruang bedah umum kamis 26 April 2018

No. Jam No Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Hasil Paraf


WITA Evaluasi Tindakan
1. Kamis III 1. Meanamnesa S:Klien mengatakan nyeri Ardy
08.30 Nyeri akut skala nyeri. bekas operasi sudah
berhubungan Hasil : berkurang.
dengan agen P: Luka operasi
cidera fisik Q:Ditusuk-tusuk O:
(Adanya luka R:Abdomen sebelah -Klien Terlihat Lemah
pembedahan) kanan bagian bawah - Bagian abdomen kuadran
S:Skala 6 kanan bawah terdapat luka
T:hilang timbul operasi posisi lateral
tertutup kassa sepanjang ±
08.35 2.Mengukur tanda- 10 cm yang masih bersih
tanda vital berwarna merah bekas
Hasil : betadine.
TD=120/80 mmHg
R= 18x/menit TTV: TD=110/70mmHg
N= 86 x/menit R= 20x/menit
T= 36,5 ᵒC N= 84 x/menit
T= 36,7 ᵒc
08.40 3.Menganjurkan
tehnik relaksasi, A:Masalah Nyeri akut
misalnya latihan belum tertatasi
nafas dalam
Hasil : P:Intervensi dilanjutkan
Klien melakukan 1.Kaji
tehnik relaksasi nyeri,lokasii,durasi,dan
nafas dalam. itensitas nyeri
2.mengukur TTV
11.45 4.Berkolaborasi 3.Kolaborasi pemberian
pemberian obat obat Analgetic
sesuai indikasi
analgetik.
Hasil :
1.Klien diberikan
injeksi Antrain
3x500 mg dan
68

No Jam No.Dx Implementasi dan Evaluasi Tindakan Paraf


evaluasi tindakan
2 11.50 IV S:Klien mengatakan sudah Ardy
Hambatan 1.mengkaji tingkat dapat beraktifitas sendiri
mobulitas fisik kemampuan aktifitas
berhubungan klien. O:Klien tampak tenang
dengan Hasil: Klien -Klien terlihat berjalan
11.53 penurunan mengatakan sudah bisa sendiri
kekuatan otot beraktifitas sendiri
2.Melatih mobilisasi A:Masalah Hambatan
Hasil:Klien melakukan mobilitas fisik Teratasi
Mobilisasi tanpa
bantuan perawat. P:Intervensi di hentikan

3 11.55 V S:- Ardy


Resiko Infeksi 1.Mengobservasi
tanda-tanda infeksi. O:Keadaan Umum klien
lemah
2.Menggunakan -Terdapat luka operasi
tekhnik septik untuk posisi lateral tertutup
setiap tindakan. kassa sepanjang ± 10
cm,Kassa terlihat bersih
3.Melakukan dengan warna merah tua
perawatan Luka secara bekas Betadine.
teratur. -Hasil Lab : Leukosit 6,64
ribu/ul.

A:Masalah Resiko Infeksi


tidak terjadi.
4.Berkolaborasi dalam
pemberian obat. P:Intervensi dilanjutkan
1.Observasi tanda-tanda
infeksi.

2.Gunakan tekhnik
septik untuk setiap
tindakan.

3.Lakukan perawatan
Luka secara teratur.

4.Kolaborasi dalam
pemberian obat.
69

3.5.3 Catatan perkembangan hari ke (3)


Catatan perkembangan pada klien Tn.S di ruang bedah umum Sabtu 28 April 2018

No. Jam No Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Hasil Paraf


WITA Evaluasi Tindakan
1 Sabtu, III 1.Mengkaji S:Klien mengatakan masih Ardy
09.10 Nyeri akut nyeri,lokasii,durasi,dan sedikit nyeri bekas operasi
berhubungan itensitas nyeri
dengan agen P:Luka bekas operasi O:Klien terlihat tenang
cidera fisik Q:Tersayat-sayat - Bagian abdomen kuadran
(Adanya luka R:Abdomen kuadran kanan bawah terdapat luka
pembedahan) bawah operasi posisi lateral
S:1 Nyeri ringan tertutup kassa sepanjang ±
T:Hilang Timbul 10 cm yang masih bersih
berwarna merah Tua bekas
09.13 2.mengukur TTV betadine.
Hasil: -terpasang infus RL 20 Tpm
TD:110/70 mmHg TTV: TD=110/70mmHg
R: 19X/m R= 19x/menit
N:81 x/m N= 81 x/menit
T: 36,50C T= 36,5 ᵒc

11.58 3.Berkolaborasi A: Nyeri Akut teratasi


pemberian obat sebagian
Analgetic
Hasil: P: Intervensi dilanjutkan
Klien di berikan -Kaji nyeri
Inj.Antrain -Kolaborasi dalam pemberian
obat

2. 10.30 V 1.Mengobservasi S: - Ardy


Resiko Infeksi tanda-tanda infeksi. O:-Klien terlihat tenang
Hasil:Luka terlihat Berbaring dengan posisi Semi
kering,tidak ada tanda Powler.
infeksi. -Terdapat Luka Jahitan bekas
operasi ± 8 cm.
10.32 2.Menggunakan -Luka Terlihat Kering.
tekhnik septik untuk -Leukosit: 6,64 ribu/ul
setiap tindakan.
Hasil;mencuci tangan A:Masalah Resiko Infeksi
sebelum dan sesudah tidak terjadi.
tindakan.
P: Intervensi dilanjutkan
10.40 3.Melakukan 1.Observasi tanda-tanda
perawatan Luka secara infeksi
teratur. 2. Gunakan tekhnik septik
Hasil:Perawat untuk setiap tindakan.
melakukan dressing 3. Lakukan perawatan Luka
Luka. secara

11.58 4.Berkolaborasi dalam 4. Kolaborasi dalam


pemberian obat. pemberian obat.
Hasil:Memberikan
Inj.Ceftriaxone 2x500
mg
70

3.5.4 Catatan perkembangan hari ke (4)


Catatan perkembangan pada klien Tn.S di ruang bedah umum senin 30 April 2018
No. Jam No Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Hasil Paraf
WITA Evaluasi Tindakan
1 Senin, III 1.Mengkaji S:Klien mengatakan masih Ardy
30 Nyeri akut nyeri,lokasii,durasi, sedikit nyeri bekas operasi
April berhubungan itensitas,dan
2018 dengan agen karakteristik nyeri O:Klien terlihat tenang
cidera fisik P:Luka bekas operasi - Bagian abdomen
09.00 (Adanya luka Q:Tersayat-sayat kuadran kanan bawah
pembedahan) R:Abdomen kuadran terdapat luka operasi
bawah posisi lateral tertutup
S:1 Nyeri ringan kassa sepanjang ± 10 cm
T:Hilang Timbul yang masih bersih
berwarna merah bekas
11.50 2.Kolaborasi betadine.
pemberian obat
Analgetic -terpasang infus RL 20 Tpm
-Diberikan Obat dalam TTV: TD=110/70mmHg
bentuk Inj.Antrain R= 19x/menit
N= 81 x/menit
T= 36,5 ᵒc

A: Nyeri Akut belum


teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
-Kaji nyeri klien

2. 10.10 V 1.Mengobservasi S: -
Resiko Infeksi tanda-tanda infeksi. O:-Klien terlihat tenang
Hasil:Luka terlihat Berbaring dengan posisi
kering bekas betadine Semi Powler.
-Terdapat Luka Jahitan
10.15 2.Menggunakan bekas operasi ± 8 cm.
tekhnik septik untuk -Luka Terlihat Kering.
setiap tindakan. -Leukosit: 6,64 ribu/ul
Hasil;mencuci tangan
sebelum dan sesudah A:Masalah Resiko Infeksi
tindakan. tidak terjadi.

10.25 3.Melakukan P: Intervensi dilanjutkan


perawatan Luka secara 1.Observasi tanda-tanda
teratur. infeksi
Hasil:Perawat 2. Gunakan tekhnik septik
melakukan dressing untuk setiap tindakan.
Luka. 3. Lakukan perawatan Luka
secara
11.50 4.Berkolaborasi dalam 4. Kolaborasi dalam
pemberian obat. pemberian obat.
Hasil:Memberikan
Inj.Ceftriaxone 2x 500
mg
71

3.5.5 Catatan perkembangan hari ke (5)


Catatan perkembangan pada klien Tn.S di ruang bedah umum selasa 1 Mei 2018
No. Jam No Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Hasil Paraf
WITA Evaluasi Tindakan
1 Selasa, III 1.Mengkaji nyeri klien S:Klien mengatakan sudah Ardy
1 Mei Nyeri akut P:Luka bekas operasi tidak nyeri lagi dan
2018 berhubungan tidak dirasakan klien diperbolehkan pulang oleh
dengan agen lagi. Dokter.
cidera fisik Q:-
(Adanya luka R:Abdomen kuadran
pembedahan) bawah
S:0 Tidak ada nyeri
T:-

2 Selasa, V 1.Mengobservasi S: - Ardy


1 Mei Resiko Infeksi tanda-tanda infeksi. O:-Klien terlihat tenang
2018 Hasil:Luka terlihat Berbaring dengan posisi
kering dan tidak terjadi Semi Powler.
10.30 adanya tanda-tanda -Terdapat Luka Jahitan
infeksi. bekas operasi ± 8 cm.
-Luka Terlihat Kering.
10.33 2.Menggunakan -Leukosit: 6,64 ribu/ul
tekhnik septik untuk A:Masalah Resiko Infeksi
setiap tindakan. tidak terjadi.
Hasil;mencuci tangan
sebelum dan sesudah P: Intervensi dihentikan
tindakan. Klien perbolehkan pulang
oleh Dokter.
10.37 3.Melakukan
perawatan Luka secara
teratur.
Hasil:Perawat
melakukan dressing
Luka.

11.45 4.Berkolaborasi dalam


pemberian obat.
Hasil:Memberikan
Inj.Ceftriaxone 2x500
mg
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Hasil pengkajian data telah dilakukan keperawatan kepada Tn. S.
tanggal 24 sampai 1 mei 2018, klien mengeluh nyeri pada abdomen
sebelah kanan bagian bawah, dan klien mengatakan cemas karena pada
tangal 25 april 2018.
4.1.2 Rumusan diagnosis keperawatan yang ditegakkan
4.1.2.1 Diagnosa keperawatan yang muncul saat pre operasi adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit dapat
teratasi
b. Ansietas berhubungan dengan Stress akan dilakukan operasi
dapat teratasi.
4.1.2.2 Diagnosa keperawatan yang muncul saat post operasi adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Adanya
luka pembedahan) dapat teratasi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek
sekunder pembedahan dapat teratasi
c. Resiko infeksi tidak terjadi
4.1.3 Setelah dilakukan pengkajian,intervensi yang diberikan kepada Tn.S
berdasarkan rencana tindakan yang sudah ditetapkan.
4.1.4 Asuhan Keperawatan Yang dilakukan selama 6 hari didapatkan
diagnosa 2 Pre. OP yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit dapat teratasi
selama 1 hari
b. Ansietas berhubungan dengan Stress akan dilakukan operasi dapat
teratasi selama 2 hari.

72
73

Adapun Asuhan Keperawatan Post.OP yaitu 3 :


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Adanya luka
pembedahan) dapat teratasi selama 5 hari.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek sekunder
pembedahan dapat teratasi selama 2 hari.
c. Resiko infeksi tidak terjadi dapat teratasi selama 5 hari.

4.2 Saran
4.2.1Bagi klien
Setelah klien diperbolehkan pulang ke rumah, klien senantiasa menjaga
kesehatan dengan pola hidup sehat dan mencegah gaya hidup yang
merugikan.

4.2.2 Bagi Keluarga


Keluarga dapat mempertahankan sikap kooperatif dengan tim
kesehatan, mematuhi program keperawatan dan pengobatan. Setelah
klien diperbolehkan pulang ke rumah, keluarga senantiasa menjaga
kesehatan dengan pola hidup sehat dan keluarga harus rajin
memeriksakan kesehatannya kesarana kesehatan terdekat.

4.2.3 Bagi perawat dan Rumah Sakit


Dengan adanya asuhan keperawatan yang menyeluruh, perawat dapat
menerapkan asuhan keperawatan sesuai prosedur tindakan yang telah di
buat dalam SOP (standar operasional posedur) secara komprehensif dan
menjadi pedoman dalam meningkatkan mutu bagi rumah sakit,
sehingga klien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan.Mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai SOP
(standar operasional prosedur), melakukan perawatan post operasi,
persiapan operasi hernia, mengatasi kecemasan klien mencegah
terjadinya infeksi, persiapan pulang untuk klien yang menjalani
pembedahan.
74

4.2.4 Bagi institusi pendidikan


Memberikan masukan evaluasi atas proses dan program-program yang
sudah dilaksanakan selama 3 tahun, dalam upaya meningkatkan mutu
hasil lulusan dengan tetap memperhatikan sisi mahasiswa dan
keterbatasannya, namun tetap dalam konteks menciptakan lulusan yang
beretika, berpengetahuan dan berkemampuan seperti yang diharapkan.
Memfasilitasi, dan memberikan kemudahan dalam bimbingan karya
tulis ilmiah.
4.2.5 Bagi penulis
Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dalam asuhan keperawatan
khususnya pada klien dengan hernia inguinalis sehingga hasil yang
diharapkan sesuai yang diinginkan.
DAFTAR RUJUKAN

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Bates Edisi 3. Jakarta: EGC

Bilotta, Kimberly A.J. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi


Keperawatan, edisi 2.Penerbit Buku Kedokteran EGC

Black, J.M & Hawks J.H. 2009.Medical Surgical Nursing.Eighth


Edition.Reproduction of thr lates American Edition.

Brunner & Suddarth, 2009, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Elizabeth J, Corwin.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.

Herdman, T. Heather. 2013. Nanda International. Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran. EGC.

Hidayat. 2012. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Jitowiyono, Sugeng dan Weni Kristiyanasari . 2010. Asuhan Keperawatan Post


Operasi pendekatan Nanda, Nic-Noc. Yogyakarta: Yuha Medika

Lewis Sharon L. et al. 2011. Medical Surgical Nursing.Problems.Reproduction of


the latest American Edition.

Kusuma Hardhi dan Nurarif Amin Huda. 2012. Handbook For Health
Student.Yogyakarta.Mediaction.

Muttaqin, Arif dan Sari Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi


Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi.2013.Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & nanda Nic-noc.Jilid 2.Yogyakarta.EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2015. Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-noc. Jilid
2.Yogyakarta.Mediaction.

70
71

Priharjo, Robert. 2010. Buku Pengkajian Fisik Keperawatan .Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Syamsuhidayat,2010.Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Smeltzet,Susanne C, dan Branda G.2009.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.


Jakarta EGC.

Nurarif . A.H dan Kusuma. H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan


berdasarkan diagnosa medis Nanda NIC-NOC.,Jogjakarta EGC.

Rekam Medik RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017-2018

Lampiran 1 : Tingkat kesadaran


72

TINGKAT KESADARAN

Kesadaran Keterangan
Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
Compos metis pertanyaan tentang keadaan sekeliling
Sikap acuh tak acuh , dimana Keadaan kesadaran
Apatis yang segan untuk kebutuhan dengan kehidupan
sekitarnya,
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
Somnolen dibangunkan dengan rangsangan nyeri, tetapi jatuh
tidur lagi
Keadaan kacau motorik yang sangat, membrontak,
Delirium berteriak-teriak, tidak sadar terhadap orang lain,
tempat dan waktu.
Keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi
Sopor/ semikoma hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan
Koma tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan
apapun
Sumber : (Ramadani et al. 2017)

Lampiran 2 : Skala Koma Glasgow (GCS)


73

Glasgow coma Scale

Respon Keterangan Skor

Respon a. Membuka mata spontan 4


membuka b. Membuka mata dengan rangsangan verbal 3
mata c. Membuka mata dengan rangsang nyeri 2

d. Tidak membuka mata 1


Respon a. Orientasi waktu, orang, tempat baik, bisa menjawab 5
verbal dengan benar
b. Berkata-kata, ada maksudnya, tapi tidak mampu 4

membentuk kalimat yang runtun


3
c. Kata – kata tidak membentuk kalimat
d. Menggumam dengan tidak jelas 2
1
e. Tidak ada respon verbal
Respon a. Mematuhi perintah pemerikasaan 6
5
motorik b. Mampu menunjukan area tubuh yang nyeri
c. Menjauhi rangsangan nyeri (melindungi bagian tubuh 4

yang sakit)
3
d. Respon abnormal : dekortikasi/ekstensi abnormal
e. Respon abnormal : deserebrasi/fleksi abnormal 2
1
f. Tidak ada respon motoric
15
Skor 14 – 15 12 -13 12 – 12 8 – 10 <5
Kondisi Compos Apatis Somnolent Supor Koma
metis

Sumber : (Olda, Debora. 2013).

Lampiran 3: Skala Aktivitas


74

SKALA AKTIVITAS

Kemampuan Aktivitas Nilai


Mandiri 0
Alat bantu 1
Di bantu oleh orang lain 2
Di bantu oleh orang lain dan alat 3
Ketergantungan 4
Sumber : (Carpenito & Lynda, 2012)

Lampiran 4 : Skala kekuatan otot

SKALA KEKUATAN OTOT

Persentase
Keadaan Fungsi Otot Nilai
(%)
Tidak terdapat kontraksi otot, lumpuh total 0 0
Terdapat sedikit gerakan/tegangan 1 10
Terdapat gerakan, tapi tidak mampu menahan gravitasi 2 25

Terdapat gerakan dan mampu melawan gravitasi 3 50


Mampu melawan gravitasi dengan tahanan minimal 4 75
Mampu melawan gravitasi dengan tahanan kuat 5 100

Sumber : (Wartonah & Tarwonto, 2015)

Lampiran 5 : Skala nyeri


75

SKAL NYERI (Comparative Pain Scale)

Comparative Pain Scale


Tingkat nyeri Nilai Keterangan
0 Tidak ada nyeri
Nyeri hampir tidak terasa, sangat ringan seperti
1
Ringan : gigitan nyamuk, sebagian besar waktu anda tidak
Sangat ringan
Masih bisa pernah berpikir tentang rasa sakit.
ditahan, 2
aktivitas tidak Tidak Nyeri ringan, sepertri cubitan ringan pada kulit.
terganggu menyenangkan
Nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke hidung,
3
menyebabkan hidung berdarahatau seperti suntikan
Bisa di toleransi
dari dokter.
4
Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi.
Sedang : Menyedihkan
Menggangu 5
Kuar, dalam, nyeri yang menusuk seperti
aktivitas fisik Sangat
pergelangan kaki yang terkilir.
menyedihkan
Kuar, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat
6 sehingga tampaknya mempengaruhi sebagian indra
Intens anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi
terganggu.
Rasa sakit benar-benar mendominasi indra anda,
7
Berat: menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan
Sanagt intens
Tidak dapat baik dan tidak mampu melakukan perawatan diri
melakukan Nyeri begitu kuat sehingga anda tidsak lagi dapat
8
aktivitas berpikir jernih dan sering mengalami perubahan
Benar - benar
secara mandiri kepribadian yang parah jika sakit datang dan
mengerikan
berlangsung lama.
Nyeri bergitu kuat sehingga anda tidak bisa
9
mentoleransikan dan sampai menuntut untuk segera
Menyiksa tidak,
menghilangkan rasa sakit apa pun caranya, tidak
tertahankan
peduli efek samping/resiko.
10 Nyeri begitu kuat, tidak sadarkan diri, kebanyakkan
Sangat tidak orang yang tidak pernah mengalami skala rasa sakit,
terbayangkan, seperti megalami kecalakaan parah, tangan hancur
tidak dapat dan kesadaran akan hilang ebagai akibat dari rasa
diungkapakan sakit yang luar biasa parahnya.
Sumber : (Alice Rich, 2016)

Lampiran 6 : Tingkat dan skala ansietas


76

SKALA ANSIETAS

Tingkat ansietas terbagi menjadi empat, yaitu :


1. Ansietas ringan
Ansietas atau kecemasan ringan berhubungan dengan tekanan kehidupan sehari
- hari, pada tahap ini seseorang menjadi waspada dan lapangan persepsi
meningkat. Penglihatan, pendengaran dan pemahaman melebihi sebelumnya.
Tipe kecemasan ini dapat memotivasi seseorang untuk belajar dan tumbuh
kreatif. Namun akan membawa dampak pada diri individu yaitu pada
kecemasan ini waspada akan terjadi, mampu menghadapi situasi yang
bermasalah, ingi tahu, mengulang pertanyaan dan kurang tidur.
2. Ansietas sedang
Fokus perhatian hanya pada yang dekat, meliputi lapangan persepsi
menyempit, lebih sempit dari penglihatan, pendengaran dan pemahaman orang
lain. Dia mengalami hambata dalam memperhatikan hal-hal tertentu, tetapi
dapat melakukan atau memperhatikan hal-hal itu bila disuruh, cukup kesulitan
berkonsentrasi, kesulitan dalam beradaptasi dan menganalisis, perubahan suara
atau nada, pernafasan dan denyut nadi meningkat serta tremor.
3. Ansietas berat
Lapangan pandang atau persepsi individu menurun, hanya memfokuskan pada
hal-hal yang khusus dan tidak mampu berpikir lebih berat lagi, dan
membutuhkan pengaturan atau suruhan untuk memfokuskan pada hal-hal lain,
tidak dapat lebih memperhatikan meskipun diberi instruksi, pebelajaran sangat
terganggu, kebingungan, tidak mampu berkonsentrasi, penurunan fungsi,
kesulitan untuk memahami dalam berkomunikasi, serta takikardi, sakit kepala,
mual dan pusing.
4. Panik
Berhubungan dengan ketakutan. Pada tahap ini hal-hal kecil terabaikan dan
tidak lagi dapat diatur atau disuruh. Terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan
77

persepsi, tidak mampu mengintegrasikan pengalaman, tidak fokus pada saat


ini, tidak mampu melihat dan memahami situasi, kehilangan cara untuk
mengungkapkan apa yang dipikirkan.
Kecemasan diukur dengan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) dan
dikategorikan berdasarkan skor HARS yang diperoleh.
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori :
0 : tidak ada gejala sama sekali
1 : Satu dari gejala yang ada
2 : Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 : berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 : sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14
dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.
3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.
4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

Sumber : (Kusnadi, 2015: 95).

Anda mungkin juga menyukai