SKRIPSI
FAUZIAH UTAMI
109102000004
JAKARTA
2013
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
FAUZIAH UTAMI
109102000004
JAKARTA
2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 109102000004
Judul Skripsi : Pengaruh Suhu Terhadap Daya Tahan Hidup Bakteri pada
Sediaan Probiotik
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif idayatullah
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Fauziah Utami
NIM : 109102000004
Program Studi : Farmasi
Judul : Pengaruh Suhu Terhadap Daya Tahan Hidup Bakteri pada
Sediaan Probiotik
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Ciputat
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
nikmat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Suhu terhadap Daya Tahan
Hidup Bakteri pada Sediaan Probiotik dalam rangka menyelesaikan tugas akhir
pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan
serta dukungan orang-orang yang telah banyak berjasa. Pada kesempatan kali ini,
penulis ucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :
viii
9. Sahabat Alfrida Tatsa Haifa yang dengan ikhlas menjadi notulen dalam
seminar proposal penulis
10. Sahabat Indah Fadlul Maula yang meluangkan waktu untuk memberi
masukan dan saran penulisan.
11. Sahabat Gian Pertela yang mengajari cara mengolah data dengan SPSS 20.
12. Sahabat Muhammad Arif yang dengan ikhlas mengantarkan membeli alat
dan bahan penelitian.
13. Para Laboran yang senantiasa membantu penulis dalam penelitian ini
yaktu kak Lisna, Kak Rani, Kak Yopi, Kak Eris, Kak Liken, Kak
Rahmadi, dan Kak Tiwi.
14. Sahabat Sahabat teman satu perjuangan yang senantiasa selalu ada
menemani saya baik dalam suka maupun duka dan selalu menghibur
dalam kebersamaan yaitu Qaffah Silma Azas, Widya Larasaty, Andy
Risky, Sonia Zulfa, Hani Haifa, Evira Vivikananda, Siti Zamilatul
Azkiyah, Mutia Sari Wardhana, Agung Priyanto, RisdaYulianti, Hissi
Fitriyah, Dina permata, Nurul Fitrializa, Nova Yanti, Vita Fitria, Putri
Assifa, Maulida Putri, Istiqomah, Muhammad Irsyad, Nurfitriyani,
Chairunnisa.
15. Dan sahabat-sahabat Farmasi Angkatan 2009 yang tak bisa disebutkan
satu per satu dan menemani perjuangan menuntut ilmu selama 4 tahun ini.
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu, penulis juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Karya ini merupakan persembaan terbaik penulis,
namun tiada luput dari kekurangan walau demikian penulis tetap berharap
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Fauziah Utami
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang
Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : 30 Juli 2013
Yang menyatakan,
(Fauziah Utami)
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Probiotik ........................................................................................ 4
2.2 Strain Bakteri Probiotik ................................................................. 6
2.2.1 Lactobacillus sp .................................................................... 7
2.2.2 Bifidobacteria sp .................................................................. 8
2.2.3 Enterococcus sp .................................................................... 8
2.2.4 Streptococcus sp ................................................................... 9
2.3 Terapi Probiotik ............................................................................. 9
2.4 Dosis Probiotik ............................................................................ 13
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Probiotik ............ 16
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 19
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 19
3.2.1 Alat ................................................................................... 19
3.2.2 Bahan ............................................................................... 19
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................. 19
3.3.1 Preparasi Alat dan Bahan yang Digunakan ...................... 19
3.3.1.1 Preparasi Alat....................................................... 20
3.3.1.2 Preparasi Sampel ................................................. 20
xi
3.3.1.3 Pembuatan Medium MRSA................................. 20
3.3.2 Identifikasi Bakteri pada Sampel X, Y dan Z dengan
Pewarnaan Gram ............................................................. 20
3.3.3 Pengujian Viabilitas Bakteri pada Sampel X, Y dan Z .... 21
3.4 Analisa Data ................................................................................ 21
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 22
4.1 Pemilihan dan Preparasi Sampel ................................................. 22
4.2 Pertumbuhan Koloni Bakteri Sampel X, Y dan Z pada Medium
MRSA .......................................................................................... 23
4.3 Identifikasi Bakteri Sampel X, Y dan Z dengan Pewarnaan
Gram ............................................................................................ 23
4.4 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Sampel X pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C ......................................... 24
4.5 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Sampel Y pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C .......................................... 26
4.6 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Sampel Z pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C .......................................... 28
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 33
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 33
5.2 Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
makanan serta tahan terhadap proses fisika kimia pada makanan (Saarela, et al.,
2000).
Salah satunya dilihat dari aspek viabilitas sediaan yang baik. Viabilitas
merupakan jumlah sel hidup yang diperkirakan sebagai ukuran konsentrasi sel
yang ada dalam produk (Yulinery, et al., 2009). Viabilitas yang stabil
menunjukkan ketahanan yang baik terhadap pengaruh lingkungan. Hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa probiotik tetap hidup dalam produk selama
masa simpan. Sayangnya aspek ini tidak selalu diperhatikan, sebagaimana
diketahui terdapat laporan yang mengatakan bahwa dalam sejumlah produk
komersial, tingkat probiotik yang layak tidak memenuhi kriteria peraturan dalam
masa penyimpanan (Malago, et al., 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan viabilitas bakteri probiotik diantaranya kondisi fisiologis, suhu,
pH, aktivitas air, dan oksigen. Sejumlah faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan
untuk mendapat efek maksimal dari probiotik yang dikonsumsi ( Neha, et al.,
2012).
Seperti disebutkan diatas, suhu penyimpanan menjadi salah satu faktor
penting yang mempengaruhi ketahanan hidup bakteri. Selama proses pembuatan,
penggunaan suhu melebihi 45-50○C akan merusak kelangsungan hidup bakteri
probiotik karena viabilitas bubuk probiotik menurun dengan meningkatnya suhu
penyimpanan. Sedangkan pada suhu rendah (4-7○C) kelangsungan hidup bakteri
dapat dipertahankan (Yuan Kun Lee et dan Seppo Salminen, 2009). Oleh karena
itu, dibutuhkan kondisi penyimpanan yang ideal untuk mempertahankan viabilitas
probiotik sehingga memberikan efek terapeutik. Secara umum nilai minimum
yang harus dipenuhi sekitar 1x107 cfu/ml bakteri dalam sediaan (WHO, 2001).
Berdasarkan definisi probiotik yang telah disebutkan di awal, uji viabilitas
sangat diperlukan untuk menyatakan kelayakan sediaan dianggap sebagai
probiotik. Suhu penyimpanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
viabilitas bakteri dalam sediaan. Oleh karena itu, uji ketahanan hidup bakteri
selama penyimpanan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan
pengaruh suhu perlu dilakukan sebagai skrining kelayakan produk untuk dapat
memberikan efek optimal. Penelitian kali ini difokuskan untuk mengetahui
pengaruh suhu dan waktu penyimpanan pada tahapan pasca distribusi, artinya
pada saat produk yang beredar sudah berada di tangan konsumen. Hal ini
didasarkan pada sejumlah fakta yang ditemui di masyarakat dimana terdapat
kelalaian dalam menyimpan produk–produk probiotik. Padahal, suhu
penyimpanan yang ideal adalah salah satu syarat penting yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan manfaat dari kerja suatu probiotik.
2.1 Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti hidup. Probiotik adalah
mikroorganisme hidup non patogenik, yang jika dikonsumsi dalam jumlah
tertentu akan memberikan efek menguntungkan bagi inangnya (WHO, 2001).
Probiotik adalah suplemen makanan yang berisi mikroba hidup yang bermanfaat
bagi kesehatan konsumen dengan mempertahankan keseimbangan mikroba usus
(Saarela, et al., 2000). Suatu probiotik dapat dikatakan bermanfaat bagi kesehatan
jika memenuhi kriteria, seperti memiliki teknologi dengan metode pengolahan
yang baik sehingga dapat diimpelementasikan dalam produksi dan disatukan ke
dalam produk makanan tanpa menghilangkan fungsi dan viabilitas dan tidak
mengakibatkan rasa atau tekstur yang tidak disukai. Probiotik ini tersedia dalam
berbagai jenis produk seperti makanan, obat-obatan, dan suplemen makanan
bakteri asam laktat.
Dengan didasarkan pada “Guideline on probiotics and prebiotics” yang
disusun oleh FAO/WHO sifat–sifat dari probiotik dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Klasifikasi bakteri asam laktat dalam genus yang berbeda sebagian besar
didasarkan pada perbedaan morfologi, cara fermentasi glukosa, pertumbuhan pada
suhu yang berbeda, dan konfigurasi dari asam laktat yang dihasilkan, kemampuan
untuk tumbuh pada konsentrasi garam tinggi, dan toleransi terhadap asam atau
basa (Desai, 2008).
Karakteristik penting yang digunakan untuk membedakan genus bakteri
asam laktat yaitu dengan cara fermentasi glukosa yaitu pada saat keterbatasan
konsentrasi glukosa dan faktor pertumbuhan (asam amino, vitamin dan prekursor
asam nukleat) serta terbatasnya ketersediaan oksigen. Dengan kondisi tersebut,
bakteri asam laktat dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu bersifat
homofermentatif (yang mengubah glukosa hampir seluruhnya menjadi asam
laktat) dan heterofermentatif (yang mengubah glukosa fermentasi menjadi asam
laktat, etanol / asam asetat, dan CO2) (Desai, 2008).
2.2.1 Lactobacillus sp
Lactobacillus merupakan bakteri Gram positif fakultatif, tidak membentuk
spora, berbentuk batang atau coccobacilli dan tidak berflagela. Lactobacilli
berbentuk batang yang merupakan bakteri filogenetis yang masuk ke dalam filum
Firmicutes (De vos, et al., 2009). Bakteri ini ditemukan pada tumbuhan dan
berperan penting dalam memberikan kontribusi proses pengasaman dan
pengawetan, aroma dan pengembangan tekstur pada fermentasi makanan namun
kebanyak strain Lactobacillus ini berasal dari manusia. Bakteri ini memiliki
kemampuan untuk memfermentasi laktosa dan monosakarida lainnya menjadi
asam laktat. Contoh bakteri golongan Lactobacillus yang digunakan sebagai
probiotik yaitu L. acidophilus, L. delbrueckii subsp. bulgaricus, L. casei, L.
fermentum, L. plantarum, L. reuteri.
Namun, yang paling banyak digunakan sebagai probiotik adalah
Lactobacillus acidophilus yang bersifat homofermentatif. L. acidophilus bersifat
non motil, tidak berflagela, dan tidak berspora. Bakteri ini merupakan anaerob
fakultatif dan berbentuk batang Gram positif. Bakteri ini memiliki lebar sekitar
0,6-0,9 μm dan panjang 1,5-6,0 μm dengan ujung bulat. Sel mungkin muncul
dalam bentuk tunggal atau berpasangan serta dalam rantai pendek. Pertumbuhan
optimal terjadi pada suhu 35-40°C tetapi dapat mentoleransi suhu sampai 45°C.
pH optimum untuk pertumbuhan adalah antara 5,5-6.
2.2.2 Bifidobacteria sp
Bifidobacteria merupakan bagian utama dari flora normal usus yang ada di
sepanjang hidup manusia. Mereka muncul dalam tinja beberapa hari setelah
kelahiran dan meningkat jumlahnya setelah bayi menyusui. Mereka dominan
berada dalam usus besar yang berkontribusi sekitar 6-36% dari mikroflora usus
pada orang dewasa, namun Bifidobacteria jumlahnya menurun dengan
meningkatnya usia.
Bifidobacteria memiliki ciri-ciri seperti non-motil, tidak bersporulasi,
berbentuk batang Gram positif dengan berbagai penampilan, termasuk batang
melengkung pendek, batang berbentuk club dan batang bercabang Y.
Kebanyakan dari bakteri ini bersifat anaerob, namun beberapa dapat mentoleransi
oksigen. Contoh spesies Bifidobacteria seperti B. adolescentis, B. angulatum, B.
bifidum, B. breve, B. catenulatum, B. denticolens, B. dentium, B. gallicum, B.
infantis, B. inopinatum, B. lactis, B. longum, B. Pseudocarenulatum.
Bifidobacteria memproduksi asam asetat dan laktat dalam proses
fermentasi di mana dua mol glukosa menghasilkan tiga mol asetat dan dua mol
laktat. Mereka dapat memfermentasi galaktosa, laktosa dan fruktosa karena
memiliki enzim fruktosa 6 phosphoketolase fosfat.
Bifidobacteria masuk ke dalam kelompok probiotik karena memiliki efek
menguntungkan pada kesehatan inang, termasuk sintesis vitamin. pH optimum
untuk pertumbuhannya adalah 6-7, namun Bifidobacteria lactis BB12
menunjukkan kemampuan untuk tumbuh sampai pH 4,2. Suhu optimum untuk
pertumbuhan adalah 37-41°C (Desai, 2008).
2.2.3 Enterococcus sp
Genus bakteri ini kurang dikenal karena hanya memiliki kurang dari 20
spesies. Sel cenderung membentuk rantai dan bersifat aerotolerant anaerob/
fermentor obligat dan katalase negatif. Bakteri ini Gram positif dengan sel
berbentuk seperti telur dalam bentuk tunggal, berpasangan atau rantai pendek dan
tidak membentuk spora. Strain bakteri yang paling sering digunakan adalah
Enterococcus faecalis. Pertumbuhan optimal pada suhu 35-37°C dan kebanyakan
spesies dapat tumbuh pada suhu 42-45°C. Bakteri ini bersifat homofermetatif
yang mengubah glukosa seluruhnya menjadi asam laktat (De vos, et al., 2009).
Strain Enterococci kebanyakan digunakan sebagai nutrisi untuk babi dan unggas.
Namun, tersedia pula produk farmasi yang mengandung Enterococcus sebagai
probiotik bagi manusia dalam terapi klinis. Genus Enterococcus memiliki spesies
yang berbeda-beda tetapi hanya dua dari mereka yang penting sebagai probiotik
yaitu Enterococcus faecium diaplikasikan pada manusia dan hewan dan
sementara Enterococcus faecalis terutama digunakan sebagai probiotik untuk
manusia (Bhantinon dan Anthimia, 2010).
2.2.4 Streptococcus sp
Genus ini memiliki kurang dari 20 spesies dan kurang dikenal. Yang
termasuk pada spesies ini adalah Streptococcus thermophilus, Streptococcus mitis,
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes, Streptococcus salivarius,
Streptococcus agalactiae. Streptococcus merupakan Gram positif dalam bentuk
cocci dengan diameter 0,5-2,0 μm, bentuknya tunggal, berpasangan, atau rantai.
Bakteri ini tidak membentuk spora, non motil dan katalase negatif. Bersifat
Kemo-organotrofik (metabolisme fermentasi memproduksi terutama laktosa
secara anaerob). Pertumbuhan optimum pada suhu 37°C, kebanyak bersifat
komensal pada manusia dan hewan. Pada umumnya semua spesies bersifat
anaerob fakultatif dan beberapa membutuhkan CO2 untuk pertumbuhan (De vos,
et al., 2009).
1. Diare
Beberapa penelitian menunjukan bahwa probiotik dapat
mereduksi gejala diare. Hal ini telah dibuktikan dengan mengkonsumsi
probiotik yang mengandung strain Lactobacillus rhamnosus GG dan
Bifidobacterium lactis BB-12 dapat mencegah dan menjadi pilihan
terapi diare akut pada anak yang disebabkan oleh rotavirus. Selain
rotavirus, probiotik juga dapat menghambat bakteri patogen lain
seperti Salmonella dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen
9. Intoleransi Laktosa
Probiotik sebagai bakteri asam laktat secara aktif merubah
laktosa menjadi asam laktat. Oleh karena itu, probiotik dapat
memperbaiki pencernaan laktosa dengan mengurangi gejala intoleransi
dan memperlambat waktu transit makanan. Pemberian probiotik juga
dapat meningkatkan enzim laktase di lumen usus sehingga
memfasilitasi proses pencernaan dan memperbaiki intoleransi laktosa
(Simadibrata, 2011).
10. Bakteri Vaginosis
Ada beberapa penelitian klinik menunjukkan bahwa pemberian
oral dan vaginal Lactobacillus dapat membasmi asimtomatik dan
gejala bakteri vaginosis. Sediaan oral Lactobacillus acidophilus dan
yogurt telah digunakan dalam pencegahan dan terapi vaginitis
kandidiasis). Diduga karena bakteri probiotik menghasilkan hidrogen
peroksida yang mampu membunuh bakteri penyebab vaginosis (WHO,
2001).
Pencegahan diare L.casei DN-114 001 dalam susu 1010 cfu/g 2x sehari
yang disebabkan fermentasi dengan L. bulgaricus
C. difficile pada dan S.thermophilus
dewasa L.acidophilus + B. bifidum 2 x1010 cfu 1x sehari
S.cerevisiae (boulardii) 2 x1010 cfu per hari
Oligofructosa 4 g 3x sehari
Pencegahan dan V8L#3 dicampur dalam 8 strain (1 4,5 X 1011 cfu 2x sehari
pemulihan S. thermophilus, 4 Lactobacillus,
pouchitis 3 Bifidobacterium)
1. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis bakteri ketika dipreparasi dan terkandung dalam
produk itu sendiri merupakan faktor penting dalam ketahanan probiotik.
Pengeringan dalam produk makanan dapat menjaga stabilitas bakteri selama
penyimpanan, sedangkan produk dalam bentuk cair memungkinan adanya
aktivitas metabolit aktif dari bakteri. Keadaan lingkungan bakteri akan
mempengaruhi masa simpan bakteri tersebut, contohnya pada suhu rendah
dapat memperpanjang ketahanan dari bakteri (Neha, 2012).
2. Suhu
Suhu untuk pertumbuhan optimum probiotik dibutuhkan dalam proses
fermentasi makanan. Suhu optimum probiotik antara 37-43○C. Selama proses
pembuatan, penggunaan suhu melebihi 45-50○C akan merusak daya tahan
hidup bakteri, penggunaan suhu yang lebih tinggi memungkinkan pemaparan
pada periode waktu yang lebih pendek dapat menurunkan jumlah bakteri
yang hidup. Rentang waktu jam atau menit pada 45-55○C pada paparan suhu
yang kedua kalinya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa probiotik seharusnya
ditambahkan sedikit demi sedikit selama proses pembuatan atau pasteurisasi
(Yuan Kun Lee dan Seppo Salminen, 2009).
3. pH
Beberapa bakteri seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria dapat
bertahan pada pH rendah karena menghasilkan senyawa organik dari
metabolisme karbohidrat. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa pada
cairan lambung bakteri probiotik dapat bertahan hidup di mana bakteri
terpapar pH yang rendah yakni 2.0 dalam waktu 1 sampai 2 jam. Pada produk
makanan, Lactobacillus dan Bifidobacteria dapat tumbuh dan bertahan
dengan pH diantara 3,7 dan 4,3. Namun Bifidobacteria cenderung kurang
dapat mentoleransi asam pada produk fermentasi (Neha, 2012).
4. Aktivitas Air
Kadar kelembaban dan aktivitas air yang tinggi akan menurunkan
daya tahan probiotik. Adanya interaksi antara aktivitas air dengan suhu yang
mempengaruhi kehidupan probiotik. Sediaan probiotik dapat memiliki masa
simpan yang lama pada bentuk kering ketika disimpan pada suhu kamar jika
kadar kelembabannya rendah (dibawah 0,2-0,3). Pada umumnya aktivitas air
yang rendah akan memberikan ketahanan hidup yang baik. Ketahanan
probiotik dalam makanan dapat dipertahankan dengan adanya aktivitas air
sekitar 0,4-0,7. Solusi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan ketahanan
bakteri terhadap aktivitas air yaitu dengan cara mikroenkapsulasi.
5. Oksigen
Lactobacillus dan Bifidobacteria tidak dapat tumbuh dengan baik
karena adanya oksigen. Walau bagaimanapun tingkat sensitivitas terhadap
oksigen akan berbeda-beda tiap strain bakteri. Sebagian besar Lactobacillus
merupakan aerofilik, yang lebih mentoleransi oksigen dibanding
Bifidobacteria. Walaupun Bifidobacteria memiliki mekanisme enzimatik
(melalui NADH-oksidase dan NADH peroxidase) untuk membatasi toksisitas
oksigen (Neha, 2012).
Untuk strain bakteri yang sensitif terhadap oksigen ada beberapa
strategi yang tersedia untuk mencegah toksisitas oksigen dalam produk
3.2.2 Bahan
Sampel dari 3 macam produk probiotik yang berisi strain tunggal bakteri
probiotik yaitu sampel X yang berisi Lactobacillus acidophilus (3 x 108 cfu/g),
sampel Y yang berisi Lactobacillus reuteri ( 1x 108 cfu/g) dan sampel Z yang
berisi Lactobacillus sporogenes (5 x 107 cfu/g), medium MRSA (Oxoid), NaCl
fisiologis 0,9%, kristal violet, lugol, alkohol 96%, dan safranin.
maka sel bakteri akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat terlihat
langsung oleh mata sehingga bisa langsung dihitung (Collin, et al., 2004).
Keterangan : a). koloni sampel X (kiri), b). koloni sampel Y(tengah), c). koloni sampel Z (kanan)
Keterangan : a). sampel X (kiri), b). sampel Y (tengah), c). sampel Z (kanan)
4.4 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel X pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C
Hasil uji viabilitas bakteri sampel X pada penyimpanan suhu 4○, 25○ dan
44○C selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel 4.1
juga ditemui ketika membandingkan penyimpanan suhu 44○C dengan suhu 25○C,
menunjukkan hasil yang signifikan berbeda (p<0,05) di mana pada penyimpanan
suhu 44○C terjadi perubahan jumlah total bakteri selama periode 4 minggu
penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel X dengan Menggunakan
Metode Uji One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparison
Measure: MEASURE_1
95% confidence Interval for
Mean Std Differenceb
(I)Suhu (J) Suhu Sig b
Difference (I-J) Error Lower
Uppe Bound
Bound
4 25 -,084* ,441 ,856s -1,163 ,996
44 4,010 ,441 ,000 2931 5,090
25 4 ,084* ,441 ,856 -996 1,163
44 4,094 ,441 ,000 3,015 5,174
44 4 -4,010* ,441 ,000 -5,090 -2,931
25 -4,094* ,441 ,000 -5,174 -3,015
*Keterangan: Signifikansi <0,05, viabilitas bakteri berbeda secara signifikan
Signifikansi >0,05, viabilitas bakteri tidak berbeda secara signifikan
1000
1
0 1 2 3 4
Waktu Penyimpanan
4.5 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel Y pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C
Hasil uji viabilitas bakteri sampel Y pada penyimpanan suhu 4○, 25○ dan
44○C selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel 4.3
4○C 1,00 x 108 1,02 x 108 1,01 x 108 1,00 x 108 1,02 x 108
9,61 x 107 9,99 x 107 9,99 x 107 1,02 x 108 1,03 x 108
1,22 x 108 1,02 x 108 1,03 x 108 9,96 x 107 9,9 x 107
Rata-rata 1,08 x 108 1,01 x108 1,01 x 108 1,00 x 108 1,01 x 108
25○C 1,00 x 108 9,21 x 107 8,89 x 107 7,94 x 107 7,42 x 107
9,61 x 107 9,19 x 107 8,89 x 107 7,72 x 107 8,4 x 107
1,22 x 108 9,23 x 107 8,93 x 107 7,72 x 107 7,45 x 107
Rata- rata 1,08 x 108 9,21 x 107 8,90 x 107 7,79 x 107 7,75 x 107
44○C 1,00 x 108 3,36 x 107 2,71 x 107 2,41x 106 1,32 x 106
9,61 x 107 3,36 x 107 2,71 x 107 2,30 x 106 1,32 x 106
1,22 x 108 3,36 x 107 2,71 x 107 2,35 x 106 1,32 x 106
Rata-rata 1,08 x 108 3,36 x 107 2,71 x 107 2,35 x 106 1,32 x 106
Analisa data jumlah total bakteri sampel Y dengan One Way Repeated
Measures ANOVA membandingkan perbedaan penggunaan ketiga suhu
penyimpanan yang berpengaruh pada sampel Y. Perbandingan antara penggunaan
suhu penyimpanan 4○C dan 25○C menunjukkan perbedaan yang signifikan
(p<0,05). Begitu pula dengan perbandingan antara penggunaan suhu 25○C dan
44○C yang juga menunjukkan perbedaaan yang signifikan. Dari ketiga suhu
penyimpanan menunjukkan perbedaan jumlah total koloni yang signifikan,
dimana hanya pada suhu penyimpanan 4○C yang memberikan ketahanan jumlah
bakteri pada sampel Y sementara pada penyimpanan suhu 44○C dan suhu 25○C
terjadi perubahan jumlah total bakteri yang selama periode pengujian. Hal ini
tampak pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Jumlah Bakteri Sampel Y dengan Menggunakan
Metode Uji One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparison
Measure: MEASURE_1
95% confidence Interval for
Mean Std
(I)Suhu (J) Suhu Sig b Differenceb
Difference (I-J) Error
Lower Bound Uppe Bound
0,12
4.6 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel Z pada
Penyimpanan Suhu 4○, 25○ dan 44○C
Hasil uji viabilitas bakteri sampel Z pada penyimpanan suhu 4○C, 25○C dan
44○C selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel 4.5
Analisa data jumlah total bakteri sampel dengan One Way Repeated
Measures ANOVA membandingkan perbedaan penggunaan ketiga suhu
penyimpanan yang berpengaruh pada sampel Z. Penyimpanan pada suhu 4 ○C dan
25○C tidak menunjukan perubahan jumlah total bakteri yang signifikan (p>0,05),
yang berarti penyimpanan pada suhu 4○C dan 25○C dapat mempertahankan
jumlah bakteri. Hasil yang berbeda secara signifikan tampak ketika
○ ○
membandingkan antara penyimpanan suhu 44 C dengan suhu 4 C. Hal yang sama
juga ditemui ketika membandingkan penyimpanan suhu 44○C dengan suhu 25○C,
menunjukkan hasil yang signifikan berbeda (p<0,05) dimana pada penyimpanan
suhu 44○C terjadi perubahan jumlah total bakteri selama periode 4 minggu
penyimpanan. Hal ini tampak pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Jumlah Bakteri Sampel Z dengan Menggunakan
Metode Uji One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparison
Measure: MEASURE_1
(I)Suhu (J) Suhu Mean Std Sig b 95% confidence Interval for
Difference (I-J) Error Differenceb
Lower Bound Uppe Bound
4 25 ,003* ,011 ,775 -,024 ,031
44 1,787 ,011 ,000 1,759 1,814
25 4 -,003* ,011 ,775 -,031 0,24
44 1,783 ,011 ,000 1,756 1,811
44 4 -1,787* ,011 ,000 -1,814 -1,759
25 -1,783* ,011 ,000 -1,811 -1,756
*Keterangan: Signifikansi <0,05, viabilitas bakteri berbeda secara signifikan
Signifikansi >0,05, viabilitas bakteri tidak berbeda secara signifikan
600
500
Cfu (105) 400
0
0 1 2 3 4
Waktu Penyimpanan (minggu)
itu kadar kelembaban ruangan juga harus tetap terjaga untuk menghindari
peningkatan kadar air sediaan karena pengaruh lembab ruangan.
Pengukuran kadar kelembaban dengan menggunakan termohigrometer dan
di dapat nilai kelembaban ruang sebesar 65%. Penelitian yang dilakukan Bora
dengan mengkondisikan kelembaban relatif dari 20 sampai 100 %, diketahui
bahwa kelembaban relatif 75 % terjadi menurunkan viabilitas Lactobacillus sp.
Jadi diketahui bahwa suhu ruangan dengan kelembaban 65% masih dapat
mempertahankan viabilitas bakteri sediaan probiotik. Namun penurunan jumlah
bakteri sampel Y pada suhu ruang tidak diketahui penyebabnya.
Penurunan jumlah bakteri yang terjadi pada ketiga sampel saat
penyimpanan 44○C diduga karena adanya peningkatan suhu penyimpanan.
Peningkatan suhu penyimpanan akan memberikan efek merusak pada stabilitas
selama produk dalam proses pengiriman dan penyimpanan. Pada penyimpanan
suhu 44○C menyebabkan tablet mengalami perubahan warna menjadi agak
kekuningan dan granul menjadi lebih kering. Selama penyimpanan pada suhu
44○C diduga terjadi pengeringan bahan dan rusaknya eksipien yang melindungi
bakteri sehingga terjadi pemaparan langsung antara panas dan bakteri.
Menurut Desmond (dikutip dalam penelitian Rizqiati, et al., 2008),
viabilitas bubuk probiotik menurun dengan meningkatnya suhu penyimpanan.
Pada peningkatan panas terjadi dehidrasi sel yang mengakibatkan sel menderita
shock osmotik dan terjadinya kebocoran sel. Panas telah dilaporkan merusak
berbagai stuktur sel termasuk kerusakan membran sel, ribosom, DNA, RNA dan
enzim. DNA masih ditetapkan sebagai molekul sasaran letal. Oleh karena itu
penyimpanan pada suhu tinggi tidak dianjurkan pada produk probiotik baik dalam
bentuk cair ataupun yang kering.
Menurut International Dairy Federation, jumlah minimal sel probiotik
hidup yang dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan pencernaan adalah
sebanyak 106-107 cfu/gram (Puspawati, 2008). Penyimpanan pada suhu 44○C
pada sampel X dan Y tetap memberikan manfaat kesehatan seperti meningkatnya
sistem imun saluran cerna sampai 4 minggu penyimpanan, sementara sampel Z
dapat memberikan manfaat sampai 2 minggu penyimpanan. Namun manfaat
sampel sebagai antidiare menjadi kurang efektif setelah penyimpanan pada suhu
ini, karena menurut Yuan Kun Lee, untuk mengobati diare dibutuhkan dosis 4 x
107 sampai 6 x 1010 cfu/gram.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
UIN
35
UIN
36
UIN
37
PROSEDUR KERJA
IDENTIFIKASI BAKTERI
Formula:
Peptone 10 g
Lab-Lemco powder 8,0 g
Yeast extract 4g
Glucosa 20 g
Sorbitan mono-oleat 1 ml
Dipotassium Hidrogen posfat 2,0 g
Sodium Acetat 3H2O 5,0 g
Triamonium Citrat 2,0 g
Magnesium Sulfat 7H2O 0,2 g
Mangan sulfat 4H2O 0,05 g
pH 6,2 ± 0,2
dilarutkan 62 gram serbuk MRS dalam 1 liter air destilasi pada suhu 60○ C hingga
larut sempurna kemudian disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121○ C
selama 15 menit.
Sampel X berisi bakteri asam laktat dan metabolit produk dari kultur dalam
media lactoserum. Sampel X merupakan Lyophilized yang berbentuk kering.
Sampel x dapat membantu menjaga keseimbangan flora normal usus dan
mengobati macam macam penyakit saluran cerna. Sampel X juga stabil pada
temperatur tinggi dan kelembaban tinggi dan dapat disimpan di suhu ruang.
Komposisi :
Tiap Sachet ( 1 gram ) berisi:
Latobacillus achidophillus .......................................................................... 340 mg
Dekstrosa..................................................................................................... 322 mg
Serbuk Vegetable cream ............................................................................ 45,1 mg
Kalsium susu ................................................................................................. 20 mg
Serbuk strawberry Fragrance ....................................................................... 200mg
Serbuk strawberry flavor............................................................................... 40 mg
Niacin .............................................................................................................. 1 mg
Zinc oksida ................................................................................................... 1,3 mg
Thiamin Hidroklorida ..................................................................................... 3 mg
Riboflavin .................................................................................................... 0,3 mg
Piridoksin hidroklorida ................................................................................ 0,3 mg
Sukrosa ............................................................................................................ 1 mg
Steviosida ........................................................................................................ 1 mg
Asam askorbat ............................................................................................... 25 mg
Efikasi :
Memelihara fungsi normal saluran cerna pada anak dan dewasa.
Aturan Penggunaan:
Dewasa dan anak-anak:
Pemberian oral : 2-4 sachet perhari( 340 mg L.acidophilus setara dengan 3,0 x
1010 cfu/g)
Untuk anak-anak, sampel X dapat dicampur dengan air ataupun susu
Pemakaian sampel X dapat dikurangi atau ditambah tergantung umur dan gejala.
Perhatian :
1. Pemakaian secara hati-hati oleh pasien
Pasien dibawah pengobatan
2. Pemakaian sesuai indikasi
Reg No : POM SI.04 216 731
No Batch : IN03M03
Tanggal Produksi : 03 2012
Tanggal Kadaluarsa : 03 2014
Komposisi:
tiap tablet kunyah mengandung Lactobacillus reuteri Protectis 108 cfu.
Kegunaan :
Memelihara kesehatan saluran cerna
Indikasi:
Radang akut maupun kronis pada selaput lendir (katarrh), diare, sembelit,
fermentasi abnormal dalam usus, dispepsia, tinja hijau pada bayi flora usus yang
tidak seimbang akibat pengobatan jangka panjang dengan antibiotika atau
khemoterapika, gatal-gatal, eksema, dan strophulus.
Dosis :
Umumnya : bayi : 3 x sehari 1 sachet
Anak-anak : 3 x sehari 2 tablet
Dewasa : 3 x sehari 4 tablet
Dosis ini hendaknya disesuaikan dengan umur dan kondisi tubuh.
Perhatian
Penyimpanan Sampel Z harus dilakukan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari kelembaban.
Kemasan
Dalam dus @100 tablet masing-masing dalam strip @ 10 tablet.
Reg No : DKL7212423910A1
No Batch : Cb09711
Tanggal Produksi : 03 2012
Tanggal Kadaluarsa : 06 2015
10 –1
Tiap Sachet berisi 1 gram serbuk yang terdiri dari 3 x 1010 cfu/g bakteri
Lactobacillus achidophilus. Dibuat pengenceran sampai 1010 dengan pengulangan
3x.
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 10-9 10-10
over over over Over 235 135 150 291 120 29
over over over Over 230 135 150 294 123 26
over over over Over 240 371 157 288 118 28
Perhitungan pertama :
1
= Jumlah koloni x
�����������
= 235 x 1/10-5 + 135 x 1/10-6 + 150 x 1/10-7 + 291 x 1/10-8 +120 x 1/10-9
= 235 x 105 + 135 x 106 + 150 x 107 + 291 x 108 + 120 x 109
= 1507585 x 105
= 301517 x 105
0,5 gram tablet yang berisi 1 x 108 cfu/g bakteri Lactobacillus reuteri. Dibuat
pengenceran sampai 1 x 108 dengan pengulangan 3x.
perhitungan pertama :
1
= Jumlah koloni x �����������
= 501645 x 103
= 100.329 x 103
0,5 gram tablet yang berisi dari 5 x 107 cfu/g bakteri Lactobacillus sporogenes.
Dibuat pengenceran sampai 10-7 dengan pengulangan 3x.
Perhitungan Pertama:
1
= Jumlah koloni x �����������
= 15061 x 104
= 5020 x 104
Pengenceran 10-7
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
a
Difference (I-J) Difference
Lampiran 17. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel X pada Suhu 25○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
a
Difference (I-J) Difference
Lower Bound Upper Bound
Lampiran 18. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel X pada Suhu 44○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
b
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
b
Difference (I-J) Difference
Lampiran 20. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel Y pada Suhu 25○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
b
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
b
Difference (I-J) Difference
Lower Bound Upper Bound
*
2 .044 .001 .000 .042 .047
*
3 .059 .001 .000 .056 .062
1 *
4 .089 .001 .000 .084 .094
*
5 .098 .000 .000 .097 .099
*
1 -.044 .001 .000 -.047 -.042
*
3 .015 .000 .000 .013 .016
2 *
4 .044 .002 .001 .037 .052
*
5 .054 .000 .000 .052 .055
*
1 -.059 .001 .000 -.062 -.056
*
2 -.015 .000 .000 -.016 -.013
3 *
4 .030 .002 .004 .022 .037
*
5 .039 .000 .000 .037 .041
*
1 -.089 .001 .000 -.094 -.084
*
2 -.044 .002 .001 -.052 -.037
4 *
3 -.030 .002 .004 -.037 -.022
*
5 .009 .001 .022 .003 .016
*
1 -.098 .000 .000 -.099 -.097
*
2 -.054 .000 .000 -.055 -.052
5 *
3 -.039 .000 .000 -.041 -.037
*
4 -.009 .001 .022 -.016 -.003
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
Lampiran 21. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel Y pada Suhu 44○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
b
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
b
Difference (I-J) Difference
Lower Bound Upper Bound
*
2 .493 .008 .000 .459 .527
*
3 .577 .000 .000 .576 .577
1 *
4 1.637 .006 .000 1.612 1.662
*
5 1.888 .000 .000 1.887 1.889
*
1 -.493 .008 .000 -.527 -.459
*
3 .083 .008 .009 .050 .117
2 *
4 1.144 .013 .000 1.088 1.199
*
5 1.395 .008 .000 1.360 1.430
*
1 -.577 .000 .000 -.577 -.576
*
2 -.083 .008 .009 -.117 -.050
3 *
4 1.060 .006 .000 1.035 1.086
*
5 1.312 .000 .000 1.311 1.313
*
1 -1.637 .006 .000 -1.662 -1.612
*
2 -1.144 .013 .000 -1.199 -1.088
4 *
3 -1.060 .006 .000 -1.086 -1.035
*
5 .251 .006 .001 .227 .276
*
1 -1.888 .000 .000 -1.889 -1.887
*
2 -1.395 .008 .000 -1.430 -1.360
5 *
3 -1.312 .000 .000 -1.313 -1.311
*
4 -.251 .006 .001 -.276 -.227
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
a
Difference (I-J) Difference
Lampiran 23. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel Z pada Suhu 25○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
a
Difference (I-J) Difference
Lampiran 24. Perbandingan Jumlah Total Bakteri Sampel Z pada Suhu 44○ C
dengan One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
b
(I) minggu (J) minggu Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for
b
Difference (I-J) Difference