Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No.

1, April 2016

PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA


REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

Suharjiman¹, Iden
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1)

ABSTRAK
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah haemoglobin dalam sel darah
merah berada dibawah normal.Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang
mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh.Remaja yang lebih
sering mengalami anemia adalah remaja putri, karena remaja putri mengalami menstruasi setiap
bulannya.25-40% remaja putri menjadi penderita anemia defisiensi zat besi tingkat ringan sampai berat
di Asia Tenggara, Indonesia yaitu 21,7% dan diProvinsi Jawa Barat sebesar 13,4%. Dampak dari
remaja putri yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya
konsentrasi belajar, kurang bersemangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar Hb pada remaja
dengan anemia defisiensi. Metode penelitian quasi eksperimen dengan desain Non-equivalent Control
Group.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang
diukur 20 remaja.Pengambilan data dengan data primer dan melakukan pemberian jus jambu biji
merah.Uji statistik yang digunakan yaitu Uji Beda Dua Mean Independen (Uji t Independent).
Didapatkan nilai Mean sebelum pada kelompok eksperimen 10,020 dan nilai Mean sesudah pada
kelompok eksperimne 10,620. Nilai Mean sebelum pada kelompok kontrol 9,980 dan nilai Mean
sesudah pada kelompok kontrol 9,390. Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh jus jambu biji
merah terhadapa kadar hb pada remaja (p value 0,019 ; α=0,05). Saran yang diajukan dari hasil
penelitian ini bagi remaja atau mahasiswi Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi untuk mengkonsumsi
jus jambu bijji merah karena dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kadar hemoglobin.

Kata kunci : Anemia, kadar hemoglobin, jus jambu biji merah

40
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

ABSTRACT

Anemia is a condition in which of red blood cells or the amount of hemoglobin in red blood cells is
below normal.anemia caused by a deficiency of vitamin C which affects the absorption and release of
iron from transferrin in body tissue. Adolescents more often experience anemia because she has
menstruate every month. In Southeast Asia 25-40 % of adolescents into deficiency anemia patients
with mild to severe, in Indonesia is 21.7% and in the West Java province of 13.4%.The impact of
adolescents suffering from anemia can be impaired growth,reduced concentration studied, less
enthusiastic in their activities as quickly feel tired. determine the influence of red guava juice on
hemoglobin levels in adolescents with deficiency anemia. Quasi-experimental research
methodstodesignthe Non-equivalent ControlGroup.Sampling usingpurposive samplingwith a sample
of20 adolescents measured. Collecting datawiththe primary dataand giving red guava juice
intervention. The statisticaltestused isdifferent testMeanTwoIndependent(Independent t test).
Meanvalues obtainedbeforethe intervention groupand10,020 and mean10,620afterthe intervention
group. Meanvaluesbeforethe control groupand9,980 andmean9,390afterthe control group. Results
ofthe analysis showedthere is an influence red guava juice on the hb levels in adolescents (p value =
0.019; α=0.05). Suggestion based onthe research results for adolescentsat student Stikes Jenderal Achmad Yani
Cimahi to consume red guava juice because can be an alternative to increase hemoglobin levels.

Keywords: Anemia, Hb, red guava juice

41
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

A. PENDAHULUAN dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur


Remaja merupakan masa peralihan dari makanan yang esensial dapat mempengaruhi
tahap anak-anakke tahap dewasa yang jangka timbulnya defisiensi tersebut
waktunya berbeda-beda tergantung faktor (Arisman,2010). Kadar hemoglobin pada
sosial dan budaya. Klasifikasi masa peralihan laki-laki dan perempuan dikatakan normal
remaja tersebut terbagi menjadi 3 yaitu: jika kadar Hbnya >12 gr%, anemia ringan 10-
remaja awal (usia 11-14 tahun), pertengahan 11 gr%, anemia sedang 8-10 gr% dan anemia
(usia 15-17 tahun) dan remaja akhir (usia 18- berat bila kadar hemoglobin < 8 gr%(Bakta,
20 tahun) (Sarwono, 2005). Remaja yang 2006).
sehat menjadi aset bangsa yang sangat Remaja yang lebih sering mengalami
berharga bagi kelangsungan pembangunan anemia adalah remaja putri, hal ini
dimasa mendatang.Status kesehatan remaja disebabkan remaja putri dalam usia
merupakan hal yang perlu dipelihara dan reproduksi setiap harinya memerlukan zat
ditingkatkan agar dapat menghasilkan besi tiga kali lebih banyak dibandingkan
generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh dengan remaja putra karena remaja putri
dan produktif serta mampu bersaing di mengalami menstruasi setiap bulannya. Hal
Indonesia maupun mancanegara (Depkes RI, tersebut diperparah dengan pola konsumsi
2009). remaja putri yang terkadang melakukan diet
Pada kenyataannya masih banyak pengurusan badan sehingga semakin sedikit
masalah yang berdampak negatif terhadap asupan zat besi yang dapat memenuhi
kesehatan dan gizi remaja.Di samping kebutuhan mereka (Arisman, 2010).
penyakit atau kondisi yang terbawa sejak World Health Organisation (WHO)
lahir, anemia, HIV/AIDS, penyalahgunaan Regional Office South East Asia Region
obat, kecanduan alkohol, kekerasan dan Organisation (SEARO) menyatakan bahwa
merokok serta hubungan seksual terlalu dini, 25-40% remaja putri menjadi penderita
terbukti menambah masalah pada anemia defisiensi zat besi tingkat ringan
remaja.Anemia merupakan masalah sampai berat di Asia Tenggara (Tim
kekurangan asupan zat besi yang paling Poltekkes Depkes Jakarta, 2010). Data
sering ditemukan di dunia dan menjadi Riskesdas 2013, prevalensi anemia di
masalah kesehatan masyarakat (Arisman, Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi
2009). 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan
Anemia adalah keadaan di mana kadar serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan.
hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah Berdasarkan kelompok umur, penderita
lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4%

42
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

dan pada kelompok umur 15-24 tahun food, fast food tanpa mengutamakan gizi
sebesar 18,4%. Secara prevelensi anemia maupun nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
terutama mengadung zat besi, disamping itu
pada wanita sebesar 11,3% dan pria 12,2%.
aktifitas kuliah yang padat, sehingga
Sedangkan prevelensi anemia di provinsi mahasiswa sulit untuk membagi waktu,
Jawa Barat sebesar 13,4% (Riskesdes, 2007). membuat mahasiswa kurang istirahat dan
turunnya daya tahan tubuh memicu
Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Cimahi
terjadinya anemia, disamping itu, masih
yang didapatkan dari 12 puskesmas tahun minimnya pengetahuan mereka tentang
2013 dan 2014, total anemia pada remaja di anemia, mengakibatkan mereka kurang
memperhatikan pola hidup sehat, memenuhi
kota Cimahi berjumlah 148 orang, 32 orang
nutrisi terutama zat besi sehingga mengalami
pada remaja putra dan 116 orang remaja anemia.
putri. Tujuan umum penelitian ini adalah
Remaja yang menderita anemia dapat diketahuinya pengaruh pemberian jus jambu
mengalami gangguan pertumbuhan yang biji merah terhadap kadar Hb pada remaja
kurang optimal dan menjadi kurang
dengan anemia defisiensi besi di Stikes
cerdas.Disamping itu remaja putri yang
menderita anemia dapat mengalami Jendral Achmad Yani Cimahi. Sedangkan
gangguan pertumbuhan, penurunan daya tujuan khususnya adalah pertama
konsentrasi belajar, kurang bersemangat
diketahuinya rata-rata kadar Hb remaja putri
dalam beraktivitas karena cepat merasa
lelah.Defisiensi besi juga dapat sebelum diberikan jus jambu biji merah pada
mempengaruhi pemusatan perhatian, penderita anemia diStikes Jendral Achmad
kecerdasan dan prestasi belajar di sekolah (Al
Yani Cimahi. Kedua diketahuinya rata-rata
Matsier, 2009).
Berdasarkan survey awal dengan kadar Hb remaja putri sesudah diberikan jus
melakukanpemeriksaan hemoglobin pada jambubiji merah pada penderita anemia
mahasiswi keperawatan tingkat 1 Stikes diStikes Jendral Achmad Yani Cimahi.
Jendral Achmad Yani,5 dari 8 mahasiswi
Ketiga Diketahui pengaruh kadar Hb remaja
keperawatantersebut 3 orang mengalami
anemia ringan dan 2 orang mengalami putri kelompok eksperimen dan kelompok
anemia sedang. hal ini disebabkan karena kontrol sesudah pemberian jus jambu biji
tinggal di kos cendrung lebih memilih
merah pada penderita anemia di Stikes
makan-makanan yang instan seperti junk
Jendral Achmad Yani Cimahi.
B. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Pada desain penelitian ini dilakukan
Quasi Eksperimentdengan desain penelitian untuk membandingkan hasil intervensi
Non-equivalent Control Group. kelompok eksperimen dan kelompok control

43
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

dilakukan dengan caranon random. kelompok kontrol yang tidak mengkonsumsi


Kemudian dilakukan pretes pada kelompok Jus Jambu Biji Merah, selanjutnya setelah
Intervensi yang mengkonsumsi Jus Jambu beberapa waktu dilakukan postes pada kedua
Biji Merah maupun kelompok (Riyanto, 2011).

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh purposive sampling. Besar sampel dalam
mahasiswi tingkat 1 dari program studi Ilmu penelitian ini adalah 20 responden, 10 pada
Keperawatan (S1) Stikes Jenderal Achmad kelompok eksperimen dan 10 pada kelompok
Yani Cimahi yang berjumlah 87 orang. kontrol.
Sampel dalam penelitian ini sebagian
mahasiswi stikes jenderal achmad yani
cimahi dan diambil menggunakan teknik

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian melihat perubahan kadar hemoglobin yang
ini adalah lembar observasi dan alat tes darah signifikan.
Portable Hemoglobin Digital untuk

C. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pemberian jus jambu dan bivariate disajikan
terhadap 10 orang sampel selanjutnya dalam bentuk tabel dengan T dependent
dilakukan analisis univariat dan bivariate dengan hasil sebagai berikut :
dalam bentuk tabel frekuensi tentang rata-
rata kadar haemoglobin sebelum dan sesudah

Tabel 4.1 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dankelompok kontrol sebelum


pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia diStikes Jendral
Achmad Yani Cimahi Tahun 2015.
Variabel Kelompok Mean SD

KadarHb sebelum Eksperimen 10,020 0,887


intervensi
Kontrol 9,980 0,826

Hasil analisis pada tabel 4.1 didapatkan rata- 0,887. Sedangkan rata-rata kadar hb pada
rata kadar hb sebelum diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,980 gr/dl dengan
biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 0,826.
adalah 10,020 gr/dl dengan standar deviasi

44
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

Tabel 4.2 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


sesudah pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia di
Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi Tahun 2015.

Variabel Kelompok Mean SD

Kadar Hb setelah Eksperimen 10,620 1,101


intervensi
Kontrol 9,390 1,025

Hasil analisis pada tabel 4.2 didapatkan rata- 1,101. Sedangkan rata-rata kadar hb pada
rata kadar hb sesudah diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl dengan
biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 1,025.
adalah 10,620 gr/dl dengan standar deviasi

Tabel 4.3 Pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar hb pada
remaja dengan anemia defisiensi besi diStikes Jendral Achmad Yani
Cimahi Tahun 2015.

Variabel Kelompok Mean SD p-Value N

Kadar Hb sesudah Eksperimen 10,620 1,101 10


intervensi 0,019
Kontrol 9,390 1,025 10

Hasil analisis pada tabel 4.3 didapatkan menunjukan terdapat pengaruh jus jambu
bahwa rata-rata (mean) kadar hb sesudah biji merah pada penderita anemia di Stikes
diberikan jus jambu biji merah pada Jendral Achmad Yani Cimahi (P
kelompok eksperimen adalah 10,620 gr/dl value=0,019 ; α : 0,05).
dan rata-rata kadar hb sesudah pada
kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl.
Terdapat selisih rata-rata (mean) pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesudah sebesar 1,23 gr/dl. Hasil uji statistik
diperoleh nilai 9,980 termasuk dalam
D. SIMPULAN DAN SARAN kategori anemia.
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2. Rerata kadar hb pada kelompok yang
disimpulkan sebagai berikut : diberikan intervensi sesudah di
1. Rerata kadar hb pada remaja putri berikan jus jambu biji merah
sebelum di berikan jus jambu biji diperoleh nilai mean 10,620.
merah diperoleh nilai 10,020. Sedangkan nilai rerata kadar hb pada
Sedangkan nilai rerata kadar hb pada kelompok yang tidak diberikan
kelompok yang tidak diberikan intervensi jus jambu biji merah
intervensi jus jambu biji merah adalah 9,390 terdapat peningkatan
kadar hb.

45
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

3. Terdapat pengaruh terapi herbal jus di Stikes Jendral Achmad Yani


jambu biji merah terhadap Cimahi dengan p-Value = 0,019 < α
peningkatan kadar hb pada remaja (α = 0,05).
putri dengan anemia defisiensi besi

46
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti. Dr. Ir. Leni Herliani M.P. (2010). 33 Tahun. Dari:


Macam Buah-Buahan untuk Kesehatan. http://www.univmed.org/2004/01/01/vi
Bandung: CV, Alfabeta. tamin-c-sebagai-faktor-dominan-untuk-
kadar-hemoglobin-pada-wanita-usia-
Agustinus.(2009).‘Studi Hematologis Potensi 20-35-tahun.
Metabolik Jambu Biji Merah Pada
Penderita Demam Berdarah Arikunto. S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu
Dengue’.Dari:http://repository.ipb.ac.id Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
/bitstream/handle/123456789/11378/G Cipta
09agu.pdf
Arikunto. S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu
Agustiani. (2009). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Konsep diri dan penyesuaian diri pada Cipta
remaja. (Edisi ke-2). Bandung: Refika
Aditama. Bakta, Prof. Dr. I Made. (2006).Hematologi
Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Ahmadi dan Supriyono.(2008). Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dariyo.(2004). Psikologi Perkembangan
Remaja.Bogor: Ghalia Indonesia
Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta: T.Gramedia Pustaka Dahlan, S. (2009). Besar Sampel Dan Cara
Utama. Pengambilan Sampel Dalam Penelitian
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
Almatsier, Sunita. (2009).Prinsip Dasar Ilmu Salemba Medika
Gizi. Jakarta: T.Gramedia Pustaka
Utama. Departemen Kesehatan RI. (2005). Anemia Gizi
Dan Tablet Tambah Darah untuk
Arisman. (2009).Gizi Dalam Daur Kehidupan : Wanita Usia Subur. Jakarta:
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Departemen Kesehatan
Kedokteran EGC
Departemen Kesehatan RI. (2009). Program
Arisman. (2010).Gizi Dalam Daur Kehidupan : Penanggulangan Anemia Gizi Pada
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Wanita Usia Subur (WUS). Jakart:
Kedokteran EGC Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Arifatul. (2010).‘Pengaruh Pemberian Jus Masyarakat
Kacang Hijau dengan Jus Jambu Biji
Terhadap Kadar
Hemoglobin’.Dari:http://student-
research.umm.ac.id/print/student_resea
rch_3885.html.

Argana, Guntur. (2004). Vitamin C Sebagai


Faktor Dominan Untuk Kadar
Hemoglobin Pada Wanita Usia 20-35

47
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2013). Profil Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar.
Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2013. Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan
Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2014). Profil
Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2014. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Laporan Nasional 2013. Jakarta:
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Emayanti, Dea. (2012).Aneka Buah Kaya Kesehatan Republik Indonesia.
Vitamin Berkhasiat Obat. Yogyakarta:
Pinang Merah Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Hurlock, Elizabeth B. (2005). Psikologi Nuha Medika.
Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan Dan Analisis
Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Hidayat Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Medika.
Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. Sarwono, SW. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta:
Radja Grafindo Persada.
Hidayat, Alimul, A.Aziz. (2008).Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak Pengarang. Jakarta: Sivakali, N. (2007). Terapi Jus Buah-Buahan
Salemba Medika Dan Sayur-Sayuran. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Kusumawardani, Endah.(2010).Waspada
Penyakit Darah Mengintai Anda. Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian
Yogyakarta: Hanggar Kreator Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: CV, Alfabeta.
Marty, Tia. (2012).Khasiat Istimewa Jambu
Klutuk. Jakarta: Dunia Sehat Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. (2010).
Kesehatan Remaja Problem dan
Muchtadi, D. (2009). Pengantar Ilmu Gizi. Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Bandung: CV, Alfabeta.
Turgeon, M.L. (2005). Clinical Hematology
Ninda.(2013). Analisis Perbedaan Kadar Theory and Procedures. 4th ed.
Hemoglobin Pada Penderita Anemia Philadelphia: Lippincott Williams &
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Jus Wilkin.
Jambu Biji Merah (Psidium
Guajaava.L) di Asrama Mahasiswi DIII
Kebidanan Fort De Kock Bukit Tinggi,
LTA, Bukit Tinggi, Stikes Fort De
Kock.

Notoadmojo, Sokijo. (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta: Rineke Cipta.

48
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 1, April 2016

Utami, dr. Prapti. (2007). Jus Untuk Anak. Edisi Wirakusumah, Emma. S. (2011).Mencegah
ke II. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. Osteoporosis. Jakarta: Niaga Swadaya

Warianto.(2011).“Unsur Dalam Metabolisme Yohana&Yevita. (2012).Memahami Penyakit


Tubuh dan Pengobatan Theraphy Herbal.
Manusia”.http://skp.unair.ac.id/reposit Garda Media
ory/GuruIndonesia/Unsurdalammetabol
i_ChaidarWarianto_45.pdf. Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan
Anak Dan Remaja. Bandung: PT
Widyatuti.(2008). Terapi Komplementer Dalam Rosdakarya.
Keperawatan.FIK : Universitas
Indonesia.

49

Anda mungkin juga menyukai