BAB I
PENDAHULUAN
Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari
bagi umat yang mampu sesuai dengan syariat islam. Zakat merupakan pranata
daya guna dan hasil usaha, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai
satuunsur pokok bagi tegaknya syari’at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu
Pertama adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya
senantiasa dalam keadaan fitrah. Kedua, zakat itu juga berfungsi sebagai dana
dengan Firman Allah SWT: Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
pada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (Q.S At-
Taubah: 34).
Dalam sistem perekonomian Islam uang itu tidak akan mempunyai kebaikan
dan laba yang halal bila ia dibiarkan saja tanpa dioperasikan, tetapi ia harus
terpotong oleh zakat manakala masih mencapai satu nisab dan khaulnya
harta simpanan, dan zakat dikeluarkan dari hasil pertumbuhannya, bukan dari
modalnya. Dengan demikian harta itu akan tetap sehat, masyarakatpun sehat
dan ekonomi nasionalpun sehat, berkat harta itu berkembang dengan pesat dan
seproduktif mungkin.
dalam rentang waktu yang sangat panjang. Dipraktikkan sejak awal masuknya
rentang waktu yang panjang, telah terjadi pula tarik menarik kepentingan
Organisasi Pengelola Zakat yang telah diakui dan dikelola oleh pemerintah
adalah BAZNAS/ BAZDA dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang didirikan
dan dikelola oleh masyarakat. Cara yang efektif dan efisien dalam
OPZ tidak hanya sebatas mensosialisasikan dan penghimpun dana saja, tetapi
bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha,
Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan
oleh Lembaga atau Badan Amil Zakat karena LAZ/BAZ sebagai organisasi
salah satu instrument pemerataan pendapatan yaitu institusi zakat, infak, dan
beragama Islam. Dan secara kultural kewajiban zakat, dorongan berinfak dan
sedekah dijalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat
terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat apabila hal itu bisa terlaksana
dalam aktifitas sehari-hari umat Islam, maka zakat termasuk upaya penguatan
dari zakat akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti angka pengangguran bisa
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa,
pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator
1.2 Tujuan
zakat, harta yang harus dizakatkan, macam zakat dan penerima zakat.
BAB II
MANAJEMEN ZAKAT
2.1 Manajemen
Manajemen merupakan sesuatu yang mutlak yang harus dilaksanakan
oleh suatu organisasi atau perusahaan yang mempunyai peranan penting dalam
yang diharapkan dan ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan efektif dan
sebagai berikut:
lainnya
manajemen dan yang ketiga adalah manajemen sebagai ilmu. Stoner yang
2.2 Zakat
istilah (shar’iyah) ialah bahwa zakat itu merupakan bagian dari harta dengan
Menurut Ahmad Rofiq (2004), zakat adalah ibadah dan kewajiban sosial
Mahmudi (2009), zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh Muzakki
menerimanya.
Allah, agar dimiliki oleh orang fakir yang beragama Islam, selain Bani
Hasyim dan bekas budaknya, dengan ketentuan bahwa manfaat harta itu
harus terputus, yakni tidak mengalir lagi pada pemiliknya yang asli
Zakat dalam pendapat para fuqaha Maliki, bahwa zakat mal ialah
barang itu merupakan milik penuh dari pemberi dan telah berulang tahun,
Para fuqaha Syafi’i mengatakan zakat mal ialah harta tertentu yang
dikeluarkan dari harta tertentu dengan cara tertentu pula. Menurut mereka
zakat mal itu ada dua macam. Pertama berkaitan dengan nilai, yaitu zakat
dagangan dan, kedua berkaitan dengan barang itu sendiri. Zakat jenis ini
hanyalah emas dan perak saja karena keduanya merupakan harga atau
makanan sehari-hari (qut), karena dengan qut inilah tubuh kita menjadi
pada qut inilah sebenarnya kebutuhan orang fakir. Itulah semua yang bisa
Manajemen Zakat 9
Menurut para fuqaha Hambali zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan
dari suatu harta. Kemudian sebelum wajib dikeluarkan dari suatu harta.
sebagai suatu hak tertentu dalam harta, kami nyatakan di sini bahwa pada
pemerintah dalam suatu negara. Dengan kata lain, menurut bahas hukum
Zakat itu hukumnya wajib mutlak dan tidak boleh sengaja atau ditunda
dengan kewajiban itu.Wajib zakat itu adalah setiap orang Islam, yang telah
dewasa, sehat jasmani dan rohani. Mempunyai harta yang cukup menurut
ketentuan (nisab) dan telah sampai waktunya satu tahun penuh (haul). Zakat
itu diambil dari orang yang mampu untuk kesejahteraan lahir dan batin dengan
rukun Islam yang ketiga dan yang hukumnya fardhu ain bagi yang telah
berikut:
Artinya :
ت َوالنَّ ْخ َل
ٍ ت َو َغي َْر َم ْع ُروشَا ٍ شأ َ َجنَّا
ٍ ت َم ْع ُروشَا َّ ع ُم ْخت َ ِلفًا أ ُ ُكلُهُ َو
َ الز ْيتُونَ َوه َُو الَّذِي أ َ ْن َّ َو
َ الز ْر
َ الر َّمانَ ُمتَشَابِ ًها َو َغي َْر ُمتَشَابِ ٍه ُكلُوا ِم ْن ث َ َم ِر ِه إِذَا أَثْ َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَ ْو َم َح
صا ِد ِه َوال ت ُ ْس ِرفُوا إِنَّهُ ال ُّ َو
Artinya:
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan
itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
Allah mewajibkan (zakat) atas orang-orang kaya dari umat Islam pada
Orang-orang fakir tidak akan kekurangan pada saat mereka lapar atau
Manajemen Zakat 11
Dengan dasar hukum tersebut zakat merupakan ibadah sosial yang wajib
dilaksanakan oleh umat islam dengan syarat-syarat tertentu. Selain Al- Qur’an
dan hadis terdapat juga dasar hukum formal yang dibuat oleh pemerintah
tentang pengelolaan zakat dan pengelolaan zakat ini juga diatur dalam PSAK
Syariat agama islam membagi zakat menjadi dua macam, zakat harta dan
zakat fitrah. Pensyariatan kedua macam zakat ini tidak bersamaan walaupun
sama-sama pada tahun kedua hijriyah. Kedua macam zakat ini juga berbeda
1. Zakat Harta
Zakat harta atau zakat mall merupakan bagian dari zakat harta
yang di kenai zakat mall berupa emas, perak, uang, hasil pertanian dan
2. Zakat Fitrah
zakat ini disebut zakat badan atau jiwa. Zakat ini berbeda dengan zakat
harta dalam berbagai segi, zakat fitrah lebih mengacu kepada orang, baik
dapat diukur dengan satuan uang. Kadar zakat dalam ukuran masyarakat
Indonesia disepakati setara dengan 2,5 kg. beras atau makanan pokok
yang berlaku di daerah tertentu, juga dapat disetarakan dengan uang. Jika
setiap umat Islam mengeluarkan zakat fitrah semua maka zakat fitrah ini
kaum fakir miskin terutama dalam hal pangan sandang pada hari raya
6. Pertambangan
8. Rikaz.
ternak yang diperdagangkan, zakat madu dan produk hewani, zakat investasi
property, zakat asuransi syari`ah, zakat usaha tanaman anggrek, usaha burung
walet, ikan hias dan lainnya, dan zakat sektor rumah tangga modern.
kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Sehingga mereka mampu
dan takwa.
Manajemen Zakat 14
Persyaratan harta yang wajib dizakati antara lain adalah sebagai berikut
1. Al-milk At-tam yang berarti harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki
secara sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian
kemudian disimpan.
sebagainya.
pengelolaan zakat, bahwa Mustahiq adalah orang yang berhak menerima zakat.
ِ ب َو ْالغ
َار ِمينَ َوفِي ِّ ِ املِينَ َعلَ ْي َها َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي
ِ الرقَا ِ َين َو ْالع َ اء َو ْال َم
ِ سا ِك ِ صدَقَاتُ ِل ْلفُقَ َر
َّ إِنَّ َما ال
Artinya:
yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
1. Fakir
Fakir adalah orang yang mempunyai harta dan atau pekerjaan dengan
penghasilannya tidak ada separo dari kebutuhan hidup diri dan orang-
2013)
2. Miskin;
Miskin adalah orang yang mempunyai harta dan atau pekerjaan yang
hasilnya mampu memenuhi separo atau lebih dari kebutuhan hidup diri
dan orang yang wajib dinafkahi. Tidak termasuk fakir atau miskin apabila
seseorang yang kehidupannya telah dicukupi oleh anak, orang tua, atau
miskin, hal itu dianggap seperti halnya orang yang bekerja setiap hari dan
3. Amil
Amil Atau pengumpul zakat adalah mereka yang diangkat oleh pihak
lembaga zakat yang belum disahkan pemerintah itu tidak termasuk amil
sehingga tidak mempunyai kewenangan dan hak seperti amil yang telah
4. Muallaf
sedangkan dalam fiqh bahwa muallaf itu mencakup muallaf muslim dan
muallaf non muslim, dan yang berhak mendapat zakat adalah muallaf
a. Mereka yang imannya masih lemah. Pemberian zakat dalam hal ini
agama Islam.
menentang zakat.
Islam
5. Riqab
6. Gharim
yang mempunyai hutang dan dia tidak mempunyai bagian yang lebih dari
7. Sabilillah
golongan ulama` lain bahwa sabilillah tidak hanya jihad (pasukan perang)
sosial.
Manajemen Zakat 18
8. Ibnu Sabil.
ulama` ibnu sabil adalah kiasan dari musyafir yaitu seseorang yang
itu.
lebih (Imam, 2008). Secara sosial zakat berfungsi sebagai lembaga jaminan
sosial, dengan adanya lembaga zakat maka kelompok lemah dan kekurangan
tidak akan lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan hidup yang mereka
jalani. Hal ini terjadi karena dengan adanya substansi zakat merupakan
memiliki nurani, kepedulian dan juga tradisi saling tolong menolong (Nurul &
Haykal, 2010).
Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Struktur organisasi
Manajemen Zakat 19
BAZ dan LAZ biasanya disusun berdasarkan pada kebutuhan spesifik masing-
masing. Namun secara umum, struktur tersebut terdiri atas Bagian Penggerak
Committee) dengan mekanisme yang baik agar dana dapat tersalurkan kepada
penyaluran dan saldo dana (Hartanto & Teten, 2001). Dengan demikian, maka
penentuan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, tindakan yang harus
badan atau lembaga amil zakat. Dengan demikian, perencanaan dengan segala
zakat
manusia untuk dapat digerakkan sebagai satu kesatuan sesuai dengan rencana
yang telah dirumuskan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dan sumber daya materi yang dimiliki oleh Badan Amil Zakat yang
Manajemen Zakat 21
manusia dan sumber daya materi secara efektif dan efisien. Sehingga dalam
pengorganisasian ini yang harus diketahui adalah tugas-tugas apa saja yang
terhadap karyawan agar suka dan mau bekerja. Penekanan yang terpenting
agar bekerja dengan baik, tenang dan tekun sehingga dipahami fungsi dan
hubungan kerja, diperlukan suatu kondisi yang normal, baik dan kekeluargaan.
Maka dari itu seorang pemimpin harus mampu membimbing dan mengawasi
karyawan agar apa yang sedang mereka kerjakan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
daya amil zakat memliki disiplin kerja yang tinggi (Nawawi, 2010).
Manajemen Zakat 22
sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat. Untuk dapat mengklarifikasi dan
kapan pun, dan siapa pun dapat menjadi kaya atau pun miskin. Dalam
Pengumpulan zakat dilakukan oleh amil yaitu Badan Amil Zakat dengan
muzakki, Amil yaitu Badan Amil Zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam
Dalam strategi pengumpulan zakat, setidaknya ada tiga strategi yang bisa
digunakan, yaitu:
dan sebagainya.
dengan institusi terkait dengan cara masuk secara personal dan kemudian
ataupun LAZ.
terbatas, hal ini menuntut adanya pengaturan yang baik sehingga potensi umat
program santunan pendidikan, tugas para pengelola zakat tidak berhenti pada
program yang memiliki efek luas dan jangka panjang serta tepat pada akar
dana zakat yang telah dikumpulkan wajib disalurkan kepada yang berhak
banyak.
bantuan alat tulis dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan cangkul untuk
mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan program kerja itu teratur,
tertib, terarah atau tidak. Dalam islam, pengawasan paling tidak terbagi
menjadi dua, yaitu pertama, kontrol yang berasal dari dalam diri sendiri yang
bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT, kedua, Kontrol dari
luar, pengawasan ini dilakukan dari luar diri sendiri (Fakhruddin, 2008).
Oleh karena itu, hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses pengelolaan
akan semakin besar, begitu pula sebaliknya, ketika suatu program dinilai tidak
tepat sasaran, maka kepercayaan masyarakat akan semakin kecil dan bahkan
dengan akuntansi dapat mengetahui kinerja keuangan, terlebih lagi jika laporan
keuangan yang telah dibuat dipublikasikan secara umum. Oleh sebab itu,
tahun 2011.
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dinilai sudah tidak sesuai lagi
guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam,
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri
atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. LAZ wajib melaporkan secara berkala
untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan
menerima zakat, BAZNAS atau LAZ juga dapat menerima infak, sedekah, dan
sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat
Manajemen Zakat 29
Islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi
Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil. Sedangkan BAZNAS provinsi
Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran
(pasal 5), dan berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional
membentuk LAZ (Pasal 17), yang wajib mendapatkan izin dari menteri Agama
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil menurut pasal 30,
Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil sesuai pasal 31 ayat 1 atau dapat
pula dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sedangkan untuk
membiayai kegitan operasional LAZ dapat menggunakan hak Amil saja, hal
penghitungan sendiri atas kewajiban zakat yang wajib ia keluarkan atau dalam
hal tidak mampu menghitung sendiri maka dapat meminta bantuan kepada
hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 21 UU nomor 23 tahun 2011.
Manajemen Zakat 30
BAZNAS atau LAZ memberikan bukti setoran zakat kepada setiap muzakki
yang dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak (pasal 23).
Setelah zakat dikumpulkan oleh BAZNAS atau LAZ maka menurut pasal
zakat kepada syariat Islam, sehingga menurut syariat Islam terdapat 8 golongan
yang wajib menerima zakat yakni fakir miskin, amil, Muallaf, Riqob, Ghorim,
Ibnu Sabil, dan sabilillah sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Taubah ayat
60.
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat dengan syarat apabila
kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi, hal ini merujuk kepada pasal 27 ayat
dana sosial keagamaan lain kepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah
melalui pasal 35 ayat (1), (2) dan (3) untuk berperan serta dalam pembinaan
melalui BAZNAS dan LAZ dan memberikan saran untuk peningkatan kinerja
LAZ.
dalam hal disuatu komunitas dan wilayah tertentu belum terjangkau oleh
pengurus/takmir masjid musholla sebagai amil zakat. Pun demikian, amil zakat
kepada kepala Kantor Urusan Agama, seperti tersebut dalam pasal 67. Apabila
sanksi adminsitratif (pasal 78) dan sanksi adminsitratif dapat berupa (a)
BAB III
2.5 Kesimpulan
ditetapkan.
2. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh Muzakki sesuai dengan
Zakat itu hukumnya wajib mutlak dan tidak boleh sengaja atau ditunda
3. Zakat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu zakat harta atau zakat mall dan juga
4. Penerima zakat dibagi menjadi 8 yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab,
kegiatan sebelumnya
2.7 Saran
yaitu berkompeten, amanah dan memiliki etos kerja tinggi dalam proses
DAFTAR PUSTAKA
Djamal, Doa. 2002. Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta.
Jakarta: Nuansa Madani
Fakhrudin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN Malang
Press.
Hasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern. Malang: UIN Maliki Press.
Imam, Suprayogo. 2008. The Power of Zakat. Malang: UIN Malang Press.
Muntaha. 2013. Fiqh Zakat: Panduan Praktis dan Solusi Masalah Kekinian. Kediri:
Pustaka Gerbang
Nawawi, Ismail. 2013. Manajemen Zakat dan Wakaf. Jakarta: VIV Press
Saifudin. 2012. Zakat di Era Reformasi (Tata Kelola Baru). Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo
Terry, George R & Rue, Leslie. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Qardhawi, Yusuf. 2010. Fiqh Zakat (Terjemahan Salam Harun). Bogor: Pustaka
Literata Antara Nusa
Zuhri, Saifudi. 2012. Zakat Antara Cita dan Fakta. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo