Anda di halaman 1dari 17

ANALISA ASAS FORMIL DAN MATERIIL UNDANG-UNDANG REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN


NASIONAL

Oleh : Muhammad Rofid Izzuddin

NIM:1163030051

ABSTRAK

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam memperbaiki moral dan memperbaiki


intelektual pada pengertian yang didapatkan secara historis pada masa romawi.
Tentunya moral dan intelektual bagaikan dua keping yang tidak terpisahkan dalam
pembangunan bangsa. Hal ini terbukti merupakan kepentingan yang mendasar dalam
kehidupan bangsa indonesia dengan memperhatikan kembali Pembukaan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada Alinea Ke-4, mengenai
makna “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.

Selain daripada itu, UUD 1945 mengatur dalam Bab. Tentang Pendidikan, dan hal ini
pula semakin kuat untuk membuktikan bahwa negara Indonesia memandang pendidikan
sebagai modal utama kemajuan bangsa. Setelah memandang eberapa landasan yuridis
yang termaktub dalam UUD 1945. Berdasarkan beberapa kebutuhan dan menjawab
nasib pendidikan di Indonesia, Undang Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Hadir sebagai regulasi yang mengatur mengenai sistem pendidikan
di indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, penulis hendak menganalisa asas formil dan materiil yang
terkandung dalam Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam rangka mencerahkan masyarakat agar dapat memaknai regulasi
pendidikan ini dari berbagai aspek yang berkaitan dengan asas formil dan materiil.

Kata Kunci : Pendidikan, Sistem, Sisdiknas, Asas, Formil, Materiel

I. PENDAHULUAN sebagai educate yang berarti


A. TINJAUAN TEORITIS memperbaiki moral dan melatih
MENGENAI PENDIDIKAN DI intelektual (Muhajir, 2000:20).
INDONESIA Banyak pendapat yang berlainan
Secara bahasa pendidikan berasal tentang pendidikan.Walaupun
dari bahasa Yunani, paedagogy,yang demikian, pendidikan berjalan terus
mengandung makna seorang anak tanpa menunggu keseragaman arti.1
yang pergi dan pulang sekolah diantar Pendidikan dalam arti luas
oleh seorang pelayan.Pelayan yang merupakan usaha manusia untuk
emngantar dan menjemput dinamakan
Paedagogos. Dlam bahasa Romawi 1 Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar
pendidikan diistilahkan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.39

1
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Paulo Freire ia
hidupnya, yang berlangsung sepanjang mengatakan, pendidikan merupakan
hayat. Sedangkan menurut beberapa jalan menuju pembebasan yang
pengertian lainnya Pendidikan permanen dan terdiri dari dua tahap.
Merupakan. Pertama, Menurut Tahap pertama adalah masa dimana
Handerson, pendidikan merupakan manusia menjadi sadar akan
suatu proses pertumbuhan dan pembebasan mereka, damana melalui
perkembangan sebagai hasil interaksi praksis mengubah keadaan itu. Tahap
individu dengan lingkungan sosial dan kedua dibangun atas tahap yang
lingkungan fisik, berlangsung pertama, dan merupakan sebuah
sepanjang hayat sejak manusia lahir. proses tindakan kultural yang
Warisan sosial merupakan bagian dari membebaskan.2
lingkungan masyarakat, merupakan
alat bagi manusia untuk B. TINJAUAN TEORITIS
mengembangkan manusia yang baik MENGENAI ASAS FORMIL DAN
dan intelegen, untuk meningkatkan MATERIIL UNDANG UNDANG
kesejahteraan hidupnya. Kedua, Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
Dalam GBHN Tahun 1973 Undang Dasar Negara Republik
dikemukakan pengertian pendidikan, Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
bahwa, “Pendidikan pada hakekatnya dinyatakan: Negara Indonesia adalah
merupakan suatu usaha yang disadari negara hukum. Negara hukum
untuk mengembangkan kepribadian bertalian erat dengan wibawa hukum
dan kemampuan manusia, yang yang amat diperlukan bagi
dilaksanakan didalam maupun diluar pembangunan dan pembaharuan
sekolah, dan berlangsung seumur masyarakat. 3 Hukum berwibawa
hidup”. Ketiga berdasarkan UU N0 apabila hukum itu merupakan
20 tahun2003 adalah Pendidikan kekuatan sosial, apabila ia ditaati.
adalah usaha sadar dan terencana Peraturan adalah dasar dari negara
untuk mewujudkan suasana belajar hukum: Negara yang pemerintahannya
dan proses pembelajaran agar peserta tunduk pada hukum, khususnya
didik secara aktif mengembangkan undang-undang.4 Para ahli biasa
potensi dirinya untuk memiliki membedakan antara undang-undang
kekuatan spiritual keagamaan, dalam arti materiel (wet ini materiele
pengendalian diri, kepribadian, zin) dan undang-undang dalam arti
kecerdasan, akhlak mulia, serta
2 Din Wahyudin, dkk.,Pengantar
keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pendidikan, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2009),
masyarakat, bangsa dan negara. cet.17, hlm. 3
Keempat Ki Hajar Dewantara 3 O. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum Bagi
mengartikan pendidikan sebagai daya Pembaharuan Negara Dan Wibawa Hukum Bagi
Pembaharuan Masyarakat Di Indonesia, Jakarta,
upaya untuk memajukan budi pekerti, Badan Penerbit Kristen, 1967, hal. 3
pikiran serta jasmani anak, agar dapat 4 . I.C van der Vies, Buku Pegangan Perancang
memajukan kesempurnaan hidup yaitu Peraturan Perundang-undangan, alih bahasa: Linus
Doludjawa, Jakarta, Direktorat Jenderal Peraturan
hidup dan menghidupkan anak yang Perundang-undangan Departemen Hukum dan
selaras dengan alam dan Hak Asasi Manusia RI, 2005, hal. 1.

2
formil (wet ini formele zin). atas akan dikemukakan beberapa
Pengertian undang-undang dalam arti pandangan dan analisa terhadap
materiel itu menyangkut undang- Undang-Undang Nomor 12 Tahun
undang yang dilihat dari segi isi, 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
materi, dan substansinya sedangkan Perundang-undangan (UUP3). Secara
undang-undang dalam arti formil umum isi UUP3 dapat dikatakan
dilihat dari segi bentuk dan merupakan keharusan (obligatere)
pembentukannya. Pembedaan sehingga seluruh ketentuan dalam
keduanya dapat dilihat hanya dari segi UUP3 harus dilaksanakan. Jika UUP3
penekanan atau sudut penglihatan, tidak dilaksanakan maka undang-
yaitu suatu undang-undang dapat undang ini dapat dikatakan tidak
dilihat dari segi materinya atau dilihat berwibawa.
dari segi bentuknya, yang dapat dilihat C. ASAS FORMIL DAN MATERIIL
sebagai dua hal yang sama sekali Dalam Pasal 5 UUP3 disebutkan
terpisah. Misalnya, bentuknya adalah bahwa dalam membentuk Peraturan
telur tetapi isinya tempe. 5 Perundang-undangan harus dilakukan
Menurut I.C van der Vies, masalah berdasarkan pada asas Pembentukan
bagaimana suatu undang-undang Peraturan Perundang-undangan yang
harus dibuat terutama mengenai baik, yang meliputi; (a) kejelasan
syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh tujuan, (b). kelembagaan atau pejabat
pembuat undang-undang. Syarat- pembentuk yang tepat; (c) kesesuaian
syarat ini dapat diringkaskan sebagai antara jenis, hierarki, dan materi
“asas-asas pembuatan peraturan yang muatan;(d) dapat dilaksanakan;
baik”.6 Asas-asas ini mempunyai (e) kedayagunaan dan kehasilgunaan;
kaitan dengan berbagai aspek (f) kejelasan rumusan; dan(g)
pembuatan peraturan, yaitu asas-asas keterbukaan.
yang berkaitan dengan “bagaimana” Kemudian dalam Pasal 6 ayat (1)
dan asas-asas yang berkaitan dengan UUP3 disebutkan bahwa materi
“apa”-nya suatu keputusan yang muatan Peraturan Perundang-
masing-masing disebut asas-asas undangan harus mencerminkan asas;
formal dan asas-asas material.7 (a) .pengayoman;(b) kemanusiaan; (c)
Berdasarkan pendapat dan kebangsaan; (d) .kekeluargaan; (e)
ketentuan yang telah disampaikan di kenusantaraan; (f) bhinneka tunggal
ika; (g) keadilan; (h) kesamaan
5Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang Di kedudukan dalam hukum dan
Indonesia, Jakarta, Sekretariat Jenderal dan
pemerintahan; (i) ketertiban dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006 hlm.
35 kepastian hukum; dan/ata; (j)
6 . Notohamidjojo, Makna Negara Hukum Bagi .keseimbangan, keserasian, dan
Pembaharuan Negara Dan Wibawa Hukum Bagi keselarasan.
Pembaharuan Masyarakat Di Indonesia, Jakarta,
Badan Penerbit Kristen, 1967, hal. 3. Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (2)
7 I.C van der Vies, Buku Pegangan Perancang dinyatakan bahwa selain
Peraturan Perundang-undangan, alih bahasa: Linus mencerminkan asas sebagaimana
Doludjawa, Jakarta, Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan Departemen Hukum dan
dimaksud pada ayat (1), Peraturan
Hak Asasi Manusia RI, 2005, hal. 1. 251 Perundang-undangan tertentu dapat

3
berisi asas lain sesuai dengan D. ANALISA ASAS FORMIL UU NO
bidang hukum Peraturan Perundang- 14 TAHUN 2008
undangan yang bersangkutan. Di dalam Undang-Undang Nomor
Kedua Pasal tersebut berisi asas- 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
asas formal dan material yang harus Peraturan Perundang-undangan
dilaksanakan dalam pembentukan khususnya pada Pasal 5 diberikan
setiap peraturan perundang-undangan penjelasan asas-asas dalam
di Indonesia. Sebagaimana telah membentuk sebuah produk aturan
disampaikan isi UUP3 secara umum perundang-undangan yakni sebagai
dapat dikatakan merupakan keharusan berikut:
sehingga dalam setiap pembentukan
peraturan perundang-undangan di 1. Kejelasan tujuan. Asas
Indonesia asas-asas tersebut harus kejelasan tujuan adalah bahwa
ditaati tanpa pengecualian apapun. setiap Pembentukan Peraturan
Sebagai sebuah undang-undang Perundang-undangan harus
yang menjadi peraturan dalam rangka mempunyai tujuan yang jelas
pembentukan peraturan perundang- yang hendak dicapai. Undang
undangan UUP3 dapat dikatakan Undang Nomor 20 tahun 2003
sudah baik. Jika saja setiap orang yang ini memiliki asas kejelasan
terlibat dalam pembentukan peraturan tujuan yang termaktub dalam
perundang-undangan mau Pasal 3 yang berisikan ;
mempelajari dan melaksanakan UUP3 Pendidikan nasional berfungsi
maka tidak akan mengalami banyak mengembangkan kemampuan
kesulitan lagi terlebih dengan dan membentuk watak serta
keberadaan lampiran yang sangat peradaban bangsa yang
mendetail. bermartabat dalam rangka
Meskipun demikian, harus tetap mencerdaskan kehidupan
diakui UUP3 ini pun tidak luput dari bangsa, bertujuan untuk
kekurangan. Dari pengalaman selama berkembangnya potensi peserta
ini, tidak mudah mendapatkan didik agar menjadi manusia
“naskah” UUP3 yang benar. yang beriman dan bertakwa
Akibatnya, sering ditemukan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
perbedaan antara ketentuan dalam berakhlak mulia, sehat, berilmu,
UUP3 dan “naskah” UUP3. Contoh: cakap, kreatif, mandiri, dan
Menurut ketentuan UUP3 harus ditulis menjadi warga negara yang
seluruhnya dengan huruf kapital demokratis serta bertanggung
yang diletakkan di tengah marjin jawab.
dan diakhiri dengan tanda baca koma. 2. Kelembagaan atau organ yang
Akan tetapi, “naskah” UUP3 yang tepat. Asas kelembagaan atau
tersedia tidak ditulis seperti itu. organ pembentuk yang tepat
adalah bahwa setiap jenis
II. ANALISA ASAS FORMIL DAN Peraturan Perundang-undangan
MATERIIL harus dibuat oleh
lembaga/pejabat Pembentuk

4
Peraturan Perundang-undangan dalam bangsa yang diatur
yang berwenang. Peraturan dengan undang-undang;
Perundang-undangan tersebut
dapat dibatalkan atau batal 4. Dapat dilaksanakan. Asas dapat
demi hukum, apabila dibuat dilaksanakan adalah bahwa
oleh lembaga/pejabat yang tidak setiap Pembentukan Peraturan
berwenang. Undang Undang No Perundang-undangan harus
20 Tahun 2003 pada hakikatnya memperhitungkan efectivitas
telah memiliki asas tersebut Peraturan Perundang-undangan
dengan bukti bahwa didalam tersebut di dalam masyarakat,
konsideran terdapat baik secara filosofis, yuridis
pencantuman lebaga/pejabat maupun sosiologis. Dan berikut
yang berwenang dalam undang adalah penjelasan mengenai asas
undang yang terdapat dalam dapat dilaksanakan dalam UU
konsiderans dan berbunyi; no 20 tahun 2003; Pertama,
“Dengan Persetujuan Bersama Aspek Filosofis, terdapat dalam
DEWAN PERWAKILAN Konsideran UU No.20 tahun
RAKYAT REPUBLIK 2003 menyebutkan; (a) bahwa
INDONESIA dan PRESIDEN pembukaan Undang-Undang
REPUBLIK INDONESIA” Dasar Negara Republik
3. Kesesuaian antara jenis dengan Indonesia tahun 1945
materi muatan. Asas kesesuaian mengamanatkan Pemerintah
antara jenis dan materi muatan Negara Indonesia yang
adalah bahwa dalam melindungi segenap bangsa
Pembentukan Peraturan Indonesia dan seluruh tumpah
Perundang-undangan harus darah Indonesia dan untuk
benar-benar memperhatikan memajukan kesejahteraan
materi muatan yang tepat umum, mencerdaskan kehidupan
dengan jenis Peraturan bangsa, dan ikut melaksanakan
Perundang-undangannya. ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,
Materi Muatan dalam UU no 20 perdamaian abadi dan keadilan
Tahun 2003 berisikan mengenai sosial; (b) bahwa Undang-
Sistem Pendidikan Nasional Undang Dasar Negara Republik
yang dilatar belakangi oleh Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara mengamanatkan Pemerintah
Republik Indonesia Tahun 1945 mengusahakan dan
mengamanatkan Pemerintah menyelenggarakan satu sistem
mengusahakan dan pendidikan nasional yang
menyelenggarakan satu sistem meningkatkan keimanan dan
pendidikan nasional yang ketakwaan kepada Tuhan Yang
meningkatkan keimanan dan Maha Esa serta akhlak mulia
ketakwaan kepada Tuhan Yang dalam bangsa yang diatur
Maha Esa serta akhlak mulia dengan undang-undang;

5
Kedua Aspek Sosiologis , dibutuhkan dan bermanfaat
terdapat dalam Konsideran UU dalam mengatur kehidupan
No.20 tahun 2003 menyebutkan; bermasyarakat, berbangsa, dan
c) bahwa sistem pendidikan bernegara. Asas Kedayagunaan
nasional harus mampu dan Keberhasilgunaan dalam
menjamin pemerataan UU no 20 tahun 2003 memiliki
kesempatan pendidikan, dijelaskan dalam BAB VII
peningkatan mutu serta relevansi KOMISI INFORMASI dari
dan efisiensi manajemen Pasal 13 sampai/dengan Pasal
pendidikan untuk menghadapi 26 mengenai Jalur, Jenjang dan
tantangan sesuai dengan Jenis pendidikan.
tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global BAB VI JALUR,
sehingga perlu dilakukan JENJANG, DAN JENIS
pembaharuan pendidikan secara PENDIDIKAN Bagian Kesatu
terencana, terarah, dan Umum Pasal 13 (1) Jalur
berkesinambungan; pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal,
Ketiga, Aspek Yuridis, dan informal yang dapat saling
terdapat dalam Konsideran UU melengkapi dan memperkaya.
No.20 tahun 2003, yang (2) Pendidikan sebagaimana
menyebutkan d. bahwa Undang- dimaksud dalam ayat (1)
undang Nomor 2 Tahun 1989 diselenggarakan dengan sistem
tentang Sistem Pendidikan terbuka melalui tatap muka
Nasional tidak memadai lagi dan dan/atau melalui jarak jauh.
perlu diganti serta perlu Pasal 14 Jenjang pendidikan
disempurnakan agar sesuai formal terdiri atas pendidikan
dengan amanat perubahan dasar, pendidikan menengah,
Undang-Undang Dasar Negara dan pendidikan tinggi. Pasal 15
Republik Indonesia Tahun 1945; Jenis pendidikan mencakup
e. bahwa berdasarkan pendidikan umum, kejuruan,
pertimbangan sebagaimana akademik, profesi, vokasi,
dimaksud pada huruf a, b, c, dan keagamaan, dan khusus. Pasal
d perlu membentuk Undang- 16 Jalur, jenjang, dan jenis
Undang tentang Sistem pendidikan dapat diwujudkan
Pendidikan Nasional. dalam bentuk satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh
5. Kedayagunaan dan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
keberhasilgunaan. Asas dan/atau masyarakat.
kedayagunaan dan
kehasilgunaan adalah bahwa 6. Kejelasan rumusan. Asas
setiap Peraturan Perundang- kejelasan rumusan adalah
undangan dibuat karena bahwa setiap Peraturan
memang benar-benar Perundang-undangan harus

6
memenuhi persyaratan teknis pendidikan yang saling terkait
penyusunan Peraturan secara terpadu untuk mencapai
Perundang-undangan tujuan pendidikan nasional. 4.
sistematika dan pilihan kata Peserta didik adalah anggota
atau terminologi, serta bahasa masyarakat yang berusaha
hukumnya jelas dan mudah mengembangkan potensi diri
dimengerti, sehingga tidak melalui proses pembelajaran
menimbulkan berbagai macam yang tersedia pada jalur,
interpretasi dalam jenjang, dan jenis pendidikan
pelaksanaannya. Dalam UU No tertentu. 5. Tenaga kependidikan
20 Tahun 2003 terdapat Asas adalah anggota masyarakat yang
Kejelasan Rumusan, karena mengabdikan diri dan diangkat
sejatinya dalam UU tersebut untuk menunjang
terdapat terminologi terminologi penyelenggaraan pendidikan. 6.
yang sudah dijalaskan dalam Pendidik adalah tenaga
Pasal 1 tentang Ketentuan kependidikan yang
Umum : berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong
BAB I KETENTUAN UMUM belajar, widyaiswara, tutor,
Pasal 1 Dalam undang-undang instruktur, fasilitator, dan
ini yang dimaksud dengan: 1. sebutan lain yang sesuai dengan
Pendidikan adalah usaha sadar kekhususannya, serta
dan terencana untuk berpartisipasi dalam
mewujudkan suasana belajar dan menyelenggarakan pendidikan.
proses pembelajaran agar 7. Jalur pendidikan adalah
peserta didik secara aktif wahana yang dilalui peserta
mengembangkan potensi dirinya didik untuk mengembangkan
untuk memiliki kekuatan potensi diri dalam suatu proses
spiritual keagamaan, pendidikan yang sesuai dengan
pengendalian diri, kepribadian, tujuan pendidikan. 8. Jenjang
kecerdasan, akhlak mulia, serta pendidikan adalah tahapan
keterampilan yang diperlukan pendidikan yang ditetapkan
dirinya, masyarakat, bangsa dan berdasarkan tingkat
negara. 2. Pendidikan nasional perkembangan peserta didik,
adalah pendidikan yang tujuan yang akan dicapai, dan
berdasarkan Pancasila dan kemampuan yang
Undang-Undang Dasar Negara dikembangkan. 9. Jenis
Republik Indonesia Tahun 1945 pendidikan adalah kelompok
yang berakar pada nilai-nilai yang didasarkan pada
agama, kebudayaan nasional kekhususan tujuan pendidikan
Indonesia dan tanggap terhadap suatu satuan pendidikan. 10.
tuntutan perubahan zaman. 3. Satuan pendidikan adalah
Sistem pendidikan nasional kelompok layanan pendidikan
adalah keseluruhan komponen yang menyelenggarakan

7
pendidikan pada jalur formal, sistem pendidikan di seluruh
nonformal, dan informal pada wilayah hukum Negara
setiap jenjang dan jenis Kesatuan Republik Indonesia.
pendidikan. 11. Pendidikan 18. Wajib belajar adalah
formal adalah jalur pendidikan program pendidikan minimal
yang terstruktur dan berjenjang yang harus diikuti oleh Warga
yang terdiri atas pendidikan Negara Indonesia atas tanggung
dasar, pendidikan menengah, jawab Pemerintah dan
dan pendidikan tinggi. 12. Pemerintah Daerah. 19.
Pendidikan nonformal adalah Kurikulum adalah seperangkat
jalur pendidikan di luar rencana dan pengaturan
pendidikan formal yang dapat mengenai tujuan, isi, dan bahan
dilaksanakan secara terstruktur pelajaran serta cara yang
dan berjenjang. 13. Pendidikan digunakan sebagai pedoman
informal adalah jalur pendidikan penyelenggaraan kegiatan
keluarga dan lingkungan. 14. pembelajaran untuk mencapai
Pendidikan anak usia dini adalah tujuan pendidikan tertentu. 20.
suatu upaya pembinaan yang Pembelajaran adalah proses
ditujukan kepada anak sejak interaksi peserta didik dengan
lahir sampai dengan usia enam pendidik dan sumber belajar
tahun yang dilakukan melalui pada suatu lingkungan belajar.
pemberian rangsangan 21. Evaluasi pendidikan adalah
pendidikan untuk membantu kegiatan pengendalian,
pertumbuhan dan perkembangan penjaminan, dan penetapan
jasmani dan rohani agar anak mutu pendidikan terhadap
memiliki kesiapan dalam berbagai komponen pendidikan
memasuki pendidikan lebih pada setiap jalur, jenjang, dan
lanjut. 15. Pendidikan jarak jauh jenis pendidikan sebagai bentuk
adalah pendidikan yang peserta pertanggungjawaban
didiknya terpisah dari pendidik penyelenggaraan pendidikan.
dan pembelajarannya 22. Akreditasi adalah kegiatan
menggunakan berbagai sumber penilaian kelayakan program
belajar melalui teknologi dalam satuan pendidikan
komunikasi, informasi, dan berdasarkan kriteria yang telah
media lain. 16. Pendidikan ditetapkan. 23. Sumber daya
berbasis masyarakat adalah pendidikan adalah segala
penyelenggaraan pendidikan sesuatu yang dipergunakan
berdasarkan kekhasan agama, dalam penyelenggaraan
sosial, budaya, aspirasi, dan pendidikan yang meliputi tenaga
potensi masyarakat sebagai kependidikan, masyarakat, dana,
perwujudan pendidikan dari, sarana, dan prasarana. 24.
oleh, dan untuk masyarakat. 17. Dewan pendidikan adalah
Standar nasional pendidikan lembaga mandiri yang
adalah kriteria minimal tentang beranggotakan berbagai unsur

8
masyarakat yang peduli memiliki dijelaskan dalam
pendidikan. 25. Komite Bagian Ketiga Dewan
sekolah/madrasah adalah Pendidikan dan Komite
lembaga mandiri yang Sekolah/Madrasah Pasal 56;
beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas Bagian Ketiga Dewan
sekolah, serta tokoh masyarakat Pendidikan dan Komite
yang peduli pendidikan. 26. Sekolah/Madrasah Pasal 56 (1)
Warga Negara adalah Warga Masyarakat berperan dalam
Negara Indonesia baik yang peningkatan mutu pelayanan
tinggal di wilayah Negara pendidikan yang meliputi
Kesatuan Republik Indonesia perencanaan, pengawasan, dan
maupun di luar wilayah Negara evaluasi program pendidikan
Kesatuan Republik Indonesia. melalui dewan pendidikan dan
27. Masyarakat adalah komite sekolah/madrasah. (2)
kelompok Warga Negara Dewan pendidikan sebagai
Indonesia nonpemerintah yang lembaga mandiri dibentuk dan
mempunyai perhatian dan berperan dalam peningkatan
peranan dalam bidang mutu pelayanan pendidikan
pendidikan. 28. Pemerintah dengan memberikan
adalah Pemerintah Pusat. 29. pertimbangan, arahan dan
Pemerintah Daerah adalah dukungan tenaga, sarana dan
Pemerintah Propinsi, prasarana, serta pengawasan
Pemerintah Kabupaten, atau pendidikan pada tingkat
Pemerintah Kota. 30. Menteri Nasional, Propinsi, dan
adalah menteri yang Kabupaten/ Kota yang tidak
bertanggung jawab dalam mempunyai hubungan hirarkis.
bidang pendidikan nasional. (3) Komite sekolah/madrasah,
sebagai lembaga mandiri,
7. Keterbukaan. Asas keterbukaan dibentuk dan berperan dalam
adalah bahwa dalam proses peningkatan mutu pelayanan
Pembentukan Peraturan dengan memberikan
Perundang-undangan mulai pertimbangan, arahan dan
dari pencanaan, persiapan, dukungan tenaga, sarana dan
penyusunan, dan pembahasan prasarana, serta pengawasan
bersifat transparan dan terbuka. pendidikan pada tingkat satuan
Dengan demikian, seluruh pendidikan. (4) Ketentuan
lapisan masyarakat mempunyai mengenai pembentukan dewan
desempatan yang seluas-luasnya pendidikan dan komite
untuk memberikan masukan sekolah/madrasah sebagaimana
dalam proses pembuatan dimaksud dalam ayat (1), ayat
Peraturan Perundang- (2), dan ayat (3) diatur lebih
undangan. Asas Keterbukaan lanjut dengan Peraturan
dalam UU no 20 tahun 2003 Pemerintah. (1) Masyarakat

9
berperan dalam peningkatan undangan harus mengandung asas-
mutu pelayanan pendidikan asas sebagai berikut:
yang meliputi perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi 1. Pengayoman. Yang dimaksud
program pendidikan melalui dengan “asas pengayoman”
dewan pendidikan dan komite adalah bahwa setiap Materi
sekolah/madrasah. (2) Dewan Muatan Peraturan Perundang-
pendidikan sebagai lembaga undangan harus berfungsi
mandiri dibentuk dan berperan memberikan perlindungan
dalam peningkatan mutu dalam rangka menciptakan
pelayanan pendidikan dengan ketenteraman masyarakat.
memberikan pertimbangan, Terdapat dalam BAGIAN
arahan dan dukungan tenaga, KEEMPAT HAK DAN
sarana dan prasarana, serta KEWAJIBAN PEMERINTAH
pengawasan pendidikan pada DAN PEMERINTAH
tingkat Nasional, Propinsi, dan DAERAH PASAL 10
Kabupaten/ Kota yang tidak
mempunyai hubungan hirarkis. Bagian Keempat Hak dan
(3) Komite sekolah/madrasah, Kewajiban Pemerintah dan
sebagai lembaga mandiri, Pemerintah Daerah Pasal 10
dibentuk dan berperan dalam Pemerintah dan Pemerintah
peningkatan mutu pelayanan Daerah berhak mengarahkan,
dengan memberikan membimbing, membantu, dan
pertimbangan, arahan dan mengawasi penyelenggaraan
dukungan tenaga, sarana dan pendidikan sesuai dengan
prasarana, serta pengawasan peraturan perundang-undangan
pendidikan pada tingkat satuan yang berlaku. Pasal 11 (1)
pendidikan. (4) Ketentuan Pemerintah dan Pemerintah
mengenai pembentukan dewan Daerah wajib memberikan
pendidikan dan komite layanan dan kemudahan, serta
sekolah/madrasah sebagaimana menjamin terselenggaranya
dimaksud dalam ayat (1), ayat pendidikan yang bermutu bagi
(2), dan ayat (3) diatur lebih setiap warga negara tanpa
lanjut dengan Peraturan diskriminasi. (2) Pemerintah dan
Pemerintah. Pemerintah Daerah wajib
menjamin tersedianya dana guna
E. ASAS MATERIIL UU NO 14 terselenggaranya pendidikan
TAHUN 2008 bagi setiap warga negara yang
Sementara itu, menurut UU Nomor berusia tujuh sampai dengan
10 Tahun 2004 tentang lima belas tahun.
Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan materi 2. Kemanusiaan
muatan Peraturan Perundang- Yang dimaksud dengan “asas
kemanusiaan” adalah bahwa

10
setiap Materi Muatan Peraturan pendidikan. Bagian Kedua Hak dan
Perundang-undangan harus Kewajiban Orang Tua Pasal 7 (1)
mencerminkan perlindungan dan Orang tua berhak berperan serta
penghormatan hak-hak asasi dalam memilih satuan pendidikan
manusia serta harkat dan martabat dan memperoleh informasi tentang
setiap warga negara dan penduduk perkembangan pendidikan
Indonesia secara proporsional. anaknya. (2) Orang tua dari anak
Asas kemanusiaan dalam Undang usia wajib belajar, berkewajiban
Undang No 20 tahun 2003 dalam memberikan pendidikan dasar
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN kepada anaknya. Bagian Ketiga
WARGA NEGARA, ORANG Hak dan Kewajiban Masyarakat
TUA, MASYARAKAT, DAN Pasal 8 Masyarakat berhak
PEMERINTAH dimlai dari pasal 5 berperan serta dalam perencanaan,
sampai dengan pasal 9. pelaksanaan, pengawasan, dan
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN evaluasi program pendidikan. Pasal
WARGA NEGARA, ORANG 9 Masyarakat berkewajiban
TUA, MASYARAKAT, DAN memberikan dukungan sumber
PEMERINTAH Bagian Kesatu daya dalam penyelenggaraan
Hak dan Kewajiban Warga Negara pendidikan.
Pasal 5 (1) Setiap warga negara 3. Kebangsaan.
mempunyai hak yang sama untuk Yang dimaksud dengan
memperoleh pendidikan yang “asas kebangsaan” adalah bahwa
bermutu. (2) Warga negara yang setiap Materi Muatan Peraturan
memiliki kelainan fisik, emosional, Perundang-undangan harus
mental, intelektual, dan/atau sosial mencerminkan sifat dan watak
berhak memperoleh pendidikan bangsa Indonesia yang pluralistik
khusus. (3) Warga negara di daerah (kebhinnekaan) dengan tetap
terpencil atau terbelakang serta menjaga prinsip Negara Kesatuan
masyarakat adat yang terpencil Republik Indonesia.
berhak memperoleh pendidikan Asas Kebangsaan dalam UU no 20
layanan khusus. (4) Warga negara tahun 2003 terdapat dalam Dasar
yang memiliki potensi kecerdasan UU Ssidiknas Pasal 2 yang
dan bakat istimewa berhak berbunyi Pendidikan nasional
memperoleh pendidikan khusus. berdasarkan Pancasila dan Undang-
(5) Setiap warga negara berhak Undang Dasar Negara Republik
mendapat kesempatan Indonesia Tahun 1945.
meningkatkan pendidikan 4. Kekeluargaan.
sepanjang hayat. Pasal 6 (1) Setiap Yang dimaksud dengan
warga negara yang berusia tujuh “asas kekeluargaan” adalah
sampai dengan lima belas tahun bahwa setiap Materi Muatan
wajib mengikuti pendidikan dasar. Peraturan Perundang-undangan
(2) Setiap warga negara harus mencerminkan musyawarah
bertanggung jawab terhadap untuk mencapai mufakat dalam
keberlangsungan penyelenggaraan setiap pengambilan keputusan.

11
Terdapat dalam Bagian Ketiga kepentingan seluruh wilayah
Dewan Pendidikan dan Komite Indonesia dan Materi Muatan
Sekolah/Madrasah Pasal 56 Peraturan Perundang-undangan
Bagian Ketiga Dewan Pendidikan yang dibuat di daerah merupakan
dan Komite Sekolah/Madrasah bagian dari sistem hukum nasional
Pasal 56 (1) Masyarakat berperan yang berdasarkan Pancasila.
dalam peningkatan mutu pelayanan Sedangkan Yang dimaksud dengan
pendidikan yang meliputi “asas bhinneka tunggal ika”
perencanaan, pengawasan, dan adalah bahwa Materi Muatan
evaluasi program pendidikan Peraturan Perundang-undangan
melalui dewan pendidikan dan harus memperhatikan keragaman
komite sekolah/madrasah. (2) penduduk, agama, suku, dan
Dewan pendidikan sebagai golongan, kondisi khusus daerah,
lembaga mandiri dibentuk dan dan budaza khususnya yang
berperan dalam peningkatan mutu menyangkut masalah-masalah
pelayanan pendidikan dengan sensitif dalam kehidupan
memberikan pertimbangan, arahan bermasyarakat, berbangsa, dan
dan dukungan tenaga, sarana dan bernegara.
prasarana, serta pengawasan Asas Kenusantaraan terdapat dan
pendidikan pada tingkat Nasional, Bhinneka Tunggal Ika terdapat
Propinsi, dan Kabupaten/ Kota pada Pasal 4 tentang Prinsip
yang tidak mempunyai hubungan Penyelenggaraan Pendidikan
hirarkis. (3) Komite BAB III PRINSIP
sekolah/madrasah, sebagai lembaga PENYELENGGARAAN
mandiri, dibentuk dan berperan PENDIDIKAN Pasal 4 (1)
dalam peningkatan mutu pelayanan Pendidikan diselenggarakan secara
dengan memberikan pertimbangan, demokratis dan berkeadilan serta
arahan dan dukungan tenaga, tidak diskriminatif dengan
sarana dan prasarana, serta menjunjung tinggi hak asasi
pengawasan pendidikan pada manusia, nilai keagamaan, nilai
tingkat satuan pendidikan. (4) kultural, dan kemajemukan bangsa.
Ketentuan mengenai pembentukan (2) Pendidikan diselenggarakan
dewan pendidikan dan komite sebagai satu kesatuan yang
sekolah/madrasah sebagaimana sistemik dengan sistem terbuka dan
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), multimakna. (3) Pendidikan
dan ayat (3) diatur lebih lanjut diselenggarakan sebagai suatu
dengan Peraturan Pemerintah. proses pembudayaan dan
5. Kenusantaraan dan Bhineka pemberdayaan peserta didik yang
Tunggal Ika . berlangsung sepanjang hayat. (4)
Yang dimaksud dengan Pendidikan diselenggarakan
“asas kenusantaraan” adalah dengan memberi keteladanan,
bahwa setiap Materi Muatan membangun kemauan, dan
Peraturan Perundang-undangan mengembangkan kreativitas peserta
senantiasa memperhatikan didik dalam proses pembelajaran.

12
(5) Pendidikan diselenggarakan berisi hal-hal yang bersifat
dengan mengembangkan budaya membedakan berdasarkan latar
membaca, menulis, dan berhitung belakang, antara lain, agama,
bagi segenap warga masyarakat. suku, ras, golongan, gender, atau
(6) Pendidikan diselenggarakan status sosial. Asass Kesamaan Hak
dengan memberdayakan semua dalam hukum dam pemerintahan
komponen masyarakat melalui terdapat dalam Bab V mengenai
peran serta dalam penyelenggaraan Peserta Didik dan BAB X
dan pengendalian mutu layanan Mengenai Pendidik dan Tenaga
pendidikan. Kependidikan
6. Keadilan. Pertama, BAB V
Yang dimaksud dengan PESERTA DIDIK Pasal 12 (1)
“asas keadilan” adalah bahwa Setiap peserta didik pada setiap
setiap Materi Muatan Peraturan satuan pendidikan berhak: a.
Perundang-undangan harus mendapatkan pendidikan agama
mencerminkan keadilan secara sesuai dengan agama yang
proporcional bagi setiap warga dianutnya dan diajarkan oleh
negara tanpa kecuali. pendidik yang seagama; b.
Asas Keadilan terdapat pada BAB mendapatkan pelayanan pendidikan
VIII WAJIB BELAJAR Pasal 34 sesuai dengan bakat, minat, dan
(1) Setiap warga negara yang kemampuannya; c. mendapatkan
berusia 6 (enam) tahun dapat beasiswa bagi yang berprestasi
mengikuti program wajib belajar. yang orang tuanya tidak mampu
(2) Pemerintah dan Pemerintah membiayai pendidikannya; d.
Daerah menjamin terselenggaranya mendapatkan biaya pendidikan
wajib belajar minimal pada jenjang bagi mereka yang orang tuanya
pendidikan dasar tanpa memungut tidak mampu membiayai
biaya. (3) Wajib belajar merupakan pendidikannya; e. pindah ke
tanggung jawab negara yang program pendidikan pada jalur dan
diselenggarakan oleh lembaga satuan pendidikan lain yang setara;
pendidikan Pemerintah, Pemerintah f. menyelesaikan program
Daerah, dan masyarakat. (4) pendidikan sesuai dengan
Ketentuan mengenai wajib belajar kecepatan belajar masing-masing
sebagaimana dimaksud dalam ayat dan tidak menyimpang dari
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur ketentuan batas waktu yang
lebih lanjut dengan Peraturan ditetapkan. (2) Setiap peserta didik
Pemerintah. berkewajiban: a. menjaga norma-
7. Kesamaan kedudukan dalam norma pendidikan untuk menjamin
hukum dan pemerintahan. keberlangsungan proses dan
Yang dimaksud dengan ”asas keberhasilan pendidikan; b. ikut
kesamaan kedudukan dalam hukum menanggung biaya
dan pemerintahan” adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan,
setiap Materi Muatan Peraturan kecuali bagi peserta didik yang
Perundang-undangan tidak boleh dibebaskan dari kewajiban tersebut

13
sesuai dengan peraturan pendidikan untuk menunjang
perundang-undangan yang berlaku. kelancaran pelaksanaan tugas. (2)
(3) Warga negara asing dapat Pendidik dan tenaga kependidikan
menjadi peserta didik pada satuan berkewajiban: a. menciptakan
pendidikan yang diselenggarakan suasana pendidikan yang
dalam wilayah Negara Kesatuan bermakna, menyenangkan, kreatif,
Republik Indonesia. (4) Ketentuan dinamis, dan dialogis; b.
mengenai hak dan kewajiban mempunyai komitmen secara
peserta didik sebagaimana profesional untuk meningkatkan
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), mutu pendidikan; dan c. memberi
dan ayat (3) diatur lebih lanjut teladan dan menjaga nama baik
dengan Peraturan Pemerintah. lembaga, profesi, dan kedudukan
Kedua, BAB XI PENDIDIK DAN sesuai dengan kepercayaan yang
TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal diberikan kepadanya. Pasal 41 (1)
39 (1) Tenaga kependidikan Pendidik dan tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan dapat bekerja secara lintas daerah.
administrasi, pengelolaan, (2) Pengangkatan, penempatan, dan
pengembangan, pengawasan, dan penyebaran pendidik dan tenaga
pelayanan teknis untuk menunjang kependidikan diatur oleh lembaga
proses pendidikan pada satuan yang mengangkatnya berdasarkan
pendidikan. (2) Pendidik kebutuhan satuan pendidikan
merupakan tenaga profesional yang formal. (3) Pemerintah dan
bertugas merencanakan dan Pemerintah Daerah wajib
melaksanakan proses memfasilitasi satuan pendidikan
pembelajaran, menilai hasil dengan pendidik dan tenaga
pembelajaran, melakukan kependidikan yang diperlukan
pembimbingan dan pelatihan, serta untuk menjamin terselenggaranya
melakukan penelitian dan pendidikan yang bermutu. (4)
pengabdian kepada masyarakat, Ketentuan mengenai pendidik dan
terutama bagi pendidik pada tenaga kependidikan sebagaimana
perguruan tinggi. Pasal 40 (1) dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
Pendidik dan tenaga kependidikan dan ayat (3) diatur lebih lanjut
berhak memperoleh: a. penghasilan dengan Peraturan Pemerintah.
dan jaminan kesejahteraan sosial Pasal 42 (1) Pendidik harus
yang pantas dan memadai; b. memiliki kualifikasi minimum dan
penghargaan sesuai dengan tugas sertifikasi sesuai dengan jenjang
dan prestasi kerja; c. pembinaan kewenangan mengajar, sehat
karier sesuai dengan tuntutan jasmani dan rohani, serta memiliki
pengembangan kualitas; d. kemampuan untuk mewujudkan
perlindungan hukum dalam tujuan pendidikan nasional. (2)
melaksanakan tugas dan hak atas Pendidik untuk pendidikan formal
hasil kekayaan intelektual; dan e. pada jenjang pendidikan usia dini,
kesempatan untuk menggunakan pendidikan dasar, pendidikan
sarana, prasarana, dan fasilitas menengah, dan pendidikan tinggi

14
dihasilkan oleh perguruan tinggi Yang dimaksud dengan ”asas
yang terakreditasi. (3) Ketentuan keseimbangan, keserasian, dan
mengenai kualifikasi pendidik keselarasan” adalah bahwa
sebagaimana dimaksud dalam ayat setiap materi muatan Peraturan
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut Perundang-undangan harus
dengan Peraturan Pemerintah. mencerminkan keseimbangan,
Pasal 43 (1) Promosi dan keserasian, dan keselarasan,
penghargaan bagi pendidik dan antara kepentingan individu dan
tenaga kependidikan dilakukan masyarakat dengan kepentingan
berdasarkan latar belakang bangsa dan negara.Keseimbangan
pendidikan, pengalaman, dan Keselarasan dalam UU no 20
kemampuan, dan prestasi kerja tahun 2003 terdapat dalam BAB
dalam bidang pendidikan. (2) XV PERAN SERTA
Sertifikasi pendidik MASYARAKAT DALAM
diselenggarakan oleh perguruan PENDIDIKAN Bagian Kesatu
tinggi yang memiliki program Umum Pasal 54
pengadaan tenaga kependidikan BAB XV PERAN SERTA
yang terakreditasi. (3) Ketentuan MASYARAKAT DALAM
mengenai promosi, penghargaan, PENDIDIKAN Bagian Kesatu
dan sertifikasi pendidik Umum Pasal 54 (1) Peran serta
sebagaimana dimaksud dalam ayat masyarakat dalam pendidikan
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut meliputi peran serta perseorangan,
dengan Peraturan Pemerintah. kelompok, keluarga, organisasi
Pasal 44 (1) Pemerintah dan profesi, pengusaha, dan organisasi
Pemerintah Daerah wajib membina kemasyarakatan dalam
dan mengembangkan tenaga penyelenggaraan dan pengendalian
kependidikan pada satuan mutu pelayanan pendidikan. (2)
pendidikan yang diselenggarakan Masyarakat dapat berperan serta
oleh Pemerintah dan Pemerintah sebagai sumber, pelaksana, dan
Daerah. (2) Penyelenggara pengguna hasil pendidikan. (3)
pendidikan oleh masyarakat Ketentuan mengenai peran serta
berkewajiban membina dan masyarakat sebagaimana dimaksud
mengembangkan tenaga dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
kependidikan pada satuan lebih lanjut dengan Peraturan
pendidikan yang Pemerintah.
diselenggarakannya. (3) III. PENUTUP
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib membantu pembinaan dan F. KESIMPULAN
pengembangan tenaga Berdasarkan hasil beberapa hasil
kependidikan pada satuan penelitian dan pembahasan
pendidikan formal yang menegani undang undang diatas,
diselenggarakan oleh masyarakat. pada hakikatnya Undang Undang
8. Keseimbangan, keserasian, dan No 20 Tahun 2003 terdapat analisa
keselarasan. sebagai berikut :

15
1. Undang Undang No 20 Sistem pendidikan
Tahun 2003 didalamnya Nasional.
terdapat asas formil yang 2. Untuk Pengelola
dijelaskan dalam peraturan Pendidikan, setiap
dan pasal tersebut. Salah pengelola pendidikan
satunya terdapat asas senantaisa dapat mengkaji
kejelasan tujuan, yang dan memahami betul asas
berisikan mengenai formil dan materil dalam
pengaturan dan regulasi pelaksanaan UU No 20
mengenai sistem tahun 2003 agar tidak
pendidikan nasional yang terjadi ketimpangan dalam
merupakan amanat Undang pelaksanaan di lapangan.
Undang Dasar Negara 3. Untuk Masyarakat,
Republik Indonesia tahun senantiasa dapat memaknai
1945. penyelenggaraan
2. Undang Undang No. 20 pendidikan di indonesia
Tahun 2003 pada sebagai kewajiban dan
hakikatnya terdapat asas keharusan dalam rangka
materiil sebagaimana salah membantu pemerintah
satunya asas keadilan yang dalam melaksanakan
mewajibkan dan amanat Pembukaan UUD
memberikan hak kepada 1945 yang berbunyi
setiap warga negara untuk mencerdaskan kehidupan
melaksanakan wajib bangsa.
belajar 6 tahun. Selain
daripada itu terdapat asas
kenusantaraan dan bhinneka
tunggal ika dalam prinsip
penyelenggaraan DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan.
G. SARAN Din Wahyudin, (2009)
Adapun Saran dalam dkk.,Pengantar Pendidikan,
Penyelenggaraan UU no 20 Tahun Jakarta, Universitas Terbuka,,
2003 adalah sebagai berikut : cet.17,
1. Untuk Pemerintah, Tirtarahardja, (2005), Umar
senantiasa memberikan dan S.L. La Sulo, Pengantar
pengawasan dan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
memberikan pengarahan O. Notohamidjojo, 1967,
kepada setiap pengelola Makna Negara Hukum Bagi
pendidikan agar terciptanya Pembaharuan Negara Dan
kondusifitas dan keserasian Wibawa Hukum Bagi
dalam implementasi UU No Pembaharuan Masyarakat Di
20 Tahun 2003 tentang Indonesia, Jakarta, Badan Penerbit
Kristen,

16
. Jimly Asshiddiqie, 2006 Perundang-undangan, alih bahasa:
Perihal Undang-Undang Di Linus Doludjawa, Jakarta,
Indonesia, Jakarta, Sekretariat Direktorat Jenderal Peraturan
Jenderal dan Kepaniteraan Perundang-undangan Departemen
Mahkamah Konstitusi RI, Hukum dan Hak Asasi Manusia RI,
I.C van der Vies, 2005, Buku
Pegangan Perancang Peraturan

17

Anda mungkin juga menyukai