Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

2.3.5 PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR

A. Tujuan
Untuk menentukan besarnya kuat tekan mortar semen sesuai dengan standar SNI
03 – 6825 – 2002.0

B. Dasar Teori
Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus
(pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi
tertentu (SNI 03 – 6825 – 2002). Adapun fungsi mortar adalah sebagai material pengikat
bahan penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural maupun nonstruktural.
Penggunaan mortar untuk kostruksi yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan
batu pecah untuk struktur pondasi, sedangkan yang bersifat nonstructural misalnya
mortar pasangan batu bata untuk dinding pengisi.
Mengingat pentingnya mortar sebagai bagian dari konstruksi yang memikul
beban, maka penggunaan mortar harus sesuai dengan standar spesifikasi SNI 03 – 6825 –
2002. Standar spesifikasi mortar mengacu pada kuat tekannya, yaitu kemampuan mortar
dalam menerima beban. Sama halnya dengan beton, kekuatan tekan mortar dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain faktor, air semen dan kepadatannya, jenis semen, jumlah
semen, sifat agregat dan juga umur mortar. Sangatlah tidak efektif dan efisien bila
menunggu hingga 28 hari untuk mengecek kualitas kuat tekan mortar, karena biasanya
mortar akan dibebani dengan suatu konstruksi diatasnya sebelum mencapai umur 28
hari. Oleh Karena itu, tes kuat tekan mortar pada tahap umur pengerasan mortar yaitu 3,
7, 14, dan 21 hari perlu dilakukan untuk mengendalikan kualitas kuat tekan yang
diisyaratkan. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan apakah kuat tekan mortar
memenuhi syarat atau tidak. Maka suatu nilai yang dapat digunakan untuk menyatakan
hubungan kekuatan tekan pada awal umur mortar dan kuat tekan karakteristik mortar
sangat diperlukan.

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

Tabel 1. Persyaratan Proporsi.

Campuran dalam volume (bahan bersifat


Rasio agregat
semen) (pengukuran
Mortar Tipe Semen Semen Kapur padam pada kondisi
portland pasangan atau kapur lembab dan
/semen
giling M S N pasta gembur)
1 1
Kapur M 1 … … … /4 2 /4 - 3 kali
semen S 1 … … … > 1/4 - 1/2 jumlah volume
N 1 … … … > 1/4 - 1 1/4 bahan bersifat
O 1 … … … > 1 1/4 – 2 1/2 semen
1
Semen M 1 … … 1 … 2 /4 - 3 kali
pasang M … 1 … … … jumlah volume
1
an S /2 … … 1 … bahan bersifat
S … … 1 … … semen
N … … … 1 …
O … … … 1 …

Keterangan yang dimaksud dengan tipe-tipe mortar.


1) Mortar tipe M adalah mortar yang mempunyai kekuaten 17,2 MPa menurut
Tabel 2, yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau kapur
semen dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan
komposisi menurut Tabel 1.
2) Mortar tipe S adalah mortar yang mempunyai kekuatan 12,5 MPa menurut
Tabel 2, yang dibual dengan menggunakan semen pasangan tipe S atau kapur
semen dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan
komposisi menurut Tabel 1.
3) Mortar tipe N adalah mortar yang mempunyai kekualan 5,2 MPa
menurut Tabel2,
yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau kapur semen
dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan komposisi
menurut Tabel 1.
4) Mortar tipe O adalah mortar yang mempunyai kekuatan 2,4 MPa, menurut
Tabel 2, yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau kapur
semen dengan menambahkar semen portland dan kapur padam dengan
komposisi menurut Tabel l.
5) Penggunaan ketiga tipe untuk konstruksi pasangan dapat menggunakan jenis
mortar yang direkomendasikan menurut Tabel 3 dilampiran.

Untuk mengetahui perbandingan kuat tekan mortar dengan varian berbeda .


Perhitungan kuat tekan mortar menggunakan rumus :

P
f ' m=
A
Dimana : f’m = kuat tekan mortar (MPa)
P = Beban maksimun total (N)
A = Luas permukaan mortar (mm2)

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Cincin Konik
2. Mesin Pengaduk
3. Timbangan Digital
4. Stopwatch
5. Spatula
6. Mistar Baja
7. Saringan No. 40
8. Saringan pasir No.4
9. Gelas Ukur
10. Talang
11. Sarung tangan karet
12. Mesin tekan dengan ketelitian pembacaan 1%
13. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm dan alat pemadat
Bahan :
1. Semen Portland 500 gr
2. Pasir 1375 gr
3. Air suling 65%
4. Vaselin
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengayak pasir menggunakan saringan No. 4 dan semen menggunkan
saringan No. 40
3. Menimbang pasir sebanyak 1375 gr, semen sebanyak 500 gr dan air sebanyak
65% dari berat semen.
4. Memasukkan air suling dan semen kedalam mangkok alat pengaduk

5. Memasang mangkuk pengaduk pada mesin pengaduk.

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

6. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (145 ± 5) rpm selama 30


detik.

7. Memasukkan pasir perlahan-lahan kedalam mangkok pengaduk dalam


keadaan mesin pengaduk masih sementara beroprasi dengan kecepatan (145 ±
5) rpm selama 30 detik.

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

8. Menghentikan mesin pengaduk , kemudian menaikkan kecepatan putaran


menjadi (285 ± 10) rpm dan dijalankan selama 30 detik.
9. Menghentikan mesin pengaduk , kemudian membersihkan mortar yang
menempel pada pinggir mangkuk selama 15 detik, kemudian biarkan mortar
selama 75 detik.

10. Mengaduk mortar dengan kecepatan (285 ± 10) rpm selama 1 menit.
11. Melakukan percobaan konsistensi normal dengan cara mengisi mortar
kedalam cincin konik yang terletak diatas meja leleh, cincin diisi dua lapis.
Setiap lapis dipadatkan dengan menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan
permukaan mortar dengan spatula, angkat cincin dan getarkan meja leleh
sebanyak 25 kali selama 15 detik.

12. Mengukur diameter leleh sekurang-kurangnya pada 4 tempat dan mengambil


rata-ratanya. Diameter leleh harus diantara 100-115 % dari diameter semula.

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

13. Apabila diameter leleh lebih besar dari diameter yang diisyaratkan, maka
mengulangi pekerjaan dari langkah 2-12 dengan mengurangi jumlah persen
airnya. Begitupun sebaliknya, apabilah diameter leleh yang lebih kecil dari
diameter yang diisyaratkan maka mengulangi pekerjaan dari langkah 2-12
dengan menambahkan persen airnya.
14. Setelah mendapatkan diameter leleh yang diisyaratkan, kemudian
memasukkan mortar kedalam mangkuk dan diaduk dengan kecepatan (285 ±
10) rpm selama 15 detik.

15. Mengolesi vaselin ke dinding cetakan kubus agar mortar mudah dilepas.

16. 30 detik setelah pengadukan, mencetak mortar dengan cetakan kubus 5 x 5 x


5 cm. Cetakan diisi dalam 2 lapis dimana setiap lapisan dipadatkan dengan
menumbuk sebanyak 32 kali. Keseluruhan waktu yang dipergunakan untuk
mencetak mortar tidak boleh lebih dari 2 menit.

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

17. Meratakan permukaan mortar dengan spatula, kemudian simpan di tempat


lembab selama 1 hari.
18. Membuka cetakan mortar kemudian di rendam di dalam ember dan di simpan
di tempat yang lembab selama 27 hari.

19. Mengangkat cetakan mortar dari ember kemudian di bersihkan dan di beri
tanda menggunaka spidol atau tip x lalu kemudian di simpan selama 1 hari.
20. Menguji cetakan beton dengan memeriksa kekuatan tekan mortar
menggunakan mesin tekan sesuai dengan umur yang di inginkan (28 hari).
E. Data dan Perhitungan
1. Data
Berat Penampang (mm) Luas
No (Gram) P L T (mm²)
(mm) (mm) (mm)
1 296.17 49 50 50.5 2450
2 257.18 52 51.5 48.5 2678
3 284.31 50 50.5 50 2525
4 268 50 50 50.5 2500
5 269.37 49.5 50.5 49.5 2499.75
6 270.97 50 51 49 2550
7 280.15 50 53 50 2650
8 291.03 53.5 52 50 2808.75

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

Tabel Data hasil percobaan

Tanggal Umur Bobot Isi P Max F’m /PA Rata-


Buat Uji
(Hari) (Gr/Cm³) (KN) (N/mm²) Rata
27/09/201 25/10/201 28 2.394 27.3 11.14
8 8
27/09/201 25/10/201 28 1.98 29 10.83
8 8
11.47
27/09/201 25/10/201 28 2.252 36.3 14.38
8 8
27/09/201 25/10/201 28 2.123 26.8 10.72
8 8
27/09/201 25/10/201 28 2.174 28.4 11.36
8 8
27/09/201 25/10/201 28 2.045 26.8 10.51
8 8
27/09/201 25/10/201 28 2.114 29.8 11.25
8 8
27/09/201 25/10/201 28 2.092 32.5 11.57
8 8
Tabel Dan hasil percobaan

P
F’m1=
A
27300
=
2450
= 11,14 Kn

F.Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian kekuatan tekan mortar dengan menggunakan


persentase air 65%, diperoleh kuat tekan mortar 11,47 KN/mm

G. Gambar Alat

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

penumbuk Saringan mixer

Alat penguji kuat Talang


Cetakan ortar
tekan beton

H. Dokumentasi

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

Mengoleskan vaselin pada Mortar yang sudah Merendam mortar selama


cetakan mortar mengeras 28 hari

D4 Perancangan Bagunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai