Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spritual dalam rentang sakit sampai
sehat (Aziz, 2004). Ilmu keperawatan punya banyak cabang ilmu salah satu
cabangnya adalah keperawatan maternitas. Didalam keperawatan maternitas banyak
hal yang dapat dilakukan oleh seorang perawat dalam merawat pasien yaitu meliputi
perawatan pada ibu antenatal, intranatal, dan postnatal (post partum). Post partum
merupakan masa 6 minggu setelah kelahiran bayi sampai dengan organ-organ
reproduksi ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2005). Berdasarkan hasil
survey kesehatan dan rumah tangga (SKRT) pada tahun 2006, angka kematian ibu
di indonesia mencapa 262 per 100000 kelahiran hidup. Masalah yang ditemukan
adalah masih rendahnya kesehatan perempuan yang disebabakan oleh tingginya
angka kematian ibu pada saat hamil, melahirkan dan nifas, serta kualitas hidup
perempuan yang masih rendah baik dari segi kesehatan maupun kemampuan
ekonominya (Sutikno, 2006).
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
(Depkes,2004). Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.

1
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari
keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua
kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan
kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal,
merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju
kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondis-kondisi yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Pengkajian maternitas dilakukan RW 04 yang terdiri dari 7 RT yaitu RT 01,
RT 02, RT 03, RT 04, RT 05,RT 06 dan RT O7 di Kelurahan Tangkeramh Tengah
Kecamatan Marpoyan Damai. Dengan jumlah KK di wilayah RW 04 630 KK.
Jumlah ibu hamil di RT 01 sebanyak 2 orang (28,5%), RT 02 sebanyak 1 orang, RT
03 Tidak ada ibu hamil(43%), RT 04 sebanyak 1 orang (14,2%) dan RT 05 Tidak
ada ibu hamil(14,2%).RT06 Tidak ada ibu hamil, RT 07 Sebanyak 1 orang.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Keperawatan Komunitas Maternitas (PKKM),
mahasiswa akan dapat meningkatkan kemampuan dalam pemberian asuhan
keperawatan komunitas maternitas dalam menangani dua masalah nya meliputi
pasangan usia subur dan ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Keperawatan Komunitas Maternitas (PKKM) di RW 04
Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai diharapkan
mahasiswa mampu:
a. Membina hubungan baik dengan komunitas dan masyarakat dengan mengenal
wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah kesehatan yang dihadapi
terkait keperawatan maternitas.

2
b. Memberikan Pendidikan Kesehatan Keperawatan Komunitas Maternitas pada
masyarakat RW 04 dengan Materi Nutrisi Ibu Hamil, Senam Hamil Dan
Keluarga Berencana (KB).
c. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mencakup
pengkajian sampai intervensi dan implementasi keperawatan maternitas
dimasyarakat.

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk ibu hamil diharapkan dapat memahami manfaat penyuluhan nutrisi ibu
hamil dan menerapkan senam hamil.
2. Untuk pasangan usia subur diharapkan dapat memahami manfaat penyuluhan
tentang Keluarga Berencana (KB).

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan akhir praktik komunitas keperawatan


maternitas adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

BAB III : PELAKSANAAN PKKM

BAB IV : PENUTUP

LAMPIRAN

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas


pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister,
1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan
professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan
psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan
bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan. (Reede, 2013).

Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas keperawatan ibu meyakini
bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta
membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga
perlu didukung untuk memandang kehamilanya sebagai pengalaman yang positif
dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat
membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya (Dedek, 2012).

Asuhan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya (Syaifudin, 2010).

4
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan, persalinan
dan masa diantara dua kehamilan,memberikan konsultasi tentang perawatan
kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan
menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisi- kondisi yang membutuhkan lebih lanjut (Syaifudin, 2010).

Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah


kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan mayarakat,
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-masalah klien,
keluarga dan masyarakat serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki
klien dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan
keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas
kesehatan masyarakat (Dudek, 2012).

B. Kehamilan
1. Kehamilan

Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan atau spermatozoa (sel


mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot. Ibu hamil adalah wanita
yang tidak mendapatkan haid selama lebih dari satu bulan disertai tanda-tanda
kehamilan subjektif dan objektif.

Suatu proses kehamilan akan terjadi bila 4 aspek penting berikut ini terpenuhi,
yaitu:

a. Adanya ovum atau sel telur. Ovum adalah suatu sel besar dengan diameter
0,01 mm. Ovum terdiri dari nukleus yang yang terapung-apung dalam vitelus,
dilingkari oleh zona pelusida dan dilapisi korona radiata.

5
b. Adanya spermatozoa yang berbentuk seperti kecebong. Spermatozoa terbagi
atas 3 bagian yaitu kepala, leher dan ekor.
c. Terjadinya konsepsi atau fertilisasi, yang merupakan suatu peristiwa penting,
dimana bertemunya sperma dan ovum dan pada umumnya bertemu di ampula
tuba.
d. Adanya peristiwa nidasi, yaitu terbenamnya blastokist pada desidua.
2. Lama Kehamilan

Lama kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung Hari
Pertama Haid Terakhir.

Kehamilan dibagi atas 3 triwulan:

a. Kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu


b. Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu
c. Kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda-Tanda Presumtif/Dugaan Hamil
1) Amenorhea (tidak dapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel
de Graaf dan ovulasi. Mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir dapat
membantu menentukan tafsiran persalinan dengan rumus Neagle.
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting) yang terjadi akibat pengaruh
estrogen dan progesteron sehingga pengeluaran asam lambung menjadi
berlebihan. Terutama terjadi di padi hari (morning sickness) dan
mengakibatkan nafsu makan berkurang. Umunya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan.
3) Mengidam adalah keinginan wanita hamil untuk makan makanan atau
minuman tertentu pada bulan-bulan pertama kehamilan.

6
4) Sinkope (pingsan) terjadi akibat gangguan sirkulasi kedaerah kepala
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat, keadaan ini akan hilang pada
minggu ke 16.
5) Mammae tegang dan besar akibat pengaruh estrogen-progesteron dan
somatomamotropin menimbulkan defisit lemak, air dan garam pada
mammae.
6) Sering miksi (BAK)
Terjadi akibat desakan Rahim ke depan sehingga kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan II sudah mulai menghilang.
7) Konstipasi
Terjadi akibat pengaruh progesterone yang menghambat peristaltic
usus sehingga sulit BAB.
8) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pigmentasi ini terjadi karena


pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor kulit. Umumnya terjadi didaerah sekitar pipi, dinding perut dan
sekitar mammae.

9) Varises (penampakan pembuluh vena) terjadi karena pengaruh estrogen


dan progesterone. Penampakan terjadi disekitar genetalian eksterna, kaki,
betis, dan payudara. Biasanya akan hilang setelah persalinan.
b. Tanda-tanda mungkin / Tidak Pasti
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
2) Pada pemerksaan dijumpai:
a) Tanda hegar
b) Tanda chadwicks
c) Tanda piscasek
d) Kontraksi Braxton hicks
e) Teraba ballottement
f) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

7
c. Tanda-tanda Pasti / Positive
1) Teraba bagian-bagian janin dan terasa gerakaan janin oleh pemeriksa
2) Terdengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara:
a. Didengar dengan stetoskop monoral
b. Dicatat dan didengar alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kadiogram
3) Pada pemeriksaan dengan sinar Rontgen tampak rangka janin
4) Dengan pemeriksaan USG diketahui keadaan janin
4. Perubahan Fisiologis Kehamilan
a. Uterus

Uterus bertambah besar, dari yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm.

Pembesaran ini disebabkan oleh hipertropi otot-otot rahim. Pada bulan-


bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif karena memang
dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormon estrogen pada otot-
otot rahim. Kira-kira pada bulan keempat pertumbuhan rahim diregang oleh
isinya dan disebut pertumbuhan pasif.

b. Ovarium

Pada salah satu ovarium ditemukan corpus luteum graviditaris, tetapi


setelah ke IV corpus luteum ini menyusut.

c. Vagina

Pembuluh darah didinding vagina bertambah, hingga warna selaput


lendirnya membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitas) vagina
bertambah, artinya daya reganggnya bertambah sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH
3,5-6,0.

8
d. Dinding Perut

Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis


memanjang atau serong pada perut yang disebut dengan striae gravidarium.
Kadang-kadang garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang
primigravida warnanya membiru dan disebut striae lividac. Pada seorang
multigravidae disamping striae yang biru terdapat juga garis-garis putih agak
mengkilat ialah perut (cicatrix) dari striae pada kehamilan yang lalu. Striae
yang putih ini disebut striae albicans.

e. Payudara

Payudara dan putting susu biasanya membesar dan tegang karena pengaruh
estrogen dan progesteronc yang meransang duktuli dan alveoli. Daerah areola
menjadi lebih hitam karena deposit berlebihan. Terdapat kolostrum bila
kehamilan lebih dari 12 minggu.

f. Kulit

Pigmentasi kulit terjadi kira-kira minggu ke 12 atau lebih, timbul dipipi,


hidung, dan dahi yang dikenal sebagai klosma gravidarium. Ini terjadi karena
pengaruh hormone plasenta yang meransang melanophor kulit.

g. Darah

Volume darah bertambah, baik plasma maupun erittrositnya. Tetapi


penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydraemia lebih menonjol
hingga kadar Hb menurun.

h. Sistem Metabolisme

Metabolisme meningkat, kebutuhan akan kalsium dan dan phosphor


bertambah untuk membentuk tulang dan janin, begitu pula dengan ferrum
untuk pembentukan hemoglobin.

9
i. Penambahan Berat Badan

Penimbangan berat badan pada saat pemeriksaan sangat penting karena


kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang
berlebihan yang merupakan gejala dini dari Toksomia Gravidarium, atau
menandakan pertumbuhan janin yang besar seperti pada ibu dengan penyakit
Diabetes Melitus atau kemungkinan bayi kembar.

Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh:Hasil konsepsi,


berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), berat rahim (1 kg),
penimbunan lemak, seperti dibuah dada dan pantat (1,5 kg), retensi (1,5 kg).

C. Nutrisi Ibu Hamil


1. Pengertian Nutrisi Ibu Hamil
Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009) merupakan ikatan kimia yang
diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy,
membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil.

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam


kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu
hamil sangatlah diperlukan (Mulyani, 2013).

10
2. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil

Kesehatan ibu selama masa kehamilan maupun pertumbuhan dan


aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup
mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang
biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan
zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang
dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya
dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan. Demi suksesnya
kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamil harus mendapat tambahan protein, kalori, asam folat, zat besi,
energi, vitamin, dan mineral.

a. Protein
Kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin, pembentukan plasenta, cairan amnion, pertumbuhan
jaringan maternal, dan penambahan volume darah. Makan protein lebih
banyak tidak memberi keuntungan dan berpotensi bahaya. Menurut WHO
tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram/kg berat badan.
b. Kalori
Kebutuhan kalori meningkat karena peningkatan laju metabolic
berasal dan karena penambahan berat badan meningkat jumlah kalori yang
dibakar selama aktivitas. Peningkatan kebutuan kalori kira-kira 15% dari
kebutuhan normal wanita.
c. Asam Folat
Ibu yang mengkonsumsi jumlah asam folat adekuat sebelum konsepsi
dan selama bulan awal kehamilan menurunkan resiko mengandung bayi
dengan defek tuba neural misalnya: spina bifida (tulang belakang tidak
tersambung) dan anensefali (tanpa batok kepala).

11
Makanan yang kaya bentuk folat alami meliputi jus jeruk, sayuran
hijau, brokoli, dan asparagus. Anemia akibat kekurangan asam folat disebut
anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila hal ini
berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan organ-organ tubuh.
Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat,
gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental).
Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama
kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari
pada trisemester III. Selain itu manfaat dari asam folat untuk ibu hamil
adalah mencegah kelahiran premature, membantu produksi DNA dan sel-
sel tubuh, dan mencegah resiko penyakit jantung dan stroke.
d. Kalsium
Asupan kalsium adekuat sebelum hamil, jumlah dikonsumsi tidak
perlu meningkat. Namun, 1300 mg/hari kalsium dianjurkan untuk remaja
hamil dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot
dan system saraf. Ibu yang tidak mengkonsumsi cukup kalsium dari
makanan memerlukan suplemen kalsium. Kalsium dapat diperoleh dengan
mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai kering
atau basah, dan brokoli segar.
e. Zat Besi
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan
harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia. Wanita hamil
memerlukan 800 mg atau 30-50 gram/hari. Suplemen 30 mg zat besi
dianjurkan untuk semua wanita selama trimester kedua dan ketiga. Zat besi
lebih banyak dikonsumsi diantara waktu makan atau pada jam tidur pada
saat lambung kosong untuk memaksimalkan absorbsi. Ibu hamil yang
mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan berdampak
meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan bayi
saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan.

12
Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur, daging, ikan,
ayam, dan sayuran berwarna hijau tua. Zat besi sangat diperlukan bagi janin
dan ibu hamil antara lain untuk perkembangan dan fungsi otak yang baik,
tumbuh kembang yang optimal, menjaga kualitas kesehatan sel darah
merah, dan mengurangi resiko melahirkan premature.
f. Energi
Tambahan energi selama hamil diperlukan baik bagi komponen fetus
maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri. Kurang lebih
27.000 Kkal/hari dibutuhkan selama mengandung. National Research
Council (1980) menganjurkan pemberian 2.000 Kkal/hari bagi wanita
berumur 25-50 tahun, dengan tambahan 300 Kkal bagi mereka yang
sedang mengandung.
g. Vitamin dan Mineral
Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan
mineral seperti Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin C dan Zink. Tambahan
vitamin dan mineral bagi ibu hamil tidak melebihi 100% terkecuali zat
besi. Tambahan makanan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk cairan
seperti formula dengan kandungan zat gizinya telah sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil.
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500
SI. Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi
prematur dan perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat
badan bayi saat dilahirkan. Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat
dicegah dengan mengonsumsi hati, susu, ikan laut, sayuran, dan buah
berwarna hijau atau kuning.
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran
sebelum waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa
dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-
kacangan, padi-padian, dan daging.

13
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat
zinc yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak
normal. Zinc berperan untuk meningkatkan sistem imun dan
memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan, penciuman, dan
pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur, ayam,
seafood, susu, dan kacang-kacangan.

3. Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil


Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011):
a. Pagi
Nasi, ayam goreng, pepes tahu, oseng-oseng jagung muda+wortel, susu
dan di jam 10.00 pagi ditambahkan bubur kacang ijo.
b. Siang
Nasi, sop sayuran, ikan balado, kripik tempe, jeruk dan pada jam 16.00
selada buah.
c. Sore
Nasi, telur balado, perkedel tahu, tumis tauge+bakso, dan pisang.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk


ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil
adalah makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya,
dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang, 2013).

14
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat
selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi
yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan
lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang
perawatan yang harus dilakukan (Sitanggang, 2013). Beberapa faktor yang
mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013).

a. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan
makanan yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi
selama masa kehamilan.
2) Prodek pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun temurun.
3) Sanitasi makanan, (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya
jangan sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan
makanan menjadi tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman
penyakit.
4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan
bahwa ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal
termasuk pembagian makanan keluarga.
5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan
berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

15
7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan
ikan.
8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan
gizi. Selera makan dipicu oleh system tubuh (misalnya dalam keadaan
lapar) ataupun dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
9) Suplemen makanan, ada beberapa suplemen makanan yang diberikan
untuk ibu hamil, anata lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi dan makana bagi ibu dan janin.
TTD mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi
elemental dan 0,2 mg asam folat. TTD diminum satu tablet tiap hari
dimalam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare dan susah
buang air besar.
Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan,
telur, kacang-kacangan dan sayuran segar yang berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang
dan gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsium
diambil dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil
adalah 950 mg tiap harinya. Asupan kalsium bisa didapat dari minum
susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan
sarden, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau
gelap.

16
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80
mg) yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A
(6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapat diperoleh dari cabe
merah, manga, papaya, wortel, ubi, apricot, dan tomat.
b. Faktor Tidak Langsung
1) Pendidikan keluarga. Faktor Pendidikan dapat mempengaruhi
kemampuan menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya
melalui berbagai informasi.
2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan
makanan tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat
baik bagi ibu hamil.
3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif tetapi juga preventif dan
rehabilitative.
6. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir
premature, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang
mungkin memerlukan pembedahan. Berikut contoh akibat dari defesiensi gizi
pada janin:
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trimester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta
dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan
meningkatkan BBLR.

17
Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil
dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai
resiko kematian lebih tinggi dari pada cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu
yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih
buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular
pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya sel
dan kandungan protein untuk indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ
tubuh pada awalnya mulai dengan pembelahan sel. Kalau terdapat gangguan
gizi pada saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi
besarnya organ, dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada
tahap pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam
kandungan. Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah
trimester III kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir.
Kekurangan gizi pada masa dini dari perkembangan otak akan menghentikan
sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya pertumbuhan otak,
sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal.
Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada masa
kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh, pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi
kematian perinatal dan menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevelensi tinggi pada ibu
hamil, terutama di negara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan
Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain,
kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption
plasenta, cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah
dalam keadaan anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan
perinatal secara bermakna lebih tinggi.

18
c. Defesiensi Yodium
Defesiensi yodium pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan
merupakan factor utama terjadinya kretin endemic. Pemberian yodium pada
wanita di daerah endemic dapat mengurangi angka kejadian kretin endemic.
Akibat lain dari defesiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresopsi,
abortus, lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau
partus lama
d. Defesiensi Seng (Zn)
Defesiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinis atau partus lama. Bayi yang
dilahirkan dengan defesiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak
setelah anak berada dalam masa pertumbuhan cepat,
e. Defesiensi Vitamin A
Defesiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevelensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defesiensi Thiamin
Defesiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defesiensi Kalsium
Defesiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelaian struktur
tulang secara menyeluruh pada bayi.

7. Tata Laksana Ibu Hamil dengan Hiperemesis Glavidarum


Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan
pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang
sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang kecil
namun sering cukup efektif mengatasi mual dan muntah derajat ringan. Jenis
makanan yang direkomendasikan adalah makanan ringan, kacang-kacangan,
produk susu, kacang panjang dan biscuit kering.

19
Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi peroral disarankan sebagai tambahan
untuk memastikan terjaganya keseimbangan elektrolit dan pemenuhan
kebutuhan kalori. Selain itu jenis minuman yang asam juga lebih di tolerir oleh
tubuh dibandingkan dengan air putih biasa. Menu makanan yang banyak
mengandung protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptic dan
efektif meredakan mual. Manajemen stress juga dapat berperan dalam
menurunkan gejala mual.
Untuk pasien hyperemesis glavidarum berat diberikan makanan berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
setelah makan. Diet hyperemesis kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin
C, sehingga diberikan hanya selama beberapa hari. Jika rasa mual dan muntah
berkurang, pasien diberikan secara bertahap makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Jika mual dan muntah sudah benar-
benar berkurang maka pemberian minum dapat diberikan bersama makanan.
Jika muntah terus berlangsung (persisten) pada tata laksana yang maksimal,
kita harus kembali ke proses diagnosis dan mencari adanya penyebab lain seperti
gastroenteritis, kolesititis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum,
Terapi alternative untuk ibu hamil dengan hyperemesis glavidarum adalah
terapi akupuntur dan jahe, terapi itu telah diteliti untuk penatalaksanaan mual dan
muntah dalam kehamilan. Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain
gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol dan paradol. Rasa pedas yang
terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone, sedangkan aroma khas pada
jahe disebabkan oleh zat zingiberol. Efek jahe pada susunan system saraf pusat
ditunjukkan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan
frekuensi muntah.
Dosis rata-rata jahe yang digunakan berkisar antara 0,5-2gram berbentuk
bubuk dan dimasukkan kedalam kapsul. Biasa juga digunakan dalam bentuk
ekstrak kering atau jahe yang masih segar.

20
Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa dosis yang memberikan efek untuk
mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak
250 mg jahe diminum 4 kali sehari, dapat diminum dalam bentuk sirup maupun
kapsul. Banyak penelitian membuktikan bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram per
hari dapat menghilangkan mual yang disebabkan oleh berbagai factor, akan tetapi
tidak boleh melebihi 4 gram per hari. Selain itu ramuan jahe juga dapat di olah
sendiri dirumah dengan cara merebus atau merendam 2 sampai 3 inci jahe yang
dicampurkan dengan 1-2 gelas air hangat atau jika ibu hamil tidak mau
direpotkan dapat juga dikonsumsi dalam bentuk permen.
The Systematic Cochrane Review mendukung penggunaan stimulasi
akupuntur pada titih P6 di pergelangan tangan pada pasien tanpa profilaksis
entiemetik. Stimulasi ini dapat mengurangi resiko mual. Terapi stimulasi saraf
tingkat rendah pada aspek volar pergelangan tangan juga dapat menurunkan mual
dan muntah serta merangsang kenaikan berat badan.

8. Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) Per Orang /Hari yang Dianjurkan

Zat Gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber Makanan


Wanita Dewasa Wanita Hamil
Energi 2500 +300 Padi-padian, jagung, umbi-umbian,
(kalori) mi, roti.

Protein 40 +10 Daging, telur, ikan, kacang-


(gram) kacangan, tahu, tempe.

Kalsium 0,5 +0,6 Susu, ikan teri, kacang-kacangan,


(mg) sayuran hijau.

21
Zat besi 28 +2 Daging, hati, sayuran hijau.
(mg)

Vit.A (SI) 3500 +500 Hati, kuning telur, sayur dan buah
berwarna hijau dan kuning
kemerahan.

Vit.B1 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi-padian, kacang-


(mg) kacangan.

Vit.B2 1,3 +0,2 Hati, telur, sayur, kacang-


(mg) kacangan.

Vit.B6 12,4 +2 Hati, daging, ikan, biji-bijian,


(mg) kacang-kacangan.
Vit.C (mg) 20 +20 Buah dan sayur

Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi VIII

Sumber: Buku KIA 2016

22
9. Mitos dan Fakta Nutrisi Kehamilan

Di Indonesia berlaku begitu banyak mitos dan larangan seputar kehamilan


yang beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak tanduk,
ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian. Tradisi ini amat kuat
diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat
atau pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak
yang tidak menyenangkan.

Berikut adalah berbagai macam mitos yang telah beredar berdasarkan Sekar
D. Larasati dalam buku “Menjawab Mitos-mitos Kehamilan”, yaitu:

a. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya menjadi
kembar siam.
Fakta: secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet atau kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil.
Kembar siam disebabkan oleh pembelahan sel telur pada saat setelah dibuahi
yang tidak sempurna. Oleh karenanya jelas ini hanyalah sebuah mitos.
b. Dilarang makan nenas, dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan
gugur.
Fakta: secara medis-biologis, getah nenas muda mengandung senyawa yang
dapat melunakkan daging. Tetapi buah nenas yang sudah tua atau disimpan
lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nenas olahan.
Yang pasti, nenas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.
c. Jangan makan buat strawberry, karena mengakibatkan bercak-bercak pada
kulit bayi.
Fakta: tidak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah strawberry. Yang
perlu diingat, jangan makan strawberry terlalu banyak, karena bisa sakit perut.
Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau dijalan
lahir sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.

23
d. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tidak bau amis.
Fakta: bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan
matang. Karena kebersihannya, jelas terjaga dari pada ikan mentah.
e. Jangan minum air es agar bayinya tidak besar. Minum air es atau minuman
dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan factor keturunan. Minum es tidak dilarang, asal tidak
berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu
membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Lagi pula segala sesuatu yang
berlebihan akan selalu berdampak tidak baik.
f. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran, maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: belum ada penelitian yang membuktikan mitos ini karena lancarnya
persalinan dipengaruhi oleh berbagai factor. Namun air kelapa muda memang
berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih.
g. Minum air kelapa muda menuburkan rambut bayi.
Fakta: minum air kelapa muda tidak berkaitan dengan rambut bayi. Namun air
kelapa muda memang menyehatkan karena mengandung elektrolit, sehingga
siapa saja termasuk ibu hamil, boleh meminum air kelap hijau agar tetap
bugar.

24
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MATERNITAS (PKKM)

A. Gambaran Umum Wilayah


Pengkajian maternitas dilakukan di RW 04 di kelurahan Tangkerang Tengah
kecamatan Marpoyan Damai jumlah di wilayah RW 04 630 KK. Di wilayah ini
terdapat posyandu dan tidak jauh dari puskesmas, yang menggunakan KB 154 KK.
Jumlah ibu hamil di RW 04 ini sebanyak 5 orang dengan jumlah ibu hamil trimester
I yaitu satu orang, trimester II yaitu 2 orang dan trimester IIIyaitu 2 orang. Keluhan
yang dirasakan ibu hamil di RW 06 beberapa lemah, letih, lesu, mual, muntah, dan
pusing.
Sebanyak 2 orang ibu hamil di RW 04 mendapatkan gizi seimbang dan sisanya
sebanyak 3 orang ibu hamil memiliki gangguan pemenuhan nutrisi. Dan 1 orang ibu
hamil memiliki riwayat penyakit kista.

B. Pengkajian
1. Pembuatan Angket
Sebelum pengkajian sebelum mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi kesehatan komunitas maternitas. Format pengkajain untuk
mengetahui jumlah KK yang ada di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah.
Pada saat wawancara dengan ketua RW diketahui KK di RW 04 Kelurahan
Tangkerang Tengan Kec. Marpoyan Damai.
2. Pengumpulan Data
Data ibu hamil kelolaan berupa pengkajian ANC dan data pasangan usia
subur RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah tahap pengkajian merupakan
tahap dalam pengumpulan data baik positif maupun negatif untuk
mengidentifikasi jumlah ibu hamil dan KB.

25
3. Lakukan Pengkajian ANC
Pengkajian dilakukan dari tanggal 28 Juni 2018 sampai 02Juli 2018.
Data yang diperoleh selama pengkajian adalah data demografi, KK, data ibu
hamil, data KB. Pengumpulan data ini melalui wawancara. Mengangkat
masalah yang terjadi pada ibu hamil dan pasangan KBdi RW 04 Kelurahan
Tangkerang Tengah.

C. Penyampaian Hasil Pengkajian


a. Data Umum
Jumlah KK: 630 KK di RW 04
Jumlah KK yang didata : 542KK
Jumlah Penduduk : 1983 orang
Jenis Kelamin : Laki-laki : 952 Orang
Perempuan : 1031 Orang
Jumlah PUS : 274 Orang
Jumlah Peserta KB : 154 Orang
Jumlah Ibu Hamil : 5Orang
Jumlah ibu menyusui : 28 orang
Jumlah balita : 158 Orang
Jumlah anak dan remaja : 536 Orang
Jumlah Lansia : 168 Orang

26
Diagram 1. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur di RW 04
Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui sebagian besar warga di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru sebagian
besar berusia dewasa (20-59 tahun) sebanyak 1121 orang (57%).

Diagram 2. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis kelamin RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram di atas dapat di ketahui bahwa lebih sebagian besar


penduduk di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru berjenis kelamin perempuan yaitu 1031 orang (52%).

27
b. Komposisi keluarga

Diagram 3. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di RW


04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
beragama islam sebanyak 1893 orang (96%) dan minoritas beragam budha sebanyak 4
orang (0%).

Diagram 4. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di


RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa mayoritas Pendidikan


terakhir di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai
Kota Pekanbaru adalah SMA sebanyak 826 orang (46%) dan minoritas Pendidikan
adalah Diploma sebanyak 55 (3%).

28
Diagram 5. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pekerjaan di RW 04
Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Mayoritas pekerjaan


penduduk di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru adalah pegawai/swasta sebanyak 422 orang (36%) dan Minoritas Buruh
sebanyak 14 orang (1%).

c. Status sosial

Diagram 6. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pendapatan di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

< 1.000.000
0%
9%
41% 1.000.000 -
3.000.000
50%
3.000.000

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Mayoritas penghasilan per KK di


RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru adalah 1000.000 yaitu sebanyak 273 KK (50%) dan Minoritas adalah
<1000.000 sebanyak 50 KK (9%).

29
d. Pelayanan kesehatan

Diagram7. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pergi ke pelayanan


kesehatan di RW4 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Mayoritas sarana kesehatan terdekat


di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru adalah puskesmas yaitu sebanyak 264 KK (47%) dan minoritas lain-lain
sebanyak 8 KK (1%).

Diagram 8. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan kebiasaan warga


sebelum pergi ke pelayanan kesehatan di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah
Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui sebagian besar kebiasaan keluarga


sebelum kepelayanan kesehatan di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan
Marpoyan Damai Kota Pekanbaru adalah beli obat bebas yaitu sebanyak 485 KK
(90%).

30
e. Aseptor KB
Diagram 9. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pasangan usia subur di
RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui sebagian besar di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terdapat
jumlah PUS sebanyak 248 Pasangan usia subur (55%).

Diagram 10. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jumlah aseptor KB di


RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui sebagian besar di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
merupakan akseptor KB yaitu sebanyak 154 KK (62%).

31
f. Kesehatan Ibu Hamil

Diagram 11. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jumlah ibu hamil di RW


04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

rt 1
23%
39% rt 2

19% rt3
19% rt 4

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Minoritas di RW 04 Kelurahan


Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terdapat ibu hamil
yaitu 5 orang dengan rincian di Rt 1 (2 orang), Rt 2 (1 orang), RT 4 (1 orang) dan Rt 7
(1 orang).

Diagram 12. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jumlah ibu memyusui


di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Minoritas di RW 04 Kelurahan


Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terdapat ibu
menyusui yaitu 28 orang (11%).

32
Diagram 13. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan trimester kehamilan di
RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

0%20% Trimester 1
40%
Trimester 2

40% Trimester 3

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui seimbang umur kehamilan trimester 1


(0-3 bulan), Trimester 2 (4-6 bulan ) di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah
Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terdapat yaitu sebanyak 2 ibu trimester
1 (0-3 bulan) (50%) dan 2 ibu trimester 2 (4-6 bulan) (50%).

Diagram 14. Distribusi frekuensi penduduk umur haid pertama ibu di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

0%
<20 tahun
20-25 tahun
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Seluruh ibu hamil di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru berumur
20 -35 tahun yaitu sebanyak 5 ibu hamil (100%).

33
Diagram 15. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan siklus haid di RW 04
Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

20%0%
teratur
tidak teratur
80%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Mayoritas di RW 04 Kelurahan


Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terdapat jumlah
haid yang teratur sebelum hamil yaitu4 orang (80%).

Diagram 16. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tidak adanya masalah


haid di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

0%
ada
tidak ada
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui keseluruhan tidak ada riwayat masalah
haid sebelum hamil di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan
Damai Kota Pekanbaru yaitu sbanyak 5 orang (100%).

34
Diagram 17. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan masalah dalam
kehamilan di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan
damai

20% kista
prematur
60% 20%
tdak ada masalah

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui masalah dalam kehamilan di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu
penyakit kista 20%, prematur 20 % selebihnya tidak ada masalah.

Diagram 18. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan adanya dismenorhe di


RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

0%
ya
tidak
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui riwayat haid dismenorhe di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu
KK yaitu keseluruhan tidak ada dismenorhe.

35
Diagram 19. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat abortus di RW
04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

17%
ya
tidak
83%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui riwayat abortus di RW 04 Kelurahan


Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 1
orang (17%).

Diagram 20. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat bayi lahir


premature di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan
damai

0%
24%
ada
tidak
76%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui riwayat premature di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu
sebanyak 24% selebihnya tidak ada fiwayat premature.

36
Diagram 21. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat partus di RW
04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

0%
partus biasa
partus buatan
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui riwayat partus biasa di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu
partus biasa 100%.

Diagram 22. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat melahirkan di


RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan damai

20% prematur
abortus
60% 20%
tidaka da

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahuipenyebab kematian bayi di RW 04


Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
mengalami abortus sebanyak 20%, Prematur 20% dan selebihnya tidak ada kematian
bayi sebanyak 60%.

37
Diagram 23. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat bayi lahir
premature di RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan
damai

0%
24%
ada
tidak
76%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui riwayat premature di RW


04Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yaitu
sebanyak 24% selebihnya tidak ada fiwayat premature.

Diagram 24. Distribusi Frekuensi Jumlah Ada Tidaknya Gerakan Janin di RW


04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru

20%0% Ada gerakan

Tidak ada
80% gerakan

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayorit ada tidaknya gerakan janin
di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Kota Pekanbaru
adalah adanya gerakan janin adalah 4 orang ibu hamil (80%) dan minoritas tidak
adanya gerakan janin adalah 1 orang (20%).

38
Diagram 25. Distribusi Frekuensi Jumlah Keluhan yang dirasakan ibu hamil di
RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru

Mual dan
muntah
20%0%
Sering BAK dan
20% 60% Sakit pinggang
Tidak ada
keluhan

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas keluhan ibu hamil di RW


04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Kota Pekanbaru adalah
keluhan mual muntah sebanyak 3 orang (60%), sering BAK dan sakit pinggang 1 orang
(20%), dan tidak ada keluhan sebanyak 1 orang (20%).

Diagram 26. Distribusi Frekuensi Jumlah pola makan ibu hamil di RW 04


Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0% Tidak selera
40% makan
60% Selera makan
meningkat

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas pola makan ibu hamil di
RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Kota Pekanbaru adalah
tidak selera makan sebanyak 3 orang (60%) dan selera makan meningkat 2 orang
(40%).

39
Diagram 27. Distribusi Frekuensi Jumlah obat yang dikonsumsi ibu hamil di RW
04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru

Vitamin
20%
40% Suplemen zat besi
20% Paracetamol
20% Tidak ada

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas obat-obatan yang


dikonsumsi oleh ibu hamil di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan
Marpoyan Kota Pekanbaru adalah vitamin sebanyak 2 orang (40%), suplemen zat besi
1 orang (20%), paracetamol 1 orang (20%), dan tidak ada mengkonsumsi sebanyak 1
orang (20%).

Diagram 28. Distribusi Frekuensi alasan ibu hamil tidak mengkonsumsi obat-
obatan di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai
Kota Pekanbaru

0% Tidak mengetahui
manfaatnya
Sering lupa
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas alasan ibu hamil tidak
mengkonsumsi obat-obatan di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan
Marpoyan Kota Pekanbaru adalah tidak mengetahui manfaatnya 1 orang (100%),
sering lupa tidak ada (0%).

40
Diagram 29. Distribusi Frekuensi Jumlah jamu yang dikonsumsi ibu hamil di RW
04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru

0% Konsumsi jamu
40%
60% Tidak konsumsi
jamu

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas ada tidaknya jamu yang
dikonsumsi yang dikonsumsi oleh ibu hamil di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah
Kelurahan Marpoyan Kota Pekanbaru adalah ada yang mengkonsumsi jamu sebanyak
2 orang (40%) dan tidak ada konsumsi jamu sebanyak 3 orang (60%).

Diagram 30. Distribusi Frekuensi Jumlah ibu hamil yang sudah melakukan
suntik TT di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan
Damai Kota Pekanbaru

0%
Sudah suntik TT
Belum suntik TT
100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas sudah atau belumnya


suntik TT di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Kota
Pekanbaru adalah belum suntik TT 5 orang (100%) dan belum suntik TT tidak ada
(0%).

41
Diagram 31. Distribusi Frekuensi Jumlah penyakit ibu hamil yang ada di RW 04
Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0%20%
Hipotensi
Miom
60% 20%
Tidak ada

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui mayoritas adanya penyakit yang


diderita ibu hamil di RW 04 Kecamatan Tangkerang Tengah Kelurahan Marpoyan
Kota Pekanbaru adalah hipotensi sebanyak 1 0rang (20%), miom/kista sebanyak 1
orang (20%) dan tidak ada penyakit sebanyak 3 orang (60%).

42
D. Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

1. Jumlah responden: 542 KK Ketidakefektifan


Jumlah ibu hamil: 5 Orang pemeliharaan kesehatan
1. Hasil angket (ANC) di RW 04 Kelurahan
 Ibu hamil di RW 04 kecamatan tangkerang tengah Tangkerang Tengah
kelurahan marpoyan damain kota pekanbaru 80% Kecamatan Marpoyan Damai
mendapatkan obat-obatan. Kota Pekanbaru
 Ibu hamil di RW 04 kecamatan tangkerang tengah
kelurahan marpoyan damain kota pekanbaru 100%
tidak tau manfaat dari obat-obatan yang diberikan
kepadanya.
 Ibu hamil di RW 04 kecamatan tangkerang tengah
kelurahan marpoyan damain kota pekanbaru tidak
ada yang mendapatkan suntik TT sebanyak 100%
2. Winishield survey
 Kebanyakan ibu hamil hanya berdiam diri di rumah
 Banyak obat dan vitamin yang tidak dikonsumsi
 Kebanyakan ibu hamil tinggal di rumah kontrakan
yang minim ventilasi dan pencahayaan
3. Wawancara
 Berdasarkan wawancara pada ibu hamil, mengatakan
bahwa petugas kesehatan tidak pernah dating untuk
melakukan pendidikan kesehatan.
 Setelah dilakukan wawancara dengan ibu hamil
didapatkan hasil bahwa kurang pengetahuan terkait
fungsi dari obat penambah darah dan vitamin.

43
 Ibu hamil mengatakan bahwa dia kurang
mendapatkan informasi terkait olahraga yang baik
untuk ibu hamil di trimester akhir.

1.
1. Hasil angket Konflik Pengambilan
 Ibu hamil di RW 04 masih mengkonsumsi minuman Keputusan (Nutrisi) di RW 04
tradisional yang dia percaya dapat menguatkan Kelurahan Tangkerang
kandungan, yaitu sebanya 2 orang (40%). Tengah Kecamatan Marpoyan
 Ibu hamil di RW 04 kecamatan tangkerang tengah Damai Kota Pekanbaru
kelurahan marpoyan damai kota pekanbaru banyak
mengalami keluhan mual muntah sebanyak 60%.
 Ibu hamil di RW 04 kecamatan tangkerang tengah
kelurahan marpoyan damain kota pekanbaru
mengalami tidak nafsu makan sebanyak 60%.
2. Winshield survey
 Tidak ada ditemukan warung disekitar RW 04 yang
menjual buah, warung di sekitar RW 04 menjual
makanan ringan dan jajanan yang kurang sehat sehat.
3. Hasil Wawancara
 Ibu hamil di RW sebesar 70% tidak tau informasi
tentang makanan yang baik dikonsumsi untuk ibu
hamil.
 Ibu hamil di RW 04 sebesar 60% tidak mau makan
karena mual dan muntah dan tidak tau cara untuk
mengatasi mual dan muntah tersebut.

44
E. Prioritas Masalah

Masalah A B C D E F Total Prioritas

1. Ketidakefektifan pemeliharaan 5 7 3 4 5 5 29
kesehatan (ANC)

5 4 5 4 5 7 30
2. Konflik Pengambilan Keputusan
(Nutrisi)

Keterangan:

A: kesadaran masyarakat terhadap masalah

B: motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah

C: kemampuan perawat untuk mempengaruhi penyelesaian masalah

D: ketersediaan ahli/pihak terkait terkait terhadap solusi masalah

E: keparahan dan keseriusan masalah jika tidak diselesaikan

F: kecepatan masalah untuk diselesaikan dengan resolusi yang dapat dicapai

Masing-masing criteria diberi bobot 1-10, total maksimal=60, prioritas masalah


berdasarkan total nilai tertinggi.

45
F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakefektifan Kriteria Hasil :


Pemeliharaaan
- Ibu hamil dapat mengetahui - Kaji tingkat pengtahuan ibu
Kesehatan
tentang prilaku yang dapat hamil tentang pemeriksaan
meningkatkan status ANC
kesehatan - Kaji pola dan gaya hidup ibu
- Ibu hamil termotivai untuk hamil
meningkatkan status - edukasi ibu hamil tentang
kesehatan pentingnya pemeriksaan
- Ibu hamil dapat menyadari ANC minimal 4 kali pada
pentingnya untuk pergi ke saat mas kehamilan
fasilitas pelayanan kesehatan - Edukasi ibu hamil tentang
- Ibu hamil dapat berpartisipasi pentingnya obat penambah
dalam membuat keputusan darah dan vitamin untuk ibu
pada perawatan hamil
- Mengadakan posyandu
setiap bulannya

2. Konflik Kriteria Hasil : - Kaji tingkat pengetahua ibu


Pengambilan hamil tentang nutrisi apa
- Ibu hamil dapat mengetahui
Keputusan yang baik untuk ibu hamil
tentang makanan sehat apa
(Nutrisi) - Kaji pola nutrisi dan gaya
yang harus dikonsumsi
hidu ibu hamil dan budaya
- Ibu hamil dapat mengetahu
tentang tradisi budaya yang
tidk sehat
- Ibu hamil dapat mengambil
keputuan pada perawatan

46
- Edukasi ibu hamil tentang
nutrisi yang baik untuk ibu
hamil dan memaparkan
secara jelas budaya apa saja
tidak baik yang
berhubungan dengan nutrisi
- Pemberian makanan benilai
gizi tinggi pada saat
posyndu

G. Implementasi
1. Konflik Pengambilan Keputusan (Nutrisi)
Hari/ tanggal Jam Implementasi Hasil

Senin 11.00 Melakukan pengkajian ibu Ny. W mengeluhkan sering


25/6/2018 hamil terhadap Ny. W BAK dan sering sakit pinggang
12.00 Melakukan pengkajian ibu Ny. D mengeluhkan sering
hamil terhadap Ny. D mual dan muntah serta tidak
nafsu makan
13.00 Melakukan pengkajian ibu Ny. T mengeluhkan mual dan
hamil terhadap Ny. T muntah serta lemas

Selasa 12.00 Melakukan pengkajian ibu Ny. N mengeluhkan mual dan


26/6/2018 hamil terhadap Ny. N muntah
Melakukan pengkajian Ny. K mengatakan tidak ada
terhadap Ny. K keluhan

Kamis 13.00 Edukasi ibu hamil tentang Ibu hamil memperhatikan dan
5/7/2018 standarisasi nutrisi yang baik memberikan pertanyaan

47
48
2. Ketidakfektifan Pemeliharaan Kesehatan (ANC)

Hari/ tanggal Jam Implementasi Hasil

Kamis 09.00 Edukasi Ny. W tentang Ibu hamil mendengarkan dan


/28/6/2018 pentingnya pemeriksaan mengerti
ANC
10.00 Edukasi Ny. W tentang
pentingnya obat dan vitamin
dan olahraga yang baik untuk
ibu hamil
Jumat 09.00 Edukasi Ny. D tentang Ibu hamil mendengarkan dan
/29/6/2018 pentingnya pemeriksaan mengerti
ANC
Edukasi Ny. D tentang
pentingnya obat dan vitamin

49
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas masing-masing tahapan proses asuhan keperawatan
komunitas diwilayah RW 04 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecematan Marpoyan
Damai, yang terdiri dari faktor pendukung, faktor penghambat, dan rencana tindak
lanjut. Praktek komunitas dilaksanakan dari tanggal 25 Juni – 07 Juli 2018.

A. Tahap Persiapan
Praktik keperawatan komunitas bertujuan untuk membantu pelayanan
kesehatan dikomunitas dan memberdayakan masyarakat (Comunity Empowerment)
dalam mengindentifikasi dan menanggulangi masalah kesehatan yang ada
dikomunitas. Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktik keperawatan
dikomunitas
Terdapat beberapa hal yang telah dilakukan meliputi administrasi, persiapan
okasi lapangan, izin dan koordinasi dari pihak kecamatan, puskesmas dan pihak RW
04 whienshield survey untuk pendataan serta acara pembukaan sekaligus serah
terima mahasiswa dengan pihak RW 04 kelurahan tengkerang tengah kecamatan
marpoyan damai. Setelah mahasiswa terjun kemasyarakat terlebih dahulu
mahasiswa melakukan peninjauan lahan praktik. Mahasiswa mulai melakukan
whinshield survey yaitu melihat secara garis besar situasi dan keadaan wilayah RW
04 yang mengkoordinasi dengan pihak kelurahan RW dan RT. Hal ini sesuai dengan
teori yang didapat dimana sebelum melakukan sesuatu kegiatan terlebih dahulu.
Setelah melakukan whienshield survey mahasiswa menyebarkan kuesioner dimana
sampel yang diambil menggunakan random sampling dan didapatkan jumlah
sampel sebanyak 542 KK. Dari hasil penyebara kuesioner didapatkan beberapa
masalah kesehatan yang ada di RW 04 yaitu Konflik pengambilan keputusan
(Nutrisi).

50
B. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana perawat
mengkaji klien untuk menegtahui status kesehatan klien dan kebutuhan klien akan
intervensi. Dalam keperawatan komunitas, kebutuhan klien sangat banyak dan
variasi yang mencakup dimensi biologis, psikologis, dan sosial dalam komunitas.
Salah satunya model pendekatan keperawatan komunitas menurut newman dalam
Mc farlane dan anderson (2004) yaitu model komunitas sebagai partner model ini
merupakan contoh lain dari pengkajian yang menunjukan bahwa perawat dapat
bekerjasama sebagai partner. Fokus dari model ini adalah roda pengkajian yang
menunjukan bahwa setiap orang merupakan bagian dari komunitas sebagai inti,
dalam komunitas tersebut yang dapat dipengaruhi oleh 8 subsistem yaitu:
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan, ekonomi, keamanan, dan transportasi, pilitik
dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan (Mc farlene and anderson, 2007).
Pada tahap ini telah dilakukan kegiatan antara lain penyebaran kuesioner
sebanyak 1542 KK sekaligus observasi dan wawancara pada masyarakat diwilayah
RW 04. Kelurahan tangkerang tengah kecamatan marpoyan damai data yang
diperoleh kemudian ditabulasikan dan dianalisa serta dirumuskan masalah
keperawatan, kemudian rumusan masalah yang diperoleh disepakati bersama
dengan masyarakat.
Proses pengkajian yang telah dilakukan pada masyarakat dapat memberikan
informasi tentang masalah kesehatan yang ada dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan
pendapat stanhope dan lancaster (2004) dimana pada saat kita melakukan
pengkajian komunitas perlu adanya persiapan serta bagaimana kita melakukan
pengkajian komunitas sehingga didapatkan sesuatu.

51
C. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan komunitas merupakan suatu pernyataan yang
menggambarkan masalah kesehatan yang terjadi dalam suatu komunitas diagnosa
keperawatan yang valid harus berdasarkan dari pengkajian yang telah dilakukan.
Menurut anderson dan farlane (2006) pembagian diagnosa keperawatan yaitu,
diagnosa keperawatan aktual, menggambarkan adanya masalah kesehatan yang
dialami oleh klien, diagnosa keperawatan resiko tinggi menggambarkan potensial
berkembangnya maslaah kesehatan disebabkan adanya faktor resiko yang ada,
diagnosa keperawatan sejahtera wellness, merupakan keadaan yang berada pada
level teratas atau sejahtera. Dari masalah yang ditemukan maka dapat dirumuskan
diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Konflik pengambilan keputusan (Nutrisi) di RW 01 kelurahan tangkerang
tengah kecamatan marpoyan damai berhubungan dengan perilaku
masyarakat yang kurang baik dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 01 kelurahan tangkerang
tengah kecamatan marpoyan damai.

D. Tahap intervensi
Setiap dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang ditemukan pada
masyarakat, maka dilanjutkan dengan kegiatan menyusun rencana atau intervensi
keperawatan komunitas mulai dari mempioritaskan masalah, menetapkan tujuan
dan rencana intervensi adapun rencana intervensi untuk konflik pengambilan
keputusan (Nutrisi) di RW 04 kelurahan tangkerang tengah kecamatan marpoyan
damai. Rencana kegiatan lakukan penyuluhan tentang Nutrisi Ibu Hamil. Diagnosa
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 04 kelurahan tangkerang tengah
kecamatan marpoyan damai. Rencana kegiatan melakukan penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan ANC untuk ibu hamil.

52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas


pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister,
1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan
professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan
psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan
bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan. (Reede, 2013).

Pengkajian untuk memperoleh data kesehatan masyarakat yang ada di RW 04


kelurahan tangkerang tengah kecamatan marpoyan damai dilakukan beberapa
metode pengumpulan data diantaranya menggunakan whinshield survey, kuesioner
observasi dan metode wawancara. Pengkajian menggunakan kuesioner dilakukan
dengan metode door to dor (dari rumah kerumah) dengan teknik pengambilan
sampel random sampling. Pengkajian yang dilakukan meliputi data umum yaitu data
keluarga, data perumahan, data kesehatan lingkungan, data air bersih dan
sebagainya. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan untuk memperoleh data
tentang perumahan dan kesehatan lingkungan selain itu pengumpulan data juga
diperoleh melalui wawancara dengan pihak RT ibu hamil.

53
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran untuk perbaikan positif
pada masa yang akan datang
1. Bagi Kelurahan dan Kecamatan
Diharapkan selalu mendukung dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan
yang dilakukan dinas kesehatan puskemas dan masyarakat dalam
penalaksanaan program-program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan

2. Bagi Puskesmas
Penanggung jawab wilayah RW 04 kecamatan tangkerang tengah
kelurahan marpoyan damai dibidang kesehatan diharapkan dapat melakukan
pengembangan program dari dinas kesehatan dan membantu dalam
meningkatkan derajat kesehatan selain itu puskesmas diharapkan dapat lebih
aktif dalam menjalankan program promotif dan preventif pada masyarakat
sehingga fungsi puskesmas dapat terpenuhi.

54
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Kevin., et al. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis


Glavidarum. Jakarta: FK UI

Priyadi, Sugeng. 2006. Makna Simbolis Pantangan Wanita Hamil di Pedesaan


Banyumas. Purwekerto: Universitas Muhammadiyah Purwekerto

Rachmawati, Aisyah., et al. 2015. Nutrisi Ibu Hamil dan Pertumbuhan Janin.
Malang: Universitas Negri Malang

Wiraharja, Regina Satya., et al. 2011. Kegunaan Jahe untuk Mengatasi Mual dalam
Kehamilan. Damanius Journal Of Medicine. Vol. 10 No. 3

55
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai