Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Statistika berasal dari bahasa latin yaitu status yang berarti negara dan
digunakan untuk urusan negara. Hal ini dikarenakan pada mulanya, statistik hanya
digunakan untuk menggambar keadaan dan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan kenegaraan saja seperti : perhitungan banyaknya penduduk,
pembayaran pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya.
Statistika adalah ilmu yang merupakan cabang dari matematika terapan yang
membahas metode-metode ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian,
penyimpulan, penyajian, analisis data, serta penarikan kesimpulan yang sahih
sehingga keputusan yang diperoleh dapat diterima.Macam statistik ada dua yaitu
statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial (induktif) Statistik Deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik
hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(generalisasi atau inferensi).
Penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya akan menggunakan
statistik deskriptif. Demikian juga penelitian yang menggunakan sampel, tetapi
peneliti tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan terhadap populasi darimana
sampel diambil, maka statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Dalam hal
ini Teknik Korelasi dan Regresi juga dapat berperan sebagai Statistik Deskriptif.
Sedangkan Statistik inferensial (induktif) adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan
(diinferensikan) untuk populasi dimana sampel diambil.
Selanjutnya Statistik Inferensial dapat dibedakan menjadi Statistik
Parametris dan Statistik Non Parametris. Statistik Parametris adalah digunakan untuk

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 1


menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan Statistik Non Parametris adalah digunakan untuk menganalisis
data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi. Jadi tidak harus normal.
Dalam hal ini Teknik Korelasi dan Regresi dapat berperan sebagai Statistik
Inferensial.
Didalam Melakukan Penelitian sendiri sering digunakan Variabel Istilah
variabel dapat diartikan bermacam – macam. Variabel diartikan sebagai segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan
variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang diatas adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan bagamana
1. Statistika dan statistika Inferensia
2. Populasi dan Sampel
3. Masalah Yang Dapat Diajukan Kepada Statistikawan
4. Notasi Penjumlahan atau Notasi Sigma (∑ )
5. Penyajian data
6. Skala Pengukuran Data

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA


1. Statistika Deskriptif
Statistika destkriptif adalah metode pengumpulan data dan penyajian data yang
memberikan informasi yang berguna. Penekanan statistika deskriptif terletak
pada pemberian informasi mengenai data yang dipunyai dan tidak menarik
kesimpulan terhadap kelompok yang lebih besar. Termasuk dalam klasifikasi
statistika deskriptif adalah output tabel, diagram, grafik, serta besaran lain
seperti di majalah dan koran-koran. Pada statistika deskriptif, yang perlu
disajikan adalah :
a. Ukuran pemusatan data (measures of central tendency)
Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam
statistika. Yang termasuk dalam ukuran pemusatan data adalah rataan
(Mean), Median, Modus. Ukuran pemusatan data cocok digunakan untuk
data nominal dam data ordinal.
b. Ukuran penyebaran data (measures of spread)
Ukuran penyebaran data menunjukkan seberapa jauh data menyebar dari
rata-rata. Yang termasuk ukuran penyebaran data antara lain, jangkauan,
simpangan rata-rata, ragam (variasi) dan simpangan baku. Ukuran
penyebaran data digunakan untuk data numerik atau continous.
2. Statistika Inferensia
Statistika Inferensia adalah metode pengumpulan data yang berhubungan
dengan analisis sebagian data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan
mengenai selulus data. penelitian inferensial adalah proses pengambilan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi
kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi. Penelitian inferensial

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 3


diperlukan jika peneliti memiliki keterbatasan dana sehingga untuk lebih efisien
penelitian dilakukan dengan mengambil jumlah sampel yang lebih sedikit dari
populasi yang ada. Pada penelitian inferensial, dilakukan prediksi. Statistik
inferensial membutuhkan pemenuhan asumsi-asumsi. Asumsi paling awal yang
harus dipenuhi adalah sampel diambil secara acak dari populasi. Hal tersebut
diperlukan karena pada statistika inferensial perlu keterwakilan sampel atas
populasi. Asumsi-asumsi lain yang perlu dipenuhi mengikuti alat analisis yang
digunakan. Jika yang digunakan adalah analisis regresi, maka asumsi-asumsi
data harus memenuhi asumsi analisis regresi.
Metode analisis statistik yang digunakan dalam statistik inferensial adalah T-
test, Anova, Anacova, Analisis regresi, Analisis jalur, Structural equation
modelling (SEM) dan metode analisis lain tergantung tujuan penelitian. Dalam
statistik inferensial harus ada pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat
apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik menjadi kesimpulan yang
lebih luas dalam populasinya. Ukuran-ukuran statistik tersebut dibandingkan
dengan pola distribusi populasi sebagai normanya. Oleh sebab itu, mengetahui
pola distribusi data sampel menjadi penting dalam statistik inferensial.
Contoh yang baik untuk statistik inferensial adalah pada pemilu presiden 2014.
Berbagai lembaga survei melakukan quick count untuk mengetahui secara cepat
kandidat presiden mana yang akan mendapatkan suara rakyat lebih banyak.
Lembaga survei tersebut mengambil sebagian sampel TPS (Tempat
Pemungutan Suara) dari total TPS populasi. Hasil sampel TPS tersebut
digunakan untuk generalisasi terhadap keseluruhan TPS. Katakanlah diambil
2.000 sampel TPS dari 400.000 populasi TPS yang ada. Hasil dari 2.000 TPS
adalah statistik deskriptif. Sedangkan jika kita mengambil kesimpulan terhadap
400.000 TPS adalah statistik inferensial.Kekuatan statistik inferensial
tergantung pada teknik pengambilan sampel dan proses randomisasi. Jika

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 4


proses randomisasi dilakukan dengan benar, maka sampel yang lebih sedikit
dapat memprediksi nilai populasi dengan baik. Dengan demikian dapat
menghemat anggaran pengambilan / pengumpulan data.
Konsep statistika inferensia yaitu:
a. Standard error
Peluang setiap sampel sangat identik dengan populasinya sangat kecil (nill)
meskipun inferensi populasi didapat dari informasi sampel. Penerapan
random sampling tidak menjamin karakteristik sampel sama persis dengan
populasi. Variasi prediksi antara mean disebut sampling error. Sampling
error ini tidak bisa dihindari dan ini bukan kesalahan peneliti. Yang
menjadi persoalah adalah apakah error tersebut semata-mata hasil sampling
error atau merupakan perbedaan yang bermakna yang akan pula ditemukan
pada populasi yang lebih besar.
Ciri standard error adalah bahwa error yang terjadi bisaanya berdistribusi
normal yang besarnya berbeda-bedadan error tersebut cenderung
membentuk kurva normal yang menyerupai lonceng. Faktor utama yang
mempengaruhi standard error adalah jumlah sampel. Semakin banyak
sampelnya, semakin kecil standard errornya. Ini menunjukkan bahwa
sampel penelitian semakin akurat bila banyak sampelnya.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses pengambilan keputusan dimana peneliti
mengevaluasi hasil penelitian terhadap apa yang ingin dicapai sebelumnya.
Misalnya, kita ingin menerapkan program baru dalam pelajaran membaca.
Pada rencana penelitian dikemukanan hipotesis penelitian yang
memprediksi perbedaan skor siswa yang menjalni program baru tadi dengan
proglam lama, dan hipotesis nol (0), yang memprediksikan skor kedua
kelompok tidak akan berbeda. Setelah data dihitung mean dan standar

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 5


deviasinya dan hasilnya menunjukkan skor siswa dengan program baru
lebih tinggi (berbeda secara signifikan) daripada siswa yang mengikuti
program lama, maka hipotesis penelitian diterima dan hipotesis nol ditolak.
Yang berarti bahwa program baru tersebut efektif untuk diterapkan pada
program membaca. Intinya, pengujian hipotesis adalah proses evaluasi
hipotesis nol, apakah diterima tau ditolak
c. Uji Signifikansi
Uji signifikasi adalah cara mengetahui adanya perbedaan antara dua skor.
Signifikansi merujuk pada tingkat statistik dari probabilitas dimana
dengannya kita bisa menolak hipotesis nol. Uji signifikansi dilakukan
dengan menentukan tingkat probabilitas praseleksi yang dikenal dengan
tingkat signifikansi (α). Tingkat probailitas ini dijadikan dasar untuk
menolak atau tidak menolak hipotesis nol. Standar yang digunakan
umumnya 0,05 kesempatan (5 dari 100). Adapula yang menggunakan 0.01.
Semakin kecil nilai probabilitasnya, semakin kecil pula kemungkinan
temuan tersebut diperoleh karena disebabkan oleh peluang.

Jenis-jenis statistika inferensia adalah sebagai berikut:


a. Statistika parametrik
Statistika parametrik adalah ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis
sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau
tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik
parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Contoh statistika
parametrik antara lain uji-t, ANOVA (analisis variansi), regresi jamak,
korelasi.
b. Statistika non-parametrik

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 6


Statistika non-parametrik adalah statistik bebas sebaran (tidak
mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).
Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala
pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak
berdistribusi normal. Contohnya chi-square.

B. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian peneliti.
Populasi dalam statistika tidak terbatas pada orang saja, tetapi juga binatang
atau apa saja yang menjadi perhatian peneliti. Populasi dalam setiap penelitian
harus disebutkan secara jelas yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota
populasi serta wilayah penelitian yang di cakup. Beberapa contoh populasi
adalah sebagai berikut : pada sebuah taman terdapat 500 jenis anggrek yang
digolongkan berdasarkan warnanya. Maka dapat dikatakan kita mempunyai
populasi 500 jenis anggrek
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel adalah bagian terkecil
dari populasi yang menjadi objek pengamatan yang mewakili populasi sehingga
hasil penelitian tersebut dapat menjadi dasar penarikan kesimpulan dari
populasi yang ada. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus
ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target.
3. Sampel acak
Sampel acak adalah suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota
sampel.

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 7


Kesulitan dalam pengambilan sampel acak tergantung dari jumlah populasi
yang menjadi pengamatan, semakin banyak populasinya semakin sulit
mengambil sampel untuk mewakili populasi tersebut.

C. Masalah Yang Dapat Diajukan Kepada Statistikawan


2
1. Di suatu penjara diketahui bahwa dari orang yang narapidananya berumur
3
3 5
dibawah 25 tahun. Diketahui juga bahwa adalah laki-laki, serta adalah
5 8

perempuan atau telah berumur 25 tahun atau lebih. Kita menggunakan teori
peluang untuk menentukan peluang terpilihnya seorang wanita yang berumur
sekurang-kurangnya 25 tahun, jika pengambilannya secara acak.

2. Suatu mesin minuman ringan telah diatur sedemikian rupa sehingga rata-rata
jumlah minuman yang dikeluarkannya adalah 200 mililiter per gelas. Secara
periodik mesin ini selalu diperiksa dengan cara mengambil 9 gelas dan
kemudian dihitung rata-ratanya. Apa yang harus dilakukan seandainya isi rata-
rata 9 gelas contoh tersebut adalah 219 mililiter, jika rata-rata sebenarnya 200
mililiter pergelas? Dari besarnya kemungkinan tersebut kita dapat memutuskan
apakah mesin tersebut masih bekerja baik, atau sebaliknya harus diadakan
perbaikan.

3. Suatu survei dilakukan untuk menduga persentase warga kota yang menyetujui
dibangunnya sebuah gedung pertemuan baru. Dengan menggunakan metode
statistik, kita dapat menentukan berapa besarnya contoh yang diperlukan jika
kita sangat yakin bahwa dugaan yang diperoleh misalnya 1% dari persentase
sebenarnya.

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 8


4. Ada yang berpendapat bahwa secara rata-rata jarak yang ditempuh sebuah
mobil dalam setahun kurang dari 20.000 kilometer. Untuk menguji pendapat
ini, suatu contoh acak 100 pemilik mobil mencatat kilometer yang
ditempuhnya, dan ternyata diperoleh laporan rata-rata jarak yang mereka
tempuh adalah 23.500 kilometer. Dengan menggunakan metode statistik, kita
dapat menentukan apakah rata-rata yang lebih tingggi tersebut berbeda secara
berarti dari pendapat di atas, yang mengakibatkan ditolaknya pendapat itu, atau
apakah hasil tersebut sangat mungkin diperoleh walaupun sesungguhnya
pendapat tersebut benar.

5. Suatu perbedaan pendapat terjadi antara dua orang teman mengenai hubungan
besarnya keluarga dengan tangkat pendidikan kepala keluarga. Archi
berpendapat bahwa makin tinggi tingkat pendidikan ayah, maka makin kecil
kemungkinannya ia mempunyai keluarga yang besar. Harry mengatakan bahwa
hal itu sama sekali tidak benar. Untuk menyelesaikan perbedaan pendapat
tersebut, diambil suatu contoh acak yang terdiri dari 200 keluarga dan
semuanya sudah pensiun, dan kemudian diklasifikasikan menurut pendidikan
dan jumlah anak, ternyata pendapat Harry benar. Dengan kata lain, berdasarkan
telaah tersebut, besarnya keluarga tidak bergantung pada tingkat pendidikan
kepala keluarganya.

6. Data berikut menyatakan keanggotaan suatu organisasi selama 7 tahun terakhir:


X (tahun) 1 2 3 4 5 6 7
Y (banyaknya
304 341 393 457 548 670 882
anggota)
Dengan menggunakan metode statistic, kita dapat memperoleh kurva
pertumbuhan yang paling sesuai yang menghubungkan nilai-nilai kedua peubah
𝑥 dan 𝑦 tersebut. Dan kemudian dengan mengasumsikan bahwa pola

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 9


pertumbuhan ini akan berlanjut, kita dapat meramalkan banyaknya anggota
pada tahun tertentu di waktu mendatang.

7. Dua juri pada suatu pawai reuni memberikan penilaian berupa pangkatatau
urutan terhadap 8 mobil hias:
Mobil berhias
juri
1 2 3 4 5 6 7 8
A 5 8 4 3 6 2 7 1
B 7 5 4 2 8 1 6 3
Dapatkah kita menyimpulkan berdasarkan data tersebut bahwa kedua juri itu
mempunyai penilaian yang relative sejalan? Atau keduanya memberikan
penilaian yang jauh berbeda? Mungkin salah satu dari kedua juri itu tidak
kompeten. Pertanyaan seperti ini dapat dijawab dengan menghitung suatu
ukuran korelasi antara kedua penilaian yang dibuat oleh kedua juri tersebut.

D. Notasi Penjumlahan atau Notasi Sigma (∑ )


Sigma dalam Bahasa sederhana dapat di artikan sebagai jumlah. Notasi sigma
adalah simbol untuk menjumlahkan sejumlah bilangan terurut yang mengkuti pola
tertentu. Dalam ilmu statistic, notasi sigma ini adalah notasi yang paling sering
digunakan.
Bentuk umum notasi sigma adalah:

∑ 𝑥𝑖 = 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑖=1

Berikut adalah beberapa sifat-sifat dari notasi sigma


1. Jika 𝒌 adalah konstanta maka

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 10


𝑛

∑ 𝑘 = 𝑛𝑘
𝑖=1

Contoh soal :
Tentukan nilai dari
4

∑7
𝑖=1

Jawab :
∑4𝑖=1 7 = 7 + 7 + 7 + 7 = 28
Atau
∑4𝑖=1 7 = 4 . 7 = 28
2. Jika 𝒌 adalah konstanta maka
𝑛 𝑛

∑ 𝑘𝑥𝑖 = 𝑘 ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1 𝑖=1

Contoh soal :
Tentukan nilai dari ∑3𝑖=1 𝑘𝑥𝑖 dengan 𝑘 = 15, 𝑥1 = 5 , 𝑥2 = 3 , dan 𝑥3 = −2.
Jawab :
∑3𝑖=1 𝑘𝑥𝑖 = 𝑘 . ∑3𝑖=1 𝑥𝑖 = 𝑘(𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 )
= 15(5 + 3 + (−2))
= 90
3. Penjumlahan atau pengurangan dua atau lebih peubah sama dengan
penjumlahan atau pengurangan masing-masingnya
𝑛 𝑛 𝑛

∑(𝑥𝑖 ± 𝑦𝑖 ) = ∑ 𝑥𝑖 ± ∑ 𝑦𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Contoh soal :

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 11


Jika diketahui 𝑥1 = 1, 𝑥2 = 3, 𝑥3 = 2, 𝑦1 = −3, 𝑦2 = 5, 𝑦3 = 2, maka
hitunglah nilai dari ∑3𝑖=1(𝑥𝑖 + 𝑦𝑖 ).
Jawab:
3 3 3

∑(𝑥𝑖 + 𝑦𝑖 ) = ∑ 𝑥𝑖 + ∑ 𝑦𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

= (𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 ) + (𝑦1 + 𝑦2 + 𝑦3 )
= (1 + 3 + 2) + ((−3) + 5 + 2)
=6+4
= 10
4. Sifat keempat
𝑛

∑ 𝑥𝑖 2 = 𝑥1 2 + 𝑥2 2 + 𝑥3 2 + ⋯ + 𝑥𝑛 2
𝑖=1

Contoh soal:
Jika diketahui 𝑥1 = 4, 𝑥2 = −5 , 𝑥3 = 2, maka nilai dari ∑3𝑖=1 𝑥𝑖 2 adalah …
Jawab:
3

∑ 𝑥𝑖 2 = 𝑥𝑖 2 + 𝑥𝑖 2 + 𝑥𝑖 2
𝑖=1

= 42 + (−5)2 + 22
= 16 + 25 + 4
= 45
Beberapa soal yang menggunakan notasi sigma
1. Jika 𝑥1 = 3, 𝑥2 = 5 , 𝑥3 = 7, tentukanlah
a. ∑3𝑖=1 𝑥𝑖
b. ∑3𝑖=1 2𝑥𝑖 2
c. ∑3𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑖)

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 12


2. Misalkan diketahui 𝑥1 = 2, 𝑥2 = −3, 𝑥3 = 1, 𝑦1 = 4, 𝑦2 = 2, 𝑦3 = 5,
maka hitunglah
a. ∑3𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖
b. (∑3𝑖=2 𝑥𝑖 )(∑3𝑖=1 𝑦𝑖 )

E. Penyajian data
penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhanaan jelas agar
mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan
mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau
perbandingan dan lain lain.
Tujuan Penyajian Data Tujuan penyajian data adalah memberi gambaran
yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau
observasi, Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti, Memudahkan dalam
membuat analisis data, dan Membuat proses pengambilan keputusan dan
kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
Jenis-jenis penyajian data
Secara umum ada dua cara penyajian data, yaitu dengan tabel dan grafik
1. Penyajian data tabel
Penyajian data dengan tabel ada beberapa jenis, yaitu:
a. Tabel satu arah (one way table)
yaitu tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau satu
karakteristik saja. Misalnya data indeks prestasi dari 5 mahasiswa.
Tabel indek prestasi 5 mahasiswa
subjek Indek prestasi
A 3,1
B 2,8

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 13


C 3,7
D 3,2
E 2,5

b. Tabel dua arah (two way table)


Tabel dua arah Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua
karakteristik yang berbeda. Misalnya data indeks prestasi mahasiswa yang
dipengaruhi oleh partisipasi didalam kelas.
subjek Indek prestasi Partisipasi dalam kelas
A 3,1 2
B 2,8 1
C 3,7 4
D 3,2 2
E 2,5 1

c. Tabel tiga arah (three way table)


Tabel tiga arah yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau tiga
karakteristik yang berbeda. Misalnya data indeks prestasi dan partisipasi
didalam kelas yang dipengaruhi oleh status social.
subjek Indek prestasi Partisipasi dalam kelas Status sosial
A 3,1 2 1
B 2,8 1 2
C 3,7 4 1
D 3,2 2 2
E 2,5 1 3

2. Penyajian data grafik


Grafik data disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk
gambar-gambar. Grafik data biasanya berasal dari tabel dan grafik biasanya
dibuat bersama-sama, yaitu tabel dilengkapi dengan grafik. Grafik data
sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari data bersangkutan.

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 14


Dengan grafik dapat memberikan informasi dengan cepat yang dikandung dari
sekelompok data dalam bentuk yang ringkas.
a. Grafik garis
Grafik garis Adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis
yang menghubungkan titik-titik pada bidang bilangan. Pada grafik garis
digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis horizontal
(sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap, seperti
tahun dan ukuran-ukuran. Pada garis tegak (sumbu-Y) ditempatkan
bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah.
Contoh:

b. Grafik batangan
Grafik batangan adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang
lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran sesuai dengan data
yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling menempel atau
melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang
berdekatan harus sama.
Contoh :
Diagram batang vertikal Keuntungan Toko “Anggo” per Bulan (dalam jura
rupiah)

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 15


c. Grafik lingkaran
Grafik lingkaran adalah grafik yang menggambarkan perbandingan nilai-
nilai dari suatu karakteristik. Untuk mengetahui perbandingan suatu data
terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk
diagram lingkaran.
Contoh:

F. Skala pengukuran data


Dalam statistika terdapat empat jenis skala pengukuran, yaitu:
1. Skala nominal
Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada.
Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan
orang atau objek ke dalam kategori, kelas, atau klasifikasi. Skala nominal ini

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 16


hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengidentifikasi dan
membedakan. Sebagai contoh, jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang, yakni laki-laki atau perempuan.
2. Skala ordinal
Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai
dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala
ordinal, dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-
variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih
substansial dibandingkan dengan skala nominal.
Contoh dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi, Budi,
Santi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti
kemudian oleh Adi dan Santi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling
pendek, yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri. Dalam analisis
data, ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari
variabel paling tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling
rendah sampai ke yang paling tinggi. Untuk tujuan itu, mereka dapat melakukan
analisis pada para trainee, kemudian diurutkan sesuai dengan keperluannya.
Hasil yang dicapai di antaranya menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri,
Budi, dan Gina.
3. Skala interval
Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan
skala nominal atau ordinal. Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal, namun dengan
unit yang sama. Melalui unit yang sama maka perbedaan antara unit-unit yang
berdekatan pada skala itu ekuivalen. Misalnya, selisih skor antara 70 dan 71
adalah sama dengan selisih skor 50 dan 51 (92 dan 93, 37 dan 38, dan
seterusnya).

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 17


Kebanyakan tes di bidang pendidikkan didesain untuk menghasilkan skor-skor
interval. Perhatikan contoh skor untuk ketiga orang pada tes sikap berikut.
Misalkan siswa A mendapat skor 100, siswa B mendapat skor 110, dan siswa
C mendapat skor 120. Berdasarkan skor ketiga siswa tersebut, dapat dibuat
beberapa kesimpulan. Pertama, skor siswa C merupakan skor tertinggi
kemudian diikuti oleh siswa B dan A. Kedua, selisih skor siswa A dan siswa B
(yakni 10 poin) ekuivalen dengan selisih skor siswa B dan siswa C (juga10
poin). Ketiga, selisih antara siswa A dan siswa C (yakni 20 poin) adalah dua
kali lebih besar selisih antara siswa A dan siswa B (yakni 10 poin)
Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk
menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan
pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.
4. Skala rasio
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran di atas, ditambah
dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai
absolut dari objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai titik nol, karena itu
maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada
skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap
dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas,
dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti benar-benar
menyatakan tidak ada.
Contoh :
a. misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson
adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan
Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan bahwa tinggi
badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 18


b. misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50, sedangkan nilai Toni
adalah 100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai Toni adalah 2
kali nilai Tono.

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 19


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Statistika destkriptif adalah metode pengumpulan data dan penyajian data
yang memberikan informasi yang berguna. Pada statistika deskriptif, yang
perlu disajikan adalah : Ukuran pemusatan data (measures of central
tendency), Ukuran penyebaran data (measures of spread). sedangkan
Statistika Inferensia adalah metode pengumpulan data yang berhubungan
dengan analisis sebagian data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan
mengenai selulus data. penelitian inferensial adalah proses pengambilan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi
kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi.
2. Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian peneliti.
Populasi dalam statistika tidak terbatas pada orang saja, tetapi juga binatang
atau apa saja yang menjadi perhatian peneliti. Sedangkan Sampel adalah
himpunan bagian dari populasi. Sampel adalah bagian terkecil dari populasi
yang menjadi objek pengamatan yang mewakili populasi sehingga hasil
penelitian tersebut dapat menjadi dasar penarikan kesimpulan dari populasi
yang ada.
3. Notasi Penjumlahan atau Notasi Sigma (∑ )Sigma dalam Bahasa sederhana
dapat di artikan sebagai jumlah. Notasi sigma adalah simbol untuk
menjumlahkan sejumlah bilangan terurut yang mengkuti pola tertentu. Dalam
ilmu statistic, notasi sigma ini adalah notasi yang paling sering digunakan.
4. penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhanaan jelas
agar mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 20


dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya
dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain lain.
5. Dalam statistika terdapat empat jenis skala pengukuran, yaitu: Skala nominal,
Skala ordinal, Skala interval, Skala rasio

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIA 21

Anda mungkin juga menyukai