Anda di halaman 1dari 2

Administrasi

1. Administrasi
Administrasi Perbekalan Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan
dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan. Tata cara atau prosedur pencatatan dan pelaporan Narkotika
Psikotopika di Rumah Sakit sebagai berikut:

1. Instalasi farmasi wajib membuat catatan penerimaan dan pengeluaran perbekalan


farmasi harian dan membuat laporan bulanan penerimaan dan pengeluaran semua
perbekalan farmasi termasuk obat narkotika dan psikotropika.

2. Setiap akhir tahun anggaran Instalasi Farmasi wajib membuat laporan rekapitulasi
penerimaan dan pengeluaran serta sisa stok perbekalan farmasi.

2. Pelaporan Psikotropika
Suatu laporan yang dibuat Rumah Sakit untuk mencatat pembelian/pemasukan dan
penjualan/pengeluaran obat Psikotropika berdasarkan pelayanan resep dokter setiap
bulannya yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan:\
a. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
b. Kepala Balai POM
c. Arsip yg di tanda tangani oleh Apoteker penanggung jawab di sertai nama terang,
SIK, dan cap Rumah Sakit/Apotek.
Pelaporan psikotropika dibuat satu bulan sekali tetapi dilaporkan satu tahun sekali (awal
Januari sampai Desember).

 Menurut UU no.5 tahun 1997 Pasal 33 (1) Pabrik obat, pedagang besar farmasi,
sarana penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, wajib
membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan masing-masing yang
berhubungan dengan psikotropika.
 Rumah sakit khususnya IFRS mengirimkan laporan bulanan penggunaan narkotika
dan psikotropika secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perencanaan

Tahap perencanaan kebutuhan obat meliputi :

1. Tahap Persiapan
a. Membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang bertujuan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas penggunaan dana obat melalui kerjasama antar instansi yang terkait dengan
masalah obat.
b. Menetapkan jenis dan jumlah obat psikotropika sesuai dengan pola penyakit serta
kebutuhan pelayanan kesehatan.
2. Tahap Perencanaan
a. Tahap pemilihan obat: menentukan obat-obat psikotropika yang sangat diperlukan
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, dengan prinsip dasar menentukan jenis obat yang
akan digunakan atau dibeli.
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat: Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan
pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu.
3. Tahap Pengadaan obat
Dalam pemesanan dan pembelian obat psikotropika perlu diperhatikan hal-hal berikut:
 Memilih PBF yang tepat
Kriteria pemilihan PBF untuk Rumah Sakit, adalah :
1. Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan
penjualan (telah terdaftar).
2. Telah terakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB dan ISO 9000.
3. Suplier dengan reputasi yang baik.
4. Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat.
5. Telah mendapatkan izin edar Psikotropika dalam bentuk obat dari Menteri kesehatan.
 Surat pesanan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
Psikotropika
 Surat pesanan harus terpisah dari pesanan barang lain.

Sumber:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG


PSIKOTROPIKA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NOMOR : 344//Dir-SK/XII/2016 TENTANG


KEBIJAKAN PENCATATAN / PELAPORAN OBAT NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA RUMAH SAKIT TANGERANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN


2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI

Anda mungkin juga menyukai