Anda di halaman 1dari 6

Toggle navigation

Literasi > Kamus

KAMUS PAJAK

Memahami Definisi Kredit Pajak

Suci Noor Aeny | Kamis, 14 September 2017 | 15:28 WIB

WAJIB pajak dalam tahun pajak berjalan melunasi pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu
tahun pajak melalui pemotongan dan pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain, atau atas
pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri.

Pelunasan pajak dalam tahun pajak berjalan merupakan angsuran pembayaran pajak yang nantinya
boleh diperhitungkan dengan cara mengkreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang untuk
tahun pajak yang bersangkutan, kecuali untuk penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final.

Dalam hal ini, wajib pajak dapat mengkreditkan pajak yang telah dipotong dan dipungut untuk
mengurangi jumlah pajak terutangnya pada akhir tahun. Aturan mengenai kredit pajak diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 (UU KUP).

Baca Juga: Makna Terminologi 'Shall be Taxable Only' dan 'May be Taxed' dalam P3B

Secara definisi, 'kredit pajak' adalah jumlah pembayaran pajak yang sudah dibayar oleh wajib pajak
sendiri, setelah ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan dikurangkan
dari seluruh pajak yang terhutang termasuk apabila ada jumlah pajak atas penghasilan yang terhutang di
luar negeri.
Berdasarkan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 (UU PPh), jenis-jenis
kredit pajak adalah sebagi berikut :

pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21;

pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 22;

pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga, dividen, royalti, sewa, dan imbalan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23;

pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk tahun pajak yang bersangkutan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25.

Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih besar dari pada jumlah kredit pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU PPh, maka kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga sesudah tahun pajak yang bersangkutan berakhir, sebelum
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) disampaikan.

Namun, apabila pajak yang terhutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil dari pada jumlah
kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU PPh, maka kelebihan pembayaran pajak
dikembalikan atau diperhitungkan dengan utang pajak lainnya. Sedangkan segala bentuk penghasilan
yang sudah dikenakan pajak yang bersifat final, tidak boleh diperlakukan sebagai kredit pajak.

Topik : kamus pajak, kredit pajak, pajak penghasilan

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 06 Oktober 2016 | 09:38 WIB

KAMUS PAJAK

Ini Pengertian Surat Setoran Pajak


Senin, 19 Desember 2016 | 17:32 WIB

KAMUS PAJAK

Arti Masa Pajak, Tahun Pajak & Bagian Tahun Pajak

Senin, 24 Oktober 2016 | 13:31 WIB

KAMUS PAJAK

Siapa Itu Wajib Pajak?

Rabu, 01 Februari 2017 | 10:59 WIB

KAMUS PAJAK

Apa Itu Land Value Tax (LVT)?

BERITA PILIHAN

Kamis, 14 Juni 2018 | 15:31 WIB

KAMUS PAJAK

Wajib Pungut dalam PPN

Senin, 24 Oktober 2016 | 13:31 WIB

KAMUS PAJAK

Siapa Itu Wajib Pajak?

Kamis, 18 Oktober 2018 | 19:21 WIB

KAMUS PAJAK

Mengenal Surat Ketetapan Pajak


Rabu, 29 Agustus 2018 | 15:23 WIB

KAMUS PAJAK

Mengenal Sistem Self Assesment

Selasa, 04 April 2017 | 13:49 WIB

KAMUS PAJAK

Mengenal Apa Itu SPHP

Jum'at, 07 Oktober 2016 | 15:21 WIB

KAMUS PAJAK

Mengenal 'Primary Adjustment' dalam Transfer Pricing

Senin, 29 Januari 2018 | 15:31 WIB

KAMUS PAJAK

Memahami Perbedaan Konsep Pembukuan dan Pencatatan

Senin, 05 Desember 2016 | 11:07 WIB

KAMUS PAJAK

Memahami Pengertian 'Tax Allowance'

Kamis, 12 Januari 2017 | 10:07 WIB

KAMUS PAJAK

Memahami Konsep Rekonsiliasi Fiskal


Kamis, 13 September 2018 | 17:58 WIB

KAMUS PAJAK

Memahami Konsep Pajak Penghasilan di Indonesia

TERBARU

UU PNBP

Tak Patuh Bayar PNBP, Begini Sanksinya

PEREKONOMIAN INDONESIA

Soal Insentif Perpajakan, Ini Pesan Jokowi

PENERIMAAN NEGARA

Realisasi PNBP dari SDA Tembus 129%

UU PNBP

Ini 6 Kelompok Objek PNBP

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (14)

Memahami Fasilitas PPN di Indonesia

TERPOPULER

KAMUS PAJAK

Apa Perbedaan P3B OECD Model & UN Model?


2

KAMUS PAJAK

Makna Terminologi 'Shall be Taxable Only' dan 'May be Taxed' dalam P3B

KAMUS PAJAK

Apa Itu Restitusi Dipercepat?

Ketikkan kata kunci

Tentang Kami | Redaksi | Pedoman Media Siber | Disclaimer | Kontak Kami

COPYRIGHT © 2017 DDTCNews All rights reserved. Not for further distribution without the permission of
DDTCNews

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi 7
    Materi 7
    Dokumen17 halaman
    Materi 7
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Arus Kas Estimasi
    Arus Kas Estimasi
    Dokumen26 halaman
    Arus Kas Estimasi
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Biaya 1
    Akuntansi Biaya 1
    Dokumen57 halaman
    Akuntansi Biaya 1
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Biaya
    Biaya
    Dokumen26 halaman
    Biaya
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Perpajakan 1
    Perpajakan 1
    Dokumen1 halaman
    Perpajakan 1
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Penyusutan & Amortisasi Pajak
    Penyusutan & Amortisasi Pajak
    Dokumen10 halaman
    Penyusutan & Amortisasi Pajak
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat
  • Biaya
    Biaya
    Dokumen26 halaman
    Biaya
    Anonymous WJjRn7oRbU
    Belum ada peringkat