Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL DISKUSI

SKENARIO II KEWIRAUSAHAAN

Oleh :
Kelompok 6
Wahyu Julianto Wibowo I1A014094
Agam Palaguna I1A014223
Muhammad Andino Raharja I1A014237
Farid Rahman Husaini I1A014251
Muhammad Hidayatullah I1A014230
Fahreza Janis Basid I1A014062
Shofia Rahmawati I1A014240
Atika Ahdiah I1A014202
Tirnawati I1A014092
Pradissa Avia Emeralda I1A014213
Nor Fatimatuzzahra I1A014231
Rina Hasena I1A014089
Nabila Dara Sholehah H. I1A014023

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN

September, 2017
SKENARIO 2

Rumah sebagai tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan
akan rumah semakin meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan membangun rumah secara
mandiri semakin sulit di wujudkan. Membeli rumah di kompleks perumahan mennjadi pilihan
karena bisa dibeli dengan cara angsuran. Takheran bisnis perumahan tumbuh sangat pesat,
terutama di daerah istimewa yogyakarta. Namun seperti yang terjadi, selalu terjadi
penyimpangan bestek, legalitas, dan harga. Rumah yang dibangun seringkali berkualitas
dibawah standar konstruksi, dokumennya (IMB dan sertifikat) bermasalah, dan harganyapun
terlalu tinggi dari harga sesungguhnya sering kita dengar bahwa bangunan pada saat awal mula
ditempati tampak indah dan manis ternyata hanya selang beberapa bulan saja sudah mulai
kropos, lapuk, dimakan rayap, retak, bocor, dan sebagainya. Lebih buruk lagi, ternyata
sertifikatnya tidak segera bisa didapatkan karena IMB nya juga belum diusrus.

I. Identifikasi istilah:
1. Bestek
2. Legalitas
3. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
4. Sertifikat
5. Angsuran

II. Klarifikasi istilah:


1. Bestek

Bestek berasal dari bahasa Belanda yang artinya Peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu
pekerjaan bangunan atau proyek. Dalam arti luas, bestek adalah suatu peraturan yang mengikat,
yang diuraikan sedemikian rupa, terinci, cukup jelas dan mudah dipahami.
Bagian-bagian bestek terdiri dari :
Peraturan Umum.Peraturan Administrasi.Peraturan dan Teknis Pelaksanaan.
2. Legalitas
Legalitas adalah keabsahan dalam suatu tindakan.
3. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

Pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum yang berisi persetujuan
atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah kabupaten / kota)
dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah
/ mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan.
4. Sertifikat
Sertifikat adalah secarik surat sebagai tanda pengakuan bahwa seseorang menguasai
kompetensi tertentu, telah mengikuti suatu event, atau tanda kepemilikan suatu barang.

1
Sertifikat juga dapat dilengkapi dengan security printing untuk menjamin keaslian sertifikat
yang dikeluarkan suatu lembaga
5. Angsuran

Angsuran yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya
telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya
jangka waktu angsuran.
III. Identifikasi masalah:
1. Apa syarat pembelian rumah dengan cara angsuran ?
2. Apa fungsi dari asas legalitas ?
3. Apa yang dimaksud berkualitas dibawah standar konstruksi ?
4. Bagaimana cara mengurus IMB ?
5. Dimana pengurusan IMB ?
6. Dokumen-dokumen apa yang harus disiapkan untuk membengaun perumahan ?
7. Dari sudut pandang ekonomi apakah yang devolover itu benar (memberi harga
mahal dengan kualitas jelek) ?
8. Bagaimana standar rumah yang baik ?
9. Apa saja jenis-jenis angsuran ?
10. Bagaimana proses mendapatkan sertifikat tanah ?

IV. Klarifikasi Masalah :


1. Syarat pembelian rumah dengan cara angsuran ialah:
a. WNI yang belum memiliki rumah pribadi
Agar program sejuta rumah berlangsung dengan tepat sasaran, salah satu syarat
kepemilikannya adalah WNI yang belum pernah memiliki rumah pribadi.
Diharapkan tidak ada masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke atas
yang membidik rumah KPR subsidi untuk kebutuhan investasi. Masyarakat
yang belum memiliki hunian pribadi dan belum pernah menerima subsidi
kepemilikan rumah merupakan target utama dalam Program Sejuta Rumah. Ini
karena pemerataan kesejahteraan sedang diupayakan untuk seluruh masyarakat
Indonesia agar bisa memiliki hunian pribadi.
b. Punya Pekerjaan dan Penghasilan
Jika hendak memiliki rumah KPR subsidi, sahabat Perumnas harus telah bekerja
pada satu perusahaan minimal selama setahun. Syarat pendapatan untuk
memperoleh KPR subsidi adalah maksimal Rp 4 juta untuk pengaju KPR
subsidi rumah tapak, serta maksimal Rp 7 juta untuk pengaju KPR rumah susun.
Pengaju KPR subsidi juga minimal harus berusia 21 tahun atau sudah menikah.
c. Kelengkapan Dokumen Pribadi
Kelengkapan dokumen pribadi tentu sangat penting untuk menunjang
kelancaran pengajuan KPR. Jenis dokumen pribadi yang patut dipersiapkan
adalah fotokopi KTP dan KK pemohon, slip gaji terakhir, fotokopi NPWP dan
SPT tahunan, fotokopi rekening koran selama tiga bulan terakhir, surat

2
pernyataan belum memiliki rumah, serta surat pernyataan belum pernah
menerima subsidi rumah. Jika kelengkapan dokuman tersebut sudah sahabat
Perumnas siapkan menjelang pengajuan KPR subsidi, niscaya proses pengajuan
KPR akan berlangsung secara cepat dan lancar.
d. Rekam Jejak Bank yang Baik
Pengaju KPR akan kesulitan memperoleh persetujuan KPR jika memiliki rekam
jejak transaksi bank yang kurang baik. Orang-orang yang pernah mengalami
black list karena tidak membayar kartu kredit, sering terlambat dalam melunasi
angsuran, hingga sejumlah catatan buruk lainnya, akan berpengaruh terhadap
pengajuan KPR. Sahabat Perumnas sebaiknya mulai mempertimbangkan hal-
hal kecil terkait transaksi bank sejak dini. Rekam jejak yang baik akan
memudahkan sahabat Perumnas mendapatkan rumah KPR subsidi. Sembari
mencari rumah dengan lokasi terbaik sesuai kebutuhan sahabat Perumnas, yuk
siapkan dulu syarat-syarat KPR subsidi mulai dari sekarang. Memiliki hunian
pribadi tentu akan menjadi pencapaian besar sahabat Perumnas tahun ini.
2. Fungsi legalitas, diantaranya:
a. Memperkuat adanya kepastian hukum
b. Menciptakan keadilan dan kejujuran bagi terdakwa
c. Mengefektifkan deterent function dari sanksi pidana
d. Mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
e. Memperkokoh penerapan “the rule of law”.

3. Masalah mutu/kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah


masalah berikut:

 Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau
sekitar lokasi proyek.
 Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti
kompresor, generator mesin-mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut
dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
 Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas,
pertukangan, mandor dlsb.
 Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
 Membuat kerangka kerja secara total;
 Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
 Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua
pihak terkait;
 Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
 Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
 Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling
awal.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas

3
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memastikan bahwa rencana pengawasan
kualitas yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan
pekerjaan. Seluruh hasil pengawasan, record dan seluruh operasi pengawasan
kualitas harus dilaporkan secara berkala kepada wakil pemberi kerja.

Dalam pengendalian kualitas/mutu terdapat 2 (dua) komponen kegiatan utama dalam


pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian kualitas (QA) dan pengendalian
kuantitas (QC). Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut:
Pengendalian Kualitas

Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada


konstruksi akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan
dan instruksi yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-
aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi
antara lain meliputi :

 Peralatan yang digunakan


 Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
 Penyimpanan bahan/material
 Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
 Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
 Test lapangan
 Administrasi dan formulir-formuli
4. Prosedur mengurus IMB memiliki dua cara yaitu via online dan jalur offline :
a. Prosedur mengurus IMB via online

Semua pendaftaran akan dilakukan secara online melalui www.dppb.go.id. Sistem


ini menghubungkan Dinas dengan Suku Dinas P2B hingga tingkat kecamatan.
Pemohon tinggal memilih menu IMB rumah tinggal atau non-rumah tinggal. Setelah
itu, masukkan lampiran data berupa gambar bangunan yang dimaksud. Pengisian data
harus lengkap, karena jika tidak, permohonan akan tertolak. Selanjutnya, pemohon
membayar retribusi ke Bank DKI terdekat. Setelah membayar, buktinya dipindai lalu
dikirim.
b. Jalur offline
Dikutip dari laman dppb.go.id/, persyaratan pengurusan IMB melalui cara offline
atau datang langsung adalah sebagai berikut;

 Kartu Tanda Penduduk (KTP);


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
 Surat bukti kepemilikan tanah berupa:
o Sertifikat Tanah

4
o Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat yang
berwenang dari instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut;
o Surat Persetujuan/Penunjukan Gubernur/Walikota untuk bangunan gedung
bersifat sementara, bangunan gedung di atas/bawah prasarana, bangunan
gedung di atas/bawah air atau bangunan gedung khusus dan penampungan
sementara;
o Surat Pernyataan dari instansi pemerintah khusus untuk bangunan gedung milik
Pemerintah.
 Surat pernyataan (di atas materai) dari pemohon diketahui Lurah, yang menyatakan
bahwa tanah yang dikuasai tidak dalam keadaan sengketa untuk pengajuan IMB
 SIPPT untuk lahan yang memiliki luas lebih dari 5.000 m2 (lima ribu meter
persegi) atau yang dipersyaratkan
 Ketetapan Rencana Kota (KRK)
 Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) bagi yang disyaratkan
 Rancangan arsitektur ditandatangani oleh Arsitek yang memiliki IPTB bagi yang
dipersyaratkan
 Perencanaan struktur bangunan gedung beserta lampiran hasil penyelidikan tanah
yang ditandatangani oleh perencana struktur yang memiliki IPTB bagi yang
dipersyaratkan
 Rencana dan perhitungan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung yang
ditandatangani oleh perencana mekanikal dan elektrikal yang memiliki IPTB bagi
yang dipersyaratkan
 Fotokopi yang dilegalisir IPTB penanggung jawab perencana arsitektur, struktur,
mekanikal dan elektrikal bangunan gedung bagi yang dipersyaratkan
 SK dan gambar IMB lama untuk kegiatan penambahan dan/atau perubahan
bangunan

5. Kantor pengawasan dan penertiban bangunan (p2b) setempat. Bisa juga secara online
melalui www.dppb.go.id

6. Perizinan yang harus dipenuhi pengembang meliputi izin lokasi, Izin Peruntukan
Lahan (IPL) yang di dalamnya memuat Izin Peningkatan Perubahan Penggunaan
Tanah (IP3T) dari BPN, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), serta Izin Mendirikan Bangun Bangunan (IMBB).

7. Pada kasus skenario menurut pandangan ekonomi devolover melakukan Pelanggaran


etika bisnis terhadap prinsip kewajaran yang akan dijelaskan dibawah. Menurut Etika
Bisnis dalam Praktek Bisnis di Indonesia

Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya banyak perusahaan yang
menghalalkan segala cara. Praktek curang ini bukan saja merugikan masyarakat, tapi
perusahaan itu sendiri sebenarnya.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan
hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri

5
terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis
yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.

Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan
oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Praktek bisnis yang
terjadi selama ini dinilai masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan
kerapkali diwarnai praktek-praktek tidak terpuji atau moral hazard.

Pelanggaran etika yang sering dilakukan oleh pihak swasta, menurut


ketua Taufiequrachman Ruki (Ketua KPK Periode 2003-2007), adalah penyuapan
dan pemerasan. Berdasarkan data Bank Dunia, setiap tahun di seluruh dunia sebanyak
US$ 1 triliun (sekitar Rp 9.000 triliun) dihabiskan untuk suap. Dana itu diyakini telah
meningkatkan biaya operasional perusahaan. (Koran Tempo - 05/08/2006)

Di bidang keuangan, banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran


etika. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Erni Rusyani, terungkap bahwa hampir
61.9% dari 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap
dalam menyampaikan laporan keuangannya (not available).
Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di Indonesia merupakan
fenomena yang sudah sering terjadi. Contohnya adalah kasus pelezat masakan merek
”A”. Kehalalan “A” dipersoalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir
Desember 2000 setelah ditemukan bahwa pengembangan bakteri untuk proses
fermentasi tetes tebu (molase), mengandung bactosoytone (nutrisi untuk pertumbuhan
bakteri), yang merupakan hasil hidrolisa enzim kedelai terhadap
biokatalisator porcine yang berasal dari pankreas babi.

Bentuk pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia


Mempraktekkan bisnis dengan etiket berarti mempraktekkan tata cara bisnis yang
sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi.
Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak
menyalahgunakan kedudukan dan kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri,
toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.

Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-
aturan

Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah
tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan

6
pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat,
maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral

Berikut adalah bentuk-bentuk pelanggaran etika bisnis dan contoh pelanggaran etika
dalam kegiatan bisnis di Indonesia :
a. Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum

Contoh pelanggaran tersebut seperti sebuah perusahaan X karena kondisi


perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada
karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak
memberikan pesangon sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan X dapat dikatakan melanggar prinsip
kepatuhan terhadap hukum.
b. Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi

Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun


ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru.
Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan
mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar.
Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang
itu kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, yayasan baru memberikan
informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru. Dalam kasus
ini, pihak yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi.
c. Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas

Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh


karyawan yang akan mendaftar PNS secara otomotis dinyatakan mengundurkan diri.
A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari
pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola, dalam hal ini
direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan
Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai
kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri.
Dari kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip. akuntabilitas karena
tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan
Pengurus Rumah Sakit.
d. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban

Sebuah perusahaan PJTKI di Yogyakarta melakukan rekrutmen untuk


tenaga baby sitter. Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan
berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan
akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan
bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak
jadi berangkat ke negara tujuan. B yang tertarik dengan tawaran tersebut langsung
mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan

7
pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung
diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi,
perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini
dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip
pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang
seharusnya diberangkatkan ke negara lain tujuan untuk bekerja.
e. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran

Sebuah perusahaan properti ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat ijin


membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan
kavling perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi
kewajibannya membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi
lainnya. Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar
kelebihan tanah, karena setiap kali akan membayar pihak developer selalu menolak
dengan alasan belum ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh
adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang ini yang belum mengantongi izin
pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya sudah diberi izin dan rumah
mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yang dikemukakan perusahaan itu adalah
ingin memberikan pelajaran kepada dua konsumen tadi karena dua orang ini telah
memprovokasi konsumen lainnya untuk melakukan penuntutan segera pemberian izin
pembangunan rumah. Dari kasus ini perusahaan properti tersebut telah melanggar
prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder (konsumen)
dengan alasan yang tidak masuk akal.
f. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran

Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan


sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan
kesepakatan pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor.
Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas
spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa
bulan kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak
memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan
pengembang.
g. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati

Seorang nasabah X dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran


mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu
setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis
kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengkategorikan pihak perusahaan telah

8
melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya pihak
perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak
dan tepat.
8. Agar (penghuni) rumah menjadi sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-Ventiasi Udara

Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar sirkulasi udara lancar
dan udara menjadi segar. Ventilasi udara membuat kadar oksigen di dalam rumah
tetap terjaga sekaligus menjaga kelembapan rumah.

Buat ventilasi udara lewat bukaan jendela. Penghawaan udara dalam rumah akan
makin maksimal dengan sistem ventilasi silang atau cross ventilation. Jika tidak
memungkinkan, bisa dibuat ventilasi lewat lubang-lubang angin.

Selain itu, sebisa mungkin jangan menggunakan kipas angin, karena bisa
menyebabkan flek pada paru-paru. Taman di teras atau di dalam rumah juga akan
membantu proses produksi oksigen.
- Pencahayaan

Rumah sehat harus memiliki pencahayaan alami yang cukup. Rumah yang
kekurangan cahaya matahari sangat lembap dan tidak nyaman serta rawan terhadap
bibit penyakit.

Umumnya, cahaya alami didapat lewat jendela, namun jika tidak memungkinkan,
cahaya bisa diperoleh dari genteng kaca. Kendati demikian, pencahayaan rumah
jangan terlalu berlebihan, karena dapat membuat mata sakit dan ruangan menjadi
gerah.
-Lantai

Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa beragam: ubin, semen,
kayu, atau keramik. Lantai yang berdebu atau becek selain tidak nyaman juga bisa
menjadi sarang penyakit.
Pemilihan material lantai sangat penting. Misalnya, keramik lantai yang licin dapat
menyebabkan penghuni terpeleset.
-Atap dan Langit-langit
Genteng tanah liat terbilang paling cocok untuk rumah di daerah tropis seperti
Indonesia, karena lebih mampu menyerap panas matahari. Sebaiknya hindari
pengunaan atap seng atau asbes, karena dapat menyebabkan hawa ruangan menjadi
panas.

9
Ketinggian langit-langit rumah juga mesti diperhatikan. Pasalnya, langit-langit yang
terlalu pendek bisa menyebabkan ruangan terasa panas sehingga mengurangi
kenyamanan.
-Pembuangan Limbah

Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan sampah. Rumah
sehat harus memiliki septic tank dan pembuangan limbah air yang tidak mencemarkan
tanah dan air tanah serta tidak berbau. Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh
mungkin dengan pompa air.

Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup agar tidak
mencemari lingkungan sekitarnya. Buatlah dua tempat sampah: untuk sampah organik
dan anorganik.
-Air Bersih

Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para penghuninya, yakni
minimal 60 liter per hari per orang—untuk minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.
-Polusi dan Kontaminasi

Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap dapur. Untuk itu, rumah
sebaiknya memiliki pembuangan asap agar tidak mencemari ruangan lain. Hindari
pula penggunaan cat dari bahan-bahan berbahaya, yang berpotensi mengganggu
sistem pernafasan penghuni.
9. Jenis angsuran / kpr (kredit pemilikan rumah)
1. KPR Konvensional

Ini mungkin jenis yang paling banyak diketahui oleh masyarakat. Alasan utamanya
cukup jelas, yakni karena kurangnya informasi yang ada mengenai jenis KPR yang
ada. KPR konvensional, atau disebut juga KPR non-subsidi, disediakan oleh hampir
seluruh bank, tentu dengan persyaratan dan bunga yang berbeda-beda. Suku bunga
yang ditetapkan biasanya mengikuti BI Rate. Karena ini bukan KPR dari pemerintah,
pihak bank akan mengenakan denda yang cukup besar apabila masyarakat terlambat
atau menunggak cicilan. Masa pinjaman KPR konvensional berkisar lima hingga 25
tahun.
2. KPR Bersubsidi

KPR bersubsidi merupakan fasilitas dari pemerintah yang disalurkan melalui bank-
bank. Keunggulan KPR bersubsidi adalah uang muka dan bunga yang lebih rendah
dibanding KPR konvensional. Namun, jenis KPR bersubsidi ini hanya untuk
masyarakat dengan penghasilan rendah dan belum memiliki rumah, serta tipe rumah
yang dapat dibiayai maksimal tipe 36. Kekurangan dari KPR bersubsidi adalah lokasi
rumah yang sangat terpencil dan akses yang cukup sulit. Harga rumah yang dapat
menggunakan KPR bersubsidi maksimal Rp120 juta.

10
Suku bunga untuk KPR bersubsidi adalah 7,25% flat, dan sudah termasuk premi
asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan asuransi kredit. Berita baiknya, pada awal
tahun 2015 pemerintah berencana untuk menurunkan suku bunga KPR bersubsidi
menjadi 5% flat. KPR bersubsidi juga bebas dari pajak pertambahan nilai (PPN).
3. KPR Syariah

Ini merupakan jenis KPR yang juga banyak diminati, sebab KPR syariah
menggunakan prinsip jual-beli (murabahah). Maksudnya adalah KPR syariah akan
membayarkan lunas rumah yang Anda inginkan, dan Anda tinggal mencicil kepada
bank dengan masa cicilan hingga 15 tahun. Cicilan yang Anda bayarkan jumlahnya
tetap karena KPR syariah tidak mengenal adanya bunga, tetapi harga rumah yang
harus Anda bayarkan sudah ditambahkan dengan keuntungan yang akan diambil bank.
Ini merupakan jenis KPR yang cocok bagi Anda yang takut akan pergerakan bunga
naik-turun.
4. KPR Pembelian

KPR pembelian adalah jenis pembiayaan rumah dengan memberikan pinjaman uang
untuk membeli rumah, dan rumah yang akan dibeli tersebut dijadikan jaminannya.
Tak hanya rumah yang dapat dijadikan agunannya, tapi juga berbagai properti lain,
seperti apartemen, ruko, dan rukan.
5. KPR Refinancing

Sebenarnya KPR refinancing bukanlah sebuah jenis pembiayaan untuk membeli


rumah, melainkan termasuk dalam jenis pinjaman pribadi. KPR refinancing adalah
fasilitas peminjaman uang yang menggunakan rumah yang sudah dimiliki sebagai
jaminannya. Tak hanya bangunan rumah yang dapat dijadikan jaminan, tapi surat
tanah juga dapat dijadikan jaminannya.
6. KPR Take Over

Tak banyak bank yang memberikan fasilitas KPR take over. Salah satu bank yang
menawarkan KPR take over adalah KPR Mandiri. KPR take over adalah fasilitas
untuk memindahkan KPR yang telah berjalan ke bank lain dengan keuntungan berupa
tambahan limit pinjaman. KPR jenis ini lebih ke arah persaingan antar-bank untuk
mendapatkan konsumen baru.
7. KPR Angsuran Berjenjang

KPR Mandiri juga memiliki KPR angsuran berjenjang, yakni fasilitas pinjaman yang
diberikan untuk pembelian rumah tinggal dengan keringanan berupa penundaan
pembayaran sebagian angsuran pokok sampai tahun ke-tiga masa pinjaman.
8. KPR Duo

Ini merupakan jenis KPR lain yang juga sangat jarang ditawarkan. Salah satu bank
yang menawarkan KPR jenis ini adalah KPR Mandiri. KPR Mandiri Duo adalah

11
fasilitas pinjaman yang diberikan untuk pembelian rumah tinggal, apartemen, ruko,
atau rukan sekaligus pembelian mobil, motor, atau furnitur.

10. Hal-hal yang berhubungan dengan kepemilikan hak-hak atas tanah seperti Hak Milik
dan Hak Guna Bangunan diatur dalam Bagian III dan Bagian V UU No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).

a. Untuk mengurus sertifikat tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Sertifikat Hak
Milik dapat Anda lakukan sendiri. Tahap-tahapannya sebagai berikut:
b. Membeli dan mengisi formulir permohonan;
c. Memiliki atau membawa Sertifikat Hak Atas Tanah (HP/HGB);
d. IMB atau surat keterangan dari kelurahan yang menyatakan bahwa rumah tersebut
digunakan untuk rumah tinggal;
e. Surat kuasa dan fotokopi KTP penerima kuasa, apabila dikuasakan;
f. Identitas pemohon KTP, KK, WNI, Ganti Nama (jika perorangan), akta pendirian
atau akta perubahan (jika badan hukum;
g. PBB tahun berjalan (fotokopi dengan menunjukkan aslinya);
h. Surat pernyataan tidak memiliki tanah perumahan lebih dari 5 (lima) bidang
dengan luas tanah keseluruhan tidak lebih 5.000 m2;
i. Surat pernyataan dari pemegang hak tanggungan, apabila tanah tersebut dibebani;
j. Hak Tanggungan pernyataan dari pemohon;
k. Surat pernyataan dari pemohon;
l. Membayar tarif atas jenis penerimaan bukan pajak, untuk pelayanan pendaftaran
tanah.

12
V. Problem tree

Kebutuhan dasar manusia

Pembangunan rumah

Pembangunan rumah Membeli rumah di


secara pribadi kompleks
perumahan

Kualitas dibawah Dokumen


standar konstruksi Legalitas IMB dan
sertifikat
bermasalah

Kualitas dibawah Legalitas Dokumen IMB Penyuimpang Kualitas Harga yang


standar konstruksi dan sertifikat an bestek jelek tinggi

VI. Sasaran belajar


Dari identifikasi masalah dan pohon masalah

13

Anda mungkin juga menyukai