Anda di halaman 1dari 9

11

Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19


e-ISSN: 2579-7433

PENGARUH PERUBAHAN DIAMETER LUBANG SALURAN KELUAR JETMAIN


DARI 2,5 MM MENJADI 2,8 MM PADA KARBURATOR TERHADAP KINERJA
MESIN BENSINEMPAT LANGKAH SATU SILINDER PADA SEPEDA MOTOR
1)
Wardoyo, 2)Andi Putro Sukendro
1,2)
Prodi Teknik Mesin Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
1)
e-mail: Ward_up45@yahoo.com
Jl. Proklamasi No. 1 Babarsari Yogyakarta

ABSTRACT

This study aimed to compare the influence of the hole diameter of the outlet of the main jet from
2.5 mm to 2.8 mm on the carburetor to the engine performance and fuel consumption.The test is
performed with the brand gasoline motor honda tiger type GL 200 R four-stroke single cylinder. The
materials studied were the main jet. Tests performed with standard conditions in without making any
changes. Testing machine at the ready on a dynamometers test bed. Then do the testing phase and
retrieval of data that is torque and fuel consumption. Torque (Nm) play a modified jet yield increase of
2.2% from the main jet standard. Power (kW) jet modification produces a maximum power of around
2.2% of the main jet standard. The rate of fuel consumption (mf) on the main jet modification is
greater than the main jet standard. Fuel consumption (sfc) on the main jet modification will further
increase the standard of the main jet. Calorific fuel (Qi) in the main jet modification is greater than
the main jet standard. Jet played modifications that do not significantly change the main jet standard.

Keywords: Main Jet, Fuel, Power.

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN


Perkembangan teknologi otomotif Pengujian ini dilakukan dengan
yang pesat saat ini berdampak terhadap menggunakan motor bensin merk honda
majunya alat transportasi, terutama sepeda tiger type GL200R4 Langkah 1 silinder, di
motor. Sepeda motor adalah salah satu titik beratkan pada unjuk kerja mesin.
wujud barang sebagai alat transportasi Pada saat pengujian ini tentunya
darat yang dominan saat ini serta menemui berbagai kendala yang
menjanjikan kemudahan bagi para dikarenakan keterbatasan beberapa faktor
penggunanya. Sepeda motor saat ini masih penunjang sehingga mempengaruhi
bergantung pada jenis bahan bakar yang keakuratan hasil penelitian yang
digunakannya. Penelitian ini kajiannya diantaranya kondisi mesin uji dan alat-alat
adalah pengaruh perubahan diameter ukur yang digunakan. Penelitian dilakukan
lubang saluran keluar Jet Main dari 2,5 di Yogyakarta. Dalam penelitian ini sistem
mm menjadi 2,8 mm pada karburator pengambilan data dilakukan berdasarkan
terhadap kinerja mesin bensin 4 langkah 1 percobaan, sehingga dalam pengambilan
silinder untuk sepeda motor. Penelitian ini data didasarkan pada urutan kerja mesin
merupakan suatu rekayasa terhadap tersebut.
perkembangan teknologi di bidang
otomotif karena banyaknya pengguna A. Bahan Penelitian
kendaraan bermotor yang merasa kurang Bahan yang diteliti adalah Jet Main.
puas terhadap performance kendaraan Jet Main berfungsi untuk menyuplai
standard dari pabrik serta untuk kebutuhan bahan bakar yang sesuai pada
memperkecil dampak-dampak yang semua tingkat kecepatan mesin putaran
kurang baik terhadap lingkungan akibat tinggi. Hal ini dimungkinkan oleh
dari emisi gas buang yang ditimbulkan. perubahan posisi piston valve. Semakin

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


12
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

tinggi posisi piston valve, maka semakin


tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk
jarum yang tirus, maka semakin besar
celah bakar yang akan keluar dari ruang
bahan bakar. Berikut ini gambar Jet Main
yang diteliti.

Gambar 4. Mesin Uji Merk Honda


Tiger type GL 200 R

Gambar 1. Bentuk Alat Jet Main 2,5 mm


atau standard

Gambar 5. Instalasi Alat Penelitian


Keterangan gambar:
A. Dynamometer: untuk mengukur torsi
mesin
B. Tachometer: untuk mengukur putaran
mesin
C. Buret ukur: untuk mengukur konsumsi
bahan bakar

D. Cara Penelitian
Dalam pengujian ini dilakukan
Gambar 2. Bentuk Alat Jet Main 2,8 dengan mesin kondisi standar sesuai
mm atau modifikasi dengan pabrik pembuatnya tanpa
melakukan perubahan apapun. Penelitian
dilaksanakan 2 tahap.

1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimaksudkan untuk
membantu keakuratan pengambilan data
pada tahap pengujian serta kesadaran akan
faktor-faktor keselamatan kerja yang
Gambar 3. Karburator Merk Honda mutlak untuk diperhatikan pada tahap
Tiger type GL 200 R pengujian.
a. Melakukan service tune up pada
B. Alat Penelitian mesin yang akan digunakan untuk
Alat yang dipakai untuk penelitian pengujian meliputi ganti oli mesin,
adalah Honda Tiger type GL 200 R pengecekan busi, penyetelan

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


13
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

karburator, kerenggangan katup, mencapai kondisi operasi mesin


waktu pengapian sesuai dengan sebenarnya. Selain itu untuk
standard pabrik pembuatnya dan memastikan mesin sudah bekerja
pembersihan pada saluran buang. dengan maksimal dengan bahan bakar
b. Mengecek soket-soket dan kabel- mesin yang diinginkan. Pemanasan
kabel pengapian pada CDI, koil, dilakukan kira-kira 3-5 menit.
motor stater, accu dan massa terangkai a. Setelah tahap pemanasan selesai, gigi
dengan benar pada mesin uji. persneling dimasukkan pada gigi
c. Mempersiapkan alat yang akan diuji persneling ke-3, dimaksudkan agar
meliputi: putaran dan torsi yang dihasilkan
- Jet Main yang digunakan adalah sama dengan putaran poros mesin uji.
lubang saluran keluar 2,5 mm c. Mengatur putaran mesin dengan
- Jet Main yang digunakan adalah memutar grip gas hingga mencapai
lubang saluran keluar 2,8 mm putaran 6000 rpm, setelah putaran
d. Pemasangan dan penyetelan mesin uji yang diinginkan sudah tercapai, mulai
pada tes bed dynamometer, pengambilan data yaitu torsi pada
pemasangan saluran (slang bahan dynamometer. Waktu konsumsi bahan
bakar) pada buret ukur ke karburator bakar tiap 2 ml bahan bakar dan
dan memastikan dapat bekerja dengan kandungan emisi gas buang.
baik. d. Menaikkan putaran mesin setiap
e. Menyiapkan alat bantu lainnya seperti kenaikan 500 rpm, 1000 rpm dan
tachometer dan stopwatch serta mencatat data torsi pada
mengesetnya agar dapat bekerja dynamometer. Waktu konsumsi bahan
dengan baik. bakar sampai putaran 6000 rpm
dengan memutar grip gas.
e. Mencatat data operasi meliputi
putaran mesin, torsi yang dihasilkan
serta waktu untuk menghabiskan 2 ml
bahan bakar. Pada setiap rpm
dilakukan tiga kali pengambilan data.
f. Setelah mencapai putaran 6000 rpm
dan pencatatan data selesai, maka
putaran mesin sedikit demi sedikit
dikurangi dan mematikan mesin
setelah mencapai putaran stationer.
1. Tahap pengujian g. Pengujian dengan kondisi Jet Main
Setelah memeriksa alat pengujian yang di modifikasi (diameter 2,8 mm).
selesai kemudian dilakukan tahap Pengujian dilakukan dengan cara yang
pengujian. Langkah-langkah pengujian sama dengan mesin kondisi standar.
adalah sebagai berikut: Mesin dijalankan dan diamati putaran
a. Mesin kondisi standard (diameter Jet torsi, pemakaian bahan bakar.
Main 2,5 mm). Pengisian bahan bakar Prosesnya sama seperti pada mesin
pada tangki bahan bakar buret ukur, kondisi standard.
buka kran sampai menunjukkan 25 ml
pada buret ukur, kemudian tutup III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kembali kran tersebut.
b. Hidupkan mesin uji, setel putaran A. HASIL
mesin pada putaran stationer dan
pemanasan mesin dalam keadaan
normal, yaitu dimaksudkan untuk

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


14
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

Proses pengujian operasi mesin 1= Keadaan Jet Main 2,5 mm atau


dilakukan pada putaran 2000 rpm sampai standard
dengan putaran 6000 rpm. 2= Keadaan Jet Main 2,8 mm atau
Data hasil pengujian yang telah modifikasi
dilakukan didapatkan data-data sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Pemakaian Jet
Main Standard (2,5 mm).

Tabel 2. Hasil Pengujian Pemakaian Jet Gambar 6. Grafik Torsi (Nm) vs Putaran
Main Modifikasi (2,8 mm) Mesin (rpm)
Torsi yang diukur dalam pengujian
ini adalah torsi setelah melalui kopling
manual, gigi transmisi dan hubungan poros
dengan kopling dan gigi transmisi.
Gambar 6 menunjukkan perbandingan
antara putaran mesin dengan torsi yang
dihasilkan dari data hasil pengujian dengan
Dalam proses pengujian, waktu yang keadaan Jet Main Standard (2,5 mm) dan
dihabiskan saat kondisi Jet Main Standard Jet Main 2,8 mm.
adalah ± 3,5 menit. Saat kondisi Jet Main Karburator berfungsi mencampur dan
2,8 mm adalah ± 3,8 menit. mengkabutkan bahan bakar. Dengan
adanya pengkabutan itu seiring dengan
B. PEMBAHASAN pertambahan putaran, torsi juga
Dari data hasil pengujian maka dapat bertambah. Naiknya torsi adanya proses
dibuat grafik hubungan antara: pembakaran campuran bahan bakar yang
dihasilkan karburator. Bahwa untuk Jet
1) Torsi (Nm) dengan Putaran Mesin Main Standard dan Jet Main yang
(rpm) dimodifikasi yaitu jumlah campuran bahan
Dari pengujian mesin yang telah dilakukan bakar menjadi lebih banyak pada Jet Main
dengan variasi alat Jet Main 2,5 mm, Jet 2,8 mm atau yang dimodifikasi.
Main 2,8 mm dan putaran mesin yang Dari Gambar 6 torsi yang dihasilkan
berbeda didapatkan data torsi sebagai dari Jet Main 2,8 mm yang modifikasi
berikut: menghasilkan torsi sebesar 17,94 Nm.
Tabel 3. Hasil Analisis Torsi (Nm) Menghasilkan kenaikan 2,2 % dari Jet
Main yang Standard. Jet Main 2,5 mm
yang standard menghasilkan torsi sebesar
17,55 Nm.

2) Daya (kW) dengan Torsi (Nm)


P = (T x )  = 2πN
P = 2πN x T x 10 -4
Keterangan dari tabel 3 T = Torsi (Nm)
P = Daya (kW)

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


15
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

N = Putaran kerja poros engkol (rev/s) Gambar 7. Daya (kW) vs Torsi (Nm)
a. Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
standard. Pada putaran mesin 2000 Pada Gambar 7. Daya poros
rpm didapat hasil torsi 15,80 Nm. merupakan hasil kali antara torsi dan
Maka daya yang dihasilkan: kecepatan sudutnya, sehingga daya poros
P = 2πN x T x 10 -4 sangat tergantung dari nilai torsi yang
P = 2 x 3,14 x 200/60 x 15,80 x dihasilkan oleh motor bakar tersebut. Pada
10-4 (kW) pengujian ini daya yang dihasilkan pada
P = 3,3074 kW keadaan Jet Main 2,8 mm relatif lebih
b. Keadaan Jet Main 2,8 mm atau tinggi dibandingkan dengan Jet Main 2,5
modifikasi. Pada putaran mesin 2000 mm atau standard, semakin besar nilai
rpm didapat hasil torsi 16,19 Nm. torsi semakin besar pula daya yang
dihasilkan.
Maka daya yang dihasilkan:
Daya maksimum dari keadaan Jet
P = 2πN x T x 10-4 Main 2,8 mm atau modifikasi sebesar
P = 2 x 3,14 x 200/60 x 16,19 x 10 -4 3,7554 kW pada putaran mesin 6000 rpm,
(kW) menghasilkan kenaikan daya 2,2% dari Jet
P = 3,3891 kW Main 2,5 mm. Pada Jet Main 2,5 mm atau
Perhitungan yang sama dilakukan pada standard menghasilkan daya maksimum
Jet Main yang berbeda, sehingga 3,6738 kW pada putaran 6000 rpm.
didapatkan hasil data sebagai berikut: Daya rata-rata yang dihasilkan dengan
keadaan Jet Main 2,5 mm atau standard
Tabel 4. Hasil Analisis Daya (kW) sebesar 3,3998 kW. Pada Jet Main 2,8 mm
atau modifikasi daya rata-rata yang
dihasilkan sebesar 3,4811 kW,
menghasilkan kenaikan daya 2,4 %.

3) Laju Konsumsi Bahan Bakar (mf)


Keterangan dan tabel 4 dengan Putaran (rpm)
1 = Keadaan Jet Main 2,5 mm atau 1
standard mf = × ρbb
t
2 = Keadaan Jet Main 2,8 mm atau mf = Laju konsumsi bahan bakar (gr/detik)
modifikasi 1= Waktu putaran mesin (detik)
Pengujian ini dilakukan pada
vaniabel keadaan Jet Main 2,5 mm atau t= Waktu konsumsi bahan bakar per 2 cm3
standard, Jet Main 2,8 mm atau ρbb = Massa jenis bahan bakar (gr/cm3)
modifikasi dan dalam variabel putaran (jurnal pertamina, 1998, 34,
yang sama (2000 rpm – 6000 rpm). www.pertamina.com)
Hubungan antara daya (kW) dan torsi a. Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
(Nm) dapat dilihat pada Gambar grafik di standard
bawah ini: Pada putaran 2000 rpm dengan
torsi 15,80 Nm dan waktu 22,35 detik
menghabiskan 2 cm3
1
mf = × ρbb
t
2( )
mf = × 0,73 gr/detik
22,35 (s)
mf = 0,0670 gr/detik

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


16
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

Pembakaran sempurna adalah dimana konsumsi bahan bakar tergantung pada


senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) nilai putaran mesin, semakin tinggi
membentuk karbondioksida dan uap air. putaran mesin yang dihasilkan maka
Untuk perbandingan data hasil semakin besar pula bahan bakar yang
pengujiannya dapat dilihat pada tabel dibutuhkan untuk proses pembakaran.
dibawah ini: 4) Konsumsi Bahan Bakar (sfc) dengan
Putaran Mesin (rpm)
mf
Tabel 5. Hasil Analisis mf sfc=
P
sfc = Konsumsi bahan bakar spesifik
(kg/HP jam)
P = Daya (kW)
mf = Laju konsumsi bahan bakar (gr/detik)
Keterangan dan tabel 5 a. Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
1= Keadaan Jet Main 2,5 mm atau standard
standard Pada putaran 2000 rpm dengan torsi
2= Keadaan Jet Main 2,8 mm atau 15,80 Nm dan waktu 22,35 detik
modifikasi menghabiskan 2 cm3.
Pengujian ini dilakukan pada mf
vaniabel keadaan Jet Main 2,5 mm atau sfc =
P
standard, Jet Main 2,8 mm atau 0,0653
modifikasi dan dalam variabel putaran sfc =
3,3074
yang sama (2000 rpm – 6000 rpm). sfc = 0,0197 kg/HP jam
Hubungan antara laju konsumsi bahan b. Keadaan Jet Main 2,8 mm atau
bakar (mf) dan putaran (rpm) dapat dilihat modifikasi
pada gambar grafik dibawah ini: Pada putaran 2000 rpm dengan torsi
16,19 Nm dan waktu 21,76 detik
menghabiskan 2 cm3:
mf
sfc =
P
0,0670
sfc =
3,3891
sfc = 0,0197 kg/HP jam
Semakin rendah nilai sfc maka semakin
rendah pula konsumsi bahan bakar yang
Gambar 8. Grafik Laju Konsumsi Bahan digunakan.Untuk perbandingan data hasil
Bakar (mf) vs Putaran Mesin (rpm) pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah
Pada gambar 8 terlihat bahwasanya ini :
untuk Jet Main modifikasi laju konsumsi Tabel 6 Hasil Analisis sfc
bahan bakar semakin meningkat seiring
dengan kenaikan putaran mesin. Laju
konsumsi bahan bakar yaitu besarnya
jumlah masaa bahan bakar yang
dibutuhkan tiap satuan waktu. Dalam
setiap pembakaran dibutuhkan campuran
Keterangan dari tabel 6
yang homogen, apabila konsumsi bahan
1 = Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
bakar meningkat, maka bahan bakar yang
standard
dibutuhkan untuk proses pembakaran pun
ikut meningkat. Besar kecilnya laju

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


17
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

2 = Keadaan Jet Main 2,8 mm atau (3,3074)(75: 427)


modifikasi Qi =
(0,40)
Pengujian ini dilakukan pada Qi = 1,4523 (Kcal/detik)
variabel keadaan Jet Main 2,5 mm atau
standard, Jet Main 2,8 mm atau b. Keadaan Jet Main 2,8 mm atau
modifikasi dan dalam variabel putaran modifikasi pada putaran 2000 rpm
yang sama (2000 rpm – 6000 rpm). (3,3891)(75: 427)
Hubungan antara konsumsi bahan bakar Qi =
(0,40)
spesifik (sfc) dan putaran mesin (rpm) Qi = 1,4881 (Kcal/detik)
dapat dilihat pada Gambar grafik di bawah
ini: Tabel 7 Hasil Analisis Kalor Pemakaian
Bahan Bakar (Qi)

Keterangan dari tabel 7


Gambar 9 Grafik Konsumsi Bahan Bakar 1= Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
Spesifik (sfc) vs Putaran Mesin (rpm). standard
Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) 2= Keadaan Jet Main 2,8 mm atau
merupakan hasil bagi antara konsumsi modifikasi
bahan bakar dengan daya poros. Pada Pengujian ini dilakukan pada variabel
grafik terlihat bahwa konsumsi bahan keadaan Jet Main 2,5 mm atau standard,
bakar spesifik untuk Jet Main modifikasi Jet Main 2,8 mm atau modifikasi dan
akan semakin naik seiring dengan dalam variabel putaran yang sama (2000
kenaikan putaran mesin. Konsumsi bahan rpm – 6000 rpm). Hubungan antara kalor
bakar spesifik pada keadaan Jet Main 2,5 input dan daya dapat dilihat pada Gambar
mm atau standard, sfc rata-rata yang grafik dibawah ini:
dihasilkan sebesar 0,0291 kg/HP jam. Pada
Jet Main 2,8 mm atau modifikasi sfc rata-
rata sebesar 0,0294 kg/HP jam
menghasilkan kenaikan sfc 1 %.
5) Kalor pemakaian bahan bakar (Qi)
dengan Daya (kW)

Ni
Qi = (hp )
ηi Gambar 10 Grafik Kalor Pemakaian Bahan
Qi = Kalor input (Kcal) Bakar (Kcal/detik) vs Daya (kW)
Ni = Daya (kW) Untuk menghasilkan efisiensi yang
i = Efisiensi Indikator = 0,40 (i = 0,35 – tinggi, sebuah mesin kalor harus
0,45. Diambil harga menengah dengan menghasilkan jumlah kerja yang besar dan
melihat kondisi daya yang dihasilkan) kalor input yang besar. Karenanya,
efisiensi dari suatu mesin kalor
a. Keadaan Jet Main 2,5 mm atau didefinisikan sebagai perbandingan antara
standard pada putaran 2000 rpm kerja yang dilakukan oleh mesin dengan
kalor input.

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


18
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

Pada Gambar 10 terlihat bahwa Pengujian ini dilakukan pada


untuk Jet Main modifikasi kalor input variabel keadaan Jet Main 2,5 mm atau
mengalami kenaikan pada setiap variabel standard, Jet Main 2,8 mm atau
pengujian namun tidak sampai mengalami modifikasi dan dalam variabel putaran
over heat, sehingga kalor yang relative yang sama (2000 rpm – 6000 rpm).
tinggi ini sebagian dari kalor input Hubungan antara efisiensi (%) dan daya
digunakan untuk melakukan kerja oleh (kW) dapat dilihat pada Gambar grafik di
working substance dari mesin, yaitu bawah ini:
material dalam mesin yang secara aktual
melakukan kerja (campuran bensin dan
udara dalam mesin).

6) Efisiensi Bahan Bakar (%) dengan


Daya (kW)
1
f= 100%
sfc.QHV

QHV Premium 45 MJ/Kg


Gambar 11 Grafik Efisiensi (%) dan Daya
a. Keadaan Jet Main 2,5 mm atau
(kW)
standard pada putaran 2000 rpm
1 Efisiensi bahan bakar (%)
ηf = 100% menunjukkan besarnya perbandingan
(0,0197 × 45)
antara daya yang dihasilkan oleh suatu
f = 22,8 % mesin dalam satu siklus terhadap jumlah
energi bahan bakar yang disuplai persiklus
b. Keadaan Jet Main 2,8 mm atau yang dapat dilepaskan dalam suatu proses
modifikasi pada putaran 2000 rpm pembakaran. Oleh karena itu jika harga
1 konsumsi bahan bakarnya (sfc) semakin
ηf = 100% besar maka harga efisiensinya akan
(0,0197 × 45)
semakin menurun. Semakin banyak
konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan
f = 22,8 %
dalam proses pembakaran, maka semakin
banyak bahan bakar yang digunakan atau
Perhitungan yang sama dilakukan
dibutuhkan.
pada variasi putaran yang berbeda,
sehingga didapatkan hasil data sebagai
IV. KESIMPULAN
berikut:
Dari hasil penelitian pengaruh
Tabel 8 Hasil Analisis Efisiensi Bahan
perubahan diameter lubang saluran
Bakar
keluar Jet Main pada karburator
terhadap kinerja mesin bensin 4
langkah satu silinder pada sepeda
motor dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Torsi (Nm)
Keterangan dari Tabel 8 a. Alat Jet Main 2,5 mm atau
1 = Keadaan Jet Main 2,5 mm atau standard menghasilkan torsi
standard sebesar 17,55 Nm
2 = Keadaan Jet Main 2,8 mm atau b. Alat Jet Main 2,8 mm atau
modifikasi modifikasimenghasilkan torsi

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....


19
Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp 11-19
e-ISSN: 2579-7433

sebesar 17,94 Nm terjadi 6. Efisiensi bahan bakar (%)


kenaikan torsi sebesar 2,2 %. a. Alat Jet Main 2,5 mm atau
2. Daya (kW) standard menghasilkan
a. Alat Jet Main 2,5 mm atau efisiensi rata-rata sebesar
standard menghasilkan daya 16,6%.
maksimum sebesar 3,6738 kW b. Alat Jet Main 2,8 mm atau
dan daya rata-rata sebesar modifikasimenghasilkan
3,399 kW. efisiensi rata-rata sebesar 16,3
b. Alat Jet Main 2,8 mm atau %.
modifikasimenghasilkan daya
maksimum sebesar 3,7554 kW V. DAFTAR PUSTAKA
terjadi kenaikan daya rata-rata
sebesar 2,4 %. Arends, BPM & Berenscot H. 1980, Motor
3. Laju Konsumsi bahan bakar Bensin, Alih Bahasa: Umar Sukrisno,
(mf) Penerbit: Erlangga, Jakarta.
a. Alat Jet Main 2,5 mm atau
standard menghasilkan mf Arismunandar, W. 2002, Penggerak Mula
rata-rata sebesar 0,0794 Motor Bakar Torak, ITB Bandung.
gr/detik. Cengel, A. Yunus & Boles, Michael A.
b. Alat Jet Main 2,8 mm atau 1994, Thermodynamics An Engineering
modifikasimenghasilkan mf Approach, Mc Graw-Hill Book Inc., New
rata-rata sebesar York.
0,1033gr/detik.
Daryanto, 2003 “Motor Bensin pada
4. Konsumsi bahan bakar spesifik Mobil”, Yrama Widya, bandung.
(sfc)
a. Alat Jet Main 2,5 mm atau Ferguson, Cohn R. 1986, Internal
standard menghasilkan sfc Combustion Engine – Applied
rata-rata sebesar 0,0291 Thermosciences, Purdue University.
kg/HP.jam.
b. Alat Jet Main 2,8 mm atau Heywood, LB 1988, Internal Combustion
modifikasimenghasilkan sfc Engine Fundamentals, Singapore:
rata-rata sebesar 0,0294 Mcgraw-Hill Book Co.
kg/HP.jam.
Konsumsi bahan bakar Maleev, V. L. 1973, International Critical
spesifik (sfc) merupakan hasil Tables, vol. 1, Mc Graw-Hill Book Inc.,
bagi antara konsumsi bahan bakar New York.
dengan daya poros.
Obert, F.E. 1973, Internal Combustion
5. Kalor pemakaian bahan bakar Engines and Air Pollution, 3 rd Edition
(Qi) New York: Harper & Row Publishing.
a. Alat Jet Main 2,5 mm atau
standard menghasilkan Qi Timing, 2006. Manifold Powerman. Motor
rata-rata sebesar 1,4929 Plus Edisi 326.
Kcal/detik.
b. Alat Jet Main 2,8 mm atau Edwin, 2004. Manifold Powerman.
modifikasimenghasilkan Qi Komoditas Honda Tiger Indonesia.
rata-rata sebesar 1,5286
Kcal/detik.

Wardoyo : Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Saluran Keluaran.....

Anda mungkin juga menyukai