1. PENDAHULUAN
Alat pelindung diri merupakan sarana yang digunakan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya infeksi silang dan untuk melindungi diri dari cedera atau penyakit
akibat kerja. Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
(pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya. Di banyak negara,
topi, masker, gaun dan duk sering terbuat dari kain atau kertas, namun pelindung paling baik
adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air
atau cairan lain (darah atau cairan tubuh). Bahan yang tahan cairan ini tidak banyak tersedia
karena harganya mahal. Dibanyak negara, kain katun ringan (dengan jumlah benang 140/inci
persegi) adalah bahan paling umum digunakan untuk pakaian bedah (masker, topi, dan gaun)
serta duk. Sayangnya katun ringan tersebut tidak merupakan penghalang yang efektif, karena
cairan dapat tembus dengan mudah sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi. Denim,
kanvas dan bahan berat lainya, di sisi lain terlalu tebal untuk ditembus oleh uap air pada
waktu pengukusan sehingga tidak dapat disterilkan, sulit dicuci dan memerlukan waktu
terlalu lama untuk kering. Sebaiknya bahan kain yang digunakan berwarna putih atau terang
agar kotoran dan kontaminasi dapat terlihat dengan mudah. Topi atau masker yang terbuat
dari kertas tidak boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk membersihkannya
dengan baik. Jika tidak dapat dicuci, jangan digunakan kembali.
2. LATAR BELAKANG
Perlindungan barrier yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (APD),
telah digunakan secara bertahun – tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang
ada pada petugas kesehatan. Namun dengan adanya munculnya AIDS dan Hepatitis C, serta
meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara, pemakaian APD menjadi sangat
penting untuk melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS
dan penyakit infeksi lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan
benar menjadi makin penting. Agar menjadi efektif APD harus digunakan secara benar.
Misalnya gaun dan duk lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi luka hanya bila dalam
keadaan yang kering. Sedangkan dalam keadaan basah, kain bkain beraksi sebagai spons
yang menarik bakteri dari kulit atau peralatan melalui bahan kain sehingga dapat
mengkontaminasi luka operasi.
3. TUJUAN
3.1 Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan RSUD Sultan Sulaiman melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial dengan pemakaian alat pelindung diri (APD).
3.2 Tujuan Khusus
1. Sebagai panduan dalam pemakaian alat pelindung diri (APD).
2. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya
infeksi silang.
3. Untuk menjamin tenaga kesehatan dan seluruh karyawan terhindar dari
terpapar bahaya potensial.
6. SASARAN
1. Tersusunnya 100% kebijakan tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) di
RSUD Sultan Sulaiman pada tahun 2018.
2. Terlaksananya 100 % monitoring kebijakan penggunaan alat pelindung diri (APD)
pada tahun 2018.
3. Nihilnya kecelakaan kerja karena penggunaan APD yang benar dan sesuai dengan
SPO yang ada.
4. Tercapainya 100 % pencatatan, pelaporan kerusakan Peralatan penggunaan APD
pada akhir tahun 2018.
3 Tersusunnya kebijakan X
Ketua MFK