Metode Penelitian
INTERPRETASI
Geologi Regional
Fisiografi
Daerah penelitian termasuk dalam wilayah fisiografi bagian tengah dan timur Pulau Jawa
(van Bemmelen, 1949) (Gambar 2) yaitu zona Pegunungan Selatan. Penelitian
dipusatkan pada daerah kali Ngalang, dusun Karanganyar.
Stratigrafi
Globoquadrina altispira
Orbulina universa
Globigerinoides sacculifer
Globigerinoides trilobus
Orbulina universa
Globigerinoides Trilobus
Orbulina Bilobata .
Berdasarkan hasil analisa fosil foraminifera plangtonik pada sample batuan Bottom-Middle-
Top ditemukan bahwa Batuan pada bagian Bottom berumur N6-N18 ( Miosen awal-Miosen
akhir). Batuan pada bagian Middle berumur N8-N23 ( Miosen awal-Plistose). Batuan pada
bagian Top berumur N9-N23 ( Miosen tengah-Plistosen).
Nodosaria raphanus
Euloxostoma
Elphidium crispum
Uvigerina Sp
Elphidium crispum
Nodosaria raphanus
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa foraminifera bentonik yang terdapat dalam
sample bottom middle dan top terbentuk pada daerah dengan kedalaman sekitar 30-
130m yaitu daerah laut dangkal (neritik).
Ditemukan Litologi berupa batupasir dengan trace fossil ( fosil jejak ) berupa
Thallasinoides. Thalasinoides merupakan bagian dari fasies Skholites yang terbentuk
pada kedalaman 0 – 200 m.
Hasil dan diskusi
Pembagian Fasies yang digunakan pada didasarkan pada fasies Bouma dan Walker yang
dominannya terbagi atas Graded Interval ( Ta) yang Merupakan perlapisan bersusun dan
bagian terbawah dari urut-urutan ini, bertekstur pasir kadang-kadang sampai kerikilatau
kerakal. Struktur perlapisan ini menjadi tidak jelas atau hilang sama sekali apabila
batupasir penyusun ini terpilah baik. Tanda-tanda struktur lainnya tidak tampak dan
Lower Interval of Parallel Lamination (Tb) Merupakan perselingan antara batupasir
dengan batuan yang ukuran butirnya lebih halus, kontak dengan interval dibawahnya
umumnya secara berangsur. Kemudian dikorelasikan dengan fasies dari Walker yang
menghasilkan CGL dan CT2.
Asosiasi Fasies pada stratigrafi terukur berdasarkan Bouma karena adanya arus turbidit
dan pada Walker termasuk kedalam bagian Lingkungan Kipas Bawah Laut dilihat dari
ukuran butirnya.
Penentuan lingkungan pengendapan didasarkan pada hasil penarikan fosil bentonik dan
fosil jejak. Pada analisis fosil bentonik ditemukan fosil Uvigerina Sp (Cusman,1923) ,
Euloxostoma, dll yang menunjukan lingkungan pengendapan di daerah neritik dengan
kedalaman relatif 30-100m. Sedangkan dari hasil fosil jejak ditemukan fosil Thalasinoides
yang merupakan bagian dari fasies Skolthos yang diendapkan pada daerah dangkal.