Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI AUDITOR DAN OBJEKTIVITAS TERHADAP

KUALITAS AUDIT
(Studi Pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)
THE INFLUENCE OF COMPETENCY, AUDITOR INDEPENDENCY AND OBJECTIVITY TO
AUDIT QUALITY
(Study Of The Auditors BPK RI Of West Java Province Representative Office)

Marlin Rusvitaniady
Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu Dayeuh Kolot Bandung 40257
Email: vr_gniuz@yahoo.co.id
Dudi Pratomo, SET.,M.Ak
Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu Dayeuh Kolot Bandung 40257
Email: dudipratomo@yahoo.com

ABSTRAK ABSTACT

Penelitian ini dilakukan di BPK RI This research is done at BPK RI of West


Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang bertujuan Java Province Representative Office which aim to
untuk mengetahui pengaruh kompetensi, know the influence of competency, auditor
independensi auditor, dan objetivitas terhadap independency and objectivity toward audit quality
kualitas audit baik secara simultan maupun parsial. either simultaneously or partially.
Populasi pada penelitian ini adalah auditor The population in this research is functional
fungsional BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat BPK auditors West Java Province, while a sample
sebanyak 90 responden sedangkan sampel yang of 90 respondents were selected by convenience
dipilih berdasarkan convenience sampling sebanyak sampling as many as 42 respondents. The data
42 responden. Data yang dikumpulkan merupakan collected is primary data in the first test of the
data primer yang terlebih dahulu di uji validitas dan validity and reliability. The method of data analysis
reliabilitasnya. Metode analisis data yang used is multiple linier regression analysis were
digunakan adalah analisis regresi berganda yang already qualified testing classical assumptions.
sudah memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. The results showed that simultaneous
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara competency, auditor independency and objectivity
simultan kompetensi, independensi auditor, dan have a significant influence to the quality of audit
objektivitas berpengaruh signifikan terhadap in the BPK RI of West Java Province
kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Representative Office. Partially, that significantly
Jawa Barat. Secara parsial kompetensi dan influence positive the quality of audit is the
objektivitas berpengaruh positif dan signifikan competency and objectivity, and for partially that
terhadap kualitas audit, namun untuk independensi no significantly and influence negative the quality
auditor secara parsial berpengaruh negatif dan tidak of audit is the auditor independency.
signifikan terhadap kualitas audit.

Kata kunci : Independensi Auditor, Kompetensi, Keywords: Auditor Independency, Audit Quality,
Kualitas Audit dan Objektivitas Competency and Objectivity

PENDAHULUAN peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat


Badan Pemeriksa Keuangan Republik dan bangsa Indonesia. Tanggung jawab keuangan
Indonesia (BPK RI) adalah lembaga tinggi negara negara untuk mempertahankan dan memperluas
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang kepercayaan publik, pemeriksa harus melaksanakan
memiliki wewenang dalam memeriksa pengelolaan seluruh tanggung jawab profesionalnya, pemeriksa
dan tanggung jawab keuangan negara. Dalam harus memahami prinsip-prinsip pelayanan
Standar Pemeriksa Keuangan Negara (SPKN, kepentingan publik serta menjunjung tinggi
2007), tujuan standar pemeriksaan adalah untuk integritas, objektivitas, dan independensi (SPKN,
menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan 2007).
organisasi pemeriksa dalam melaksanakan Namun pada kenyataannya dalam
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab penerapan masih saja ada beberapa penyimpangan
keuangan negara. dalam pelaksanaan audit. Kualitas audit yang
Pengelolaan keuangan negara merupakan dihasilkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
suatu kegiatan yang akan mempengaruhi mendapat sorotan dari masyarakat yaitu terkait
kasus penangkapan pegawai BPK Jawa Barat dan kompetensi, pengalaman kerja, independensi,
pejabat pemerintah kota Bekasi di Bandung oleh objektivitas, integritas, etika auditor, due
Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Kepala Sub professional care, akuntabilitas. Sedangkan faktor
Auditoriat BPK Suharto menerima uang sebesar dari luar diri seorang auditor antara lain tekanan
200 juta dari Kepala Bidang Dinas Pendapatan, ketaatan, audit fee, dan kompleksitas tugas. Dalam
Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah penelitian ini menggunakan kompetensi,
(DPPKAD) Pemkot Bekasi. Intinya Pejabat Pemkot independensi auditor, dan objektivitas merupakan
Bekasi menginginkan hasil audit memberikan opini faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor
wajar tanpa pengecualian (WTP) dalam laporan untuk menjamin kualitas hasil audit.
keuangan pemerintah daerah (LKPD) Bekasi. Kualitas audit ini penting karena dengan
(Sumber : Antaranews.com, 22 Juni 2010) kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan
Kasus selanjutnya tak dapat dipungkiri laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
terdapat hal yang sama bahkan dapat terjadi di dasar pengambilan keputusan oleh Saripudin et.al
daerah lain Indonesia karena ada kesempatan. KPK (2012). Kualitas audit merupakan kemungkinan
menangkap dua orang auditor BPK di Manado, (probability) dimana seorang auditor menemukan
Sulawesi Utara yaitu Munzir dan Bahar menerima dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran
suap sebesar 600 juta dari Walikota Tomohon dalam sistem akuntansi kliennya dan
sebagai hadiah. Pemberian uang tersebut supaya melaporkannya dalam laporan keuangan auditan,
hasil audit menyatakan wajar dengan pengecualian dimana melaksanakan tugasnya tersebut auditor
(WDP) pada laporan keuangan pemerintah daerah berpedoman pada standar auditing dan kode etik
(LKPD) Tomohon. (Sumber : Detiknews.com, 8 akuntan yang relevan (De Angelo dalam Tjun-tjun
September 2011) et.al, 2012). Kualitas audit bahwa merupakan
Sedangkan kasus yang melibatkan BPK probabilitas untuk menemukan pelanggaran
terkait kasus hambalang dinilai tidak independen tergantung pada kemampuan teknis auditor dan
mengenai hasil audit yang kesannya tidak probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung
transparan membuat opini publik bahwa BPK bisa pada independensi auditor (Deis dan Groux dalam
diintervensi. Laporan hasil audit telah mengalami Alim et.al, 2007). Penelitian terdahulu yang
revisi dan reduksi sehingga mempertanyakan dilakukan oleh Tjun-tjun et.al (2012) Berdasarkan
objektivitasnya. Terdapat 15 nama anggota DPR penelitian kompetensi dan independensi auditor
tersebut hilang dari laporan audit . Padahal sudah secara simultan berpengaruh terhadap kualitas
jelas dalam kode etik BPK dengan tegas melarang audit.
mengubah hasil temuan pemeriksaan dengan Kompetensi berdasarkan Standar
sesuatu yang tidak sesuai fakta pemeriksaan. Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN,2007)
(Sumber : Media Indonesia, 18 September 2013) Pemeriksa secara kolektif harus memiliki
Dalam fenomena diatas, Masalah ini kecakapan profesional yang memadai untuk
penting untuk diteliti sehingga memunculkan melaksanakan tugas pemeriksaan. Kompetensi
pertanyaan di media masa yang mengemukakan memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman
bahwa apakah auditor BPK telah menghasilkan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya.
kualitas audit dengan kode etik yang baik atau Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alim
tidak. BPK sebagai pemeriksa eksternal keuangan et.al (2007) membuktikan bahwa kompetensi
negara dalam menjalankan profesinya telah diatur berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal
oleh standar profesional dan kode etik profesi. ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika
Dalam pasal 4 ayat (2) Kode Etik Badan Pemeriksa auditor memiliki kompetensi yang baik dimana
Keuangan mengamanatkan bahwa setiap anggota kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu
harus selalu berpedoman kepada nilai dasar kode pengalaman dan pengetahuan. Hal ini didukung
etik BPK yang terdiri dari independensi, integritas penelitian yang dilakukan oleh Sukriah et.al
dan profesionalisme (Wahyuni, 2013). (2009), Tjun-tjun et.al (2012). Sedangkan hasil ini
Dalam kaitannya sebagai pemeriksa tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
eksternal di bidang keuangan negara, auditor BPK oleh Samsi et.al (2013) menemukan bukti empiris
dalam melaksanakan tugasnya perlu dilandasi bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap
dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga kualitas audit. Oleh karena itu, penulis akan
auditor dapat menjalankan tugas dan kewajibannya menguji kembali kompetensi terhadap kualitas
secara objektif (Anderson dan Ellyson dalam audit.
Marthadinata, 2011). Independensi auditor berdasarkan Standar
Referensi yang digunakan berdasarkan dari Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN,2007)
penelitian sebelumnya seperti Tjun-tjun et.al Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan
(2012), Alim et.al (2007), Singgih dan Bawono pemeriksaan, organisasi pemeriksaan dan
(2010), Sukriah et.al (2009) mengamati faktor- pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan
faktor yang berasal dalam diri auditor yang dapat penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan
mempengaruhi kualitas audit antara lain organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya. Penelitian terdahulu yang objektivitas terhadap kualitas audit pada BPK RI
dilakukan oleh Alim et.al (2007), Saripudin et.al Perwakilan Provinsi Jawa Barat, yaitu:
(2012) menemukan bukti empiris bahwa (a)Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap
independensi berpengaruh positif dan signifikan kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi
terhadap kualitas audit. Penelitian ini kosisten Jawa Barat , (b)Bagaimana pengaruh independensi
dengan penelitian oleh Singgih dan Bawono (2010) auditor terhadap kualitas audit pada BPK RI
independensi merupakan variabel yang paling Perwakilan Provinsi Jawa Barat , (c)Bagaimana
dominan berpengaruh terhadap kualitas audit. pengaruh objektivitas terhadap kualitas audit pada
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
et.al (2009), Tjun-tjun et.al (2012) menemukan
bukti empiris bahwa independensi auditor tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas TINJAUAN PUSTAKA
audit. Hasil ini tidak mendukung penelitian- Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely
penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis Suhayati (2010:1)Auditing merupakan suatu proses
akan menguji kembali mengenai independensi yang sistematis untuk memperoleh dan
auditor terhadap kualitas audit. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
Objektivitas berdasarkan Standar informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN,2007) peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah
Penyajian seluruh laporan harus seimbang dari isi ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak
dan nada. Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh yang membutuhkan, dimana auditing harus
penyajian bukti yang tidak memihak, sehingga dilakukan oleh orang yang kompeten dan
pengguna laporan hasil pemeriksaan dapat independen.
diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Penelitian Kompetensi
terdahulu yang dilakukan oleh Sukriah et.al (2009) Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
menemukan bukti empiris bahwa objektivitas Negara (SPKN,2007) Pemeriksa secara kolektif
berpengaruh secara positif terhadap kualitas hasil harus memiliki kecakapan profesional yang
pemeriksaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.
tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin Semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab
baik kualitas hasil pemeriksaannya. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan
didukung penelitian yang dilakukan oleh Arianti dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara
et.al (2013) auditor yang professional dalam kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan
melaksanakan pekerjaan dengan didukung adanya pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan
sikap objektivitas akan meningkatkan kualitas tugas.
audit, semakin tinggi objektivitas yang dimiliki Independensi Auditor
oleh seorang auditor, maka akan semakin Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan begitu Negara (SPKN,2007) Semua hal yang berkaitan
pula sebaliknya. Sedangkan hasil ini tidak konsisten dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Linting pemeriksaan dan pemeriksa, harus bebas dalam
(2013) menunjukkan bahwa objektivitas tidak sikap mental dan penampilan dari gangguan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
karena itu, penulis akan menguji kembali mengenai mempengaruhi independensinya.
objektivitas terhadap kualitas audit. Objektivitas
Penelitian ini dianggap penting karena Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor Negara (SPKN,2007) Penyajian seluruh laporan
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD,serta harus seimbang dari isi dan nada. Kredibilitas suatu
hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh laporan ditentukan oleh penyajian bukti yang tidak
lembaga perwakilan dan badan yang berdasarkan memihak, sehingga pengguna laporan hasil
undang-undang. Semakin meningkatnya kualitas pemeriksaan dapat diyakinkan oleh fakta yang
audit yang dihasilkan, maka akan meningkatkan disajikan.
kepercayaan masyarakat terhadap auditor. Kualitas Audit
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Menurut De Angelo dalam Tjun-tjun et.al
mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti (2012) mendefinisikan kualitas audit merupakan
empiris tentang : (1)Bagaimana kompetensi, segala kemungkinan (probability) dimana seorang
independensi auditor, objektivitas dan kualitas audit auditor menemukan dan melaporkan tentang
pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat , adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
(2)Bagaimana pengaruh secara simultan kliennya dan melaporkannya dalam laporan
kompetensi, independensi auditor, objektivitas keuangan auditan, dimana melaksanakan tugasnya
terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan tersebut auditor berpedoman pada standar auditing
Provinsi Jawa Barat , (3)Bagaimana pengaruh dan kode etik akuntan yang relevan.
secara parsial kompetensi, independensi auditor,
KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian yang dilakukan Alim et.al
Hubungan Kompetensi dengan Kualitas Audit (2007), Singgih dan Bawono (2010), Saripudin et.al
Berdasarkan dengan Standar Pemeriksaan (2012) menemukan bukti empiris independensi
Keuangan Negara (SPKN,2007) Pemeriksa secara berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang Hasil ini konsisten dengan penelitian Suseno (2013)
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. menyatakan untuk meningkatkan kualitas audit
Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor harus dapat diambil dengan cara mengembangkan sikap
memiliki pengetahuan, pengalaman dan keahlian independensinya.
yang memadai agar lebih memahami dan Hubungan Objektivitas dengan Kualitas Audit
mengetahui berbagai masalah laporan keuangan
secara lebih mendalam. Sukriah et.al (2009) menyatakan hubungan
Selain itu auditor harus selalu keuangan dengan klien dapat mempengaruhi
meningkatkan pengetahuan tentang audit dan ilmu objektivitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga
pendukungnya maka dianggap mempunyai berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak
kompetensi yang tinggi. Auditor yang mempunyai dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan
keahlian dalam melaksanakan pemeriksaan harus keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan
memiliki keterampilan dan kemampuan akan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
dianggap mempunyai kompetensi yang tinggi. Menurut Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Auditor yang berpengalaman dalam penugasan Indonesia dalam Sukrisno Agoes (2012:L5) Prinsip
profesional audit akan dianggap mempunyai objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
kompetensi yang tinggi. Semakin tinggi kompetensi tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
semakin baik. kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak
Penelitian yang dilakukan Alim et.al lain.
(2007), Sukriah et.al (2009), Ilmiyati dan Suhardjo Maka dapat diartikan bahwa, Semakin
(2012) menemukan bukti empiris bahwa tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap baik kualitas hasil pemeriksaannya. Semakin
kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan penelitian auditor mampu menjaga objektivitas selama proses
De Angelo (1981) dan Tjun-tjun (2012). audit maka kualitas hasil audit akan semakin
Christiawan (2002) dan Alim et.al (2007) meningkat.
dalam Sukriah et.al (2009) menyatakan bahwa Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin Sukriah et.al (2009) menemukan bukti empiris
baik kualitas hasil pemeriksaannya, tapi sebaliknya bahwa objektivitas berpengaruh secara positif
jika semakin rendah kompetensi auditor maka terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini
rendah pula kualitas hasil pemeriksaannya. menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
objektivitas auditor maka semakin baik kualitas
Hubungan Independensi Auditor dengan hasil pemeriksaannya. Hal ini didukung penelitian
Kualitas Audit yang dilakukan oleh Arianti et.al (2013) auditor
Berdasarkan dengan Standar Pemeriksaan yang professional dalam melaksanakan pekerjaan
Keuangan Negara (SPKN,2007) Independensi dengan didukung adanya sikap objektivitas akan
auditor harus bebas dari sikap mental dan meningkatkan kualitas audit, semakin tinggi
penampilan dari gangguan pribadi, gangguan objektivitas yang dimiliki oleh seorang auditor,
ekstern, dan gangguan organisasi. maka akan semakin meningkatkan kualitas audit
Auditor tidak boleh memihak kepada yang dihasilkan begitu pula sebaliknya.
siapapun. Auditor harus dapat mepertahankan sikap Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
mental dan penampilan karena opini yang adalah sebagai berikut:
dikeluarkannya untuk menambah kualitas hasil
laporan pemeriksaan, sehingga jika auditor tersebut
independen maka kualitas audit yang dihasilkan
akan semakin baik.
Variabel Independen

Kompetensi (X1) Variabel Dependen

Independensi Auditor
Kualitas Audit (Y)
(X2)

Objektivitas (X3)
Keterangan:
secara Parsial
secara Simultan
Gambar
Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian Metode Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, Populasi dan Sampel
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran, maka Menurut Sugiyono (2011:80) Populasi
hipotesis dalam penelitian ini adalah: adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
H1 : Kompetensi, independensi auditor dan obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
objektivitas berpengaruh signifikan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
secara simultan terhadap kualitas audit. untuk dipelajari dan kemudian ditarik
H2 : Kompetensi berpengaruh signifikan kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan di BPK RI
terhadap kualitas audit. Perwakilan Provinsi Jawa Barat, maka yang
H3 : Independensi auditor berpengaruh menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini
signifikan terhadap kualitas audit. adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa
H4 : Objektivitas berpengaruh signifikan Barat menurut jabatan fungsional pemeriksa secara
terhadap kualitas audit. keseluruhan 90 orang auditor.

Tabel
Data Pegawai Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Jabatan Fungsional Pemeriksa
No Nama Jabatan Jumlah
1 Pemeriksa Utama 0
2 Pemeriksa Madya 1
3 Pemeriksa Muda 29
4 Pemeriksa Pertama 60
Jumlah 90
Sumber : Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Menurut Sugiyono (2011:81) Sampel Menurut Sugiama (2008:121) convenience


adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang sampling adalah pengambilan sampel didasarkan
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang pada pertimbangan subjektif peneliti mengenai
digunakan berdasarkan bagian dari populasi kemudahan baginya dalam mengambil sampel
maupun mewakili secara keseluruhan. Untuk bersangkutan. Pada jenis sampling ini, sampel
menentukan sampel yang akan digunakan dalam dipilih secara subjektif oleh peneliti dari suatu
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang populasi. Peneliti tidak berupaya mempelajari lebih
digunakan. Teknik sampel yang digunakan peneliti rinci tentang karakteristik individu yang akan
yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability dijadikan sampel. Jadi, pengambilan sampel
sampling. Menurut Sugiyono (2011) nonprobability dilakukan dengan cara yang paling mudah bagi
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang peneliti bersangkutan. Kuesioner akan
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi didistribusikan ke BPK RI Perwakilan Jawa Barat
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih dan sampel yang akan digunakan dalam pengolahan
menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling data adalah kuesioner yang dikembalikan oleh
yang digunakan yaitu teknik convenience sampling. auditor BPK kepada peneliti.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Tabel
Penilaian kuesioner (skala ordinal)

Skor Keterangan

1 STS Sangat Tidak Setuju


2 TS Tidak Setuju
3 N Netral
4 S Setuju
5 SS Sangat Setuju
Variabel Independen Teknik Analisis Data
1. Kompetensi, menurut Standar Pemeriksa Statistik Deskriptif
Keuangan Negara (2007:21) Pemeriksa Statistik deskriptif menurut Sugiyono
secara kolektif harus memiliki kecakapan (2011:147) adalah statistik yang digunakan untuk
profesional yang memadai untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
melaksanakan tugas pemeriksaan. atau menggambarkan data yang telah terkumpul
Indikator yang digunakan adalah: sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat
a. Pengetahuan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
b. Keahlian generalisasi.
c. Pengalaman Analisis Regresi
2. Independensi Auditor, menurut Standar Analisis regresi adalah suatu analisis yang
Pemeriksa Keuangan Negara (2007:24) mengukur pengaruh variabel bebas terhadap
Semua hal yang berkaitan dengan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan regresi
pekerjaan pemeriksaan, organisasi berganda karena untuk memecahkan kasus yang
pemeriksaan dan pemeriksa, harus bebas memiliki satu variabel dependen dengan beberapa
dalam sikap mental dan penampilan dari variabel independen. Model persamaan dasar
gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi regresi berganda adalah sebagai berikut:
yang dapat mempengaruhi
independensinya. Indikator yang
digunakan adalah: Keterangan:
a. Gangguan Pribadi Y = Kualitas audit
b. Gangguan Ekstern a = Konstanta
c. Gangguan Organisasi b = Koefisien regresi model
3. Objektivitas, menurut Standar Pemeriksa X1 = Kompetensi
Keuangan Negara (2007:92) Penyajian X2 = Independensi
seluruh laporan harus seimbang dari isi X3 = Objektivitas
dan nada. Kredibilitas suatu laporan e = Error term model (variabel
ditentukan oleh penyajian bukti yang tidak residual)
memihak, sehingga pengguna laporan hasil
pemeriksaan dapat diyakinkan oleh fakta Uji Asumsi Klasik
yang disajikan. Indikator yang digunakan 1. Uji Normalitas
adalah: Uji normalitas data dilakukan untuk
a. Pengungkapan sesuai fakta melihat apakah dalam model regresi, variabel yang
b. Bebas dari benturan kepentingan terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
Variabel Dependen memiliki distribusi data normal atau mendeketi
normal (Gozhali, 2011). Pengujian normalitas pada
Kualitas audit, menurut De Angelo dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan non-
Tjun-tjun et.al (2012) Kemungkinan (probability) parametrik Kolmograf-Smirnov (K-S). Dasar
dimana seorang auditor menemukan dan pengambilan keputusan adalah memiliki angka
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran probabilitas, dengan ketentuan:
dalam sistem akuntansi kliennya dan 1. Apabila nilai signifikan atau probabilitas >
melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, 0,05 , maka hipotesis diterima karena data
dimana melaksanakan tugasnya tersebut auditor berdistribusi secara normal
berpedoman pada standar auditing dan kode etik 2. Apabila nilai signifikan atau probabilitas <
akuntan yang relevan. Indikator yang digunakan 0,05 , maka hipotesis ditolak karena data
adalah: tidak berdistribusi secara normal
a. Tepat waktu
b. Lengkap 2. Uji Multikolinieritas
c. Akurat Uji multikolinieritas bertujuan menguji
d. Objektif apakah dalam model regresi ditemukan adanya
e. Meyakinkan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
f. Jelas baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
g. ringkas variabel bebas (Gozhali, 2011). Jika VIF > 10 dan
nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala
multikolinieritas. Dalam menentukan ada tidaknya
multikolinieritas dapat digunakan cara lain, yaitu:
1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat
kesalahan yang dibenarkan secara statistik
2. Nilai variance inflation factor (VIF) (coefficient of determination) yang baik untuk
adalah faktor inflasi penyimpangan baku digunakan dalam menjelaskan persamaan regresi
kuadrat adalah koefisien determinasi yang disesuaikan
karena telah memperhitungkan jumlah variabel
3. Uji Heteroskedastisitas independen dalam suatu model regresi. Nilai
koefisien untuk menunjukan persentanse tingkat
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk kebenaran suatu prediksi dari pengujian regresi
menguji ketidaksamaan variance dari residual satu yang dilakukan. (Gozhali, 2011).
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut Uji Hipotesis
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ditandai Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Uji F digunakan untuk mengetahui ada
Jika titik-titik yang ada membentuk suatu tertentu tidaknya secara bersama-sama (simultan) variabel-
yang teratur (bergelombang), maka terjadi variabel independen (bebas) terhadap variabel
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, dependen (terikat). Uji F atau ANOVA dilakukan
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol dengan membandingkan tingkat signifikansi yang
pada sumbu Y, maka tidak terjadi ditetapkan untuk penelitian dengan probalility
heteroskedastisitas. Selain itu heteroskedastisitas value dari hasil penelitian. (Gozhali, 2011). Adapun
dapat diketahui melalui uji gelsjer. Jika probabilitas hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
signifikansi masing-masing variabel independen > dirumuskan sebagai berikut:
0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi 1. Jika nilai F hitung > F tabel, maka variabel
heteroskedastisitas dalam model regresi. (Gozhali, X secara bersama-sama (simultan)
2011). memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Y.
4. Uji Autokorelasi 2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka variabel
Uji autokorelasi menurut Sunyoto (2009), X secara bersama-sama (simultan) tidak
persamaan yang baik adalah yang tidak memiliki memiliki pengaruh yang signifikan
masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi terhadap Y.
permasalah yang terjadi menjadi tidak baik dan
layak untuk diprediksi. Masalah autokorelasi baru Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka
timbul jika ada korelasi secara linier antara hipotesis alternatif ditolak atau dengan α = 5% ,
kesalahan pengganggu periode t (berada) dan variabel independen secara statis mempengaruhi
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). variabel dependen secara bersama-sama (simultan).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya
masalah autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW). Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW) Menurut Ghozali (2011) Uji t digunakan
hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu untuk mengetahui variabel X (Kompetensi,
dan mensyaratkan adanya intercept (konstan) dalam Independensi, Objektivitas) secara parsial terhadap
model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel Y (Kualitas audit). Adapun mengenai
variabel independen. hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
Dasar pengambilan keputusan ada atau dirumuskan sebagai berikut:
tidaknya autokorelasi, sebagai berikut: 1. Jika probabilitas < 0,5 atau t hitung > t
1. , berarti ada autokorelasi positif (+) tabel, maka variabel X secara individu
2. , tidak dapat disimpulkan (parsial) mempunyai pengaruh signifikan
3. , berarti tidak terjadi terhadap variabel Y.
autokorelasi 2. Jika probabilitas > 0,5 atau t hitung < t
4. , tidak dapat tabel, maka variabel X secara individu
disimpulkan (parsial) tidak mempunyai pengaruh
5. , berarti tidak ada autokorelasi signifikan terhadap variabel Y.
negatif (-)
Jika t hitung > t tabel, maka variabel
Koefisien Determinasi independen berpengaruh positif (+), tetapi jika t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hitung < t tabel, maka variabel independen
seberapa besar keterkaitan atau keeratan variabel berpengaruh negatif (-), dan korelasi regresi
untuk variabel dependen (kualitas audit) dengan bernilai positif maka variabel secara individu
variabelin dependen berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
(kompetensi,independensi,objektivitas). Koefisien Berdasarkan signifikansi dasar pengambilan
korelasi berganda biasanya diberi simbol . keputusannya adalah jika signifikansi > 0,05 , maka
Dalam persamaan regresi dalam menggunakan Ho diterima, jika signifikansi < 0,05 , maka Ho
lebih dari satu variabel independen, maka nilai ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Responden yang menempuh pendidikan terakhir
Statistik deskriptif D3 tidak ada atau sebesar 0%, S1 sebanyak 36
1. Responden yang berjenis kelamin laki-laki orang atau sebesar 86%, S2 sebanyak 6 orang
adalah sebanyak 26 orang atau sebesar 62% , atau sebesar 14%, S3 tidak ada atau sebesar 0%.
sedangkan responden yang berjenis kelamin 4. Responden berdasarkan jabatan Pemeriksa
perempuan adalah sebanyak 16 orang atau Utama sebanyak 1 orang atau sebesar 2%,
sebesar 38%. Pemeriksa Madya sebanyak 3 orang atau
2. Responden yang berusia ≤ 25 tahun adalah sebesar 7%, Pemeriksa Muda sebanyak 21
sebanyak 2 orang atau sebesar 5%, responden orang atau sebesar 50%, Pemeriksa Pertama
yang berusia 26 – 35 tahun adalah sebanyak 17 sebanyak 17 orang atau sebesar 41%.
orang atau sebesar 41%, responden yang berusia 5. Responden berdasarkan lamanya bekerja ≤ 1
36 – 55 tahun adalah sebanyak 22 orang atau tahun tidak ada atau sebesar 0%, 1 – 5 tahun
sebesar 52%, responden yang berusia ≥ 55 sebanyak 3 orang atau sebesar 7%, 6 – 10 tahun
tahun adalah sebanyak 1 orang atau sebesar 2%. sebanyak 17 orang atau sebesar 41 %, ≥ 10
tahun sebanyak 22 orang atau sebesar 52%.

UJI ASUMSI KLASIK


Uji Normalitas
Tabel Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
a,b Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 2.01294935
Absolute .139
Most Extreme Differences Positive .069
Negative -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .902
Asymp. Sig. (2-tailed) .390
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS (2014)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tersebut telah normal, sehingga dapat


Tabel dapat diketahui bahwa nilai disimpulkan bahwa data pada penelitian ini
signifikansi sebesar 0,390. Hasil pengujian telah memenuhi asumsi normalitas. Dengan
normalitas dalam penelitian ini demikian variabel independen maupun
menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih variabel dependen telah terdistribusi normal.
dari 0,05 (0,390 > 0,05), maka nilai residual

Uji Multikolinieritas
Tabel Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) .196 4.642 .042 .966
Kompetensi .697 .178 .403 3.925 .000 .604 1.656
1
Independensi -.287 .166 -.189 -1.729 .092 .532 1.879
Objektivitas 2.715 .369 .727 7.359 .000 .653 1.530
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS (2014)

Berdasarkan hasil perhitungan pada kurang dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan
Tabel dapat dilihat bahwa dari ketiga dalam model regresi ini tidak ada masalah
variabel independen dengan nilai VIF tidak multikoinieritas.
lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS (2014)


Gambar Heteroskedastisitas
Dari gambar dapat diketahui bahwa dan sumbu Y. Dapat ditarik kesimpulan
titik-titik menyebar secara acak serta bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 dalam model regresi.

Uji Autokorelasi
Tabel Autokorelasi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 .871 .758 .739 2.091 1.695
a. Predictors: (Constant), Objektivitas, Kompetensi, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS (2014)
memberikan nilai du=1,666 dl=1,383 dapat
dilihat bahwa nilai dw sebesar 1,695. (
Berdasarkan Tabel pada signifikan ) yaitu 1,383 < 1,695 <
0,05 dengan jumlah responden 42 orang 2,334 maka tidak terjadi autokorelasi pada
dan jumlah independen 3 (k=3), maka model regresi.
Tabel Durbin-Watson (DW) akan
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji
F)

Tabel
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 519.743 3 173.248 39.628 .000b
1 Residual 166.131 38 4.372
Total 685.873 41
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Objektivitas, Kompetensi, Independensi
Sumber: Output SPSS (2014)

Berdasarkan output pada Tabel 4.16, Berdasarkan output pada Tabel 4.17,
diperoleh angka R square sebesar 0,758. Hal diperoleh nilai F hitung sebesar 39,628 dan
ini menunjukkan bahwa kemampuan signifikansi sebesar 0,000 . Dengan
variabel-variabel independen yaitu menggunakan tingkat keyakinan 95%, α =
kompetensi, independensi auditor, 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 4-1 yaitu
objektivitas dalam menjelaskan variasi sebesar 3, dan df 2 (n-k-1) atau 42-3-1 yaitu
variabel dependen yaitu kualitas audit sebesar 38 (n adalah jumlah responden dan k
mencapai 0,758 atau 75,8%. Sedangkan adalah jumlah variabel independen), maka
sisanya sebesar 24,2% dipengaruhi oleh diperoleh F tabel sebesar 2,84. Karena F
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam hitung > F tabel (39,628 > 2,84) dan nilai
model penelitian ini. signifikansi < 5% yaitu 0,000 < 0,05 , maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kompetensi, peningkatan kompetensi, independensi
independensi auditor dan objektivitas secara auditor, dan objektivitas maka kualitas audit
simultan berpengaruh terhadap kualitas akan semakin baik dalam melaksanakan
audit. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan.
dalam peningkatan kualitas audit dibutuhkan
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Tabel
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .196 4.642 .042 .966
Kompetensi .697 .178 .403 3.925 .000
1
Independensi -.287 .166 -.189 -1.729 .092
Objektivitas 2.715 .369 .727 7.359 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS (2014)

Pengaruh Kompetensi (X1) terhadap penugasan profesional audit akan dianggap


Kualitas Audit (Y) secara Parsial mempunyai kompetensi yang tinggi.
Semakin tinggi kompetensi auditor maka
Berdasarkan tabel dari hasil kualitas audit yang dihasilkan akan semakin
pengolahan software SPSS, diperoleh baik.
tingkat signifikansi variabel kompetensi (X1) Hasil penelitian ini mendukung
sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, penelitian yang dilakukan Alim et.al (2007),
dengan t hitung > t tabel yaitu 3,925 > 2,018, Sukriah et.al (2009), Ilmiyati dan Suhardjo
sehingga dapat disimpulkan bahwa H10 (2012) yang menemukan bukti empiris
ditolak dan H1a diterima. Hal ini berarti bahwa kompetensi berpengaruh signifikan
secara parsial kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten
signifikan terhadap kualitas audit. Dengan dengan penelitian De Angelo (1981) dan
demikian, hipotesis pertama dalam Tjun-tjun (2012).
penelitian ini koefisien regresi menunjukkan
bahwa kompetensi ada pengaruh positif Pengaruh Independensi Auditor (X2)
terhadap kualitas audit. terhadap Kualitas Audit (Y) secara
Semakin tinggi kompetensi auditor Parsial
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat,
maka semakin tinggi kualitas audit yang Berdasarkan tabel dari hasil
dihasilkan oleh auditor BPK RI Perwakilan pengolahan software SPSS, diperoleh
Provinsi Jawa Barat. Kompetensi merupakan tingkat signifikansi variabel independensi
hal yang mendasar untuk menjadi auditor, auditor (X2) sebesar 0,092 lebih besar dari α
untuk menghasilkan laporan hasil = 0,05 dengan t hitung < t tabel yaitu –
pemeriksaan yang berkualitas oleh auditor 1,729 < 2,018 sehingga dapat disimpulkan
harus didukung oleh pengetahuan, keahlian bahwa H20 diterima dan H2a ditolak, hal ini
dan pengalaman yang memadai untuk berarti secara parsial independensi auditor
melaksanakan tugas pemeriksaan, tanpa itu tidak signifikan terhadap kualitas audit.
laporan yang dihasilkan akan membuat Dengan demikian, hipotesis kedua dalam
pihak-pihak lain meragukan atas laporan penelitian ini koefisien regresi menunjukkan
hasil pemeriksaan. Kompetensi berpengaruh bahwa independensi auditor ada pengaruh
terhadap kualitas audit karena auditor harus negatif terhadap kualitas audit.
selalu meningkatkan pengetahuan tentang Meningkatnya independensi auditor
audit dan ilmu pendukungnya maka BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat,
dianggap mempunyai kompetensi yang maka mengalami penurunan kualitas audit
tinggi. Auditor yang mempunyai keahlian yang dihasilkan oleh auditor. Dilihat dari
dalam melaksanakan pemeriksaan harus arahnya, independensi auditor berpengaruh
memiliki keterampilan dan kemampuan akan negatif terhadap kualitas audit. Berarti hal
dianggap mempunyai kompetensi yang ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis
tinggi. Auditor yang berpengalaman dalam penelitian. Tingkat independensi auditor
yang terlalu tinggi dapat memberikan sehingga dapat mengemukakan pendapat
dampak yang sebaliknya, yaitu rendahnya menurut apa adanya.
kualitas audit yang dihasilkan. Hal tersebut Hasil ini sejalan dengan penelitian
dikarenakan, bebasnya auditor dari pengaruh yang dilakukan oleh Sukriah et.al (2009)
siapapun membuat auditor bebas dan Arianti et.al (2013) bahwa objektivitas
memutuskan apa yang dilakukannya, berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
sehingga sering kali auditor bertindak
kurang hati-hati dalam mengaudit, tidak
memperhatikan arahan dari manajemen/ Kesimpulan
supervisor audit, atau bahkan tidak Penelitian ini bertujuan untuk
melaksanakan semua prosedur audit, ketika mengetahui apakah kompetensi,
diberikan waktu yang singkat dalam independensi auditor, dan objektivitas
melakukan proses audit dengan entitas yang berpengaruh terhadap kualitas audit.
diperiksa. Penelitian ini dilakukan terhadap 42 auditor
Ini sejalan dengan penelitian Marselia BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
et.al (2012) dalam penelitiannya diketahui Berdasarkan hasil dari berbagai teknik
bahwa independensi berpengaruh negatif pengujian dan analisis data diperoleh
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini beberapa kesimpulan sebagai berikut:
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Sukriah et.al (2009), dan Tjun-tjun et.al 1. Kompetensi, independensi auditor,
(2012) yang menemukan bukti empiris objektivitas, dan kualitas audit pada
bahwa independensi auditor tidak BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa
berpengaruh secara signifikan terhadap Barat.
kualitas audit. a. Auditor BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat memiliki
kompetensi yang tinggi dengan
Pengaruh Objektivitas (X3) terhadap persentase sebesar 79,7%. Ini
Kualitas Audit (Y) secara Parsial berarti bahwa auditor telah
melaksanakan tugas auditnya
Berdasarkan tabel dari hasil dengan baik dan sebagai auditor
pengolahan software SPSS, diperoleh harus memiliki pengetahuan,
tingkat signifikansi variabel objektivitas keahlian, dan pengalaman.
(X3) sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, b. Auditor BPK RI Perwakilan
dengan t hitung > t tabel yaitu 7,359 > 2,018 Provinsi Jawa Barat memiliki
sehingga dapat disimpulkan bahwa H30 independensi auditor yang tinggi
ditolak dan H3a diterima, hal ini berarti dengan persentase sebesar 82%.
secara parsial objektivitas berpengaruh Ini berarti bahwa sebagai auditor
signifikan terhadap kualitas audit. Dengan harus bebas dalam sikap mental
demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian dan penampilan dari gangguan
ini koefisien regresi menunjukkan bahwa pribadi, gangguan ekstern, dan
objektivitas ada pengaruh positif terhadap gangguan organisasi.
kualitas audit. c. Auditor BPK RI Perwakilan
Semakin tinggi objektivitas auditor Provinsi Jawa Barat memiliki
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, objektivitas yang tinggi dengan
maka semakin tinggi kualitas audit yang persentase sebesar 82,1%. Ini
dihasilkan oleh auditor BPK RI Perwakilan berarti bahwa sebagai auditor
Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini harus memiliki sikap adil, tidak
membuktikan bahwa objektivitas secara memihak, bebas dari benturan
parsial berpengaruh signifikan terhadap kepentingan dan menyajikan
kualitas audit. Artinya, Auditor yang laporan secara fakta.
professional dalam melaksanakan pekerjaan d. Auditor BPK RI Perwakilan
dengan didukung adanya sikap objektivitas Provinsi Jawa Barat memiliki
akan meningkatkan kualitas audit, semakin kualitas audit yang tinggi dengan
tinggi objektivitas yang dimiliki oleh persentase sebesar 79,7%. Ini
seorang auditor, maka akan semakin berarti bahwa sebagai auditor
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan dalam menjalankan tugasnya
begitu pula sebaliknya. Menurut prinsip harus berdasarkan pedoman pada
objektivitas mengharuskan auditor bersikap standar auditing dan kode etik
adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau akuntan. Laporan hasil
bias, serta bebas dari benturan kepentingan pemeriksaan harus berdasarkan
atau berada di bawah pengaruh pihak lain,
unsur kualitas audit yaitu tepat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
waktu, lengkap, akurat, objektif, berikut:
meyakinkan, jelas, ringkas. 1. Aspek Teoritis
1.1 Bagi para akademis dan peneliti
2. Kompetensi, independensi auditor selanjutnya
dan objektivitas secara simultan a. Hasil penelitian hanya
berpengaruh terhadap kualitas audit mencerminkan mengenai
pada BPK RI Perwakilan Provinsi karakteristik auditor di BPK RI
Jawa Barat, artinya bahwa dalam Perwakilan Provinsi Jawa Barat,
meningkatkan kualitas audit jumlah sampel untuk penelitian
dibutuhkan peningkatan kompetensi, selanjutnya dapat dilakukan
independensi auditor dan objektivitas penelitian yang lebih luas seperti
maka akan menghasilkan kualitas BPK RI Jakarta Pusat dan instansi
audit yang baik dalam pelaksanaan pemerintahan.
pemeriksaannya. Variabel b. Disarankan untuk melakukan
Kompetensi, independensi auditor penelitian bukan pada masa
dan objektivitas secara simultan periode auditor melaksanakan
memberikan pengaruh sebesar 75,8% tugas pemeriksaan agar jumlah
terhadap kualitas audit, sedangkan responden yang dijadikan sampel
sisanya sebesar 24,2% dipengaruhi meningkat sehingga dapat lebih
variabel lain. mempresentatifkan hasil
penelitian.
3. Kompentensi, independensi auditor, c. Dalam penelitian ini variabel
objektivitas secara parsial independensi auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit berpengaruh terhadap kualitas
pada BPK RI Perwakilan Provinsi audit, peneliti selanjutnya dapat
Jawa Barat, yaitu: menambahkan variabel lain untuk
a. Variabel Kompetensi (X1) secara melihat pengaruh terhadap
parsial berpengaruh positif dan kualitas audit.
signifikan terhadap kualitas audit, d. Penelitian ini menggunakan
artinya semakin tinggi metode data primer melalui
kompetensi auditor maka akan kuesioner, peneliti tidak terlibat
meningkatkan kualitas audit yang langsung dalam aktivitas di BPK
dihasilkan oleh BPK RI RI Perwakilan Provinsi Jawa
Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Barat akan lebih baik jika
b. Variabel Independensi Auditor dilengkapi dengan wawancara
(X2) secara parsial berpengaruh terhadap beberapa responden,
negatif dan tidak signifikan sehingga penelitian ini hanya
terhadap kualitas audit, artinya berdasarkan data yang
jika auditor memiliki tingkat dikumpulkan melalui penggunaan
independensi auditor terlalu instrumen secara tertulis.
tinggi maka akan memberikan
dampak yang sebaliknya yaitu 2. Aspek Praktis
rendahnya kualitas audit yang 2.1 Bagi Badan Pemeriksa Keuangan
dihasilkan oleh BPK RI (BPK)
Perwakilan Provinsi Jawa Barat. a. Dalam melaksanakan
c. Variabel Objektivitas (X3) secara pemeriksaan sebagai auditor harus
parsial berpengaruh positif dan bertanggung jawab untuk
signifikan terhadap kualitas audit, memperluas kepercayaan publik
artinya semakin tinggi dan lebih memahami kepentingan
objektivitas auditor maka akan publik.
meningkatkan kualitas audit yang b. Auditor sudah memiliki
dihasilkan oleh BPK RI kompetensi yang tinggi, meskipun
Perwakilan Provinsi Jawa Barat. auditor BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat harus
meningkatkan kompetensi untuk
Saran memelihara kompetensi
Penelitian ini untuk mengetahui profesionalnya.
bagaimana pengaruh kompetensi, c. Auditor sudah memiliki
independensi auditor, objektivitas terhadap independensi auditor yang tinggi,
kualitas audit. Saran yang dapat diberikan
meskipun auditor BPK RI dalam pemenuhan kewajiban
Perwakilan Provinsi Jawa Barat profesionalnya.
harus tetap menjaga
independensinya agar tidak 2.2 Bagi auditor
terpengaruh oleh gangguan Pihak yang membutuhkan jasa
pribadi, ekstern, dan organisasi. auditor mengharapkan agar dalam
d. Auditor sudah memiliki melaksanakan pemeriksaan tetap
objektivitas yang tinggi, dapat meningkatkan kualitas
meskipun auditor BPK RI auditnya, Sehingga pemeriksaan yang
Perwakilan Provinsi Jawa Barat dilakukan pada sebuah entitas dapat
harus mempertahankan dan dilaksanakan sesuai dengan Standar
menjaga objektivitasnya dan Pemeriksaan Keuangan Negara
bebas dari benturan kepentingan (SPKN).

DAFTAR PUSTAKA Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol.4


No.2. Hal 79-92.
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis
Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Efendy, Muh Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi,
Jilid 1. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Independensi, dan Motivasi terhadap
Empat. Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam
Pengawasan Keuangan Daerah. Skripsi
Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Liliek Undip. Semarang. Program Pasca Sarjana
Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Universitas Diponegoro.
Kompetensi dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Multivariate Dengan Metode Program
Nasional Akuntansi X. Makassar. SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Ilmiyati, Feny dan Yohanes Suhardjo. 2012.
dan Amir Abadi Yusuf. 2011. Jasa Audit Pengaruh Akuntabilitas dan Mompetensi
dan Assurance. Buku 1. Jakarta: Salemba Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Empat. Akuntansi Vol.1 No.1.

Arianti, Komang Pariardi. Edy Sujana dan I Made Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.
Pradana Adi Putra. 2014. Pengaruh 2008. Standar Profesional Audit Internal.
Integritas, Objektivitas, dan Akuntabilitas Jilid 1. Yayasan Pendidikan Internal Audit.
terhadap Kualitas Audit Di Pemerintah Jakarta.
Daerah. Jurnal Akuntansi. Vol.2 No.1.
Linting, Indriyanti. 2013. Pengaruh Kompetensi,
Ariwibowo, AA. [2010, 22 Juni]. KPK Tangkap Objektivitas, Independensi, dan Kinerja
Pengawai BPK Jabar di Bandung. Antara Auditor Internal terhadap Kualitas Audit
News. [Online]. Tersedia: Pada BRI Inspektorat Makassar. Skripsi
http://www.antaranews.com [5 Januari Unhas. Makassar. Program Sarjana Fakultas
2014] Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian,
Independensi dan Kode Etik terhadap Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. 2010. Analisis
Kualitas Auditor Pada Inspektorat Maluku Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Utara. Skripsi Unhas. Makassar. Program Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah
Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Daerah. Simposium Nasional Akuntansi
Universitas Hasanuddin. XIII. Purwokerto.

Badjuri, Achmad. 2012. Analysis Faktor-Faktor Marsellia, Carmel Meiden dan Budi Hermawan.
yang Mempengaruhi Kualitas Hasil 2012. Pengaruh Kompetensi dan
Pemeriksaan Audit Sektor Publik. Dinamika Independensi Terhadap Kualitas Audit
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol.1 dengan Etika Auditor sebagai Variabel
No.2. Moderator. Jurnal Akuntansi.

Christiawan, YJ. 2002. Kompetensi dan Mashuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi
Independensi Akuntan Publik: Refreksi Penelitian: Pendekatan Praktis dan
Hasil Penelitian Empiris. Kumpulan Jurnal Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
Moksa, Hutasoit. [2011, 8 September]. Diduga Sugiama, A Gima. 2008. Metode Riset Bisnis dan
Terima Suap Walikota Tomohon, Dua Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.
Auditor BPK Ditahan KPK. detikNews
[Online]. Tersedia: Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Http://newopenx.detik.com [5 Januari 2014] Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Nirmala, Rr Putri Arsika dan Nur Cahyonowati. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian.
2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Bandung: Alfabeta.
Due Professional Care, Akuntabilitas,
Kompleksitas Audit, dan Time Budget Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji
Pressure terhadap Kualitas Audit. Hipotesis. Edisi Pertama: Media Pressindo.
Diponegoro Journal of Accounting. Vol.2 Yogyakarta.
No.3.
Suseno, Novie Susanti. 2013. An Empirical
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Analysis of Auditor Independence and Audit
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Fees on Audit Quality. International Journal
of Management and Business Studies ISSN.
Samsi, Nur. Akhmad Riduwan dan Bambang Vol.3 (March).
Suryono. 2013. Pengaruh Pengalaman
Kerja, Independensi, dan Kompetensi Pujianto, Rommy. [2013, 18 September]. Audit
terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor BPK Terkait Hambalang Tidak Independen.
sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu Media Indonesia. Tersedia:
dan Riset Akuntansi. Vol.1 No.2 (Maret). http://pattiro.org/?p=2750 [5 Januari 2014]

Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Taniredja, T. And H. Mustafidah. 2011. Penelitian
Pengalaman Kerja, Independensi, Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung:
Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Alfa Beta.
Etika terhadap Kualitas Audit. Skripsi
Undip. Semarang. Program Sarjana Fakultas Tjun, Lauw Tjun. Elyzabet Indrawati Marpaung
Ekonomi Universitas Diponegoro. dan Santy Setiawan. 2012. Pengaruh
Kompetensi dan Independensi Auditor
Saripudin. Netty Herawaty dan Rahayu. 2012. terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi.
Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Vol.4 No.1(Mei) hal 33-56.
Professional Care, dan Akuntabilitas
terhadap Kualitas Audit. E-jurnal Binar Wahyuni, Rizki. 2013. Pengaruh Independensi,
Akuntansi. Vol.1 No.1 (September). Kompetensi, Profesionalisme, dan
Sensitivitas Etika Profesi terhadap Kualitas
Singgih, Elisha Mulyani dan Icuk Rangga Bawono. Audit. Skirpsi UNHAS. Makassar. Program
2010. Jurnal. Pengaruh Independensi, Sarjana Fakultas Ekomomi dan Bisnis
Pengalaman, Due Proffesional Care, dan Universitas Hasanuddin.
Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.
Simposium Nasional Akuntansi XIII. Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan
Purwokerto. Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Siti Kurniya Rahayu, dan Ely Suhayati. 2010.
Auditing Konsep dasar dan pedoman www.antaranews.com diakses pada tanggal
pemeriksaan akuntan publik. Yogyakarta: 5 Januari 2014
Graha Ilmu.
www.bpk.go.id diakses pada tanggal
Standar Pemeriksa Keuangan Negara (SPKN). 15 Februari 2014
2007. Standar Pemeriksa Keuangan Negara.
Diakses melalui http://www.bpk.go.id . www.newopenx.detik.com diakses pada tanggal
[15/02/2014]. 5 Januari 2014

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. 2009. www.pattiro.org diakses pada tanggal
Jurnal. Pengaruh Pengalaman Kerja, 5 Januari 2014
Independensi, Objektivitas, Integritas, dan
Kompetensi terhadap Kualitas Audit.
Simposium Nasional Akuntansi XII.
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai