DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK :2
1. NURUL FATHONAH
2. YOLA SURYANI
3. BILLY RAKHA PUTRA
4. DIKI KARLINDO
5. ANGGUN RAHMAWATI
6. SETIA AGISTA
7. DITA ANGGRAENI
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan hanya kepada Allah SWT, yang telah
menciptakan alam semesta ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada
Nabi kita, yaitu Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengajarkan apa
yang sebelumnya tidak diketahuioleh umat Islam.
Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami penyusun mengucapkan banyak-banyak terimah kasih
kepada teman-teman dan para Dosen, atas semua dukungan dan motivasinya
sehingga makalah ini bisa kami selesaikan, namun di dalam makalah ini
tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan dan kehilafan, oleh karnanya
kami mengharapkan kritik dan sarannya dari para dosen sehingga
setidaknya kami dapat menyajikan tugas yang lebih baik kedepannya.
Besar harapan kami, agar makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai acuan menambah wawasan dan
pengetahuanSistem Endokrin, khususnya yang di bahas makalah ini yaitu
Diabetes tipe 2 (NIDDM).
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Diabetes Melitus tipe II juga disebut Diabetes Melitus tidak
tergantung insulin (NIDDM). Angka kejadiannya paling sering
dibandingkan dengan Diabetes Melitus tipe I. Hal ini dikarenakan pada
Diabetes Melitus tipe II banyak disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya yaitu adanya perubahan gaya hidup dalam mengkonsumsi
makanan sedangkan aktivitas fisik berkurang, sehingga menyebabkan
kegemukan. Diabetes mellitus tipe II dengan adanya kegemukan dapat
menimbulkan komplikasi lebih lanjut terhadap berbagai organ tubuh
diantaranya ginjal, mata, jantung koroner, pembuluh darah kaki dan
pembuluh darah otak.
Bila dilihat dari permasalahannya klien dengan Diabetes Melitus
memerlukan pengobatan dan perawatan sedini mungkin dengan diet,
latihan dan obat-obatan. Pada umumnya klien dengan Diabetes Melitus
menjadi rentan terhadap infeksi, dan infeksi yang timbul terjadi karena
kesulitan untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan infeksi pada
klien cenderung lebih berat. Disamping itu partisifasi klien seperti
menjalankan program diet dengan baik, olahraga dengan teratur, disertai
dengan pengetahuan yang memadai tentang penyakit Diabetes Melitus,
akan sangat menunjang dalam proses penyembuhan. Untuk itu
memerlukan tindakan keperawatan, baik berupa perawatan maupun
pencegahan komplikasi. Dan ketidak epektifan kepatuhan pengobatan
memerlukan bimbingan dan penyuluhan yang epektif sehingga klien bisa
merubah gaya hidupnya dan mengikuti pengobatan dan perawatan lebih
lanjut.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana NIDDM itu ?
2. Apa penyebab NIDDM ?
3. Bagaimana patofisiologi NIDDM ?
C.Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
Dengan NIDDM dengan pendekatan proses keperawatan .
2. Tujuan khusus
Penulis dapat :
a. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan NIDDM.
b. Membuat rencana keperawatan guna mengatasi
permasalahan yang muncul sesuai dengan diagnosa
keperawatan.
c. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan.
d. Mengevaluasi hasil asuhan keperwatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Diabetes militus adalah ganguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penueunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,
makrovaskuler, dan neoropati (sudoyo dkk, 2009)
Diabetes Melitus tipe II/ NIDDM adalah gangguan kronis
yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang
diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relative kekurangan
insulin. ( Susan, M.T, 1998 )
NIDDM ini terjadi pada usia matur atau pertengahan
meskipun pada semua tahapan usia dapat terjadi. Disini factor
lingkungan sangat berperan misalnya perubahan gaya hidup dalam
mengkonsumsi makanan sedangkan aktivitas berkurang sehingga
menyebabkan obesitas.
B. ETIOLOGI
NIDDM di sebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan
resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan denganproses
terjadinya diabetes tipe II :
Usia, obesitas, dan riwayat keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa
darah dua jam paska pembedahan di bagi menjadi tiga: (Sudoyo aru,
dkk 2009)
1. <140 mg/dl ( normal)
2. 140-<200 mg/dl (Toleransi glukosa terganggu)
3. ≥ 200 mg/dl( diabetes)
C. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi klinis DM dikaitan kedengan kosekuensi
metabolic defisiensi insulin (pice & wilson,2006)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berkaitan glukosuria yang akan menjadi
dieresisosmoti yang meningkatkan pengeluaran urin
(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang.
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata
kabur, himpotensi, peruritasfulfa.
D. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa
/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan
sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah >
110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan
metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi. Empat perubahan itu
adalah:
1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang
2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa
dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan
glukosa hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus
melebihi kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati
yang tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan
lemak
a. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Penyakit kardivaskular
4. Amputasi
G. DIAGNOSA BANDING
1. Diabetes millitus type 1
2. Diabetic ketoacidosis
3. Pancreatitis
4. Gestational diabetes
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan (isselbacher,2000)
Insulin pada NIDDM diperlukan pada keadaan :
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
3. Ketosidosis diabetik(KAD) atau hiperglikemia hiperosmolar non
ketotic(HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
6. Stres berat(infeksi sistemik,operasi besar,IMA,Stroke)
7. Kehamilan dengan DM atau diabetes melitus gestasional yang
tidak terkendali dengan perencanaan makanan
8. Gangguan fugsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang (sudoyono dkk, 2009)
1. Kadar glukosa darah
Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode
enzimatik sebagi patokan penyaring
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa DM Belum pasti DM
darah sewaktu
Plasma vena >200 100 – 200
Darah kapiler >200 80 -100
Kadar glukoasa darah puasa (mg/dl)
Kadar glukosa DM Belum pasti DM
darah puasa
Plasma vena >120 110 -120
Darah kapiler >110 90 -110
a. Mikroalbuninuria: urine
b. Ureum,kreatinin,asam urat
c. Kolesterol total: plasma vena (puasa)
d. Kolesterol LDL: Plasma vena (puasa)
e. Kolesterol HDL :plasma vena (puasa)
f. Trigliserida : plasma vena (puasa)
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Tanggal masuk :
Jam masuk :
No. register :
Ruang :
Tanggal Pengkajian :
Jam Pengkajian :
2. Biodata Klien
Nama :
Umur :
Agama :
Status :
Pekerjaan :
Alamat :
9. Personal Hygiene
Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat <17.0
Kekurangan BB tingkat ringan 17.0 – 18.5
Normal 18.5 – 25.0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 25.0 – 27.0
Kelebihan BB tingkat berat >27.0
Contoh:
BB= 45 kg
TB = 155 Cm
Keterangan :
Sebelum sakit
BAK BAB
Frekuensi : Frekuensi :
Jumla Jumlah feses :-
Warna : Warna :
Bau : Konsisten
Selama sakit
BAK BAB
Frekuensi : Frekuensi :
Jumlah urin : Jumlah feses :-
Warna : Warna :
Bau : Konsisten
RUMUS BALANCE CAIRAN
Input – output =
Am :
Contoh:
Infus RL : 1500 cc
=( 3.310 cc)
BAB : 100 cc
=( 4628.125)
DS: -
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung (inspeksi)
Cuping hidung
Penghiduan Penciuman
normal
Teling (inspeksi)
Serum Tidak ada serum Terdapat serumen
Tes pendengaran
Mulut(inspeksi)
Mukosa Lembab dan Kering
tidak ada lesi
Lidah Bersih Kotor
Tonsil Tidak ada Terdapat
pembengkakan pembengkakan
tonsil
Nyeri telan Tidak ada Terdapat nyeritelan
Stomatitis Tidak ada
stomatitis
Gigi (inspeksi)
Karis gigi Tidak ada karis
gigi
Abdomen
Inspeksi Tidak ada lesi
Auskultasi Bising usus 4
x/menit(hiper
aktif)
Perkusi Timphani
Palpasi Terdapat nyeri
tekan dibagian
lambung
Genetalia
Inspeksi Tidak ada lesi
Ekstermitas Atas: tidak ada
kelainan
Bawah: normal
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data Obyektif:
1. Labroraturium
RENCANA KEPERAWATAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus tipe II juga disebut Diabetes Melitus tidak
tergantung insulin (NIDDM). Angka kejadiannya paling sering
dibandingkan dengan Diabetes Melitus tipe I. Hal ini
dikarenakan pada Diabetes Melitus tipe II banyak disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya yaitu adanya perubahan gaya
hidup dalam mengkonsumsi makanan sedangkan aktivitas fisik
berkurang, sehingga menyebabkan kegemukan. Diabetes
mellitus tipe II dengan adanya kegemukan dapat menimbulkan
komplikasi lebih lanjut terhadap berbagai organ tubuh
diantaranya ginjal, mata, jantung koroner, pembuluh darah kaki
dan pembuluh darah otak.
B. Saran
Sebaiknya kita hurus lebih menjaga pola hidup agar tidak
terkena penyakit DM, dan lebih mengurangi makanan yang
manis-manis.
DAFTAR PUSTAKA