Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari
ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan
mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan
penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat profesional menginginkan
autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan
dan keterampilan keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat,
dokter, atau orang dari disiplin lain. Ini adalah tindakan terbaik dari manajer
perawat dengan mempraktikan perawat profesional. Hubungan ini tidak
menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan
hubungan yang membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat
profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan benar dalam
merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis mempercayai manajer
perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sistem pendukung
dengan personel dari departemen lain.

B. Rumusan Masalah :
1. Definisi Keperawatan Primer
2. Modalitas Praktik Keperawatan
3. Sistem Keperawatan Primer
4. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer
5. Keuntungan Keperawatan Primer
6. Kerugian Keperawatan Primer
7. Kelebihan Keperawatan Primer
8. Kekurangan Keperawatan Primer
C. Tujuan Umum
1. Tujuan disusunya makalah ini untuk mengetahui :
2. Pengertian dari keperawatan primer
3. Tugas perawat pembantu

1
4. Keuntungan keperawatan primer

D. Manfaat
Makalah tentang Model Keperawatan Primer ini guna untuk menambah
pengetahuan para pembaca, khususnya mahasiswa Stikes Bhakti Bangsa medika
Kota Probolinggo.

2
BAB II (2)
PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan Primer
Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu,
perawatan pasien individu yang dilakukan oleh perawat professional yang
memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam (Primary Nurse
Convention 1977 dalam Campbell, 1985).
Primary Nursing adalah metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dari
mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Gillies, 1989).
Sistem primary nursing menggunakan 1orang perawat primer yang bekerja
selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan 5-6 pasien
dan ketika perawat primer tidak bertugas perawatan pasien dilanjutkan oleh
perawat pelaksana yang melanjutkan perencanaan perawatan yang sudah
direncanakan oleh perawat primer (Marquiz & Huston, 2000).
Keperawatan primer adalah metode penugasan Diana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan Keperawatan pasien.
Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar dari rumah sakit
(Nursalam,2007). Keperawatan primer mendorong praktisi kemandirian perwat,
karena ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan Kuat dan terus-menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Apabila perawat
primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan Keperawatan klien
diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman atau
keterammpilannya (associate nurse).

B. Modalitas Praktik Keperawatan


Banyak modalitas atau metoda praktik keperawatan telah dikembangkan
selama 35 tahun terakhir. Ini melputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, metoda kasus, praktik bersama, dan manajemen kasus.
Semua dipraktikan dalam berbagai bentuk dalam institusi perawatan kesehatan di

3
Amerika Serikat. Meskipun manajer perawat seringkali memutuskan metoda
praktik keperawatan yang akan digunakan dalam organisasi mereka, yang paling
baik melibatkan perawat klinis praktis dalam membuat keputusan tersebut.
Selanjutnya adalah seseorang yang akan melakukannya, bila pilihannya sesuai
dengan keinginan mereka maka mereka akan mengerjakannya. Perawat klinis
harus diberi informasi yang cukup tentang modalitas dan bagaimana institusi akan
mendukungnya sehngga mereka dapat memberikan masukan untuk keputusan
yang dapat dikerjakan.
Bila keputusan dibuat, komite ad hoc dapat mengembangkan kebijakan dan
prosedur untuk mengimplementasikan modalitas. Ini harus menjadi sumber yang
adekuat, termasuk kategori yang tepat dari personel keperawatan, untuk membuat
modalitas kerja. Personel perlu secara adekuat menyiapkan diri melalui program
pengembangan staf. Ini dapat didukung oleh instruktor pengembangan staf dalam
organisasi besar. Organisasi kecil mungkin perlu bantuan dari konsultan, basanya
tersedia dalam organisasi besar dari kota paling dekat.

C. Sistem Keperawatan Primer


Sistem keperawatan primer Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh satu orangregistered nurse sebagai perawat
primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam
terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang
dari rumah sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab
dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level
atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
Metoda penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah
keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi autoritas,
autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan
pada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan untuk merawat
kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di rumah sakit.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang
memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang diberikan
direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.

4
Marram, Schlegel, dan Bevis menyatakan, “keperawatan primer adalah
distribusi keperawatan sehingga perawatan total individu adalah tanggung jawab
seorang perawat, bukan beberapa perawat.” Mereka mengindikasikan autonomi
menjadi kunci pada pengembangan keperawatan profesional.

D. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer


1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.
2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan
profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini
ada ditangan perawat primer.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat
primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.
Keperawatan primer mensejajarkan desentralisasi pendidikan pasien karena
perawat menjadi pemberi asuhan primer. Pada perawatan pasien komprehensif,
perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk pendidikan
pasien.
Sejak 1974 keperawatan primer telah diimplementasikan di beberapa rumah
sakit dan telah dijalani berbagai modifikasi. Perawat primer seringkali melakukan
asuhan keperawatan langsung pada pasien. Kadang-kadang mengarahkan pemberi
asuhan lain saat menjalankan fungsi pembuat keputusan.
Fagin menyatakan bahwa studi peneltian pada keperawatan primer
menunjukkan metoda ini lama tinggal di rumah sakit dan komplikasi
pasien transplantasi ginjal diUniversity of Michigan Medical Center di Ann
Arbor. Mereka menghemat $51.000 dalam satu tahun. Keperawatan primer
diEvaston Hospital di Illionis menghasilkan jam keperawatan lebih sedikt dan
sedikit peningkatan pendapatan per pasien selama periode 5 tahun. Pembantu
perawat mempunyai 27 persen waktu senggang per hari sementara RN
mempunyai 8 persen diRush Presbyterian. Juga, pergantan karyawan menurun
dalam lingkungan operasi dengan peningkatan rasio RN dan teknisi ruang operasi.

5
Penelitian lain menunjukkan bahwa keperawatan primer menghemat uang,
meningkatkan kepuasan kerja, kedekatan kelompok, dan kepuasan pasien, serta
penurunan biaya, waktu sakit, dan waktu kompensasi.
Penelitian mendukung keperawatan primer sesuai peningkatan kepuasan
pasien, kepuasan perawat, dan keefektifan biaya. Mereka juga menemukan bahwa
“perbedaan individual pada perawat dan kopetensi perawat mungkin mempunyai
dampak yang lebih besar pada kualitas perawatan daripada terhadap struktur
keperawatan primer.” Ini harus diperhatikan, namun, bila latar belakang
pendidikan perawat cocok, perbedaan kualitas perawatan antara tim dan
keperawatan primer tidak tampak. Struktur untuk keperawatan primer secara
umum suatu sistem yang lebih baik untuk mengorganisasi perawatan. Keefektifan
keperawatan primer berbeda pada tipe perawat, pasien, rumah sakit dan bahkan
unit keperawatan dalam suatu rumah sakit.
Baik keperawatan primer dan tim memerlukan sistem pendukung
keperawatan yang efisien: komunikasi, distribusi, transportasi, dan manajemen
unit. Shukla mengajukan teori kemungkinan bahwa keperawatan primer adalah
lebih efektif bila sistem pendukung efisien dan ketergantungan pasien pada
perawat tinggi. Keperawatan primer tidak lebh baik dari keperawatan tim untuk
semua rumah sakit, semua unit keperawatan dalam rumah sakit, atau semua tipe
pasien.
Desentralisasi sistem pendukung seperti suplai, linen, dan obat-obatan untuk
ruangan pasien, lebih efisien dan memperbaiki keuntungan keperawatan primer
pada keperawatan tim. Bila perawat primer harus pergi ke pusat untuk suatu hal
mereka akan terhambat dalam memberikan perawatan langsung. Juga,
keperawatan modular atau keperawatan primer dimodifikasi mengubah kinerja
yang dibutuhkan dari keperawatanyang lebih tidak langsung dan rutin serta tugas-
tugas bukan keperawatan. Pasiean memerlukan keuntungan perawatan yang lebih
luas dari keperawatan primer daripada kemampuan perawatan diri. Keperawatan
primer paling baik untuk perawatan intensif.

6
E. Keuntungan Keperawatan Primer
1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi
meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
2. Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer memberikan atau
mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
3. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan
kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat dan
fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya sebagai
kesatuan antara pasien dan pekerja kesehatan lain.
4. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang
akan memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.
5. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
6. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan pasien
langsung.
7. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer
operasional: untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan
memotivasi serta mendukung staf.

F. Kerugian Keperawatan Primer


Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi RN, yang
meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai contoh, uang dihemat bila tugas
bukan keperawatan dilakukan oleh kategori personel lain dan tidak diambil alih
oleh RN.

G. Kelebihan Keperawatan Primer


1. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan pertanggungjawaban yang jelas.
3. Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan.

7
6. Lebih mencerminkan.
7. Menurunkan dana perawatan

H. Kekurangan Keperawatan Primer


1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih
banyak menggunakan perawat profesional.
3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran
4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan

8
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PRIMER

A. Model Keperawatan Primer


Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dan berbagai ilmu dalam
bidang kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang bermututinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan
keperawatan model tim masih mempunyai beberapa kekurangan, maka
berdasarkan studi, para pakar keperawatan mengembangkan model pemberian
asuhan keperawatan yang terbaru yaitu Model Primer (Primary Nursing).
Dan perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai “Primary
Nurse”.
Tujuan dari Model
Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara
komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penugasan yang diberikan
kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke
rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah
keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse. Setiap
primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama pasien dirawat. Primary Nurse akan melakukan pengkajian secara
komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan.
Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pasien.Demikian pula pasien, keluarga, staff medik
dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan
tanggung jawab primary nurse tertentu. Dia bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan
bila diperlukan.
Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan
didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “associate nurse”. Primary nurse
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan
menginformasikan tentang keadaan pasien kepada Kepala Ruangan, dokter dan
staf keperawatan lainnya. Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu persatu

9
pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas pelayanan
yang diberikan kepada semua pasien.
Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk
melakukan rujukan kepada pekerja sosial,kontak dengan lembaga sosial
masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dan
sebagainya.
Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan. Primary Nurse berperan sebagai
advokat pasien terhadap birokrasi rumah sakit. Kepuasan yang dirasakan pasien
dalam model primer adalah pasien merasa dimanusiawikan karena pasien
terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang
bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi. Kepuasan yang dirasakan oleh Primary
Nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada
kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan kepuasannya dengan model
primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mutakhir
dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model Fungsional dan Tim
informasi diperoleh dari beberapa perawat.Untuk pihak rumah sakit keuntungan
yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu mempekerjakan terlalu
banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas tinggi.
Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-hati
karena memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan kemampuan
asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik,akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar
berbagai disiplin ilmu.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat meningkatkan kualitas


asuhan keperawatan bila dibandingkan dengan Model Tim, karena :
1. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam
perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.

10
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan
dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3. Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana keperawatan dan rencana medic dapat berjalan paralel.

B. Tugas Perawat Primer ( Ketua Tim )


1. Menerima overan klien setiap pengantian dinas pagi atau pada saat
bertugas.
2. Melaksanakan pembagian klien pada perawat asosiet
3. Mengadakanpre atau post konferens dengan perawat asosiet.
4. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
5. Menerima klien baru dan memberi informasi tentang tata tertib RS dan
ruangan, tenaga perawat dan dokter yang merawat dan adminisrasi.
6. Membuat rencana keperawatan, catatan perkembangan dan resume
keperawatan.
7. Melakukan diskusi keperawatan kepada perawat asosiet.
8. Melakukan evakuasi asuhan keperawatan dan membuat laporan.
9. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi
kompleks.
10. Membuat perencanaan pulang
11. Memeriksa atau mengevaluasi laporan keadaan klien yang telah dibuat
PA.
12. Melakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga.
13. Menyiapkan pelaksanaan asuhan keperawatan.
14. Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang
ada.
15. Menciptakan kerja sama yang harmonis.
16. Melakukakolaborasi dengan tim kesehatan lain dan mengikuti visit atau
ronde medik.
17. Mengikuti ronde keperawatan.
18. Mengikuti kegiatan ilmiah.

11
19. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan.

C. Peran Perawat Asosiet


1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan
malam.
2. Mengikuti pre atau post comference dengan perawat primer.
3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
di tempat.
4. Melaksanakan rencana keperawatan.
5. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak
ada ditempat.
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan yang ada diruangan.
8. Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostic atau laboratorium,
pengobatan dan tindakan.
9. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan
kalimat yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan ramah
10. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan
keluarga.
11. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
12. Menyimpan, memerihara peralatan yang diperlukan sehingga siap dipakai.
13. Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan.
14. Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP
15. Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada.
16. Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan lien setiap shif
17. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.

D. Tugas Pembantu Perawat


1. Membersihkan meja.
2. Menyediakan alat.

12
3. Membersihkan alat – alat yang digunakan
4. Mengantar klien konsul
5. Membawa urinal atau pispot ke dan dari klien
6. Menyiapkan makan dan minum
7. Membantu klien kekamar mandi
8. Membantu klien BAK atau BAB
9. Membantu menganti alat tenun

E. Peran Perawat Pelaksana


1. Pengkajian Mengkaji kesiapan klien dan dirisendiri untuk melaksanakan
asuhan keperawatan.
2. Perencanaan
 Bersama keru mengadakan serah terima tugas
 Menerima pembagian tugas dari katim
 Bersama katim menyiapkan keperluan untukmelaksanakan asuhan
keperawatan
 Mengikuti ronde keperawatan
 Menerima klien baru
3. Implementasi
 Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
 Menerima pembagian tugas
 Melaksanakan tugas yang diberikan katim
 Melaksanakan program kolaborasi dengan timkesehatan lain
 Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota timlainnya
 Melaksanakan asuhan keperawatan
 Menunjang pelaporan, mencatat tindakankeperawatan yang
dilaksanakan
 Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
 Menerima informasi yang berkaitan dengan askepdan
melaksanakan askep dengan etik dan legal

13
4. Evaluasi
 Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi klien.

F. Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Keperawatan


Primer
1. Model Praktik Keperawatan
Model Praktik Keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan. Era
globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan, menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, member pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan professional ( MPKP ).
2. TujuanModel Keperawatan
- Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
- Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
- Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
- Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keptusan
- Menjelaskan dengan tegas ruang linkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
3. PelayananKesehatan Primer ( PHC )
Dalam penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang
menghadiri pertemuan ke 28 World Health Assembly di Geneva telah
memutuskan bahwa situasi global
sekarang ini tidak sehat.Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah
meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut PHC,
dapat
berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari
penderitaan yang terabaikan, nyeri, ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat
global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan

14
kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang diseluruh dunia dapat dicegah
melalui penerapan konsep PHC ( Bryant,1969; Newell,1975 ).
4. Metode Keperawatan Primer
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963) ini
merupakan system dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 Jam
sehari, 7 hari per
minggu,ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan manajemen.Perawat primer mempunyai tugas
mengkaji
dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
Keperawatan
Primer melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan
kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat primer
merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan segala
akuntabilatas dan tanggung jawab yang menyertainya.

ISI MATERI SESUAIKAN DG SILABUS


1. asuhan keperawatan metode
primer (modifikasi)
2. persiapan dalam pelaksanaan metode asuhan keperawatan
primer (modifikasi)
3. Prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan metode primer
(modifikasi)

15
MASIH BLM ADA ISINYA DIMAKALAHMU

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari
ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan
mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan
penyelia-pekerja pada organisasi birokratis.
- Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri.
Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka
tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain.
- Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat
mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya.

B. Saran

16
- Seseorang perawat dapat merasakan, bisa membantu dalam pekerjaan merawat
pasien dengan propisional
- Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam
perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
- Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA
http://nissa-uchil.blogspot.co.id/2014/10/kelompok-1-model-keperawatan-
primer.html
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/11/metode-penugasan-manajemen-
kep-adi.pdf
http://imelda-susandi.blogspot.co.id/2012/03/model-praktek-keperawatan-
profesional.html
SALAH CARA PENULISAN DIDAFTAR PUSTAKA NYA

17

Anda mungkin juga menyukai