Anda di halaman 1dari 3

Bab 2 ronde keperawatan

Bab 2 ronde keperawatan

1. 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) Ronde keperawatan merupakan


suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentrafer dan
mengaplikasukan pengetahuan teoritis ke dalam praktik keperawata secara langsung
(Nursalam, 2009).

2.2.1 Karakteristik Ronde Keperawatan 1. Klien dilibatkan secara langsung 2. Klien


merupakan fokus kegiatan peserta didik 3. Klien didik dan pembimbing melakukan
diskusi 4. Pembimbing memfasilitasi kreativitas peserta didik, sehingga timbul berbagai
ide baru 5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah. 2.2 Tujuan Ronde
Keperawatan (DARI DITA)

2.3 Manfaat Ronde Keperawatan(DARI DITA) 2.4 Tipe-tipe Ronde (DARI DITA) 2.5
Langkah-langkah Ronde Keperawatan Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde
keperawatan adalah (1) Pre- rounds: Preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientasion (orientasi) (2) Rounds: Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-
Rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation
(persiapan).

Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu: a.


Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde
keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi
temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi
pasien.

2. 2. b. During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang


nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati
mereka sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia,
bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit
mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar
semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan
pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien
untuk mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat
dimengerti pasien, dsb. c. After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan
balik. 2.6 Mekanisme Ronde Keperawatan 1. Perawat membaca laporan mengenai pasien
melalui status pasien sebelum melakukan ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan
Clament (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial
pasien 2-3 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika
pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui asien, sebaiknya perawat membahas
tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011). 2. Perawat menentukan pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde
perawat primer (PP) menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien
yang akan di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus
dengan masalah yang relative lebih kompleks (sitorus, 2006). 3. Ronde keperawatan
dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan
akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde
keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawat medis dan
prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of nursing education dalam ronde
keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi
keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive hendaknya tidak boleh
dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan
dihadapan klien (Sitorus, 2006).
3.

3. 4. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi ruangan.


Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde
adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang
rawat sudah relative tenang. Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde
keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.

2.7 Masalah Etik dengan Pasien Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien
selama ronde keperawatan berlangsung menurut Weinholt &Edward (1992) meliputi: (1)
memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2) membatasi waktu ronde keperawatan
agar pasien bias istirahat (3) menjelaskan semua pemeriksaan dan prosedur kepada pasien
(4) semua diskusi dan komunikasi harus dijelaskan dan dipahami oleh pasien.

2.8 Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa
strategi agar ronde keperawatan berjalan efektif yaitu: 1. Melakukan persiapan dengan
seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien
masalah yang terkait, dsb. 2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan
meliputi:sistem apa yang akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan:
pemeriksaan fisik, melakukan tindakan dsb. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam
kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa
banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien tertentu. 3. Orientasikan pada
perawat tujuan yang ingin dicapai.

Kegiatan berikut ini dapat dilakukan selama fase orientasi: (1) orientasikan perawat untuk
tuuan latihan dan kegiatan yang direncanakan (2) memberikan peran kepada setiap
anggota tim (3) buat aturan mengenai ronde (4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan
seluruh tim harus menyadari hal ini
4. .
5. 4. 4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi:

(1) memperkenalkan diri kepada pasien (2) pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu
terutama dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien (3)
keluarga tidak perlu diminta untuk perg jika pasien ingin untuk ditemani. 5.
Meninggalkan waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih
lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran. Ini adalah
kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien. 6. Evaluasi
pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan berikutnya dengan
merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, Efendi, F. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.


Aitken, L., Burmeister E., Clayton S., Dalais C., & Gardner G (2010). The impact of
nursing rounds on the practice environment & nurse satisfaction in intensive care: pre-test
post-test comparative study. International Journal of Nursing Studies. 48 (2011) 918-925.
Bimbaurner,. D., M. (2004) Bedside teaching. http://archieve.cordem.
Org/facdev/2004meeting/birnl.doc. Clament,. I. (2011). Management nursing services
and education. Edition I. India: Elsevier).

Anda mungkin juga menyukai