Anda di halaman 1dari 5

MODUL 6 KARAKTERISTIK TRANSISTOR

Khusnul Khotimah (K1C016001)


Asisten: Reza Pahlevi
Tanggal Percobaan: 21/11/2017
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar 1
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak transistor NPN (negative-positif-negatif). Fungsi


untuk transistor bipolar adalah regulator arus
Telah dilakukan praktikum tentang listrik. Transisitor inilah yang akan digunakan
Karakteristik Transistor. Tujuan dari didalam praktikum kali ini, agar dapat membuat
percobaan ini yaitu menentukan jenis lengkung ciri keluaran transistor.
transistor (PNP atau NPN), kaki-kaki
transistor dan nilai hfe dari transistor 2. STUDI PUSTAKA
dengan menggunakan multimeter,
Transistor adalah suatu komponen aktif yang
membuat rangkaian common emitter
dibuat dari bahan semikonduktor. Ada dua macam
dan memmbuatnya bekerja, membuat
transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan
lengkung ciri keluaran transistor. Dalam transistor efek medan (Field Effect Transistor-FET).
percobaan ini, digunakan komponen Transistor digunakan di dalam rangkaian untuk
utama yaitu transistor yang berfungsi memperkuat isyarat, artinya isyarat lemah pada
sebagai penguat. Data-data yang masukan diubah menjadi isyarat yang kuat pada
dikumpulkan meliputi, tegangan keluaran [1].
Common – Emitor (VCE), kuat arus
Suatu transistor persambungan terdiri dari kristal
Collector (IC), dan kuat arus Base (IB).
silikon (atau germanium) dimana satu lapisan
Percobaan ini menggunakan rangkaian
silikon tipe-n diapit di antara dua lapisan silikon
penguat lengkap Common Emitter. Dan tipe-p. Kemungkinan lain, transistor terdiri dari
yang diperoleh dari hasil percobaan ini satu lapisan bahan tipe-p diapit oleh dua lapisan
adalah transistor seri C828A merupakan transistor yang pertama disebut transistor p-n-p
jenis NPN, dengan hfe 232, dan kaki- dan yang terakhir disebut transistor n-p-n. Sistem
kakinya B-C-E. Kemudian dari hasil lapisan semikonduktor ini sangat kecil dan ditutup
percobaan yang diperoleh, dapat dibuat rapat-rapat terhadap uap air dalam kotak logam
grafik lengkung ciri keluaran transistor. atau plastik [2].
Rangkaian penguat menggunakan transisitor pada
Kata kunci: Transistor, penguat, dasarnya terdiri dari tiga konfigurasi, yaitu
Common Emitter, janis, NPN. pennguat common base, penguat common emitte,
dan penguat common collector. Diantara ketiganya,
1. PENDAHULUAN penguat common emitter merupakan salah satu
bentuk penguat dengan transistor bipolar yang
Transistor merupakan komponen yang sangat
paling sering dijumpai karena penguat dari
penting dalam dunia elektronika modern.
common emitter mempunyai hambatan yang besar
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sementara hambatan keluaran tidak terlalu besar,
sebagai penguat sirkuit pemutus dan penyambung
sehingga memungkinkan untuk digandengkan
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
dengan penguat lain agar penguatan menjadi
atau sebagai penguat tegangan. Transistor dapat
semakin besar [3].
berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya atau tegangan inputnya,
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
kuatdari sirkuit sumber listriknya.
Jenis transistor pada umumnya dibagi menjadi dua
yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan
transistor efek medan atau juga dikenal sebagai
field effect transistor (FET). Pada transistor jenis
bipolar, dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu
transistor PNP (positif-negatif-positif) dan
1
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya
menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan
arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar
memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan
electron sedangkan FET hanya memerlukan salah
satunya.
Transistor Bipolar adalah Transistor yang
struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di
kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon
atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata
“bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar”
yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar
Gambar 2-3 Rangkaian lengkap penguat juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang
common emitter [3]. kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Bias penguat adalah suatu kondisi tegangnan dan Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu
arus pada rangkaian penguat yang diharapkan agar Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal
transisitor dapat bekerja pada titik operasi yang Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis,
diinginkan. Untuk menentukan nilai parameter “h” Kolektor dan Emitor.
harus dilakukan pengamatan terhadap lengkung  Transistor NPN adalah transistor bipolar
ciri keluaran transistor. Lengkung ciri keluaran yang menggunakan arus listrik kecil dan
transisitor secara umum seperti terlihat pada tegangan positif pada terminal Basis untuk
Gambar 2-4 [3]. mengendalikan aliran arus dan tegangan
yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar
yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan negatif pada terminal Basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan
yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

Gambar 2-4 Lengkung ciri keluaran


transistor [3].
Yang membedakan transistor dengan
komponen lain, adalah memiliki 3 kaki utama,
yaitu Base (B), Collector, (C) dan Emitter (E). dimana
base terdapat arus yang sangat kecil, yang berguna
untuk mengatur arus dan tegangan yang ada pada
Emitor, pada keluaran arus Kolektor. Sehingga
apabila terdapat arus pada basis, tegangan yang
besar pada kolektor akan mengalir menuju emitor. Gambar 2.1 jenis-jenus transistor
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri antara
lain Germanium, Silikon, Galium Arsenide. 2.1 JUDUL SUB-BAB
Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri
biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, 2.1.1 Menentukan jenis, kaki-kaki, dan
dan ada juga beberapa transistor yang dikemas nilai hfe Transistor
dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted 2.1.2 Menentukan lengkungan ciri
Circuit)[2]. keluaran transistor
Secara umum, Transistor dapat
digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu 3. METODOLOGI
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field A. ALAT DAN BAHAN
Effect Transistor). Perbedaan yang paling utama 1) Generator isyarat
diantara dua pengelompokkan tersebut adalah 2) Osiloskop (CRO)
terletak pada bias Input (atau Output) yang 3) Multimeter digital
digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus 4) Breadboard
(current) untuk mengendalikan terminal lainnya
5) Resistor 100KΩ, 12KΩ, 1KΩ, 10KΩ
2
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
6) Kapasitor 10 μF/16 V, 100μF/16V
7) Transistor Mengatur potensiometer RC agar VCE= ½
8) Baterai 9 V / Catu daya VCC

Menghitung IC dengan mengukur


B. CARA KERJA tegangan pada RC (VRC)
1) Menentukan jenis, kaki-kaki dan hfe
transistor
IC
Mulai

Mengukur IB dan VBE

Alat dan bahan: IB, VBE


1. MMD
2. Transistor

Memasang isyarat masukan sinusoidal


dengan frek 1 kHz, mengatur amplitude,
kemudian mengukur Vin dan Vout dengan
CRO
Mengambil transistor dan MMD dan memilih
bagian hfe pada MMD dengan memutar tombol
selektor. Vin, Vout

Memasang transistor pada konektor yang Memasang RL, kemudian mengukur Vin
tersedia pada MMD dan Vout

hfe Vin, Vout

Selesai
Mengatur potensiometer RB1 agar IB
minimum, kemudian mencatat nilai
Gambar 3-1 Diagram menentukan jenis, pembacaannya.
kaki-kaki dan hfe transistor

2) Menentukan Lengkungan Ciri Keluaran IB


Transisitor

Mulai
Memvariasikan VCE dengan mengatur
potensio RC, kemudian mencatat
Alat dan bahan: perubahan IC untuk setiap perubahan VCE.
1. Generator isyarat CV
2. CRO
3. MMD
4. Breadboard IC
5. Resistor
6. Kapasitor
7. Transistor
Selesai
8. Catu daya

Gambar 3-3 Diagram Penentuan Lengkungan


Ciri Keluaran Transisitor
Membuat rangkaian dengan nilai
komponen RB1 Potensio 100 KΩ RB2 12 KΩ,
4. HASIL DAN ANALISIS
RL 1 KΩ C1 & C2 10 μF/16 V, RC Potensio 10
KΩ RE Potensio 1 KΩ, CE 100 μF/16 V A. Menentukan jenis, kaki-kaki dan nilai
hfe Transistor
3
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
Kaki-
Seri/kode Jenis hfe GRAFIK
kaki
C828A NPN 215 BCE 4.5
4 4.2
C828A NPN 203 BCE 3.5 3.7 3.8
3.4
C828A NPN 209 BCE 32.8 3 3.1 3.2 3.3
2.5
Tabel 4.1 Jenis, Kaki-kaki dan nilai hfe Transistor 2
1.5
1
Tabel 4-2 IB – 1 Nilai IC dan VEC 0.5
0
1.01 1.15 1.24 1.33 1.38 1.43 1.29 1.3 1.44
Nilai Ib (μA) Nilai Ic (mA) Nilai Vce (mV)
Gambar 4.1 Grafik Nilai IB-1.
0,03 2,8 1,01

3,0 1,15

3,1 1,24

3,2 1,33

3,3 1,38

3,4 1,43
Grafik IC-VCE
4
3,7 1,29
3
2
IC (mA)

3,8 1,30
1
4,2 1,44
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14
VCE (mA)
Tabel 4.3 Nilai IB-2 Nilai Ic dan Vce

Nilai IB-1 Nilai Ic Nilai VCE


Gambar 4.1 Grafik Nilai IB-2.
(µA) (mA) (mA)
1,2 6
1,5 7 Percobaan karakteristik transistor kali ini
1,9 8 membahas mengenai bagaimana cara menentukan
2 9 jenis, kaki-kaki, dan nilai hfe transistor, serta
bagaimana menggunakan rangkaian lengkap
2,3 10 penguat Common Emitter agar bekerja dan
2,4 11 memperoleh data agar dapat dibuat lengkungan
2,8 12 ciri keluaran transmitor. Rangkaian penguat
3 13 common emitter biasa digunakan sebagai penguat
tegangan (driver). Penguat common emitter juga
3,2 14 sering digunakan pada penguat frekuensi remdah
(sinyal audio).

4
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
Dari tabel diatas diketahui bahwa niali I C akan
konstan ketika mencapai nilai VCE tertentu. Hal ini
terjadi karena transistor mampu membatasi arus
yang mengalir atau disebut dengn fungsi regulator.
Disamping itu juga, dari data diatas dapat
diketahui transistor berfungsi sebagai penguat
tegangan dan arus. Apabila sebuah potensio dalam
rangkaian penguat common emmiter diputar dan
tegangan yang dihasilkan pada MMD bertambah
maka nilai arus juga ikut bertambah.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
Gambar 4-1 Rangkaian penguat Common 1. Transistor dengan seri C828A merupakann
Emitter jenis NPN, dengan nilai hfe 215,203,208 dan
Berdasarkan percobaan ketika mengukur Vin dan kaki-kakinya B-C-E.
Vout menggunakan isyarat masukkan tanpa R L, hasil 2. Rangkaian common emitter dapat dibuat
yang diperoleh yaitu Vin 8 volt dan Vout 1 volt. dengan menghubungkan langsung kaki
Sedangkan ketika mengukur kembali nilai emitter dengan tanah (ground).
tegangan keluaran dengan RL, dengnan nilai Vin
yang sama, Vout yang dihasilkan berbeda, yaitu 3. Grafik lengkung ciri keluaran transisitor
menjadi 0.9 volt, seperti yang tertulis pada table 4-2. mengalami kenaikan dari titik awal
Dari hal ini dapat diketahui jika nilai RL dapat kemudian linier ketika telah mencapai nilai
membuat nilai tegangan keluaran yang dihasilkan tegangan 1 dan seterusnya.
lebih kecil dari pada yang tidak menggunakan RL.
DAFTAR PUSTAKA
Kemudian, setelah memperoleh nilai tegangan
keluaran baik yang menggunakan RL maupun [1] Sutrisno, Elektronika dan
tidak, dilanjutkan dengan mencari nilai arus di C Penerapannya, ITB, Bandung, 1986.
dan nilai VCE pada nilai IB 0.1 μA. Setelah diperoleh [2] Milman dan Halkias, Elektronika
hasilnya, kemudian dibuat grafik lengkung ciri Terpadu (Integrated Electronics)
keluaran transisitor. Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1986.
[3] Hartono, Modul Praktikum
Gambar 4-2 Lengkung keluaran transistor Elektronika Dasar 1, UNSOED
Fakultas MIPA Jurusan Fisika,
Purwokerto, 2016.

Gambar 4-3 Lengkung ciri keluaran


transistor (referensi)
Jika grafik yang dihasilkan dari percobaan dan
referensi dibandingkkan, hasilnya tidak jauh
berbeda. Hanya saja pada grafik hasill percobaan
nilai arus yang dihasilkan pada saat tegangan 0
tidak 0, sedangkan pada referensi yang ada dalam
buku Modul Praktikum Elektronika Dasar 1 ketika
nilai tegangan VC 0 volt, nilai arus IC juga 0 μA.

5
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed

Anda mungkin juga menyukai