BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hukum Coulumb
Hukum Coloumb adalah aturan yang mengemukakan tentang hubungan
antara gaya listrik dan besar masing-masing muatan listrik. Nama Coloumb
diambil dari nama fisikawan yang pertama kali mengamati gaya tarik-menarik
atau tolak-menolak benda bermuatan listrik, yaitu Charles Augustin de Coloumb
(1736-1804). Dalam pengamatannya, ia melakukan percobaan menggunakan alat
yang bernama neraca puntir. Berdasarkan percobaan ini, Coloumb mengemukakan
suatu aturan atau hukum yang berbunyi:
6
pusat arah partikel. Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan bagaimana dua
partikel yang sejenis tolak-menolak dan partikel yang lain jenis tarik menarik.
Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.
3. Rangkaian Listrik
Secara umum rangkaian listrik dikelompokkan menjadi rangkaian seri dan
rangkaian pararel. Jenis-jenis rangkaian listrik tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, jenis rangkaian listrik yang dipilih
bergantung pada tujuannya.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah penyusunan komponen-komponen listrik secara
berderet. Rangkaian seri dibuat untuk membagi-bagi beda potensial sekaligus
memperbesar hambatan listrik. Karenanya, rangkaian seri jarang digunakan untuk
merangkai komponen listrik di rumah-rumah.
Jika suatu hambatan listrik dirangkai seri, maka kuat arus yang mengalir
pada masing-masing hambatan akan sama besar, meskipun hambatan masing-
masing komponen berbeda.
2. Rangkaian Pararel
Rangkaian paralel adalah penyusunan komponen-komponen listrik secara
berjajar. Rangkaian ini berfungsi untuk membagi-bagi arus dan memperkecil
hambatan listrik. Jika suatu hambatan listrik dirangkai paralel, maka beda
potensial pada masing-masing hambatan akan sama besar.
2. Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah itu magnet
lain masih dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di atasnya. Jika di
daerah tersebut ditaburkan serbuk besi, maka serbuk besi akan ditarik oleh kutub
magnet dan membentuk pola garis, disebut garis gaya magnet.
Sifat-sifat dari garis gaya magnet adalah:
(1) Garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan
(2) Garis gaya magnet tidak pernah berpotongan
(3) tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan medan
magnet yang kuat. Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis gaya magnet
renggang menunjukkan medan magnet yang lemah.
sumber energi mekanis, lilitan tersebut bergerak melewati medan magnet. Dengan
demikian lilitan melintasi perubahan medan magnet (garis gaya magnetik
terpotong). Hasilnya adalah arus induksi pada kawat.
meskipun sistem saraf manusia bukanlah sirkuit listrik biasa, tapi sistem saraf
manusia beroperasi dengan sinyal-sinyal listrik.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk
produksi skala besar yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara,
pembangkit listrik jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang
digunakan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi
yang mengubah panas dari pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu
mengoperasikan generator listrik. Penggerak utamanya mungkin
adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin siklus dari mesin pembakaran
dalam.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah peyumbang utama gas
rumah kaca dan berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Batu bara
menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam.
akan menjadi konduktor jika dikenai cahaya dan menjadi isolator jika berada
dalam keadaan gelap. Langkah-langkah utama dalam mesin fotokopi adalah:
1. Permukaan drum mesin yang dilapisi logam selenium yang tipis diberi
muatan postitif dengan cara diputar di dekat kawat yang bermuatan tinggi.
2. Proses pembentukan suatu pola muatan yang merupakan pola cetakan dari
halaman asli.
3. Bubuk tinta (toner) yang bermuatan negatif ditaburkan pada permukaan
drum fotokonduktif.
4. Pemindahan toner ke kertas, diperoleh hasil hasil fotokopi.
5. Setelah kertas difotokopi, perlahan-lahan permukaan drum itu kembali
netral.
Petir merupakan peristiwa lepasnya muatan listrik statis yang terjadi secara
dramatik dan alamiah. Peristiwa ini akibat dari keluarnya muatan-muatan listrik
dari benda, dalam hal ini adalah awan. Pelepasan listrik statis kadang-kadang
terjadi secara perlahan dan tenang. Namun, sesekali berlangsung cepat disertai
percikan cahaya atau suatu bunyi ledakan. Percikan cahaya yang muncul ini
disebut dengan kilat.
Petir terjadi akibat adanya dua awan bermuatan listrik sangat besar dan
berbeda jenis yang bergerak saling mendekati. Lalu, bagaimana awan dapat
memiliki muatan listrik yang sangat besar? Pada awan hitam yang merupakan
gumpalan air hujan, berhembus angin yang sangat kencang. Akibatnya, partikel-
partikel di dalam awan yang bercampur debu, garam dari lautan, dan lain-lain,
saling bertabrakan. Tabrakan ini menyebabkan lepasnya elektron dari partikel-
partikel tersebut. Partikel yang kehilangan elektron bermuatan positif dan yang
mendapat tambahan elektron bermuatan negatif. Akibatnya, awan yang memuat
partikel tersebut akan menyimpan muatan listrik yang sangat besar. Muatan listrik
negatif turun ke bagian dasar awan dan muatan positif naik ke bagian atas.
Ketika awan melewati sebuah bangunan, terutama yang tinggi, bagian
bawah awan yang merupakan tempat terkumpulnya muatan negatif menginduksi
bagian atas bangunan sehingga menyebabkan bagian atas bangunan ini
bermuatan positif dan muatan negatif bangunan dipaksa turun ke bagian bawah
bangunan.
Karena muatan pada kedua benda ini berlainan jenis berdasarkan sifat
muatan, maka masing-masing muatan akan saling menarik satu sama lain. Saat
itu, elektron melompat ke bagian atas bangunan dan menimbulkan kilat
dengan energi panas yang sangat besar dan seringkali disertai bunyi
menggelegar yang disebut petir. Selain bangunan, benda lain yang ada dan
menjulang tinggi di permukaan bumi akan mengalami peristiwa yang sama.
Benda yang terinduksi awan hingga menyebabkan timbulnya loncatan bunga api
listrik (kilat) biasa disebut sebagai benda yang terkena sambaran petir.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1) Listrik statis terjadi karena adanya kumpulan muatan listrik pada suatu benda.
Muatan listrik ada dua yaitu muatan positif dan muatan negative. Muatan-
muatan yang sejenis tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik
menarik. Muatan listrik dapat dideteksi dengan elestroskop. Listrik dinamis
adalah kelistrikan yang muatannya bergerak atau mengalir. Magnet adalah
batu bermuatan yang memiliki sifat dapat menarik benda yang mengandung
partikel besi. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub
24
selatan. Kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan tolak menolak dan
kutub yang tak sejenis bila didekatkan akan tarik menarik.
2) Hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan yaitu arus listrik yang mengalir
pada kawat akan menghasilkan medan magnet di sekitar kawat itu dan jika
terdapat perubahan medan magnet dalam sebuah kumparan maka timbul arus
induksi pada kumparan itu.
3) Kelistrikan dan kemagnetan dapat diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan, diantaranya:
a. Aspek Fisika : Generator.
b. Aspek Kimia : Baterai.
c. Aspek Biologi : Propaganda sinyal saraf.
d. Aspek Lingkungan : Polusi udara yang ditimbulkan dari pembangkit listrik
bertenaga fosil..
e. Aspek Teknologi : Mesin fotokopi
f. Aspek Astronomi : Bumi dan planet berprilaku sebagai magnet raksasa
dan fenomena aurora.
g. Aspek Geologi : Fenomena petir.
h. Aspek Kesehatan dan Keselamatan : MRI (Magnetic Resonance Imaging).
3.2 Saran
Adapun saran yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah
diharapkan pembaca dapat mengkaji lebih lanjut tentang kelistrikan dan
kemagnetan dan kaitannya dengan beberapa aspek ilmu pengetahuan sehingga
dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat khususnya bagi
mahasiswa program pendidikan IPA.
25
DAFTAR PUSTAKA
Trefil, J. & Hazen, R. 2009. The Science An Itegrated Approach. 6th Edition. United
States: George Masen University