PENDAHULUAN
Tes merupakan alat ukur dalam proses pembelajaran yang memiliki peranan sangat penting untuk
mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini, tes memiliki dua fungsi ,
yaitu mengukur tingkat pencapaian siswa pada kompetensi yang dipersyaratkan, dan mengukur
keberhasilan proses pembelajaran. Agar dapat memberikan data yang akurat, maka secara umum
memiliki syarat-syarat antara lain :
(2) handal dalam pengukuran; kehandalan ini meliputi ketepatan hasil pengukuran dan keajegan
hasil pengukuran.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa harus mengetahui bagaimana cara menyusun tes yang baik dan
benar, sehingga dapat menghasilkan informasi hasil tes yang akurat. Maka dari itu, pengetahuan tentang
pengembangan instrumen ini harus dimiliki oleh setiap calon pendidik agar mereka dapat berlatih
sehingga nantinya kesalahan dan kecerobohan dalam pembuatan soal tes dapat diminimalisir. dalam
laporan ini kami mencoba membuat instrumen dimulai dengan penentuan tujuan, pembuatan kisi-kisi,
uji coba, sampai pada analisis hasil evaluasi.
Pada Laporan ini kami memilih materi pelajaran matematika kelas VI semester 1 yaitu Menggunakan
sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran,FPB dan KPK. Adapun alasan pemilihan materi ini
karena operasi hitung merupakan pelajaran dasar dari matematika dandapat dimanfaaatkan kegunaanya
dalam kehidupan sehari – hari. Pembuatan soal – soal mengenai materi ini ditujukan untuk mengukur
sejauhmana siswa menguasai materi tersebut dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana analisis daya pembeda butir soal, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh pilihan jawaban
soal?
C. Tujuan
3. Untuk memberikan pemahaman dalam mengolah dan menganalisa hasil uji coba soal.
4. mengetahui pengetahuan siswa serta kualitas dari instrumen yang telah dibuat
D. Manfaat
Bagi Guru
Sebagai media informasi dan sumber referensi mengenai pengembangan instrument dan analisis hasil uji
coba instrumen.
Bagi Lembaga
Sebagai referensi pembelajaran khususnya untuk mata kuliah Evaluasi Pembelajan tentang
pengembangan instrument dan analisis hasil uji coba instrumen.
Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap analisis data serta penilaian tehadap evaluasi
siswa, sebagai bekal pengalaman dan pengetahuan dilapangan.
BAB II
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A. Penentuan Tujuan
Menentukan tujuan sangat penting ditetapkan sebelum tes dikembangkan karena seperti apa dan
bagaimana tes yang akan dikembangkan sangat bergantung untuk tujuan apa tes tersebut digunakan.
Tujuan dari pengembangan instrumen ini adalah untuk menguji kevaliditasan dan kerealiabilitasan soal
tentang menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran dengan cara mengujikannya
kepada siswa kemudian dianalisis sehingga didapat kesimpulan yang diinginkan.
B. Penyusunan Kisi-kisi
Dalam menyusun kisi-kisi ada beberapa hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
a. Menentukan mata pelajaran yang akan diujikan. Disini mata pelajaraan yang dipilih untuk diujikan
adalah matematika.
b. Menentukan jenjang kelas. Pada kesempatan ini nantinya soal akan diujikan di kelas VIII SEMESTER 2
c. Menentukan cakupan materi yang akan di ujikan dengan berpedoman pada sipabus kelas VIII
SEMESTER 2
d. SK dan KD sesuai materi yang dipilih. Sama halnya dengan penentuan materi penentuan SK dan KD
pun mengacu pada silabus SMP kelas VIII semester 2
e. indikator. Indikator yang ditentukan yakni indikator kompetensi dan juga indikator tiap item.
f. bentuk dan jenis soal. Bentuk instrumen yang digunakan berupa tes dan jenis soalnya adalah pilihan
ganda (PG).
g. alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan soal. Disini alokasi waktu yang dibutuhkan selama
45 menit.
i. Dalam menentukan butir soal harus disesuaikan dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif. Tentunya tujuan dari penetapan ini agar penguji (pendidik) dapat mengetahui pemahaman
dan kemampuan siswa
j. Menentukan tingkat kesukaran. Tingkat kesukaran dimulai dari tingkat mudah , sedang sampai yang
sulit. Perbandingan jumlah soal tiap tingkatannya yakni untuk yang mudah sebesar 30%, sedang 40%
dan untuk yang sulit 30%.
k. Menentukan urutan nomor soal. Penentuan urutan soal tidak harus dari yang palingmudah ke yang
paling sulit namun dapat disusun secara acak, namun jumlah tiap tingkatan tetap mengacu pada
perbandingan yang telah ditentukan.
C. Penulisan
Penulisan disini adalah pembuatan soal yang akan diujikan, penulisan soal berdasarkan kisi-kisi yang
telah dibuat dalam hal ini penyusun mengacu pada buku paket kelas VI semester 1 dengan kurikulum
KTSP 2006. Dalam penulisan soalnya pun harus disertakan petunjuk pengerjaan; apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannnya.
Setelah selesai penulisan, penelaahan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau kecerobohan.
Penelahaan ini dilakukan dengan bimbingan dari ahlinya, dalam hal ini dosen berkaitan.
E. Uji coba
Setelah soal siap maka dapat langsung diadakan pengujian terhadap siswa SD. SD yang berkenan
dilibatkan dalam pengujian soal ini adalah SD Negeri Pengadilan 1 pada siswa kelas VI sebanyak 46
orang.
F. Skoring
Setelah data terkumpul, diadakan penskoran / penilaian terhadap soal yang telah diujikan.
G. Analisis
Analisis dilakukan dengan berbagai metode yang telah ditentukan yakni : a). Dengan rumus korelasi
product moment dan korelasi Biserial, b). Dengan rumus spilit half dan rumus KR-20, c). Hasil analisis
daya pembeda butir soal, d). Hasil analisis tingkat kesukaran, e). Hasil analisis pengecoh pilihan jawaban
soal. Selain itu PAP dan PAN digunakan untuk mengkategorikan skor.
H. Pelaporan
Pelaporan di sampaikan kepada pemberi tugas, dalam hal ini adalah dosen mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran . Dilaporkan dengan cara penyerahan printout atau softfile.
BAB III
a. Taraf kesukaran
Soal yang baik dilihat dari taraf kesukarannya adalah soal dengan indeks 0,30 ≤ P ≤
0,70. Soal dengan indeks tersebut masuk kategori sedang yakni soal tersebut tidak
terlalu mudah juga tidak terlalu sulit. perhatikan kolom Mean. berdasarkan hasil
tersebut diperoleh hasil bahwa 15 soal tersebut mempunyai indeks kesukaran antara
0,30 sampai 0,70 dengan indeks terendah 0,40 dan indeks tertinggi 0,70. Jadi dapat
disimpulkan jika dilihat dari taraf kesukarannya, 15 soal yang diujicobakan merupakan
soal yang baik, yakni masuk kategori sedang.
b. Daya pembeda
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
N 10 10 10
Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik apabila indeks daya
bedanya sama dengan atau lebih dari 0,30.Dari output diperoleh hasil bahwa 12 butir
soal mempunyai daya beda yang baik karena indeksnya di atas 0,30 yakni butir soal
nomer 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15. Sedangkan 3 butir soal dikatakan
mempunyai daya beda yang tidak baik karena indeksnya kurang dari 0,30 bahkan
cenderung negatif. Jadi dapat disimpulkan jika dilihat dari daya bedanya, dari 15 butir
soal yang diujicobakan, 12 soal mempunyai daya beda yang baik yakni butir nomer 1, 2,
3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15.
C. Validitas
Dari hasil analisis terhadap taraf kesukaran dan daya bedanya, dapat dirangkum
sebagai berikut
Dari hasil tersebut diketahui ada 12 soal yang diterima berdasarkan analisis taraf
kesukaran dan daya bedanya, selanjutnya perlu dibuang 2 soal agar sesuai yang
dibutuhkan. Misalkan dibuang nomer soal 1 dan 5 dengan pertimbangan mempunyai
nilai indeks daya beda terendah sehingga diperoleh 10 butir soal sesuai yang
direncanakan dari awal yakni soal nomer 2, 3, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15.
Perlu diperhatikan, jika kita menggunakan validitas berdasarkan kriteria (validitas
konkuren dan prediktif) maka prosedurnya adalah instrumen kita akan disejajarkan
dengan suatu kriterium (Instrumen lain yang telah teruji validitasnya) untuk diketahui
apakah instrumen kita berkorelasi tinggi atau tidak dengan kriteriumnya. Jika
berkorelasi tinggi artinya instrumen kita dapat dikatakan valid berdasarkan validitas
berdasar kriteria (beberapa ahli mengatakan validitas empiris).