Tugas 2
Tugas 2
Disusun oleh :
DAFTAR ISI
PANCASILA i
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang kami beri judul "Pancasila Sebagai
Solusi Problem Bangsa, seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan Dekadensi Moral, DLL”.
Adapun makalah tentang "Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa, seperti Korupsi,
Kerusakan Lingkungan Dekadensi Moral, DLL” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
Pancasila ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran kami tunggu
untuk perbaikan makalah ini nantinya.
Penyusun
PANCASILA ii
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
BAB I
PENDAHULUAN
PANCASILA 1
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
PANCASILA 2
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
BAB II
KAJIAN TEORI
Hari lahirnya pancasila yang dirayakan setiap tanggal 1 juni, memang sudah lama
berlalu. namun bukan berarti semangat pancasila yang sudah dicita-citakan oleh proklamator
Bung Karno pudar begitu saja. Sang Perumus mencita-citakan Pancasila bisa menjadi jalan
keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara indonesia. Pancasila sebagai
dasar Negara yang dijadikan pemersatu, yang menyatukan seluruh suku, bangsa, budaya, dan
agama sehingga pancasila dijadikan tonggak dasar bagi Negara Indonesia.
Pancasila yang lebih kita kenal sebagai ideologi dan dasar negara. Dimana di dalam butir-
butir pancasila terdapat nilai-nilai yang sangat penting bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Namun Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dinilai belum diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. sehingga di era reformasi ini masih banyak rakyat
Indonesia yang belum dapat merasakan makna pancasila yang sebenarnya, yaitu menjunjung
tinggi rasa keadilan, persatuan, kesatuan dan mensejahterakan rakyat.
Kemiskinan, pendidikan yang mahal, keadilan yang diperjual-belikan, korupsi yang
merajalela serta tidak adanya kebebasan memeluk agama merupakan sedikit polemik yang
dihadapi rakyat pada saat sekarang ini. Banyak kesan yang didapat rakyat dari masalah-masalah
tersebut, namun mereka tidak sanggup untuk mengungapkannya. Sehingga seolah-olah rakyat
tidak dapat merasakan adanya pancasila.
Pancasila lebih sering kita dengar di dalam upacara bendera, dan dijadikan syarat pokok
yang tidak boleh terlupakan didalam pelaksanaan upacara bendera. Dimana dapat kita sadari
bahwa pancasila tersebut Mengandung nilai-nilai penting, yang apabila diimplementasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan sebuah Negara yang berdaulat
dan bermatabat, yaitu Negara yang menjunjung tinggi rasa keadilan, persatuan dan kesatuan.
Banyak kasus-kasus pada saat ini yang bertitik tolak dengan nilai-nilai yang terkandung
di dalam pancasila seperti kasus mpok minah yang divonis 1,5 bulan kurungan dengan masa
percobaan 3 bulan akibat mencuri tiga buah kakao. Melihat dari kasus Mpok Minah tersebut
teringat oleh kita salah satu butir pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Dimana butir pancasila tersebut Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan
perlakuan yang sama di depan hukum.
Tetapi, bandingkan dengan kasus sesmenpora yang menjerat bendahara umum partai
demokrat nazarudin yang telah melakukan penyuapan dalam pembanggunan wisma atlet SEA
PANCASILA 3
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
games di palembang, saya merasa hukum malah kebal terhadap nazarudin, dimana penegak
hukum tidak sanggup untuk memulangkan Nazarudin ke Indonesia. Dan seolah-olah
membiarkan nazarudin bebas berobat dan berkeliaran di singapura sampai berhari-hari dan
berminggu-minggu. Apakah itu yang disebut adil? Hukum di Negara kita sudah jauh melenceng
dari garis kebenaran, serta keadilan yang menyalah artikan keadilan.
Pernyataan salah satu dosen FHUA, bapak Feri Amsari SH.MH yang merupakan salah
satu dosen konsepsi Negara hukum dan juga dosen HTN di FHUA, beliau menjelaskan asas
Positiveme hukum yang diperkenalkan oleh George comte di dalam perkuliahan konsepsi
Negara hukum. Beliau memberikan pernyataan “celaka dalam berfikir seorang penegak hukum
yang tidak dapat membedakan mencuri karena rakus atau mencuri karena kelaparan”. Menurut
bapak feri, hukum yang berasaskan asas legalitas yaitu suatu perbuatan tidak dapat dihukum
apabila tidak ada aturan hukum tertulis yang mengatur sebelumnya, tidak dapat digunakan
sepenuhnya di dalam masyarakat sekarang ini. Hakim tidak dapat memutus perkara yang hanya
berpedoman kepada KUHP saja, tapi hakim juga berpedoman dengan nilai-nilai moral yang
berkembang di masarakat karena masyarakat masih kental dengan norma-norma adatnya.
“Pancasila Menjadi Jalan Keluar Dalam Menuntaskan Permasalahan Bangsa Dan
Negara”
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar mengandung makna
bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu saja agama diakui di
Indonesia) untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada
paksaan dari siapa pun untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu agama. Tidak
memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin
berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam
beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung makna bahwa setiap
warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia
berdasarkan atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan
PANCASILA 4
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
PANCASILA 5
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
BAB III
PEMBAHASAN
kelompoknya, namun tidak toleran kepada orang di luar kelompoknya. Sehingga bisa dikatakan
bahwa moral sosial tidak cukup sebagai kumpulan dari moralitas individu, namun
sesungguhnya lebih pada bagaimana individu melihat orang lain sebagai manusia yang
memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang sama. Moralitas individu dan sosial memiliki
hubungan sangat erat bahkan saling tarik-menarik dan mempengaruhi.Moralitas individu dapat
dipengaruhi moralitas social, demikian pula sebaliknya.Seseorang yang moralitas individunya
baik ketika hidup di lingkungan masyarakat yang bermoral buruk dapat terpengaruh menjadi
amoral.Kenyataan seperti ini seringkali terjadi pada lingkungan pekerjaan. Ketika lingkungan
pekerjaan berisi orang orang yang bermoral buruk, maka orang yang bermoral baik akan
dikucilkan atau diperlakukan tidak adil. Seorang yang moralitas individunya lemah akan
terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti. Namun sebaliknya, seseorang yang
memiliki moralitas individu baik akan tidak terpengaruh bahkan dapat mempengaruhi
lingkungan yang bermoral buruk tersebut.
Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda yang mampu
mengarahkan ke mana kereta akan berjalan. Arah perjalanan kereta tentu tidak lepas dari ke
mana tujuan hendak dituju. Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju,
sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah tujuannya
hanya untuk kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau lebih
jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.
Pelajaran yang sangat berharga dapat diteladani dari para pendahulu kita yang berjuang
demi meraih kemerdekaan.Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi
moralitas mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka banyak
yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri.Dasar moral yang melandasi
perjuangan mereka terabadikan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya.
Alinea pertama “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.Alinea ini menjadi payung moral para pejuang kita bahwa telah terjadi
pelanggaran hak atas kemerdekaan pada bangsa kita. Pelanggaran atas hak kemerdekaan itu
sendiri merupakan pelanggaran atas moral mondial, yaitu perikemanusiaan dan perikeadilan.
Apapun bentuknya penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia.Apabila ditilik dari
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 tampak jelas bahwa moralitas sangat
mendasari perjuangan merebut kemerdekaan dan bagaimana mengisinya.Alasan dasar mengapa
PANCASILA 7
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
bangsa ini harus merebut kemerdekaan karena penjajahan bertentangan dengan nilai
kemanusiaan dan keadilan (alinea I).Secara eksplisit founding fathers menyatakan bahwa
kemerdekaan dapat diraih karena rahmat Allah dan adanya keinginan luhur bangsa (alinea
III).Ada perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas yang saling berkelindan.
Selanjutnya, di dalam membangun negara ke depan diperlukan dasar-dasar nilai yang bersifat
universal, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Moralitas, saat ini menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka orang yang
masih betul-betul memegang moralitas tersebut.Namun dapat juga dikatakan sebagai barang
murah karena banyak orang menggadaikan moralitas hanya dengan beberapa lembar uang.Ada
keterputusan (missing link) antara alinea I, II, III dengan alinea IV.Nilai-nilai yang seharusnya
menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini telah digadaikan dengan nafsu berkuasa dan
kemewahan harta.
Egoisme telah mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.Lalu bagaimana
membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan Pancasila?Korupsi secara harafiah
diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian (Tim Penulis Buku Pendidikan anti korupsi, 2011:
23).Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menunjukkan ekskalasi yang begitu
tinggi.Oleh karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan melalui beragam
cara/pendekatan, yang dalam hal ini saya menggunakan istilah pendekatan eksternal maupun
internal.
Pendekatan eksternal yang dimaksud adalah adanya unsur dari luar diri manusia yang
memiliki kekuatan ‘memaksa’ orang untuk tidak korupsi. Kekuatan eksternal tersebut misalnya
hukum, budaya dan watak masyarakat. Dengan penegakan hukum yang kuat, baik dari aspek
peraturan maupun aparat penegak hokum, akan mengeliminir terjadinya korupsi. Demikian
pula terciptanya budaya dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan seseorang
enggan untuk melakukan korupsi.Adapun kekuatan internal adalah kekuatan yang muncul dari
dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui pendidikan dan pembiasaan.Pendidikan
yang kuat terutama dari keluarga sangat penting untuk menanamkan jiwa anti korupsi,
diperkuat dengan pendidikan formal di sekolah maupun non-formal di luar sekolah.
Maksud dari membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar Pancasila adalah
membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri
masyarakat.Di perguruan tinggi penguatan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan
kepribadian termasuk di dalamnya pendidikan Pancasila.Melihat realitas di kelas bahwa mata
PANCASILA 8
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
kuliah Pendidikan Pancasila sering dikenal sebagai mata kuliah yang membosankan, maka dua
hal pokok yang harus dibenahi adalah materi dan metode pembelajaran.Materi harus selalu up
to date dan metode pembelajaran juga harus inovatif menggunakan metode-metode
pembelajaran yang dikembangkan.Pembelajaran tidak hanya kognitif, namun harus menyentuh
aspek afektif dan konatif.
Nilai-nilai Pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila
bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan, tentu tidak akan mudah
menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi. Perbuatan
korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan diri
melakukan kejahatan.Kebahagiaan material dianggap segala-galanya disbanding kebahagiaan
spiritual yang lebih agung, mendalam dan jangka panjang.Keinginan mendapatkan kekayaan
dan kedudukan secara cepat menjadikannya nilai-nilai agama dikesampingkan. Kesadaran
manusia akan nilai ketuhanan ini, secara eksistensial akan menempatkan manusia pada posisi
yang sangat tinggi. Hal ini dapat dijelaskan melalui hirarki eksistensial manusia, yaitu dari
tingkatan yang paling rendah, penghambaan terhadap harta (hal yang bersifat material), lebih
tinggi lagi adalah penghambaan terhadap manusia, dan yang paling tinggi adalah penghambaan
pada Tuhan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentu tidak akan
merendahkan dirinya diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri sebagai hamba
Tuhan. Buah dari pemahaman dan penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan untuk diatur
Tuhan, melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang-Nya.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam konteks
Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala
keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan dijadikan landasan moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa
dan bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi. Penanaman nilai sebagaimana tersebut
di atas paling efektif adalah melalui pendidikan dan media.Pendidikan informal di keluarga
harus menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan formal di sekolah dan
nonformal di masyarakat.Peran media juga sangat penting karena memiliki daya jangkau dan
daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat.Media harus memiliki visi dan misi mendidik
bangsa dan membangun karakter masyarakat yang maju namun tetap berkepribadian Indonesia
PANCASILA 9
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
PANCASILA 10
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
harus disertai dengan upaya untuk melestarikan kemampuan lingkungan hidup yang serasi
dan seimbang guna menunjang pembangunan yang berkesinambungan dan dilaksanakan
dengan kebijaksanaan yang terpadu dan menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan
generasi sekarang dan mendatang. Oleh karena itu, pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu kehidupan rakyat itu, baik generasi sekarang dan mendatang, adalah
pembangunan berwawasan lingkungan.
Mengacu pada pengertian yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Sebagai konsekwensi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
ini, maka banyak hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat, antara
lain yang diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 yang mengatur
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 3 dijelaskan, bahwa pengelolaan lingkungan
hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunann berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Dalam Pasal 4 diatur mengenai sasaran pengelolaan lingkungan hidup yang
pengaturannya adalah sebagai beirkut :
Tercapainya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup;
Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan
atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan atau
perusakan lingkungan hidup.
PANCASILA 11
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
PANCASILA 12
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan
kualitas hidup itu sendiri.
Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai
perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara
lain sebagai berikut :
Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban
asasinya;
Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan
terhadap Tuhan;
Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa,
karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan
dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang
baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuanketentuan hukum
yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila
ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa
tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar;
mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.
Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran
dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai
ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2).
Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai
hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan
PANCASILA 13
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang
melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan
akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2)
ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara :
Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan pengwasan
sosial;
Memberikan saran pendapat;
Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan bangsa;
Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam
pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam
pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk
melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely
Widjajati , 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-
nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-
ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-
pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang
tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan
PANCASILA 14
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif
melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu.
Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa
hal yang harus dicermati, yakni:
Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;
Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil
rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain (Koesnadi
Hardjasoemantri, (2000 : 560) :
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan
hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.
Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya;
Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
Keseimbangan antara hak dan kewajiban;
Menghormati hak milik orang lain;
Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi
seluruh rakyat Indonesia;
Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Pengamalan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah
lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang
PANCASILA 15
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan
lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam.
PANCASILA 16
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
hidup saya karena kelima sila dalam Pancasila itu sendiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
agama dan seyogyanya kita harus menjadi sarjana yang berakhlak karena maju tidaknya suatu
bangsa ditentukan oleh moral masyarakat bangsa itu sendiri.
PANCASILA 17
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan sebagai solusi permasalahan suatu bangsa bermanfaat bagi bangsa
indonesia, sebagai ideologi bangsa indonesia tentunya pancasila mempunyai semacam magnet
pemersatu bagi bangsa ini. Setelah kita kaji lebih lanjut ternyata pancasila dapat menjadi solusi
permasalahan suatu bangsa, terbukti bahwasannya kita dapat mengetahui berbagai cara yang
menyangkut atau berhubungan dengan pancasila untuk menangani permasalahan suatu bangsa
misalnya dengan nilai-nilai posiftif yang terkandung didalam pancasila
4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatasa kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakan
filsafah negara kita republik Indonesia.
Kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh dengan rasa tanggung jawwab.
Kita harus membekali diri dengan sikap dan kepribadian yang menjungjung tinggi nilai
kebangsaan Indonesia (Pancasila).
PANCASILA 18
DAFTAR PUSTAKA
https://ibelboyz.wordpress.com/2011/06/21/pancasila-menjadi-solusi-dalam-
permasalahan-bangsa-dan-negara/
http://media-dakwahislam.blogspot.com/2013/08/pancasila-solusi-problem-bangsa.html
https://harrbiyyani.wordpress.com/2013/03/21/pancasila-sebagai-solusi-kerusakan-
lingkungan/
http://anislestarihasim.blogspot.com/2014/01/pancasila-dalam-berbangsa-dan-
bernegara.html
http://www.kompasiana.com/ferranikasma/pancasila-sebagai-benteng-dekadensi-
moral_55186adfa333113107b665e5