Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA


SEPERTI KORUPSI, KERUSAKAN LINGKUNGAN
DEKADENSI MORAL DLL
“Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Kelompok pada matakuliah Pancasila”

Disusun oleh :

Heri Sandria (153030007)


Agung Rizky Subagja (153030024)
Depi Wayati (153030028)
Pradiyan Santika Aryana (153030032)
Tomi Triana (153030033)
Tarmiji Herlansyah (153030045)
Idan Ramadhan (153030074)
Moch. Yogi Suryana (153030103)
Agus Firmansyah (153030118)
Muhamad Tantowi Mubarok (153030122)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
3.1 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Korupsi ........................................ 6
3.2 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Kerusakan Lingkungan .............. 10
3.2.1 Pemeliharaan Lingkungan Hidup ....................................................................... 10
3.2.2 Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila ............................................................................ 12
3.3 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral ...................... 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 18
4.2 Saran .......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

PANCASILA i
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang kami beri judul "Pancasila Sebagai
Solusi Problem Bangsa, seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan Dekadensi Moral, DLL”.

Adapun makalah tentang "Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa, seperti Korupsi,
Kerusakan Lingkungan Dekadensi Moral, DLL” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
Pancasila ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran kami tunggu
untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Bandung,15 Desember 2018

Penyusun

PANCASILA ii
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dekade terakhir, banyak persoalan yang menghinggapi bangsa ini. Seolah-olah
problem bangsa tidak ada habisnya, mulai dari kasus korupsi, narkoba, aksi kekerasan, dan
tawuran pelajar. Persoalan silih berganti, namun tak ada solusi jitu yang bisa mengatasinya.
Parahnya lagi, generasi muda sebagai penerus bangsa terlibat dalam pelbagai peristiwa yang
sungguh menyedihkan itu. Sampai-sampai ada selentingan “Pelajar kita kalau tidak terlibat
tawuran, paling makai narkoba, atau buat vedio mesum”. Semoga selentingan tersebut hanya
isapan jempol belaka. Namun faktanya, selama tahun 2012 ini setidaknya sudah ada 16 orang
meninggal akibat tawuran antarpelajar. Data ini cukup miris dan merisaukan. Karena itu, semua
pihak harus berkontribusi dalam menyelesaikan masalah dan mencari benang merah agar hal
serupa tidak terulang kembali.
Di ranah pendidikan, untuk mengantisipasi problem bangsa tersebut, kurikulum
Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) bisa memberikan secercah harapan agar generasi muda
tercerahkan. Salah satunya adalah memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila.
Dengan pemahaman nilai-nilai Pancasila ini, diharapkan para pelajar bisa memantapkan
kepribadian dan karakter agar memiliki kepekaan sosial, rasa cinta tanah air, mandiri, jujur,
bertanggung jawab, dan dapat bertindak positif untuk berkontribusi pada bangsa.
Nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan untuk membangun karakter bangsa. Pendidikan
Pancasila seharusnya diyakini dapat menjadi sarana menanggulangi persoalan bangsa yang
kerap menghantui negeri ini. Pancasila dinilai strategis karena dalam Pancasila terkandung
nilai-nilai luhur yang digalih dari pengalaman sejarah bangsa dalam mengarungi berbagai
persoalan yang pernah terjadi.
Generasi muda, khususnya para pelajar harus dikenalkan dengan lingkungan sekitar agar
memahami sosial-budaya yang ada di lingkungannya. Dimensi sosial-budaya yang telah
menjadi tata nilai merupakan kearifan lokal yang menjadi bagian dari proses pendidikan yang
harus dilakukan. Harmonisasi kehidupan sosial masyarakat yang Pancasilais tersebut akan
sangat membantu pelajar dalam kehidupan sehari-hari.

PANCASILA 1
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

1.2 Rumusan Masalah


a. Problem Bangsa Seperti Korupsi
b. Problem Bangsa Seperti Kerusakan Lingkungan
c. Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral

1.3 Tujuan dan Manfaat


a. Untuk Mengetahu Solusi Problem Bangsa Seperti Korupsi
b. Untuk Mengetahu Solusi Problem Bangsa Seperti Kerusakan Lingkungan
c. Untuk Mengetahu Solusi Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral

PANCASILA 2
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

BAB II
KAJIAN TEORI

Hari lahirnya pancasila yang dirayakan setiap tanggal 1 juni, memang sudah lama
berlalu. namun bukan berarti semangat pancasila yang sudah dicita-citakan oleh proklamator
Bung Karno pudar begitu saja. Sang Perumus mencita-citakan Pancasila bisa menjadi jalan
keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara indonesia. Pancasila sebagai
dasar Negara yang dijadikan pemersatu, yang menyatukan seluruh suku, bangsa, budaya, dan
agama sehingga pancasila dijadikan tonggak dasar bagi Negara Indonesia.
Pancasila yang lebih kita kenal sebagai ideologi dan dasar negara. Dimana di dalam butir-
butir pancasila terdapat nilai-nilai yang sangat penting bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Namun Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dinilai belum diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. sehingga di era reformasi ini masih banyak rakyat
Indonesia yang belum dapat merasakan makna pancasila yang sebenarnya, yaitu menjunjung
tinggi rasa keadilan, persatuan, kesatuan dan mensejahterakan rakyat.
Kemiskinan, pendidikan yang mahal, keadilan yang diperjual-belikan, korupsi yang
merajalela serta tidak adanya kebebasan memeluk agama merupakan sedikit polemik yang
dihadapi rakyat pada saat sekarang ini. Banyak kesan yang didapat rakyat dari masalah-masalah
tersebut, namun mereka tidak sanggup untuk mengungapkannya. Sehingga seolah-olah rakyat
tidak dapat merasakan adanya pancasila.
Pancasila lebih sering kita dengar di dalam upacara bendera, dan dijadikan syarat pokok
yang tidak boleh terlupakan didalam pelaksanaan upacara bendera. Dimana dapat kita sadari
bahwa pancasila tersebut Mengandung nilai-nilai penting, yang apabila diimplementasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan sebuah Negara yang berdaulat
dan bermatabat, yaitu Negara yang menjunjung tinggi rasa keadilan, persatuan dan kesatuan.
Banyak kasus-kasus pada saat ini yang bertitik tolak dengan nilai-nilai yang terkandung
di dalam pancasila seperti kasus mpok minah yang divonis 1,5 bulan kurungan dengan masa
percobaan 3 bulan akibat mencuri tiga buah kakao. Melihat dari kasus Mpok Minah tersebut
teringat oleh kita salah satu butir pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Dimana butir pancasila tersebut Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan
perlakuan yang sama di depan hukum.
Tetapi, bandingkan dengan kasus sesmenpora yang menjerat bendahara umum partai
demokrat nazarudin yang telah melakukan penyuapan dalam pembanggunan wisma atlet SEA
PANCASILA 3
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

games di palembang, saya merasa hukum malah kebal terhadap nazarudin, dimana penegak
hukum tidak sanggup untuk memulangkan Nazarudin ke Indonesia. Dan seolah-olah
membiarkan nazarudin bebas berobat dan berkeliaran di singapura sampai berhari-hari dan
berminggu-minggu. Apakah itu yang disebut adil? Hukum di Negara kita sudah jauh melenceng
dari garis kebenaran, serta keadilan yang menyalah artikan keadilan.
Pernyataan salah satu dosen FHUA, bapak Feri Amsari SH.MH yang merupakan salah
satu dosen konsepsi Negara hukum dan juga dosen HTN di FHUA, beliau menjelaskan asas
Positiveme hukum yang diperkenalkan oleh George comte di dalam perkuliahan konsepsi
Negara hukum. Beliau memberikan pernyataan “celaka dalam berfikir seorang penegak hukum
yang tidak dapat membedakan mencuri karena rakus atau mencuri karena kelaparan”. Menurut
bapak feri, hukum yang berasaskan asas legalitas yaitu suatu perbuatan tidak dapat dihukum
apabila tidak ada aturan hukum tertulis yang mengatur sebelumnya, tidak dapat digunakan
sepenuhnya di dalam masyarakat sekarang ini. Hakim tidak dapat memutus perkara yang hanya
berpedoman kepada KUHP saja, tapi hakim juga berpedoman dengan nilai-nilai moral yang
berkembang di masarakat karena masyarakat masih kental dengan norma-norma adatnya.
“Pancasila Menjadi Jalan Keluar Dalam Menuntaskan Permasalahan Bangsa Dan
Negara”

Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di


implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar mengandung makna
bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu saja agama diakui di
Indonesia) untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada
paksaan dari siapa pun untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu agama. Tidak
memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin
berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam
beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
 Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung makna bahwa setiap
warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia
berdasarkan atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan

PANCASILA 4
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah


laku sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.
 Sila Ketiga : Persatuan Indonesia. Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang
mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah
membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk
Indonesia adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan
negara. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
 Sila Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan
keputusan hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya
mementingkan segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan
anarkisme. tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah,
artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan
tindakan bersama. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Mengandung maksud
bahwa setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak sesuai
dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti bersikap adil
terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang
merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi
kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada
potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata. Penghidupan disini tidak hanya hak untuk hidup,
akan tetapi juga kesetaraan dalam hal mengenyam pendidikan.
Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila di implikasikan di dalam
kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita namanya ketidak
adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam pancasila sudah tercemin
semuanya norma-norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga
tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu menjadikan pancasila menjadi jalan keluar
dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.

PANCASILA 5
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Korupsi


Situasi negara Indonesia saat ini begitu memprihatinkan.Begitu banyak masalah menimpa
bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional.Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial,
hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenarnya berhulu pada krisis moral.Tragisnya,
sumber krisis justru berasal dari badanbadan yang ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif
maupun yudikatif, yang notabene badan-badan inilah yang seharusnya mengemban amanat
rakyat.Setiap hari kita disuguhi beritaberita mal-amanah yang dilakukan oleh orang-orang yang
dipercaya rakyat untuk menjalankan mesin pembangunan ini.
Sebagaimana telah dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting dalam
mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas
pula krisis dapat diatasi.Indikator kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal yang lebih mendasar
adalah sejauh mana bangsa tersebut memegang teguh moralitas.Moralitas memberi dasar,
warna sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa.Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu moralitas individu, moralitas sosial dan moralitas mondial.
Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke
dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.
Seorang yang memiliki moralitas individu yang baik akan muncul dalam sikap dan perilaku
seperti sopan, rendah hati, tidak suka menyakiti orang lain, toleran, suka menolong, bekerja
keras, rajin belajar, rajin ibadah dan lain-lain. Moralitas ini muncul dari dalam, bukan karena
dipaksa dari luar. Bahkan, dalam situasi amoral yang terjadi di luar dirinya, seseorang yang
memiliki moralitas individu kuat akan tidak terpengaruh. Moralitas individu ini terakumulasi
menjadi moralitas sosial, sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yang bermoral
tinggi dan rendah. Adapun moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang
berlaku di manapun dan kapanpun, moralitas yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan,
kemerdekaan, dan sebagainya.
Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat kenyataan
sosial.Bisa jadi seorang yang moral individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini
terutama terlihat pada bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk. Sikap
toleran, suka membantu seringkali hanya ditujukan kepada orang lain yang menjadi bagian
PANCASILA 6
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

kelompoknya, namun tidak toleran kepada orang di luar kelompoknya. Sehingga bisa dikatakan
bahwa moral sosial tidak cukup sebagai kumpulan dari moralitas individu, namun
sesungguhnya lebih pada bagaimana individu melihat orang lain sebagai manusia yang
memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang sama. Moralitas individu dan sosial memiliki
hubungan sangat erat bahkan saling tarik-menarik dan mempengaruhi.Moralitas individu dapat
dipengaruhi moralitas social, demikian pula sebaliknya.Seseorang yang moralitas individunya
baik ketika hidup di lingkungan masyarakat yang bermoral buruk dapat terpengaruh menjadi
amoral.Kenyataan seperti ini seringkali terjadi pada lingkungan pekerjaan. Ketika lingkungan
pekerjaan berisi orang orang yang bermoral buruk, maka orang yang bermoral baik akan
dikucilkan atau diperlakukan tidak adil. Seorang yang moralitas individunya lemah akan
terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti. Namun sebaliknya, seseorang yang
memiliki moralitas individu baik akan tidak terpengaruh bahkan dapat mempengaruhi
lingkungan yang bermoral buruk tersebut.
Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda yang mampu
mengarahkan ke mana kereta akan berjalan. Arah perjalanan kereta tentu tidak lepas dari ke
mana tujuan hendak dituju. Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju,
sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah tujuannya
hanya untuk kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau lebih
jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.
Pelajaran yang sangat berharga dapat diteladani dari para pendahulu kita yang berjuang
demi meraih kemerdekaan.Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi
moralitas mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka banyak
yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri.Dasar moral yang melandasi
perjuangan mereka terabadikan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya.
Alinea pertama “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.Alinea ini menjadi payung moral para pejuang kita bahwa telah terjadi
pelanggaran hak atas kemerdekaan pada bangsa kita. Pelanggaran atas hak kemerdekaan itu
sendiri merupakan pelanggaran atas moral mondial, yaitu perikemanusiaan dan perikeadilan.
Apapun bentuknya penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia.Apabila ditilik dari
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 tampak jelas bahwa moralitas sangat
mendasari perjuangan merebut kemerdekaan dan bagaimana mengisinya.Alasan dasar mengapa

PANCASILA 7
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

bangsa ini harus merebut kemerdekaan karena penjajahan bertentangan dengan nilai
kemanusiaan dan keadilan (alinea I).Secara eksplisit founding fathers menyatakan bahwa
kemerdekaan dapat diraih karena rahmat Allah dan adanya keinginan luhur bangsa (alinea
III).Ada perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas yang saling berkelindan.
Selanjutnya, di dalam membangun negara ke depan diperlukan dasar-dasar nilai yang bersifat
universal, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Moralitas, saat ini menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka orang yang
masih betul-betul memegang moralitas tersebut.Namun dapat juga dikatakan sebagai barang
murah karena banyak orang menggadaikan moralitas hanya dengan beberapa lembar uang.Ada
keterputusan (missing link) antara alinea I, II, III dengan alinea IV.Nilai-nilai yang seharusnya
menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini telah digadaikan dengan nafsu berkuasa dan
kemewahan harta.
Egoisme telah mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.Lalu bagaimana
membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan Pancasila?Korupsi secara harafiah
diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian (Tim Penulis Buku Pendidikan anti korupsi, 2011:
23).Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menunjukkan ekskalasi yang begitu
tinggi.Oleh karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan melalui beragam
cara/pendekatan, yang dalam hal ini saya menggunakan istilah pendekatan eksternal maupun
internal.
Pendekatan eksternal yang dimaksud adalah adanya unsur dari luar diri manusia yang
memiliki kekuatan ‘memaksa’ orang untuk tidak korupsi. Kekuatan eksternal tersebut misalnya
hukum, budaya dan watak masyarakat. Dengan penegakan hukum yang kuat, baik dari aspek
peraturan maupun aparat penegak hokum, akan mengeliminir terjadinya korupsi. Demikian
pula terciptanya budaya dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan seseorang
enggan untuk melakukan korupsi.Adapun kekuatan internal adalah kekuatan yang muncul dari
dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui pendidikan dan pembiasaan.Pendidikan
yang kuat terutama dari keluarga sangat penting untuk menanamkan jiwa anti korupsi,
diperkuat dengan pendidikan formal di sekolah maupun non-formal di luar sekolah.
Maksud dari membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar Pancasila adalah
membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri
masyarakat.Di perguruan tinggi penguatan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan
kepribadian termasuk di dalamnya pendidikan Pancasila.Melihat realitas di kelas bahwa mata

PANCASILA 8
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

kuliah Pendidikan Pancasila sering dikenal sebagai mata kuliah yang membosankan, maka dua
hal pokok yang harus dibenahi adalah materi dan metode pembelajaran.Materi harus selalu up
to date dan metode pembelajaran juga harus inovatif menggunakan metode-metode
pembelajaran yang dikembangkan.Pembelajaran tidak hanya kognitif, namun harus menyentuh
aspek afektif dan konatif.
Nilai-nilai Pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila
bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan, tentu tidak akan mudah
menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi. Perbuatan
korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan diri
melakukan kejahatan.Kebahagiaan material dianggap segala-galanya disbanding kebahagiaan
spiritual yang lebih agung, mendalam dan jangka panjang.Keinginan mendapatkan kekayaan
dan kedudukan secara cepat menjadikannya nilai-nilai agama dikesampingkan. Kesadaran
manusia akan nilai ketuhanan ini, secara eksistensial akan menempatkan manusia pada posisi
yang sangat tinggi. Hal ini dapat dijelaskan melalui hirarki eksistensial manusia, yaitu dari
tingkatan yang paling rendah, penghambaan terhadap harta (hal yang bersifat material), lebih
tinggi lagi adalah penghambaan terhadap manusia, dan yang paling tinggi adalah penghambaan
pada Tuhan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentu tidak akan
merendahkan dirinya diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri sebagai hamba
Tuhan. Buah dari pemahaman dan penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan untuk diatur
Tuhan, melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang-Nya.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam konteks
Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala
keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan dijadikan landasan moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa
dan bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi. Penanaman nilai sebagaimana tersebut
di atas paling efektif adalah melalui pendidikan dan media.Pendidikan informal di keluarga
harus menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan formal di sekolah dan
nonformal di masyarakat.Peran media juga sangat penting karena memiliki daya jangkau dan
daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat.Media harus memiliki visi dan misi mendidik
bangsa dan membangun karakter masyarakat yang maju namun tetap berkepribadian Indonesia

PANCASILA 9
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

3.2 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Kerusakan Lingkungan


3.2.1 Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dikatakan, bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
ingkungan hidup.
Dalam Pasal 3 undang-undang di atas dijelaskan lebih jauh, bahwa pengelolaan
lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas
berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 ditegaskan lebih lanjut, bahwa
sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
 Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup;
 Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
 Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
 Tercapainya kelesatarian fungsi lingkungan hidup;
 Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
 Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/
atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
Tujuan pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan meningkatkan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan di satu
pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan
yang tinggi dan di lain pihak sumber daya alam yang dipunyai sangat terbatas.
Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan pertambahan jumlah penduduk yang
semakin banyak mau tidak mau dapat mengakibatkan tekanan terhadap sumber daya alam.
Pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat

PANCASILA 10
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

harus disertai dengan upaya untuk melestarikan kemampuan lingkungan hidup yang serasi
dan seimbang guna menunjang pembangunan yang berkesinambungan dan dilaksanakan
dengan kebijaksanaan yang terpadu dan menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan
generasi sekarang dan mendatang. Oleh karena itu, pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu kehidupan rakyat itu, baik generasi sekarang dan mendatang, adalah
pembangunan berwawasan lingkungan.
Mengacu pada pengertian yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Sebagai konsekwensi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
ini, maka banyak hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat, antara
lain yang diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 yang mengatur
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 3 dijelaskan, bahwa pengelolaan lingkungan
hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunann berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Dalam Pasal 4 diatur mengenai sasaran pengelolaan lingkungan hidup yang
pengaturannya adalah sebagai beirkut :
 Tercapainya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup;
 Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
 Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
 Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
 Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
 Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan
atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan atau
perusakan lingkungan hidup.

PANCASILA 11
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

3.2.2 Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila


Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek pembangunan
berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab Pancasila , seperti dijelaskan dalam
Penjelasan Umum Undang- Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa
kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka
mencapai kemajuan lahir dan kemajuan batin. Antara manusia, masyarakat dan lingkungan
hidup terdapat hubungan timbal balik, yang harus selalu dibina dan dikembangkan agar dapat
tetap dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang dinamis (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 575).
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang harus
diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88- 90).
Dalam nilai Pancasila dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius,
antara lain :
 Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
 Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-
NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa
setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan
yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus
memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan Sila ini dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan dan merawatnya;
selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah
tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang
terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik.
Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat
dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan

PANCASILA 12
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan
kualitas hidup itu sendiri.
Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai
perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara
lain sebagai berikut :
 Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban
asasinya;
 Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan
terhadap Tuhan;
 Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa,
karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan
dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang
baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuanketentuan hukum
yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila
ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa
tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar;
mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.
Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran
dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai
ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2).
Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai
hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan

PANCASILA 13
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang
melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan
akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2)
ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara :
 Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
 Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
 Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan pengwasan
sosial;
 Memberikan saran pendapat;
 Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
 Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
 Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan bangsa;
 Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam
pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam
pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk
melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely
Widjajati , 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-
nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-
ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-
pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang
tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan

PANCASILA 14
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif
melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu.
Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa
hal yang harus dicermati, yakni:
 Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
 Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
 Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;
 Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil
rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain (Koesnadi
Hardjasoemantri, (2000 : 560) :
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan
hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.
Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
 Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya;
 Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban;
 Menghormati hak milik orang lain;
 Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi
seluruh rakyat Indonesia;
 Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Pengamalan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah
lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang

PANCASILA 15
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan
lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam.

3.3 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral


Pancasila adalah dasar negara kita atau juga dikenal sebagai ideologi bangsa merupakan
pedoman pokok dalam mengatur kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara dalam segi
politik, ekonomi dan sosial. Konstitusi di Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila sejak
Negara Indonesia berdiri hingga sekarang telah banyak mengalami pasang surut. Tapi hingga
kini tetap dapat berdiri dengan kokoh. Adapun dicanangkannya Pancasila sebagai dasar negara,
karena isinya dianggap sesuai dengan situasi kondisi manusia atau masyarakat yang memiliki
latar belakang kehidupan yang beraneka ragam. Apabila kita sebagai makhluk ciptaanNya dan
menjadi masyarakat Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
menjalankan semua perintahNya, itu sesuai dengan sila pertama. Tapi dari masa ke masa
semakin banyak manusia-manusia yang tidak memiliki jiwa Pancasila. Mereka membaca
Pancasila hanya sebatas di bibir saja, tapi tidak mengamalkan atau mengaplikasikan dalam
kehidupannya sehingga disana sini marak dengan perkelahian pelajar, penggunaan obat-obatan
terlarang/ narkoba bahkan penyakit yang paling parah yang tidak dapat disembuhkan
dikalangan pejabat yaitu korupsi. Semua ini adalah tanda-tanda dari kemerosotan akhlak bangsa
yang sulit untuk diobati karena sila pertama untuk manusia-manusia seperti itu hanyalah tulisan
belaka. Kita tahu benar bahwa manusia itu terdiri dari jiwa dan raga, diberikan akal oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, tapi seringkali akal itu dikalahkan oleh nafsu sehingga terciptalah
kebobrokan dalam mental dan moral. Sebenarnya manusia diberikan dua pilihan, baik atau
buruk. Karena pribadi-pribadi semacam ini tidak menjiwai Pancasila sehingga akal menjadi
nomor yang kesekian. Sedangkan nafsulah yang menjadi nomor satu. Persatuan Indonesia
dalam sila ketiga adalah sesuatu yang bulat, tidak dapat dipisah-pisah. Oleh karena itu dalam
pergaulan kita harus saling menunjukkan rasa persatuan walaupun berbeda-beda agama, suku,
adat dan latar belakang. Yang ada sekarang malah bukannya bersatu tapi perbedaan pandangan
sedikit saja bisa memicu pertentangan atau perkelahian bahkan yang lebih mengenaskan lagi
bisa terjadi pembunuhan. Saya sebagai mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan kaum
intelektual merasa prihatin dan miris dengan kondisi sosial sekarang. Karena dengan mereka
berkelakuan seperti itu, sama saja mereka tidak memahami atau tidak mengerti bahkan boleh
dibilang tidak menjunjung nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Tapi sebaliknya saya sebagai
generasi penerus berkewajiban menjunjung tinggi dan mencintai Pancasila sebagai pandangan

PANCASILA 16
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

hidup saya karena kelima sila dalam Pancasila itu sendiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
agama dan seyogyanya kita harus menjadi sarjana yang berakhlak karena maju tidaknya suatu
bangsa ditentukan oleh moral masyarakat bangsa itu sendiri.

PANCASILA 17
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2018

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan sebagai solusi permasalahan suatu bangsa bermanfaat bagi bangsa
indonesia, sebagai ideologi bangsa indonesia tentunya pancasila mempunyai semacam magnet
pemersatu bagi bangsa ini. Setelah kita kaji lebih lanjut ternyata pancasila dapat menjadi solusi
permasalahan suatu bangsa, terbukti bahwasannya kita dapat mengetahui berbagai cara yang
menyangkut atau berhubungan dengan pancasila untuk menangani permasalahan suatu bangsa
misalnya dengan nilai-nilai posiftif yang terkandung didalam pancasila

4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatasa kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakan
filsafah negara kita republik Indonesia.
 Kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh dengan rasa tanggung jawwab.
 Kita harus membekali diri dengan sikap dan kepribadian yang menjungjung tinggi nilai
kebangsaan Indonesia (Pancasila).

PANCASILA 18
DAFTAR PUSTAKA

 https://ibelboyz.wordpress.com/2011/06/21/pancasila-menjadi-solusi-dalam-
permasalahan-bangsa-dan-negara/
 http://media-dakwahislam.blogspot.com/2013/08/pancasila-solusi-problem-bangsa.html
 https://harrbiyyani.wordpress.com/2013/03/21/pancasila-sebagai-solusi-kerusakan-
lingkungan/
 http://anislestarihasim.blogspot.com/2014/01/pancasila-dalam-berbangsa-dan-
bernegara.html
 http://www.kompasiana.com/ferranikasma/pancasila-sebagai-benteng-dekadensi-
moral_55186adfa333113107b665e5

Anda mungkin juga menyukai