Jtptunimus GDL Ariwidyaya 6585 3 Babii PDF
Jtptunimus GDL Ariwidyaya 6585 3 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Paritas
1. Pengertian
Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun mati,
tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian,
kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman,
2003).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang perempuan (BKKBN, 2006).
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang
mampu hidup di luar rahim (28 minggu) (JHPIEGO,2008).
Jumlah paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas
yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G menyatakan
jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab
menyatakan jumlah abortus. Sebagai contoh, seorang perempuan
dengan status paritas G3P1Ab1, berarti perempuan tersebut telah
pernah mengandung sebanyak dua kali, dengan satu kali paritas dan
satu kali abortus, dan saat ini tengah mengandung untuk yang ketiga
kalinya (Stedman, 2003).
2. Klasifikasi Jumlah Paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat
dibedakan menjadi:
a. Nullipara
Nullipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan anak
sama sekali (Manuaba, 2009).
b. Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak,
yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Verney, 2006)
6
7
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita
tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin
mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga
kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai
pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak
yang ideal adalah 2 orang.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi
masing-masing. Beberapa segi positif menurut (Jacinta F. Rini,2002)
8
jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan
apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).
B. Menopause
1. Pengertian
Menopause merupakan fase terakhir, dimana perdarahan haid pada
perempuan berhenti sama sekali (Yatim, 2001).
Menopause suatu masa peralihan dalam kehidupan perempuan,
dimana ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas
menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti dan pembentukan hormon
perempuan (estrogen dan progesteron) berkurang (Medicastore, 2004)
Menopause adalah masa dimana terjadinya penghentian menstruasi
secara permanen akibat hilangnya aktivitas ovarium (Speroff, 2005).
Seorang perempuan dikatakan mengalami menopause jika telah
mengalami amenorrhea (tidak menstruasi) selama sekurang-kurangnya
satu tahun (Sastrawinata, 2005).
Menopause merupakan hal yang fisiologis bagi seorang perempuan
dalam perjalanan hidupnya. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause
disebut masa premenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah
menopause dikenal sebagai masa pascamenopause. Masa premenopause,
menopause dan pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium.
Kata klimakterium sendiri diambil dari bahasa Yunani yang artinya
tangga dan merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium. Di masa senium, yaitu masa sesudah pascamenopause, seorang
perempuan telah mencapai keseimbangan baru dalam kehidupannya
sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis (Jacoeb, 2005).
2. Klasifikasi Menopause
Berdasarkan proses terjadinya, menopause dibedakan menjadi
menopause alamiah (natural) dan menopause buatan (artifisial).
Menopause buatan adalah menopause yang terjadi sebagai akibat
prosedur medis seperti pembedahan atau penyinaran. Menopause yang
10
b. Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun.
Perempuan yang masih mendapatkan haid di atas umur 52 tahun
dapat dikatakan mengalami menopause terlambat, dan hal ini
merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Beberapa hal
yang dapat menyebabkan menopause terlambat adalah idiopatik,
fibromioma uteri maupun tumor ovarium. Menurut (Shifren,
2007).Perempuan dengan karsinoma endometrium seringkali
mengalami menopause terlambat.
3. Fisiologi Menopause
Masa reproduksi dimulai ketika terjadinya siklus haid ovulatorik
dengan pematangan folikel, ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Masa ini akan berakhir dengan hilangnya fungsi generatif dari ovarium.
Menurut (Speroff, 2005) menyatakan bahwa menopause terjadi saat
jumlah folikel yang tersisa telah berada di bawah ambang kritis
persediaan folikel, yaitu sekitar 1000 folikel, tanpa mempermasalahkan
usia perempuan tersebut. Selama masa reproduksi seorang perempuan,
dijumpai sekitar 400 folikel saja yang mengalami ovulasi, sedangkan
selebihnya, yaitu sekitar 99,8% dari total simpanan folikel sejak masa
intrauterin akan mengalami atresia pada tahap-tahap tertentu
perkembangannya (Sherwood, 2001; Speroff, 2005).
Menjelang berhentinya haid pada masa menopause, telah terjadi
berbagai perubahan struktural pada ovarium seorang perempuan, seperti
proses sklerosis pembuluh darah dan atresia aparatus folikular terutama
sel granulosa folikel. Penurunan fungsi ovarium ini menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk merespon rangsangan hormon
hipofisis FSH dan LH (Luteinizing Hormone). Akibatnya terjadi
penurunan produksi estrogen dari ovarium akibat kegagalan fungsi
korpus luteum. Terlebih lagi, karena sel granulosa folikel telah
mengalami degenerasi, maka produk sekretoriknya, inhibin, juga akan
12
dalam bentuk estrone. Estrogen yang dihasilkan oleh sumber lain selain
dari folikel ini disebut sebagai estrogen non-folikular (Curran, 2009)
5. Gejala Menopause
Kebanyakan gejala-gejala yang timbul pada masa perimenopause
dapat dijelaskan patofisiologinya dengan memamahami konsep
perubahan kadar hormon-hormon seks dalam tubuh perempuan.
Kumpulan gejala-gejala menopause yang dikenal sebagai sindrome
klimakterik ini dapat berlangsung selama masa perimenopause hingga 5-
10 tahun setelah menopause. Beberapa gejala-gejala menopause yang
sering dijumpai pada seorang perempuan diantaranya adalah gejala
vasomotor.
Gejala vasomotor atau yang lebih dikenal dengan hot flush adalah
perasaan hangat atau panas yang dirasakan mulai dari regio umbilikus
dan menyebar ke arah kranial yang diikuti oleh produksi keringat yang
sangat banyak di daerah leher dan kepala. Gejala vasomotor ini
merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada perempuan
menopause dan dilaporkan bahwa 75% perempuan yang memasuki usia
menopause pernah merasakannya (Curran, 2009).
Secara umum diketahui efek dari berkurangnya produksi estrogen
secara mendadak (estrogen withdrawal) dapat menginduksi peningkatan
aktivitas serotonin, dopamin dan norepinephrine di hipotalamus sehingga
mencetuskan kenaikan set point suhu tubuh. Peningkatan suhu sentral ini
akan diikuti oleh peningkatan laju metabolisme yang menyebabkan
14
i. Aktivitas
Dengan olahraga semua enzim dan hormone akan aktif
secara teratur, bila hormone dan enzim aktif maka aktifitas dalam
tubuh akan tidak terganggu termasuk organ – organ reproduksi
yang berperan penting terhadap proses keseimbangan hormon
estrogen dan progesterone serta mempengaruhi usia menopause
(Kasdu,2004).
j. Penyakit Kronis
Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi bagaimana sel –
sel tubuh merespon insulin. Setelah menopause, perubahan tingkat
hormon tubuh dapat memicu fluktuasi dalam kadar gula darah. Hal
ini menyebabkan kadar gula darah lebih sulit diprediksi
dibandingkan pada masa sebelum menopause. Jika kadar gula
darah tidak terkontrol maka memiliki resiko komplikasi diabetes
yang lebih tinggi (Kasdu,2004).
7. Penyakit-Penyakit yang Berkaitan dengan Menopause
Seperti telah lama diketahui, hormon estrogen tidak hanya
memegang peranan penting dalam siklus reproduksi seorang
perempuan, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan berbagai jenis
penyakit, diantaranya:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai
oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan
mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah. Secara umum, osteoporosis dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu osteoporosis tipe 1 dan osteoporosis tipe 2. Osteoporosis tipe
1 disebut juga sebagai osteoporosis pascamenopause yang tidak
diketahui penyebabnya, sedangkan osteoporosis tipe 2 disebut
sebagai osteoporosis senilis, yang penyebabnya bekaitan dengan
gangguan absorpsi kalsium di usus.
21
C. Kerangka Teori
Pengaruh ras
dan genetik
Paritas
Indeks Massa
Tubuh
Usia
Menarche Usia Menopause
Kebiasaan
merokok
Status sosial
ekonomi
keluarga
Usia
Melahirkan
Kontrasepsi
Hormonal
Penyakit
Kronis
Aktifitas
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnyas adalah kerangka hubungan
Paritas Menopause
E. Variabel penelitian
a. Variabel bebas : Paritas
b. Variabel terikat : Usia menopause
F. Hipotesa
Ha : Ada Hubungan Paritas dengan Usia menopause di Kelurahan
Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang