Rifdah LBM 3 SGD 7
Rifdah LBM 3 SGD 7
STEP 1
1. Swot : kepanjangan dr streng weakness opportunity threat, merupakan suatu metode
yg digunakan unt perencanaan dgn 4 komponen tsb. Merupakan sebuah analisa untuk
menguji suatu perencanaan.
2. Kebijakan : sejumlah keputusan yg dibuat oleh mereka yg bertanggung jawab dlm
bidang kebijakan tertentu.
STEP 2
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
2. Apa saja syarat utama dalam penentuan kebijakan?
3. Bagaimana langkah-langkah membuat kebijakan?
4. Mengapa kebijakan kesehatan itu penting?
5. Apa sasaran kebijakan kesehatan?
6. Apa yang dimaksud dengan matriks SWOT?
7. Bagaimana sistem registrasi kematian?
8. Bagaimana cara menerapkan analisa SWOT sebagai bahan perencanaan penetapan
kebijakan yang baik?
STEP 3
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
Aturan tertulis yg merupakan keputusan formal organisasi yang bersifat mengatur
perilaku, dengan tujuan menciptakan tatanan baru dalam masyarakat dalam bidang
kesehatan.
Segala sesuatu untuk mmpengaruhi faktor2 tertentu di sektor kesehatan agar dpata
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Erat kaitannya dgn pemerintah dan swasta, yg dibahas tentang ranah, tanggung jawab.
STEP 4
Perencanaan penetapan
kebijakan baru
STEP 7
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
Definisi
Tujuan
Matriks SWOT
Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan
delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan).Empat kotak
lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-
faktor internal dan eksternal.
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehinggamemberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebihcepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untukmemperlunak ancaman
dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itumenjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini
memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan
namun tidak dapat dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya.
Pilihan keputusan yangdiambil adalah melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi
lain (divestasi)atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakanpertemuan antara
kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanyakeputusan yang salah akan
membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehinggatidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang
menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities),
dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan
dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan
(Freddy Rangkuti, 2005:19).
Strength (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Opportunities (kesempatan)
Threats (Ancaman)
2. Tujuan
- Untuk menganalisa faktor2 dlm organisasi yg berikan andil thdp
kualitas pelayanan atau suatu komponen serta mempertimbangkan
faktor2 eksternal
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi
3. Manfaat
Strategikebijakan di indonesia
Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Depkes RI. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
strategi yang perlu dijalankan dalam penyusunan kebijakan menurut Nugroho (2004 : 74 ) adalah
melalui tiga kegiatan pokok, yaitu perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi
kebijakan.
1. Dasar dari sebuah penyusunan kebijakan adalah adanya isu atau masalah publik. Disebut isu
apabila masalahnya bersifat strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak orang,
atau bahkan keselamatan bersama. Biasanya berjangka panjang, tidak bisa diselesaikan oleh
perorangan dan menuntut adanya penyelesaian.
2. Isu tersebut kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuskan kebijakan dalam rangka
menyelesaikan masalah tersebut. Dalam perumusan kebijakan ini dimungkinkan melibatkan
berbagai unsur yang memiliki kepentingan terhadap lsu/masalah tersebut dan nantinya
seluruh keputusannya akan menjadi hukum bagi yang terkait dengan masalah tersebut.
3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan itu dijalankan baik oleh pemerintah, masyarakat,
maupun oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.
4. Di dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan diperlukan tindakan evaluasi
sebagai sebuah siklus baru untuk penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan
dengan baik dan benar serta dijalankan dengan baik dan benar pula.
5. Implementasi kebiiakan bermuara kepada output yang dapat berupa kebijakan itu sendiri
maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pemanfaat.
6. Di dalam jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan outcomedalam bentuk dampak
kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan
kebijakan tersebut.