Anda di halaman 1dari 38

LBM5

Step1
1. Ergonomi
-Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitanya dalam pekerjaan,
(menyesuaikan kondisi kerja dengan pekerjanya).
-Ilmu yang menyesuaikan peralatan kerja dengan tenaga kerjanya sehingga
tercampai K3
2. Hiperkes
Higine perusahaan dan kesehatan kerja yang meliputi pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja melalui pengobatan,
perawatan, serta menciptakan higine perusahaan yang memenuhi syarat
3. K3
Kesehatan Keselamatan Kerja, adlaah program yang dibuat oleh suatu
perusahaan untuk mencegah kecelakaan kerja dengan menggali hal-hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan sehingga bisa melakakukan hal-
hal yang bersifat antisipatif.
4. Toksikologi industri
Suatu bahan kimia sebagai faktor penyakit akibat kerja
5. PAK
Penyakit akibat kerja, merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat paparan
saat bekerja

Step2
1. Apa saja tujuan dan ruang lingkup Hiperkes?
2. Apa usaha-usaha dari Hiperkes?
3. Apa saja aspek-aspek dari hiperkes?
4. Apa saja tujuan dan ruang lingkup ergonomi ?
5. Apa saja tujuan dan ruang lingkup kesehatan keselamatan kerja?
6. Apa syarat keselamatan kerja?
7. Apa yang dimaksud dengan PAK dan bagaimana bisa mendiagnosis PAK?
8. Apa tugas pokok dan ruang lingkup dari dokter perusahaan?
9. Sebutkan penyebab dan toksikologi industri?

Step3
1. Apa saja tujuan dan ruang lingkup Hiperkes?
Tujuan umum
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktiv
Tujuan khusus
- Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik mental sosial
- Agar masyarakat sekitar perusaahan terlindungi oleh bahaya bahan-
bahan perusahaan
- Agar hasil produksi kesehatan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat konsumennya
- Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas karyawan meningkat, dan
dengan demikian akan meningkat pula produksi kesehatan.

Ruang lingkup
- Ilmu kedokteran kerja (OCCUPATIONAL MEDICINE)
- Ilmu higine perusaahan (INDUSTRIAL HYGIENE)
- Ilmu keracunan perusaahan (INDUSTRIAL TOXICOLOGY)
- Ilmu faal kerja dan lingkungan (WORDL and ENVIRONMENTAL
PHYSIOLOGY)
- Ilmu jiwa perusaahan
- Ilmu perawatan perusaahan
- Ilmu keselamatan kerja
Yang dilakukan :
a. Preventif
b. Kuratif
c. Pengamanan bahaya oleh proses produksi
d. Penyesuain alat dan tenaga kerja

2. Apa usaha-usaha dari Hiperkes?


a. Upaya promotif
Meningkatkan derajat kesehatan
Cth : pendidikan dan penyuluha PHBS, pemeliharaaan TK, olahrga fisik
dan kebugaran
b. Preventif
Beri prlindungan para pekerja akibat gangguan kerja
Ex :px kesehatan awal berkala khusus karyawan, identifikasi dan
pengukuran potensi resiko kesehatna di tmpt kerja, pengendalina
lingkungan kerja, dan survalliance akibat lingkungan kerja
c. Kuratif
Diberikn pada pekerja yg sudah alami gangg kesehatan
Ex : lakukan pertolongan pertama, pengobatan segera
d. Rehabilitatif
Diberikan kpd pekerja yang telah sembuh dr penyakit tapi dlm kondisi
cacat  tidak produktif
Ex : isolasi
3. Apa saja aspek-aspek dari hiperkes?
a. Pengenalan lingkungan : untuk mengetahui bahaya tempat kerja
b. Penilaian atau evaluasi lingkungan : dilakukan pengambilan
sampleDiukur secara kuantitatif
c. Pengendalian : untuk menurunkan bahaya lingkungan
Ada 2 :
- Pengendalian lingkungan : design dan tata letak, pengendalian bahan
yang bahaya
- Pengendalian perorangan : penggunaan APD, pembatasan waktu selama
pekerja terpapar zat tertentu
- Kebersihan perorangan terutama yang berhubungan dengan bahan
kimia tertentu

4. Apa saja tujuan dan ruang lingkup ergonomi ?


Tujuan :
- Memaksimalkan efisiensi karyawan
- Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
- Menganjurkan agar nyaman dan aman dalam bekerja
- Memaksimalkan bentuk performance kerja yang meyakinkan
Ruang lingkup :
1. Aspek manusia
- Dari dalam : otot, ukuran tubuh
- Dari luar : gizi dan penyakit
2. Antropometri
Suatu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia
3. Sikap tubuh dalam bekerja
Agar kerja efektif, pekerja diberi tau cara penggunaan
4. Manusia dan mesin : diajari cara menggunkaan mesin
5. Organisasi kerja : pengaturan waktu kerja dan waktu lembur
6. Pengendalian lingkungan kerja  jika buruk  produktivitasnya akan
menurun
7. Kelelahan kerja : otot dan umum
8. Kesegaran jasmani dan musik
9. Pekerjaan sehat dan bugar dapat meningkatkan produktivitas kerja

5. Apa saja tujuan dan ruang lingkup kesehatan keselamatan kerja?


Tujuan :
Untuk mencegah dan mengurangi kecelakan dan penyakit akibat kerja .
Perusahaan akan menjamin kesehatan para pekerja.

Ruang lingkup :
- Kesehatan dan keselamatan kerja akan diterapkan disemua tempat kerja
- Aspek perlingungan:
a. Tenaga kerja
b. Peralatan dan bahan
c. Faktor lingkungan kerja
d. Proses produksi
e. Karakteristik dan sifat pekerjaan
f. Teknologi dan metodologi kerja

6. Apa syarat keselamatan kerja?


- Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja
- Mencegah, mengurangi, memadamkan kebakaran
- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
- Memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri ketika ada bahaya
- Memberi pertolongan pertama
- Memberi APD pada pekerja (terutama untuk zat-zat yang mudah
terinhalasi)
- Pembuatan ventilasi
- Mencegah terkena liran listrik yang berbahaya

7. Apa yang dimaksud dengan PAK dan bagaimana bisa mendiagnosis PAK?
Pengertian :
Merupakan suatu penyakit yang mempunyai hubungan spesifik dengan
pekerjaan, biasanya mengenai tenaga kerja yang terpapar agent (bahan-
bahan saat kerja, efek bahan produksi, lingkugan kerja) mengakibatkan
suatu penyakit  (ex : asbetosis)

- Penyakit akibat kerja


“keselamatan kerja”
Ex : asbetosis
- Penyakit hubungan kerja
Ex : fatique, TTH
Cara diagnosis :
- Manifestasi klinis
- Perhatikan faktor eksternal yang terkait (lingkungan kerja, berapa lama
kerjanya, apakah terpapr langsung nggk?)
- Singkirkan penyebab lainya

8. Apa tugas pokok dan ruang lingkup dari dokter perusahaan?


Tugas pokok :
- Pencegahan
- Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
- Pelaksanaan upaya kuratif
- Penyampaian nasihan kepada pemimpin perusaahan dan pekerja
- Pengamatan terhadap proses penyesuaian tenaga kerja terhadap
pekerjaanya.
- Penyampaian pandangan dan ikut serta dalam penyelenggraan

9. Sebutkan penyebab dan toksikologi industri?


- Silikosis/pneumokinositosis  karena SiO2
- Antrakosis  karena debu
a. Antrakosis murni : emfisema
b. Silikoantrakosis : sering emfisema
c. Tuberkulosilikoantrakosis : diikuti TB
- Asbetosis : karena asbes
- Beriliosis : karena debu berilium
- Stanosis : karena debu biji timah putih
- Siderosis : karena debu biji besi
10.Peran dan kewajiban dokter perusaahan
11.Bagaimana upaya untuk meminimalisasi penyakit akibat kerja?
Step 4

Pemerintah

Kesehatan kerja Perusahaan

Hiperkes

Aspek
kesehatan

K3
Higine perusaahan

Ergonomis

Tujuan : KESEHATAN PARA PEKERJA


Step 7
1. Apa saja tujuan dan ruang lingkup Hiperkes?
Tujuan hiperkes
o Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri,
petani, nelayan, pekerja-pekerja bebas, dsb) dapat mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosialnya
o Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya
pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan
o Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat konsumennya
o Agar efisiensi kerja dan daya produktifitas para karyawan meningkat
dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.
Sumber : Ilmu Kesehatan Masyarakat, Indan Entjang, 2000
tujuan utama hiperkes
 Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif
(Suma’mur, 1986. Higiene perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gnung
Agung, Jakarta )
Ruang lingkup
 Ruang lingkup Higien perusahaan
(a)Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine).
(b) Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene)
(c) Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology).
(d) Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology).
(e) llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology).
(f) Ilmu perawatan perusahaan (Industrial nursing).
(g) Ilmu keselamatan kerja (Occupational safety).
 Ruang lingkup hiperkes
Kesehatan preventif
Kesehatan kuratif
Pengamanan bahaya oleh proses produksi
Penyesuaian alat dan tenaga kerja

 Ruang lingkup Kesehatan kerja


 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat
pekerja di semua lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja
 Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor2 yang
membahayakan kesehatan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta

Ruang Lingkup Hiperkes :


Ilmu hiperkes dalam arti kata yang luas meliputi banyak bidang llmu lain,
termasuk :
(a) Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine).
(b) Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene).
(c) Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology).
(d) Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology).
(e) llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology).
(f) Ilmu perawatan perusahaan (Industrial nursing).
(g) Ilmu keselamatan kerja (Occupational safety).
Sebetulnya terjemahan yang tepat untuk occupational healthialah "kesehatan
kerja", tetapi para ahli teknik (insi-nyur) lalu mengira bahwa ini adalah
bidangnya para ahlimedik (dokter) saja. Mereka tidak merasa ikut terlibat
didalamnya. Oleh karena itu ditambah " higene perusahaan ",sebab dalam
bidang higene ini para ahli teknik menyadari bahwa mereka ikut terlibat.
Dewasa ini istilah "hiperkes"sudah diterima, meskipun yang dimaksud dengan
hiperkes itusebenarnya
occupational health.
Higene perusahaan adalah bidangnya ahli teknik (insinyur)dan sasarannya
adalah lingkungan kerja. Cara kerja ahli higene perusahaan itu bersifat teknis.
Kesehatan kerja adalah bidang-nya ahli kesehatan (dokter) dan sasarannyapun
adalah pekerja.Cara kerja mereka bersifat medik. Penggabungan kedua
istilah"higene perusahaan" dan "kesehatan kerja" menjadi suatukesatuan,
berarti bahwa ahli teknik dan medik harus bekerjasama seerat-eratnya untuk
mengsukseskan maksud tujuannya.Ilmu kedokteran kerja ialah suatu keahlian
(spesialisasi)yang baru dalam llmu kedokteran, dan di Amerlka Serlkat baru
diakui sebagai keahlian dalam tahun 1955. Ilmu ini dalamarti kata yang luas
terdiri atas berbagai jurusan, termasuk :
(a) Ilmu kedokteran perusahaan (Industrial medicine).
(b) Ilmu kedokteran pertanian (Agricultural medicine).
(c) Ilmu kedokteran penerbangan (Aviation medicine).
(d) Ilmu kedokteran angkasa luar (Aerospace medicine).
(e) llmu kedokteran nuklir (Nuclear or Atomic medicine).
(f) Ilmu Kedokteran dibawah air (Underwater or submarinemedicine).
(g) llmu kedokteran olah raga (Sports medicine).
lni menggambarkan bahwa pekerja itu mempunyai lapangankerja yang luas
sekali, yaitu di perindustrian, pertanian, penerbangan, angkasa luar, nuklir,
bawah air, olah raga dansebagainya dengan berbagai macam masalah
kesehatan. Masa-lah kesehatan ini dapat berupa gangguan kesehatan,
penyakitdan kecelakaan akibat kerja, dan semuanya dapat
mengurangi produktivitas dan efisiensi kerja

Ruang lingkup hygiene industry terdiri dari :


1) Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di
tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di
tempat kerja. Adapun tujuan dari anntisipasi adalah :
 Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi
bahaya dan risiko yang nyata
 Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau
suatu area dimasuki
 Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki
 Langkah-langkah dalam antisipasi yaitu :
 Pengumpulan Informasi
 Melalui studi literature
 Mempelajari hasil penelitian
 Dokumen-dokumen perusahaan
 Survey lapangan
 Analisis dan diskusi
 Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
 Pembuatan Hasil
Yang dihasilkan dari melakukan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan
risiko yangndapat dikelompokkan:
– Berdasarkan lokasi atau unit
– Berdasarkan kelompok pekerja
– Berdasarkan jenis potensi bahaya
– Berdasarkan tahapan proses produksi dll

2) Rekognisi
Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya
lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang
sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung
jawabkan. Di mana dalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan
pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran
(partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dll .
Adapun tujuan dari rekognisi adalah :
 Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan,
efek, severity, pola pajanan, besaran)
 Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko
 Mengetahui pekerja yang berisiko

3) Evaluasi
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan
sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat
ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga dapat
ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidaknya
korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya ,
serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.
Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu :
 Untuk mengetahui tingkat risiko
 Untuk mengetahui pajanan pada pekerja
 Untuk memenuhi peraturan (legal aspek)
 Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
 Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja
 Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
4) Pengontrolan
Ada 6 tingkatan Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan:
 Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta
menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.
 Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau
asap, dan mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya kesehatan kerja
dengan mengubah beberapa
peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan
baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan
potensi bahayanya.
 Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja
dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja
yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar,
 Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi
pada faktor lingkungan kerja selain pekerja
 Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.,
 Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang
kurang berbahaya,
 Proses kerja ditempatkan terpisah,
 Menempatan ventilasi local/umum.
 Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi
pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja
 Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan
sumber bahaya
 Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki
pengendalian. Jenis-jenis alat pelindung diri Alat pelindung diri
diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena
resiko dari bahaya.

2. Apa usaha-usaha dari Hiperkes?


 Program higiene perusahaan
pengembangan program penerapan Higiene Perusahaan dapat dilakukan
melalui ;
program pengenalan, pengujian dan pengendalian potensi bahaya di
tempat kerja.
Program pemantauan lingkungan kerja
Program pelatihan dan informasi lingkungan kerja
Program penyusunan standar / NAB
Program perekayasaan alat deteksi
Program riset berkaitan dengan kesehatan / kedokteran
Program pembuatan label, tanda peringatan
Program koordinasi dan kerjasama dengan unit / bagian lain di
perusahaan dan instansi / profesi lain yg terkait.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

 Program kesehatan kerja


 Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga kerja.
Bertujuan memeriksa kesehatan fisik dan mental, terutama untuk seleksi
tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang tersedia, di
samping itu juga mengumpulkan data sebagai data dasar bagi
pemerintahan kesehatan berikutnya, setelah menjadi tenaga kerja tetap di
perusahaan tersebut.
 Program pemeriksaan kesehatan berkala yang langsung dilakukan saat
tenaga kerja melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya. Program ini
bertujuan mengamati/supervisi berdasarkan data dasar tentang kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan. Dalam pengamatan tersebut, terutama
diamati sikap menyal dalam melakukan pekerjaan, dan keadaan kesehatan
menyeluruh saat melakukan pekerjaan. Tujuan utamanya adalah
mengamati segala kemungkinan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
kelancaran pekerjaan mereka.
 Program pengobatan jalan, perawatan, pertolongan gawat darurat dirumah
sakit dan sub unitnya lainnya.
 Program pengembangan ketrampilan serta pengetahuan tenaga unit
kesehatan kerja, dan juga program pengembangan perangkat teknis
kedokteran, dll
 Program penyuluhan kesehatan. Merupakan program yang berintikan
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan tenaga kerja sendiri, misalnya
tata kehidupan dan pekerjaan yang sesuia dengan kaidah kesehatan,
terutama yang menyangkut kebersihan, penggunaan alat
pelindung/pengaman (helm, masker, air plug dll) yang mampu melindungi
gangguan kesehatan serta kecelakaan. Program penyuluhan terutama
diarahkan pada berbagai masalah yang ditemukan dari hasil
pengamatan/supervisi. Pelaksanaan program penyuluhan dapat dilakukan
secara masal ataupun pada saat supervisi.
(Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Dainur)

Program kesehatan kerja


a. Identifikasi potensi bahaya yakni dengan mengenal ondisi di tempat kerja,
misalnya : jam kerja yg berlebihan, pengaturan waktu kerja-istirahat,
adanya potensi bahaya akibat bising, radiasi, debu, tekanan panas, bahan
kima, aspek biologik, psikososial dan faktor ergonomik.
b. Analisis resiko melalui penilaian kemungkinan potensi bahaya menjadi
manifest dan sekaligus mengupayakan langkah pengendalian sehingga
risiko yg mungkin timbul dapat dikurangi tau dieliminasi.
c. Survailan kesehatan pekerja melalui pengujian kesehatan secara awal,
berkala dan khusus guna deteksi dini kemungkinan terjadinya gangguan
kesehatan atau penyakit yg diderita pekerja dan mengupayakan cara
mengatasinya. Pada berbagai kondisi tertentu perlu pemeriksaan fungsi
paru (Spirometri), Rontgen, Audiometri, uji kelelahan dsb
d. Pemantauan biologik yakni upaya yg lebih spesifik untuk memantau
pengaruh pekerjaan atau lingkungan kerja pada kesehatan pekerja melalui
pemeriksaan kadar bahan kimia atau metabolitnya didalam darah atau
urine (timah hitam, merkuri, pestisida, dll).
e. Pengendalian lingkungan kerja yg meliputi juga cara/sistem kerja dan
dilaksanakan bersama ahli higiene perusahaan , sanitasi dan disiplin lain yg
terkait.
f. Pelayanan kesehatan kerja yg bersifat komprehensif meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan bukan semata-mata
mengobati keluhan, gejalaatau penyakit saja.
g. Konsultasi dan komunikasi yg dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan
berbagai institusi yg menangani kesehatan kerja, organisasi pekerja,
dokter/paramedis perusahaan, ahli kedokteran kerja.
h. Pelatihan kesehatan kerja guna meningkatkan ketrampilan pihak manajer,
supervisor dan pekerja sehingga mampu mengenal , menilai dan
mengendalikan potensi bahaya dan risiko yang ada.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

 Usaha / upaya
o Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.
o Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja.
o Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktivitas
tenaga kerja.
o Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja.
o Pemeliharaan-pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi
perusahaan pada umumnya.
o Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang
bersangkutan.
o Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan.
(Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Indan Entjang)

3. Apa saja aspek-aspek dari hiperkes?


Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja

Aspek-aspek Higiene Perorangan


- Pemeriksaan Kesehatan Calon Karyawan,
- Pemeriksaan Kesehatan berkala,
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus,
- Kesadaran terhadap pentingnya higiene perorangan,
- Iklim perusahaan yang sehat dan memadai,
- Lingkungan kerja yang sehat,terbuka,bersih,
- Perlindungan thd.bahaya dan kecelakaan kerja,
- Pelaksanaan sanitasi lingkungan,
- Peningkatan gizi yang baik,
- Kewajiban memenuhi mentaati syarat-syarat Kesehatan Kerja,
- Pengendalian penyakit
- Kebersihan Selama Kerja
- Pendidikan dan Penyuluhan

Aspek hiperkes :

1. Higiene Perusahaan
fokus pada upaya pengenalan/identifikasi, penilaian/pengujian,
pemantauan faktor lingkungan tenaga kerja
2. Ergonomic
kelilmuan & aplikasinya dalam sistem/desain kerja, penserasian manusia
& pekerjaannya, pencegahan kelelahan, untuk tercapai efisiensi &
efektifitas pekerjaan
3. Kesehatan kerja
– meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja
– mll upaya peningkatan kesehatan
– upaya pencegahan gangguan kesehatan
– thd penyakit akibat pekerjaan/tempat kerja
4. Keselamatan kerja
– Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
– Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja & seluruh aset produksi
agar terhindar dari kecelakaan kerja/kerugian lainnya

4. Apa saja tujuan dan ruang lingkup ergonomi ?


Definisi

Merupakan ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan


kondisi dan kemamapuan manusia, sehingga mencapai kesehatan
tenaga kerja dan produktivitas hasil yang optimal.

(IKM, Soekidjo Notoadmodjo)

Ergonomi mempunyai 2 subsistem yaitu

 Sub sistem peralatan kerja


 Sub sistem manusia
 Psikologi
 Latar belakang sosial
 dsb
Tujuan

 Memaksimalkan efisiensi karyawan.


 Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
 Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat.
 Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang meyakinkan.
(ERGONOMI MANUSIA, PERALATAN DAN LINGKUNGAN, Dr. Gempur
Santoso, Drs., M.Kes)
Bagaimana mengatur kerja agar tenaga kerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan rasa aman, selamat, efisien , efektif dan produktif ,
disamping juga rasa ”nyaman” serta terhindar dari bahaya yang mungkin
timbul ditempat kerja.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005
 Menciptakan suatu kombinasi yang serasi antara sub sistem peralatan
kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja.
 Mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja
(meningkatkan produktivitas kerja.)
 Untuk mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak
sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban
tambahan kerja
 Untuk Menganalisis dan mengkaji faktor manusia dan peralatan kerja
atau mesin dalam kaitannya dengan sistem produksi.
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

5. Apa saja tujuan dan ruang lingkup kesehatan keselamatan kerja?


Tujuan
Melindungi hak keselamatan tenaga kerja dalam/selama melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup serta peningkatan produksi dan
produktivitas nasional
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
Memelihara sumber produksi serta menggunakan dengan amat dan
berdayaguna (efisien)
(Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dr.Dainur, 1995)
Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation


Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan
peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja
adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut
dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para
pekerja.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm,
masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha2 :
 tehnis pengamanan tempat , peralatan dan lingkungan kerja
cara perlindungan diri pekerja antara lain dengan memakai pakaian kerja
sbg suatu alat perlindungan thd bahaya2 kecelakaan , dengan ketentuan
sbb :
 pakaian kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan
pendek , pas (tidak longgar) pada dada atau punggung , tidak berdasi dan
tidak ada lipatan2 yang mungkin mendatangkan bahay
 wanita sebaiknya memakai celana panjang , jala rambut , baju yang pas
dan tidak memakai perhiasan2
alat2 proteksi diri menurut bagian2 tubuh yang dilindunginya , yaitu :
1. kepala : pengikat rambut , penutup rambut , topi dari berbagai bahan
2. mata : kacamata dari berbagai gelas
3. muka : perisai muka
4. tangan& jari2 : sarung tangan
5. kaki : sepatu
6. alat pernafasan : respirator / masker khusus
7. telinga : sumbat telinga , tutup telinga
8. tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan
Sumber : higiene perusahaan dan kesehatan kerja oleh Dr.Suma’mur
P.K.M.Sc
6. Apa syarat keselamatan kerja?

7. Apa yang dimaksud dengan PAK dan bagaimana bisa mendiagnosis PAK?

8. Apa tugas pokok dan ruang lingkup dari dokter perusahaan?

9. Sebutkan penyebab dan toksikologi industri?

10.Peran dan kewajiban dokter perusaahan


“Dokter hiperkes bersama dengan paramedisnya diharapkan mampu
mendeteksi, melakukan investigasi dalam rangka menegakkan
diagnosis penyakit akibat kerja, serta menganalisa dan mencegah
sedini mungkin timbulnya kecelakaan kerja  sehingga terciptanya suatu
kondisi tempat / lingkungan kerja maupun proses kerja yang lebih aman,
efisien dan efektif serta sehat bagi setiap pekerja di perusahaan. “
Dokter perusahaan adalah Setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di
perusahaan yang bertugas dan atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja(hiperkes)
TUGAS POKOK :
Memimpin dan menjalankan pelayanan kesehatan kerja sebagai
perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja guna mewujudkan tenaga
kerja yang sehat dan produktif optimal

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan
sebelum
penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan
khusus
dan menafsirkan serta menggunakan hasil pemeriksaan tsb.;
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan
terhadap
tenaga kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan
pengawasan di-
maksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang
bersangkutan;
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja serta
membe-
rikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak
terkait
khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air serta
memberikan
nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak
terkait
khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan
kerja serta
memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada
pihak
terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
6. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
penyakit
akibat kerja baik terhadap tenaga kerja individual maupun komunitas
tenaga
kerja dan juga masyarakat yang ada kaitannya dengan perusahaan yang
bersang-
kutan;
7. Melakukan atau memberikan nasehat kepada atau meminta pihak terkait
untuk
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan(PPPK) dan penyakit
umum
serta penyakit akibat kerja;
8. Melakukan pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja serta komunitas
tenaga
kerja dan latihan untuk petugas PPPK dan petugas kesehatan lainnya
khusus-
nya di perusahaan yang bersangkutan;
9. Memberi nasehat aspek medis dan kesehatan mengenai
perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan
gizi
serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja;
10. Membantu dari segi medis usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau
penyakit
akibat kerja;
11. Melakukan dan atau memberi nasehat kepada dan atau meminta kepada
pihak
yang bersangkutan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap
tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya;
12. Melakukan dan menafsirkan audit program atau sistem manajemen
kesehatan/
kedokteran kerja di perusahaan.

KHUSUS
1. Membuat diagnosis penyakit akibat kerja(penyakit yang timbul karena
hubungan
kerja) dan atau penyakit lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta
mengobati
dan atau melakukan tindakan-tindakan lain dalam keselamatan dan
kesehatan
kerja(K3) yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan
spesi-
alis lain dan atau pihak lain;
2. Membuat diagnosis dan menilai kecacatan akibat kecelakaan kerja dan
atau
penyakit akibat kerja yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja
sama
dengan spesialis dan atau pihak lain;
3. Menilai dan menetapkan ada tidak adanya efek pekerjaan atau lingkungan
kerja
terhadap kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan;
4. Menilai dan menetapkan batas sehat pemaparan kerja terhadap faktor
dalam
pekerjaan atau lingkungan kerja bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
5. Menilai dan menetapkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan;

Apa bedanya dokter perusahaan dan dokter klinik perusahaan?


seorang dokter perusahaan memiliki tugas dan peranan spesifik. Tidak seperti
dokter klinik yang aktivitasnya berfokus pada pelayanan kuratif, aktivitas
seorang dokter perusahaan lebih menitikberatkan pada usaha kesehatan yang
sifatnya promotif, preventif, dan rehabilitatif – dengan tenaga kerja sebagai
objeknya.

Tugas Dokter Perusahaan

Secara umum, tugas seorang dokter perusahaan dapat dibagi dalam empat
ruang lingkup: medis, teknis lingkungan kerja, teknis administratif, dan
lingkungan sosial.

A. Medis

1. Program kesehatan di tempat kerja

Fungsi dasar seorang dokter sebagai seorang praktisi kesehatan adalah untuk
menjalankan program pelayanan kesehatan. Untuk seorang dokter perusahaan,
ruang lingkup kerjanya termasuk pemeriksaan kesehatan, perawatan dan
rehabilitasi, serta pencegahan penyakit umum

2. Jalin hubungan dengan tenaga kerja

Seorang dokter perusahaan juga dituntut untuk menampung keluhan tenaga


kerja saat konsultasi kesehatan dan membantu melakukan koreksi lingkungan
apabila diperlukan bersama tim dari disiplin ilmu lain.

B. Teknis Lingkungan Kerja

1. Pengukuran
Seorang dokter perusahaan juga harus memiliki pengetahuan tentang alat ukur
dan standar keadaan lingkungan, termasuk diantaranya keadaan iklim, bising,
pencahayaan dan lain-lain. Pengetahuan ini bermanfaat untuk mengetahui
pengaruh lingkungan terhadap kesehatan pekerja. Namun, seorang dokter
perusahaan juga harus mengetahui batas cakupan disiplin ilmunya dan
melakukan konsultasi pada ahli higiene industri untuk melakukan pengukuran
pada keadaan yang lebih spesifik. Pengukuran dapat dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif.

Gambar 2. Sound Level Meter - alat ukur kebisingan

2. Kebersihan dan Sanitasi.

Seorang dokter perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan dan memantau


kebersihan serta sanitasi di perusahaan, termasuk di tempat kerja, kantin, WC,
dan pembuangan sampah. Selain itu, usaha kebersihan lain yang harus
dilakukan termasuk pemberantasan insekta – tikus, kampanye kebersihan
perorangan (personal hygiene), dan pemantauan sistem pengolahan
sisa/sampah industri.

3. Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan.


Seorang dokter perusahaan harus mampu menilai kemampuan fisik seorang
pekerja dan membuat rekomendasi untuk penyesuaian di tempat kerja pekerja
tersebut. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelelahan dan
mengoptimalkan kinerja.

C. Teknis Administratif

Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas administratif,


termasuk diantaranya: 1. ) Pencatatan dan pelaporan medis ke instansi, 2.)
Administrasi rutin bidang kesehatan, dan 3.) Perencanaan usaha pengembangan
hiperkes di perusahaan.

D. Tugas Sosial

Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga memiliki peranan


sosial sebagai Health Educator atau penyuluh kesehatan. Materi yang harus
disampaikan termasuk gaya hidup sehat, gizi, dan mutu makanan. Seorang
dokter perusahaan juga harus mampu berfungsi sebagai Health Counsellor
(Komunikator) yang menjembatani hubungan antara pekerja dengan pihak
manajerial perusahaan dalam bidang kesehatan. Seorang dokter perusahaan
juga sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim, seperti P2K3, P3K atau Regu
Pemadam Kebakaran.

11.Bagaimana upaya untuk meminimalisasi penyakit akibat kerja?

A. SILICOSIS
Silicosis adalãh penyakit yang paling penting dari golongan pneumokoniasis.
Penyebabnya adalah silica hebas (SiO2) yang terdapat pada debu yang dihirup
waktu bernafas dan ditimbun dalam paru-paru. Tidaklah boleh dilupakan,
bahwa silica bebas berlainan dengan garam-garam silicat yang tidak
rnenyebabkan silicosis. Penyakit ini biasanya terdápat pada pekerja-pekerja di
perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan, di perusahaan
granit, di perusahaan keramik, di tambang timah putih, di tambang besi, di
tambang batu bara, di perusahaan tempat menggerinda besi, di pabrik besi
dan baja, dalam proses “sandblasting’, dan lain-lain. Singkatnya, penyakit
tersebut selalu mungkin terdapat pada pekerja yang menghirup debu dengan
silica bebas di dalamnya.
Masa inkubasi silicosis adalah 2-4 tahun. Sebagaimana umumnya berlaku
untuk penyakit-penyakit, masa inkubasi ini sangat tergantung dari banyaknya
debu dan kadar silica bebas di dalam debu tesebut. Makin banyak silica bebas
yang dihirup ke dalam paru-paru, makin pendek masa inkubasi penyakit
silicosis. Silicosis digolongkan menurut tingkat sakit penyakit tersebut, yaitu
tingkat pertama, kedua, dan ketiga, atau masing-masing disebut pula tingkat
ringan, sedang, dan berat.
1. Tingkat pertama atau silicosis ringan
Ditandai dengan sesak nafas (dyspnea) ketika bekerja, mula-mula ringan.
kemudian bertambah berat. Sepanjang tingkat sakit demikian, dyspnea
merupakan tanda terpenting. Batuk-batuk mungkin sudah terdapat pada
fase pertama ini, tetapi biasanya kering, tidak berdahak. Keadaan umum
penderita masih baik. Gejala-gejala klinis paru-paru sangat sedikit.
Pengembangan paru-paru sedikit terganggu, atau t.idak sama sekali. Suara
pernafasan dãlam batas normal. Biasanya gangguan kemampuan bekerja
sedikit sekali atau tidak ada. Mungkin pada pekerja berusia lanjut didapati
hyperesonansi oleh karena emphysema. Gambaran rontgen menunjukkan
bayangan noduli yang terpisah, bundar dan paling besar diameternya 2
mm. Noduli mungkin terlihat pada sebagian lapangan paru-paru atau pada
seluruhnya, tapi yang penting adalah terpisahnya noduli satu dengan yang
lainnya. Kadang-kadang noduli tertutup oleh bayangan gelap yang
mengesankan adanya emphysema.

2. Tingkat kedua atau silicosis sedang


Sesak dan batuk menjadi sangat kentara. Tanda-tanda kelainan paru-paru
pada pemeriksaan klinis juga tampak. Dada kurang berkembang. Suara
nafas tidak jarang bronchial. Ronchi terutama terdapat di basis paru. Selalu
ditemui gangguan kemampuan untuk bekerja. Gambaran rontgen
menunjukan bahwa pada seluruh lapangan paru-paru terlihat noduli, dan
terdapat penyatuan dari beberapa noduli membentuk bayangan yang lebih
besar.

3. Tingkat ketiga atau silicosis berat


Sesak mengakibatkan keadaan cacat total. Dapat terlihat hypertrofi jantung
kanan, dan kemudian tanda-tanda kegagalan jantung kanan. Gambaran
paru-paru memperlihatkan daerah-daerah dengan konsolidasi massif.
Sampai kini belumlah jelas bagaimana mekanisme silica bebas
menimbulkan silicosis. Terdapat ernpat buah teori tentang mekanisme
tersebut yaitu:
1) Teori mekanis, yang menganggap permukaan runcing debu-debu
merangsang terjadinya penyakit.
2) Teori elektromagnetis, yang menduga bahwa gelombang-gelombang
elektromagnetislah penyebab silicosis dalam paru-paru
3) Teori silikat, yang menjelaskan bahwa SiO2 bereaksi dengan air dan
jaringan paru-paru, sehingga terbentuk silikat yang menyebabkan
kelainan paru-paru.
4) Teori immunologis, yaitu tubuh mengadakan zat anti yang bereaksi di
paru-paru dengan antigen berasal dari debu.

Pencegahan silicosis dapat dilakukan dengan cara:


a. Substitusi misalnya mengganti “kieslguhr” dengan batu kapur untuk
pendinginan lambat penghancuran logam, dan zircoñicum sebagai
pengganti tepung silica dalam pabrik penuangan besi atau baja. Untuk
gurinda digunakan carborundum, emery, atau alumina, bukan lagi dari
bahan silica. Demikian pula “sandblasting’, yaitu proses meratakan
permukaan logam dengan debu pasir yang disemprotkan dengan
tekanan tinggi, pasir diganti dengan bubuk alumina.
b. Penurunan kadar debu di udara tempat kerja
c. Perlindungan diri pada pekerja, antara lain berupa tutup hidung, yang
paling sederhana terbuat dari kain kasa.
d. Ventilasi umum, dengan mengalirkan udara ke ruang kerja melalui pintu
dan jendela, tapi cara ini biasanya mahal harganya.
e. Ventilasi lokal, yang disebut pompa ke luar setempat, biayanya lebih
murah
f. Pompa keluar setempat dimaksudkan untuk menghisap debu dari
tempat sumber debu dihasilkan, dan mengurangi sedapat mungkin debu
di daerah kerja.
Di samping usaha-usaha seperti tersebut di atas, pemeriksaan kesehatan
sebelum kerja dan berkala adalah penting, Pemeriksaan kesehatan sebelum
kerja berguna misalnya untuk tidak menerima penderita-penderita sakit
paru, dan untuk tidak menempatkan seorang calon pekerja yang pernah
sakit demikian di tempat kerja yang banyak debu. Terutama penyakit-
penyakit seperti TBC paru, bronchitis kronik, asthma bronchiale, dan lain-
lain merupakan alasan kuat menolak para calon untuk bekerja yang
menghadapi silica bebas. Pemeriksaan berkala dimaksudkan untuk
menemukan penderita-penderita silicosis sedini mungkin; yang kemudian
dapat segera dipindahkan pekerjaan agar cacat dapat dicegah.

B. ANTHRACOSIS
Anthracosis adalah pneumokosis oleh karena debu-debu arang batu. Masa
inkubasi penyakit ini adalah 2-4 tahun. Anthracosis terlihat dalam tiga
gambaran klinis, yaitu anthracosis murni, silicoanthracosis dan
tuberculosilicoanthracosis. Anthracosis murni biasanya lambat menjadi berat
dan tidak begitu berbahaya, kecuali jika terjadi emphysema yang rnungkin
menyebabkan kematian. Pada silicoanthracosis jarang terjadi émphysema.
Pada tuberculosilicanthracosis, selain terdapat ke!ainan paru-paru oleh debu
yang mengandung silica dan arang batu juga oleh basil-basil tubeculosa yang
menyerang paru-paru. Dalam hal ini gambaran klinis tidaklah begitu berbeda
dengan silicosis murni. Riwayat penyakit secara klinis dari anthracosis mungkin
bertahun-tahun. Kadang-kadang penderita tidak memperlihatkan gejala,
walaupun rontgen paru nenunjukkan kelainan-kelainan. Untuk waktu yang
lama gejala yang menonjol hanyalah sesak nafas. Sering kali penderita batuk
dengan dahak kehitaman, gejala tersebut disebut melanoptysis, yang terjadi
bertahun-tahun. Dada penderita menjadi bundar dan ujung-ujung jarinya
membesar (clubbing fingers). Perkusi hyperresonant terdapat di dasar paru,
sedangkan pada auskultasi adalah lemah. Krepitasi terdengar, apabila
penderita dihinggapi bronchitis juga. Pemeriksaan laju endapan darah secara
berkala memperlihatkan hasil-hasil tërus meninggi. Gambaran klinis berakhir
dengan kegagalan jantung kanan atau silicotuberculosis yang menyebabkan
kematian.
Cara-cara pencegahan anthracosis dan komplikasi-komplikasinya adalah
sebagai berikut :
1. Ventilasi penting untuk mengurangi kadar debu di udara.
2. Pemotongan (cutting) arang batu dilakukan secara basah dengan jalan
menyemprotkan air ke rantai alat pemotong pada tempat-tempat rantai
bersentuhan dengan permukaan.
3. Pengeboran basah dengan aliran air bertekanan tinggi ke tempat-tempat
mengebor, pengeboran kering harus dilarang.
4. Membasahi permukaan arang batu dengan air.
5. Memercikkan air ke arang batu yang diangkat, dimuat dan diangkut.
6. Masker debu untuk dipakai pada waktu memasuki tambang sesudah
peledakan. Perlu diingatkan, bahwa umumnya masker-masker ini terbatas
umurnya sesuai dengan effisiensi masker tersebut.
7. Pengukuran kadar debu arang batu di udara tempat kerja
8. Perneriksaan paru-paru berkala untuk diagnosa sedini mungkin.

C. ASBESITOSIS
Asbesitosis adalah salah satu jenis pneumokoniasis yang penyebabnya adalah
asbes. Asbes adalah campuran berbagai silikat, tapi yang terpenting adalah
magnesium silikat. Pekerjaan-pekerjaan dengan bahaya penyakit tersebut
adalah bahan asbes, penenunan dãn pemintalan asbes, reparasi tekstil yang
terbuat dari asbes dan lain-lain. penggunaan asbes untuk keperluan
pembangunan. Kelainan dalam paru-paru tidak berbentuk noduli yang terpisah
satu dengan yang lainnya, melainkan kelainan fibrous yang diffuse dan disertai
penebalan pleura dan juga emphysema. Debu asbes yang dihirup masuk dalam
paru-paru mengalami perubahan menjadi “badan-badan asbestos” oleh
pengendapan-pengendapan fibrin di sekitar serat-serat asbes tersebut, badan-
badan ini pada pemeriksaan mikrôskopis berupa batang dengan panjang
sampai 200 mikrôn. Gejala-gejala asbesitosis adalah sesak nafas, batuk, dan
banyak mengeluarkan dahak. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis, pelebaran
ujung-ujung jari, dan krepitasi halus di dasar paru pada auskultasi. Ludah
mengandung badan-badan asbestos yang Baru mempunyai arti untuk diagnosa
apabila terdapat dalam kelompok-kelornpok. Kelainan radiologis lambat
terlihat, sedangkan gejala-gejala telah lebih dahulu tampak. Gambaran
rontgen pada permulaan sakit menunjukkan gambaran “ground glass
appearance’ atau dengan titik-titik halus di basis paru, sedangkan batas-batas
jantung dan diafragma tidaklah jelas. Cara pencegahan asbesitosis antara lain
dengan usaha-usaha :
1. Menurunkan kadar debu di udara.
2. Pada pertambangan asbes, pengeboran harus secara basah.
3. Di perindustrian tekstil dengan menggunakan asbes, harus diadakan
ventilasi setempat atau pompa keluar setempat.
4. Di saat mesin karding dibersihkan, pekerja-pekerja yang tidak bertugas
tidak boleh berada di tempat tersebut, sedangkan petugas memakai alat-
alat perlindungan diri secukupnya.
5. Jika seorang pekerja harus memasuki ruang yang penuh oleh debu asbes, ia
harus memakai alat pernafasan yang memungkinkannya bernafas udara
segar.
6. Sebaiknya pembersihan mesin karding dilakukan secara penghisapan
hampa udara.
7. pendidikan tentang kesehatan dan penerangan tentang bahaya penyakit
kepada pekerja.

D. BYSSINOSIS
Byssinosis adalah pneumokôniosis yang penyebabnya terutama oleh debu
kapas kepada pekerja-pekerja dalam industri tekstil. Penyakit itu terutama erat
dengan pekerjaan kirding dan blowing, tapi terdapat pula pada pekerjaan-
pekerjaan lainya, bahkan dari prmulaan proses, yaitu pembuangan biji kapas,
sampai pada proses terakhir yaitu penenunan, Masa inkubasi rata-rata
terpendek adalah 5 tahun, yaitu bagi para pekerja pada karding dan blowing.
Bagi para pekerja lainya masá inkubasi ini lebih dari 5 tahun.

E. BERRYLIOSIS
Berryliosis adalah pneumokoniosis yang penyebabnya adalah debu berrylium.
Menghirup udara yang mengandung berrylium berupa logam oksida fluorida
menyebabkan bronchitis dan pneumonitis. Apabila yang dihirup itu adalah
debu silikat dari seng bêrrytium, dan mangan, pada banyak peristiwa terjadi
pneumonitis terlambat atau kemudian, yang dikenal sebagai berryliosis
chronica. Gejala-gejalanya adalah berat badan menurun sangat cepat dan
disertai keluhan sesak nafas. Batuk dan banyak dahak bukan rnerupakan gejala
terpenting pada riwayat penyakit berryliosis. Pernriksaan klinik biasanya tidak
menunjukkan kelainan-kelainan yang luar biasa, tetapi mungkin terdengar
suara-suara tambahan pada auskultasi. Pada keadaan sakit dini gambaran
rontgen memperlihatkan bayangan kabur, tapi kemudian retikuler, dan
akhirnya nodul yang terpisah-pisah serta tersebar.

F. STANNOSIS
Stannosis adalah pneumokoniosis yang tidak begitu berbahaya, yang
penyebabnya adalab debu biji timah putih. Penyakit ini terdapat pada pekerja
yang berhubungan dengan pengolahan biji timah atau industri-industri yang
menggunakan timah putih. Pada stannosis biasanya tidak terdapat fibrosis
yang massif tidak ada tanda-tanda cacat paru-paru, dan jarang terjadi
komplikasi. Pada keadaan sakit tingkat permulaan, gambaran rontgen paru-
paru menunjukkan penambahan corakan dan penyebaran hilus. Kemudian
nampak noduli di daerah antar iga ketiga, rnula-mula di paru kanan, lalu di
paru kiri. Lebih lanjut, penambahan corakan hilang, sedangkan noduli semakin
jelas dan opak.

G. SIDEROSIS
Debu yang mengandung prsenyawaan besi dapat menyebabkan siderosis.
Penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progresif. Sidarosis terdapat
pada pekerja-pekerja yang menghirup debu dan pengolahan bijih besi.
Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga
tidak ada pula cacat paru.

H. TALKOSIS
Talkosis adalah pneurnokoniasis yang disebabkan oleh debu talk yang masuk
ke dalam paru-paru. Biasanya talk merupakan campuran mineral-mineral, jadi
bukan hanya Mg-silikat saja. Menghirup talk bisa menyebabkan fibrosis
peribronchial dan perivaskuler. Gambaran rontgen paru menunjukkan bulla
emphysema dan fibrosis.
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung,
Jakarta
I. Dermatosis
Gejala dan Tanda
Gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum,
berat badan menurun, banyak dahak, dan lain-lain. Gambaran rontgen paru-
paru menunjukkan kelainan-kelainan dalam paru-paru baik noduler, ataupun
lain-lainnya.
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung
Agung, Jakarta

diagnosis
Cara menegakkan diagnosa untuk penyakit akibat kerja harus pula
dipergunakan di sini. Harus ada riwayat pekerjaan yang menghadapi debu
berbahaya dan menyebabkan pneumoconiasis, misalnya pernah atau sedang
bekerja di pertambangan, di pabrik keramik, dan lain-lain. Gejala kilnis
berbeda-beda tergañtung dari derajat banyaknya debu yang ditimbun dalam
paru-paru. Gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering, sesak nafas,
kelelahan umum, berat badan menurun, banyak dahak, dan lain-lain.
Gambaran Rongten paru-paru menunjukkan kelainan-kelainan dalam paru-
paru baik noduler, ataupun lain-lainnya. Pemeriksaan tempat kerja harus
menunjukkan adanya debu yang diduga menjadi sebab penyakit
pneumokoniasis. Bila pemeriksaan akan diteruskan dengan biopsi paru-paru,
maka paru-paru harus rmenunjukkan kadar zat penyebab yang lebih tinggi
daripada kadar yang biasa.
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung
Agung, Jakarta

terapi
Secara umum dapatlah dikatakan bahwa terapi khusus yang kausal pada
pneunokoniasis ini tidak ada. Terapi berupa obat-obatan biasanya hanya untuk
maksud simptomatis. Satu-satunya tindakan ialah memindahkan penderita ke
pekerjaan yang kurang atau tidak mengandung debu-debu berbahaya.
Umumnya untuk maksud memindahkan pekerja ini, beberapa faktor harus
mendapat perhatian. yaitu umur penderita, jenis kelamin, dan beratnya
penyakit
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung
Jakarta

pencegahan
Satu-satunya tindakan ialah memindahkan penderita ke pekerjaan yang kurang
atau tidak mengandung debu-debu berbahaya
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai