Anda di halaman 1dari 14

Carpal Tunnel Syndrome Fisioterapi

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejumlah aktivitas pekerjaan yang rentan terkena sindroma terowongan
karpal diantaranya, mengetik computer, pekerjaan pengemasan, pengecoran,
pengeboran, jasa pengantaran barang, pekerja pos, para pekerja yang mobilitasnya
memakai motor dll.
Sindroma terowongan karpal merupakan penyakit yang menyerang tangan,
dimana syaraf tangan menyatu di bagian pergelangan tangan sehingga
menyebabkan nyeri tidak berfungsinya syaraf jari jemari diakibatkan adanya
tekanan pada nervus medianus atau syaraf gabungan yang berfungsi sebagai
pembawa rasa dan juga penggerak. Medianus merangsang syaraf pergerakan
motorik ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis.Tekanan terjadi
jika rongga terowongan menyempit.
Penyakit yang paling umum dan sering mengenai nervus medianus biasanya
adalah neuropati tekanan atau jebakan (entrapment neuropathy). Pada pergelangan
tangan nervus medianus ini berjalan menuju carpal tunnel atau terowongan karpal
dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibujari,
telunjuk, jari tengah dan setengah radial dari jari manis. pada saat berjalan melalui
terowongan inilah nervus medianus ini paling sering mengalami tekanan yang
dapat menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan Carpal
Tunnel Sindrom/ sindroma terowongan karpal (STK).
Tulang tulang karpalia membentuk dasar dan sisi sisi terowongan yang keras
dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal
ligament dan palmar carpal ligament ) yang kuat dan melengkung diatas tulang
tulang karpalia tersebut.
Tulisan ini akan mencoba membahas STK meliputi etiologi, patologi ,
manifestasi klinis, anatomi fungsional dan biomekanik, prognosis penyakit ,
pemeriksaan dan tenaga medis. Dengan segala keterbatasan diharapkan tulisan ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai STK.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada kondisi Carpal Tunnel Syndrom maka penulis
dapat menuliskan masalah antara lain:
1. Apa Definisi Carpal Tunnel Syndrome ?
2. Apa Etiologi Carpal Tunnel Syndrome ?
3.Bagaimana Patologi dari Carpal Tunnel Syndrome ?
4. Apa Tanda dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome ?
5. Bagaimana Fungsional dan Biomekanik dari Carpal Tunnel Syndrome ?
1.3 Tujuan
Dengan adanya latar belakang masalah dapat disimpulkan tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Carpal Tunnel syndrome.
2. Untuk mengetahui Etiologi Carpal Tunnel Syndrome
3. Untuk mengetahui Patologi dari Carpal Tunel Syndrome
4. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala pada Carpal Tunnel Syndrome
5. Untuk mengetahui Fungsional dan Biomekanik dari Carpal Tunnel Syndrome

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kompleks gejala yang
disebabkan oleh penekanan nervus medianus diterowongan karpal, dengan nyeri
dan rasa terbakar atau paraestesia yang menggelitik di jari-jari dan tangan,
terkadang meluas ke siku (dorland, 2002).

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi yang memengaruhi tangan dan jari
hingga mengalami sensasi rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Gejala yang
muncul ini biasanya berkembang secara perlahan-lahan dan pada malam hari akan
bertambah parah. Bagian yang paling sering terpengaruh adalah jempol, jari
tengah, dan telunjuk.
Carpal tunnel atau lorong karpal adalah jalur pada pergelangan tangan dimana
terdapat saraf median dan sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-
jari tangan.
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kumpulan gejala akibat
penekanan pada nervus medianus ketika melalui terowongan carpal (Carpal
Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari sindroma ini adalah rasa nyeri dan
kesemutan (paraesthesia) (Sidharta, 1996). CTS merupakan neuropati jepitan yang
paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya Nervus Medianus di dalam terowongan
Karpal pada pergelangan tangan, di bawah fleksor retinakulum (DeJong,
1992).American Society for Surgery of the Hand mendefinisikan CTS sebagai
kompresi neuropati dari Nervus Medianus di pergelangan tangan dimana saraf
melewati bawah ligamentum karpal transversus (Burton, 1983).
2.2 Etiologi
Etiologi CTS dapat terjadi pada keadaan yang menyebabkan
penyempitan terowongan karpal misalnya trauma pada tangan bisa karena fraktur
riwayat immobilisasi lama akibat operasi ataupun karena over use yang bersifat
kronik pd pergelangan tangan, kelainan anatomis bawaan (herediter), gangguan
pada otot dan tulang seperti akromegali osteofit yang dapat mempengaruhi struktur
pergelangan tangan. Etiologi yang paling sering terjadi yaitu penebalan fleksor
retinaculum karena proses radang. Namun secara sekunder CTS dapat timbul juga
pada penderita dengan Osteoarthritis, Diabetes Melitus, Miksedema,
Amiloidosisatau wanita yang hamil (Sidharta,1984).
Penyakit sistemik lainnya misalnya kegemukan dan menopause karena gangguan
keseimbangan hormon yang mengakibatkan penimbunan lemak atau cairan yang
menimbulkan penyempitan dalam terowongan karpal (Katz, 2002).
CTS merupakan neuropati jepitan yang paling banyak dijumpai, yaitu
terjebaknyaNervus Medianus di dalam terowongan Karpal pada pergelangan
tangan, di bawahfleksor retinakulum (DeJong, 1992). American Society for
Surgery of the Handmendefinisikan CTS sebagai kompresi neuropati dari Nervus
Medianus di pergelangan tangan dimana saraf melewati bawah ligamentum karpal
transversus(Burton, 1983).
2.3 Patologi Carpal Tunnel Syndrome
CTS terjadi pada dua fase yakni fase akut dan kronik. Pada CTS yang
akut, biasanya terjadi kompresi yang melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga
terjadi gangguan mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi iskemik, terjadi peninggian
tekanan fasikuler yang juga akan memperberat keadaan iskemik ini (Moeliono,
1993 dikutip oleh Rambe, 2004).
Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan edema yang
menimbulkan terganggunya sawar darah saraf dan merusak saraf tersebut.
Pengaruh mekanik atau tekanan langsung pada saraf tepi dapat pula
menimbulkaninvaginasi nodus Ranvier dan demieliminasi setempat sehingga
konduksi saraf terganggu (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004). Hal inilah
yang menyebabkan nyeri dan kesemutan di pergelangan tangan pasien.
Pada CTS yang kronik, terjadi penebalan fleksor retinaculum yang menyebabkan
tekanan terhadap Nervus Medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan
mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena
intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu
nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel.
Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga
terjadi edema epineural. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis
epineural yang merusak serabut saraf. Kemudian saraf dan otot menjadi atrofi dan
digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi Nervus
Medianus terganggu secara menyeluruh (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe,
2004).
2.4 Gambaran klinis Carpal Tunnel Syndrome
Gejala awal, pasien sering terbangun di malam hari mengeluhkan tebal,
nyeri dan kesemutan di ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari
manis kecuali jari kelingking (Richard, 1983 dikutip oleh Bahrudin, 2005).
Gejala lainnya adalah pergelangan tangan serasa diikat ketat (tightness) dan kaku
gerak (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004).
Pada tahap yang lebih lanjut kekuatan tangan menurun. Selain itu,
seringkali penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil terutama fungsi
menggenggam serta dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya
yang dipersarafi oleh Nervus Medianus (Sidharta, 1984).
2.5 Tanda dan gejala
a. Gangguan sensorik
Gangguan sensorik yang timbul awalnya adalah parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa jari seperti terkena aliran listrik pada jari dan setengah sisi
radial jari, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan
parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lain adalah nyeri
ditangan yang juga dirasakan lebih memberat di malam hari . Kadang-kadang nyeri
dapat terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya
terbatas di daerah distal pergelangan tangan (Rambe, 2004). Dapat pula dijumpai
pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan
terutama di pagi hari.
b. Gangguan motoris
Pada tahap lanjut dapat terjadi gangguan pada nerves medianus yang menimbulkan
kelemahan otot tenar sehingga jari-jari tidak dapat digunakan untuk bekerja,
misalnya menjahit, menulis, mengancingkan baju, mengendarai motor.
2.6 Anatomi Fungsional dan Biomekanik
Pergelangan tangan dibentuk oleh beberapa tulang,otot,struktur persendian dan
diinervasi oleh beberapa saraf
A. Tulang pembentuk sendi pergelangan tangan
Tulang-tulang pada sendi pergelangan tangan yaitu ada dua deretan. Daratan
pertama yaitu dari tulang Radius dan Ulna. Deretan yang kedua terdiri atas delapan
tulang carpalia yang tersusun dalam dua deretan. Tulang carpal deretan proximal
antara scapoideum,lunatum,triquetrum,pisiforme. Sedangkan bagian distal terdiri
atas tulang trapesium,trapesoideum,capitatum, dan hamatum.
1. Tulang scapoideum
Tulang ini berbentuk perahu dengan dataran yang proximal konveksi bersendi
dengan tulang radius. Yulang ini memiliki dataran sendi yaitu ke arah ulnar
bersendi dengan tulang hamatum, ke arah distal bersendi dengan tulang tulang
trapesium, capitatum, dan trapesoideum dan pada permukaaan volar memiliki
tonjolan yang disebut tuberositas scapoideum (Putz R dan R. Pabst,2005).
2. Tulang Lunatum
Tulang ini memiliki hubungan dengan tulang lain yaitu kearah radial dengan tulang
Scapoideum, ke arah ulnar dengan Triquetrum, ke arah distal dengan tulang
capitatum. Tulang ini memiliki dataran proximal yang konvek yang bersendi
dengan tulang radius, dan berbentuk kecil, seperti bulan sabit (Putz R dan R. Pabst,
2005).
3. Tulang Triquetrum
Memiliki hubungan dengan tulang lain yaitu ke arah proximal dengan tulang
radius, ke arah radial dengan tulang Lunatum, ke arah ulnar dan polar berhubungan
dengan tulang pisiforme yang melekat pada permukaan polar tulang triquetrum dan
arah distal dengan tulang hamatum (Putz R dan R. Pabst,2005).
4.Tulang Pisiforme
Tulang yang berbentuk kecil,agak bulat seperti biji kacang ini melekat di dataran
polar pada tulang triquetrum (Putz R dan R. Pabst,2005).
5. Tulang Trapesium
Tulang ini memiliki hubungan dengan tulang lain yaitu ke arah polar dengan
trapesoideum dan terdapat tonjolan tulang yang disebut tuberositas osis trapesium,
ke arah proximal dengan tulang scapoideum, ke arah distal dengan tulang
metacarpal satu dan dua (Putz R dan R. Pabst,2005).
6. Tulang Trapezoideum
Tulang ini ke arah radial mempunyai hubungan dengan tulang trapesium ke arah
ulnar dengan tulang capitatum, ke arah distal dengan tulang metacarpal dua, dan ke
arah proximal berhubungan dengan tulang scapoideum (Putz R dan R. Pabst,2005).
7. Tulang Capitatum
Memiliki bangunan bangunan bulat dan panjang sebagai caputnya. Mempunyai
hubungan dengan tulang lain yaitu kearah radial berhubungan dengan tulang
trapesoideum, ke arah proximal dengan tulang scapoideum dan lunatum. Ke arah
ulnar dengan tulang hamatum dan ke arah distal dengan tulang metacarpal dua,
tiga, dan empat (Putz R dan R. Pabst,2005).
8. Tulang Hamatum
Memiliki hubungan dengan tulang lain yaitu ke arah proximal dengan tulang
triquetrum ke arah radial dengan tulang capitatum ke arah distal dengan tulang
metacarpal empat dan lima. Dan ke arah polar memliki bangunan seperti lidah
yang disebut hamalus ossis hamati (Putz R dan R. Pabst,2005).
Pada os scapoideum dan os trapesium yang masing-masing memiliki tonjolan
tulang pada bagian colarnya membentuk eminentia carpi radialis. Di sebelah
ulnanya terdapat eminentia carpi ulnaris yang dibentuk oleh os pisiforme dan
hamalum ossis hamati.

Gambar 1. Tulang-tulang pergelangan tangan (Putz R dan R. Pabst,2005)


1. Ligamen
Ligamen colateral capri ulnar yang membentang dari procesus styloideus ulna
menuju ke tulang triquetrum ligamen colateral carpi radialis yang membentang
dari prossesus stiloideus radii menuju tulang scapoideum dan ligamen intercarpal
yang terdiri dari ligamen interlaveum collare dan dorsale, ligamen interseum dan
ligamen carpiarquetrum.
Gambar 2. Trowongan carpal Otot
Otot merupakan stabilitas aktif dan penggerak tulang pembentuk sentral. Otot
pergelangan tangan secara umum dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu otot
fleksor dan ekstensor yang masing-masing terbagi dua bagian superfisialis dan
profunda. Otot fleksor superficialis yaitu otot fleksor carpi ulnaris, fleksor carpi
radialis, fleksor digitorum sublimes dan palmaris longus (Cailliet,1990).
Otot fleksor carpi radialis dan fleksor carpi ulnaris berfungsi fleksi di pergelanagan
tangan, dan otot ekstensi ekstensor carpi radialis longus brevis dan ekstensor carpi
ulnaris berfungsi ekstensi pergelangan tangan. Pada gerakan ulnar deviasi
dilakukan oleh m.ekstensor carpi ulnaris dan fleksor carpi ulnaris. Sedangka
gerakan radial deviasi dilakukan oleh m,ekstensor carpi radialis, fleksor carpi
radialis, ekstensor pollicis brevis dan abduktor pollicis longus.
1. Nerves Medianus
Berasal dari pleksus brakhialis dengan dua buah caput yaitu caput medial dari
pasikulus medialis dan caput lateral. Dari pasikulus lateralis kedua caput tersebut
ersatu pada tepi bawah otot pectoralis minor, jadi serabut dalam truncus berasal
dari tiga atau empat segmen medula spinalis (C6-8, Th 1). Dalam lengan serabut
saraf ini tidak bercabang. Truncus berjalan turun sepanjang arteri brachialis dan
melewati sisi polar lengan bawah dna bercabang masuk ke tengah dan berakhir
dengan cabang muscular kutaneus (Chusid, 1993).
Otot-otot yang mensarafi nerves medianus antara lain : m. pronator teres, m.
fleksor carpi radialis, m.palmaris longus, m.fleksor digitorum profundus, m,fleksor
pollicis longus dan pronator quadratus (Chusid, 1993). Apabila ada lesi yang
mengenai nerves medianus akan mengakibatkan terjadinya pengurangan sensoris
pada bagian polar lengan bawah, daerah palmar tangan jari satu,dua,tiga,dan
setengah jari empat.

Gambar 3. Otot-otot pergelangan tangan tampak palmar

B. Biomekanik
Ditinjau dari morfologinya termasuk articulasio ellipsoidea, tetapi fungsinya
sebagai artikulatio gluboidea. Gerakan yang terjadi pada persendian itu yaitu fleksi
dengan LGS 800 ekstensi 700, ulnar deviasi 300, dan radial deviasi 200. Derajat
fleksi dan ulnar deviasi lebih besar dibandingkan dengan gerakan ekstensi dan
radial deviasi, hal ini disebabkan karena bentuk permukaan sendi radius dari
ligamen bagian dorsal lebih kendor dari bagian palmar (Chuside, 1967).

Gambar 4. Perjalanan nerves medianus

2.7 Prognosis Gerak dan Fungsi


Carpal Tunnel Syndrom yang kasusnya idiopatik mempunyai gejala yang
timbul dan hilang dalam beberapa bulan atau tahun tapi rasa tidak enak pada
malam hari dapat lebih menonjol dan berlangsung sehingga mengganggu penderita
progresitifitasnya lebih sering terjadi pada penyakit yang melatarbelakangi. Bila
ada kelainan sensorik, kelainan ini bersifat reversible, tetapi bila dijumpai kelainan
motorik maka kesembuhan akan lebih lama walaupun telah melakukan banyak
terapi.

2.8 Pemeriksaa Umum dan Penunjang


Pemeriksaan umum ini dilakukan untuk melihat keadaan umum
pasien,meliputi :
a. Pemeriksaan Fisik :
Tekanan darah
Denyut nadi
Pernapasan
Temperaature tubuh
Tinggi badan
Berat badan
a.Pemeriksaan kognitif :
Pemeriksaan kognitif diketahui bahwa memori pasien baik, mampu
memahami dan mengikuti instruksi terapis.
b. Pemerksaan interpersonal :
Pemeriksaan interpersonal diketahui bahwa pasien mempunyai semangat untuk
sembuh sehingga dia rajin datang untuk terapi.
c. Pemeriksaan intrapersonal :
Pemeriksaan intrapersonal diketahui bahwa pasien dapat bekerjasama dan
berkomunikasi baik dengan terapis atau lingkungan sekitar.
2.9 Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
penyebab dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguantersebut.
Dalam kasus ini pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain:
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan secara visual tentang kondisi sertakemampuan gerak,
pengecilan otot (atrofi), deformitas, warna serta kondisikulit sekitarnya, langkah
(gait). Kemampuan beraktifitas serta alat bantu yangdigunakan untuk melakukan
aktivitas, posisi pasien dan lain-lain.
2. Quick tes
Quick tes atau tes cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
secara cepat kasus yang dialami oleh pasien, sehingga dapatmemilahkan
pemeriksaan selanjutnya yang berhubungan dengan kasus yangkemungkinan
diderita oleh pasien.
3. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Dalam hal ini meliputi fungsi gerak aktif, gerak pasif, dan gerak isometric.Pada
pemeriksaaan ini umumnya pada pasien ditemukan adanya rasa nyeri,keterbatasan
gerak, kelemahan otot dan sebagainya.
4. Tes Khusus
Test khusus yang digunakan untuk mendiagnosa adanya Carpal TunnelSndrome
pada diri seseorang atau tidak meliputi :
1). Phalen Tes
Pergelangan tangan dipertahankan selama 1 menit, dalam posisi fleksi palmer yang
penuh (90°). Apabila posisi ini cukup lama dipertahankan pada setiap orang, maka
akan timbul rasa kesemutan. Tetapi dalam halCarpal Tunnel Syndrome kesemutan
dapat timbul dalam waktu yangsangat singkat (dalam waktu 30 detik). Kadang-
kadang diikuti dengan parestesia baru akan timbul apabila pergelangan tangan
digerakkankembali dari posisi fleksi palmer yang maksimal.
2). Tinel Tes
Ketokan local pada syaraf medial, memancing timbulnya “nyeri kejut“
didalam tangan serta parestesia didalam jari.
5. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak dengan menggunakantangan
dan membedakan antara kedua anggota gerak yang kanan dan kiri.Palpasi
dilakukan terutama pada kulit untuk mengetahui temperatur, oedema,spasme dan
sebagainya.
6. Pemeriksaan ROM
Pemeriksaan ROM ini dilakukan pada pergelangan tangan, dengan tujuanuntuk
mengetahui apakah ada keterbatasan gerak pada pergelangan tangan, pemeriksaan
ini dilakukan dengan menggunakan goniometer.
7. Pemeriksaan Nyeri
Pemeriksaan nyeri menggunakan VRS bertujuan untuk mengetahuikeadaan nyeri
yang dirasakan pasien. Baik saat diam atu gerak.
2.10 Tindakan medis dari Dokter
1.Dilakukan Dokter
Dokter juga akan memberikan obat anti inflamasi dan anti nyeri. Obat-obatan ini
bukan untuk menyembuhkan CTS tapi hanya meringankan keluhan saja.
Memberikan suntik steroid pada pergelangan tangan. Penyuntikan steroid ini
dilakukan bila obat minum tidak begitu menolong.
Operasi
Tindakan operasi dilakukan bila dengan pengobatan di atas tidak menunjukkan
hasil yang berarti, atau bila sudah terjadi kerusakan syaraf.
Tujuan dari operasi adalah untuk meringankan tekanan yang ada pada syaraf di
pergelangan tangan.
Caranya adalah dengan cara melonggarkan ligamen yang menutupi terowongan
carpal sehingga terowongan carpal menjadi lebih luas.
Operasi ini sangat aman dengan beberapa resiko seperti infeksi, lamanya waktu
penyembuhan luka, kekakuan dan nyeri pada lokasi operasi.
Sebagian besar pasien merasakan gejala hilang setelah dilakukan operasi dan sudah
dapat menggerakkan tangannya dengan nyaman dalam 2-3 hari setelah operasi.
Pasien dapat bekerja kembali antara 3-4 minggu dan dapat berolahraga/bekerja
berat setelah 6 minggu pasca operasi.
2.11 Tindakan Fisioterapi
a. Teknologi Fisioterapi
1. Teknologi Alternatif
(a) Parafin Batth
(b) Terapi Latihan
(c) MWD (Micro Wave Diathermy)
(d) SWD (Short Ware Diathermy)
(e) US (Ultrasound)
(f) IR (Infra Red)
2. Teknologi yang dilaksanakan
1). Ultrasound
Efek terapeutik US masih sedang diperdebatkan. Sampai saat ini, masih
sangat sedikit bukti untuk menjelaskan bagaimana US bisa menyebabkan efek
terapeutik dalam jaringan yang terluka. Namun demikian praktisi di seluruh dunia
terus menggunakan modalitas terapi ini sesuai dengan pengalaman pribadi, bukan
bukti ilmiah. Berikut adalah sejumlah teori oleh US yang berhubungan dengan
efek terapeutik.
1) . Thermal Efek:
Ketika gelombang ultrasonik lulus dari transuder ke dalam kulit yang
menyebabkan getaran di sekitar jaringan, terutama yang mengandung kolagen.
Getaran yang meningkat ini menyebabkan produksi panas dalam jaringan. Pada
kebanyakan kasus, hal ini tidak dapat dirasakan oleh pasien sendiri. Peningkatan
suhu ini dapat menyebabkan peningkatan Ekstensibilitas struktur seperti ligamen,
tendon, jaringan parut dan kapsul fibrosa sendi. Selain itu, pemanasan juga dapat
membantu untuk mengurangi rasa sakit dan kejang otot dan meningkatkan proses
penyembuhan.
1. Efek pada inflamasi dan Proses Perbaikan:
Salah satu manfaat terbesar terapi US yang disampaikan adalah yaitu mengurangi
waktupenyembuhan cedera jaringan lunak tertentu.
• US berpikir untuk mempercepat waktu penyembuhan yang normal dari proses
peradangan dengan menarik lebih banyak “mast sells” ke lokasi cedera. Ini dapat
menyebabkan peningkatan aliran darah yang dapat bermanfaat pada fase sub-akut
pada cedera jaringan. US tidak di anjurkan pada cidera dimana peningkatan aliran
darah masih berlangsung.
• Ultrasonografi juga dapat merangsang produksi kolagen khususnya komponen
protein dalam jaringan lunak seperti tendon dan ligamen. Oleh karena itu US dapat
mempercepat fase proliferatif pada penyembuhan jaringan.
• US berpikir untuk meningkatkan ekstensibilitas kolagen dan dapat memiliki efek
positif pada fibrosa jaringan parut yang dapat terbentuk setelah cedera.
2. Penerapan Ultrasound:
• Ultrasound biasanya diterapkan dengan menggunakan transduser yang
memancarkan sinar ultrasonik. Bergerak terus menerus dalam kulit sekitar 3-5
menit. Pengobatan dapat diulangi 1-2 kali setiap hari, lebih sering pada kondisi
cidera akut dan lebih jarang frekuensinya pada kasus-kasus kronis.
• Dosis Ultrasound dapat bervariasi baik dalam intensitas atau frekuensi. Frekuensi
rendah digunakan pada daerah-daerah cidera yang letaknya lebih dalam, sedang
frekuensi tinggi digunakan untuk permukaan yang lebih dekat dengan kulit.
3. Kontraindikasi Untuk Penggunaan:
• Pada penyakit jaringan yang abnormal, tekanan darah yang tinggi, tumor
yang menyebar di seluruh tubuh.
1. Jangan gunakan jika pasien menderita dari:
• Tumor ganas atau kanker jaringan
• Infeksi akut
• Risiko perdarahan
• Ischeamic jaringan berat
• Ada riwayat trombosis vena
• Terkena jaringan saraf
• Kecurigaan terhadap patah tulang
• Jika pasien hamil
• Jangan gunakan di daerah gonad (alat kelamin)
4. Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan fisioterapi untuk memberikan metode yang tepat dan
efektif berdasarkan masalah yang dihadapi, penyebab dan kemampuan pasien
sehingga tujuan dari terapi dapat tercapai dengan baik dan yang diharapkan dari
program terapi dapat terwujud. Pada kasus carpal tunnel syndrome ini pelaksanaan
fisioterapi menggunakan modalitas ultra sonic dan terapi latihan untuk mengatasi
problematik yang dihadapi pasien.
Terapi pertama (T1) tanggal 5 Desember 2007:
1. Ultrasound

Gambar 6. Uultrasound dan pelaksanaanya pada palmar


a. Persiapan alat
Mesin ditest apakah mesin dalam keadaan baik dan dapat mengeluarkan
gelombang ultra sonic dengan cara memberi air pada tranduser guna menampung
air dan dipegang menghadap ke atas kemudian mesin dihidupkan, bila mesin
dalam keadaan baik maka air akan bergerak seperti mendidih kemudian koupling
medium, handuk, tissue, dan alkohol dipersiapkan.
b. Persiapan pasien
Pasien diposisikan senyaman mungkin, rileks, dan tanpa adanya rasa sakit yaitu
posisi dengan duduk kemudian tangan supinasi diletakkan diatas bed, kemudian
pada bagian tangan disuport oleh bantal. Dan tangan yang akan diterapi harus
terbebas dari pakaian dan segala aksesoris. Sebelum pemberian terapi dilakukan tes
sensibilitas dengan menggunakan tabung berisi air panas dan dingin didaerah
tangan bagian palmar. Posisi terapis duduk di depan pasien. Pasien
diberipenjelasan tentang tujuan pengobatan yang diberikan dan juga rasa panas
yang dirasakan dan jika pasien merasakan seperti kesemutan yang berlebihan saat
terapi berlangsung diharapkan pasien langsung memberitahukan kepada terapis.

c. Pelaksanaan
Alat diatur sedemikian rupa sehingga tangkai mesin dapat menjangkau tangan
yang akan diterapi kemudian area yang akan diterapi yaitu pada dorsal pergelangan
tangan kanan diberikan koupling medium kemudian tranduser ditempelkan lalu
mesin dihidupkan lalu tranduser digerakan pelan-pelan pada pergelangan tangan
kanan pasien secara tranvers dan irama yang teratur di atas pergelangan tangan
dengan arah tegak lurus dengan area terapi, tranduser harus selalu kontak dengan
kulit, dengan intensitas 1,5 watt/cm2 secara continous, lama terapi 5 menit
diperoleh dari luas area 25 cm2 dan ERA 5 cm2. Selama proses terapi berlangsung
harus mengontrol panas yang dirasakan pasien. Jika selama pengobatan rasa nyeri
dan ketegangan otot meninggi, dosis harus dikurangi dengan menurunkan
intensitas. Hal ini berkaitan dengan overdosis. Setelah terapi pada pergelangan
tangan kanan selesai intensitas dinolkan dan dilanjutkan untuk pergelangangan
tangan yang kiri sama seperti yang dilakukan pada pergelangan tangan kanan,
setelah selesai kemudian alat dirapikan seperti semula. Untuk (T2 – T6) pemberian
terapi ultra sonic pada pergelangan tangan kanan dan kiri sama seperti T1.
2. Terapi Latihan

Ressisted exercise yaitu merupakan bagian dari active exercise dengan


dinamikatau statik kontraksi otot dengan tahanan dari luar. Tahanan dari luar bisa
dengan manual atau dengan mekanik.
Posisi pasien: duduk di kursi dengan tangan disangga bantal, terapis duduk
berhadapan dengan pasien.
Pelaksanaan:
a. Gerakan dorsi fleksi dan palmar fleksi
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh. Latihan diberikan
pada pergelangan tangan kanan dan kiri. Terapis menstabilisasi pada pergelangan
tangan kemudian pasien diminta menggerakkan kearah dorsal dan palmar fleksi
dan terapis memberi tahanan kearah palmar dan dorsal tangan dengan aba – aba
“pertahankan disini…tahan…tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-
8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien dengan
pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992).

Gambar 7. Gerak palmar dan dorsi fleksi dengan tahanan


b. Gerakan ulnar deviasi dan radial deviasi
1). Ulnar deviasi:
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh dan pronasi dalam
posisi netral. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri Terapis
memfiksasi pada distal lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke
ulnar dan terapis memberi tahanan kearah dorsal tangan dengan aba – aba
“pertahankan disini…tahan…tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-
8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan
pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992).

Gambar 8. Gerak ulnar deviasi dan radial deviasi yang ditahan


2). Radial deviasi:
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh dan pronasi dalam
posisi netral. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri Terapis
memfiksasi pada distal lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke
radial deviasi dan terapis memberi tahanan kearah ulnar tangan dengan aba – aba
“pertahankan disini…tahan…tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-
8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan
pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992). Untuk (T2 – T6) pemberian terapi latihan
pada pergelangan tangan kanan dan kiri sama seperti T1 tapi untuk tahanannya
ditambah.
3. Edukasi
Agar hasil maksimal maka perlu diberikan edukasi pada pasien tentang cara
melakukan aktivitas sehari-hari yang benar dan pemberian modalitas fisioterapi.
Edukasi yang diberikan untuk penderita carpal tunnel syndrome yaitu pasien
diminta untuk mengompres dengan air hangat pada kedua pergelangan sampai
telapak tangan kanan dan kiri sekitar 10 menit, menggerakkan kedua pergelangan
tangan sebatas nyeri pasien secara aktif dengan tujuan pemperlancar peredaran
darah dan mengistirahatkan kedua tangan saat timbul nyeri dan juga
janganmengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri, serta melakukan latihan
tangan seperti yang diajarkan terapis tapi menggunakan tahanan kantong pasir,
jangan mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri, jangan memaksakan
bekerja secara berlebihan saat tangan merasa nyeri.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, mulai dari
penyebab, perjalanan penyakit sampai pelaksanaaan terapi dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa carpal tunnel syndrome adalah suatu sindroma akibat adanya
penekanan nervus medianus pada terowongan carpal dengan derajat penekanan
yang bervariasi dari ringan sampai berat. Keadaan tersebut muncul karena adanya
berbagai kondisi, artinya syndroma ini jarang muncul sendiri tanpa adanya kondisi
lain sebaga pencetus carpal tunnel syndrome sendiri mempunyai gejala dan tanda
klinis yang beragam tergantung derajat kerusakan nervus medianus yang tertekan.
Modalitas fisioterapi yang dapat diberikan pada kondisi ini antara lain: ultra sonic,
short wave diathermy, micro wave diathermy, infra red, massage, terapi
latihan, cold pack. Fisioterapi dengan modalitas ultra sonic dan terapi latihan
merupakan terapi yang dapat diberikan pada kondisi carpal tunnel syndrome.
Untuk mengatasi masalah yang muncul, yang meliputiimpairment, functional
limitation, serta disabilitynya.
Pada kasus ini dengan menggunakan ultra sonic dan terapi latihan selama 6 kali,
dapat mengatasi masalah dengan hasil menambah kekuatan otot, mengurangi nyeri
dan meningkatkan kemampuan fungsional tangan walaupun belum sepenuhnya
dapat diatasi. Peningkatan ini berkat kerja sama fisioterapis dan tenaga kerja lain.
3.2 Saran

Adanya kerja sama dengan tenaga kesehatan yang lain merupakan solusi
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan, meskipun
pemberian modalitas fisioterapi memegang peranan penting. Hendaknya
fisioterapimelakukan identifikasi dan interprestasi masalah dengan baik sehingga
bisa diberikan interfensi yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
Dalam pemberian modalitas perlu diperhatikan pengecekan terhadap modalitas
secara periodik agar program terapi yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang
optimal. Fisioterapi sendiri hendaknya mengembangkan pengetahuan dan selalu
merasa tidak puas dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Hal-hal yang juga
mempengaruhi keberhasilan terapi adalah motivasi pasien untuk sembuh, peranan
dari keluarga serta kerjasama dari tenaga kesehatan lain yang terkait.
Penulis berharap semoga penyajian penulisan ini dapat bermanfaat dalam
memberikan pelayanan terapi pada carpal tunnel syndrome dengan modalitas
fisioterapi berupa ultra sonic dan terapi latihan. Akhirnya penulis menyadari bahwa
penyajian mengenai penatalaksanaan terapi ultra sonic dan terapi latihan pada
carpal tunnel syndrome bilateral dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih mempunyai
banyak kekurangan dan perlu disempurnakan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna kepentingan bersama
yang lebih baik.

Daftar pustaka
Fisioterapi, H. (2011, desember 18). HMP fisioterapi Universiras Muhammadyah
Surakarta.Dipetik september 13,2015,dari
http://www.justimaginic.blogspot.com/2011/12/fisioterapi-pada-carpal-tunnel-
syndromehtml
Guai, E. J. (2013, maret 06). CTS Hermina. Dipetik september 13, 2015, dari
http://www.id.scribd.com/doc/128862121/cts-hermina
Muhtadi, I. (2013, mei 24). Topik ke-122 Carpal Tunnel Syndrome. Dipetik
september 13, 2015, dari http://www.indramuhtadi.com/script-2013/topik-ke-122-
carpal-tunnel-syndrome
Wahid, W. (2011, desember 20). Carpal Tunnel Syndrome. Dipetik september 13,
2015,darihttp:/www.wahyuwahid.wordpress.com/2011/12/20/carpal-tunnel-
syndrome

Anda mungkin juga menyukai