Anda di halaman 1dari 3

Modul Analisis Kebutuhan Air Dalam Rangka Pelatihan Peningkatan Kemampuan Bidang

Perencanaan Teknis Irigasi, Bandung, 2015

ANALISIS KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI

Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

 Pola tanam

 Evapotranspirasi

 Crop consumptive use

 Persiapan tanah

 Perkolasi

 Hujan efektif

 Kehilangan air

Kebutuhan air untuk irigasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

( Etc  Ptn  P  Pla  Re)


qir (i ) 
Ie
qir (i )
QIR (i )    AIR  1000
1000

dimana,

qir (i) = kebutuhan air untuk irigasi persatuan luas pada bulan I (mm bulan-1)

Ie = efisiensi irigasi

Etc = konsumsi air untuk tanaman : Eto x kc (mm bulan-1)

Eto = evapotranspirasi (mm bulan-1)

Kc = koefisien tanaman

Ptn = kebutuhan air untuk persiapan tanah (mm bulan-1)

P = kehilangan air karena perkolasi (mm bulan-1)

Pla = air pengganti (mm bulan-1)

Re = hujan efektif (mm bulan-1)

QIR = kebutuhan air untuk irigasi (mm3 bulan-1)

Agung Bagiawan Ibrahim, Ph.D, Balai Hidrologi dan Tata Air, Puslitbang SDA
Modul Analisis Kebutuhan Air Dalam Rangka Pelatihan Peningkatan Kemampuan Bidang
Perencanaan Teknis Irigasi, Bandung, 2015

AIR = luas daerah irigasi (ha)

MODEL NERACA AIR PETAK SAWAH IRIGASI


Persamaan neraca air untuk petak sawah irigasi dapat digunakan sebagai berikut

H + Qj + Gj = ETa + Qo + Go  S (1)

Keterangan :
H = curah hujan, diukur dengan alat ukur hujan
Qj = debit masuk, diukur dengan alat ukur debit
Qo = debit keluar, diukur dengan alat ukur debit
Gj = air tanah yang masuk, diukur dengan metode geohidrologi
Go = air tanah yang keluar, dengan metode geohidrologi
S = perubahan cadangan air, ditentukan sebagai jumlah 3 bagian, yaitu
cadangan air permukaan, air tanah dan lengas tanah
ETa = evapotranspirasi actual

Bila tidak tersedia data akifer air tanah dan factor air tanah dipandang tidak
berpengaruh maka nilai Gj, dan Go dapat diabaikan. Persamaan (1) dapat untuk
perhitungan ETa dengan basis data tahunan, karena dianggap nilai S dapat
diabaikan (S = 0), tetapi untuk perhitungan berbasis bulanan nilai S harus
diperhatikan.
Untuk petak sawah nilai Gj dan Go dapat diganti dengan nilai Ij = rembesan yang
masuk petak sawah dan Io = rembesan yang keluar petak sawah. Sehingga
persamaannya adalah :

H + Qj + Ij = ETa + Qo + Io  S (2)

Agung Bagiawan Ibrahim, Ph.D, Balai Hidrologi dan Tata Air, Puslitbang SDA
Modul Analisis Kebutuhan Air Dalam Rangka Pelatihan Peningkatan Kemampuan Bidang
Perencanaan Teknis Irigasi, Bandung, 2015

Persamaan (2) adalah persamaan neraca air untuk petak sawah. Apabila
perhitungan neraca air diaplikasikan untuk daerah irigasi dengan maksud untuk
mengetahui apakah air yang tersedia mencukupi maka perlu ditinjau :
(1)Berapa besar volume air yang tersedia
(2)Berapa besar kebutuhan air
(3)Analisis neraca air
Air yang tersedia dapat dianalisis dari debit andalan, yaitu debit minimum rata-
rata tengah bulanan yang tersedia. Umumnya ditentukan debit andalan pada
probabilitas 80 % terpenuhi.
Dalam analisis kebutuhan air harus memperhatikan :
1. Analisis hidrologi :
a) Evapotranspirasi, untuk memenuhi kebutuhan air untuk tanaman dapat
hidup (consumtive use)
b) Curah hujan efektif, untuk tanaman padi curah hujan efektif tengah
bulanan dihitung dengan probabilitas terpenuhi 80 %
2. Analisis agronomi : pola tanam; koefisien tanaman; perkolasi;
3. Jaringan irigasi : efisiensi irigasi, rotasi
Analisis neraca air,yaitu membandingkan antara debit andalan yang tersedia
dengan kebutuhan air untuk setiap pola tanam. Bila debit andalan yang tersedia
tidak mencukupi maka perlu dipertimbangkan :
1. Mengurangi luas daerah irigasi yang diairi (bagian tertentu tidak diairi)
2. Mengubah pola tanam (pemilihan tanaman, tanggal tanam)
3. Rotasi teknis
Analisi neraca air daerah irigasi juga harus memperhatikan kemungkinan
penggunaan air yang lain di daerah irigasi tersebut, seperti untuk industri; rumah
tangga, budidaya ikan, dsb.

Agung Bagiawan Ibrahim, Ph.D, Balai Hidrologi dan Tata Air, Puslitbang SDA

Anda mungkin juga menyukai