PENDAHULUAN
Bab
BabII
Laporan Antara 1
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
proporsional kebutuhan penduduk pada satu sisi, serta karakteristik wilayah internal
maupun wilayah eksternal pada sisi lainnya. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah Pendekatan Penataan Ruang atau dapat pula disebut dengan
Pendekatan Keruangan (spatial approach) yang berlandaskan pada konsep
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan (environmentally
sustainable development/ESD).
1.2.2. Tujuan
Dalam perencanaan teknis ini bertujuan untuk menentukan volume dari setiap item
pekerjaan yang diperoleh dilapangan dengan perbandingan existing untuk dapat
menyerap pengalokasian dana yang telah disedikan oleh pemerintah Provinsi
Sulawesi barat.
Mewujudkan hasil perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
tersebut yang lebih optimal serta hasil yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan.
Laporan Antara 2
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Laporan Antara 3
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Pada bulan bulan April 2013, konsultan telah melakukan survey dan pengukuran
dilokasi pekerjaan perencanaan teknis Pembangunan Jembatan Mamuju tersebut, survey serta
pengukuran ini dilakukan selama 2 (Dua) hari berturut-turut,.
Laporan Antara 4
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Jasa layanan yang diperlukan dalam perencanaan ini adalah mengadakan serangkaian
kegiatan: survei indentifikasi masalah, survei semi detail (pengukuran / pemetaan situasi ruas
rencana jalan), desain konstruksi jalan dan jembatan, dan pelaporan.
Hasil perencanaan ini diharapkan menjadi acuan dalam pelaksanaan fisik dilapangan.
Oleh karena itu, diperlukan adanya desain yang representatif dan komprehensif sebagaimana
dijelaskan berikut ini.
Agar penanganan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan terarah sehingga hasil yang di
dapat sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dapat dipertanggungjawabkan secara teknis,
tepat guna, dan tepat waktu, maka disusun suatu strategi kerja berikut.
Dalam melaksanakan kegiatan, tim Perencana berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja
dengan kerangka pelaksanaan studi sebagai berikut;
Persiapan dan Pengumpulan Data
1. Kegiatan Persiapan
2. Studi Pustaka dan Literatur Aspek Legal
3. Pengumpulan Data Sekunder; data topografi, peta tanah & tata guna
lahan, klimatologi & hidrologi, geoteknik/geologi, dll.
Survei Pendahuluan / Proposal Teknis
1. Mengidentifikasi permasalahan
2. Menyusun program kerja survei dan desain
3. Proposal Teknis
Laporan Antara 5
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Langkah awal dalam pelaksanaan perencanaan teknis adalah mempersiapkan segala sesuatu
yang terkait masalah teknis pelaksanaan survei. Survei difokuskan pada ruas rencana jalan
dan jembatan dengan panjang bentang ± 18 m. Lebih lanjut dilakukan penelusuran data /
informasi dari instansi terkait, khususnya kawasan yang menjadi objek ruas rencana
jembatan.
Seluruh kegiatan administrasi dan surat menyurat serta kegiatan yang sifatnya
instansional, harus diselesaikan sebelum kegiatan-kegiatan pokok kegiatan
dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan persiapan ini meliputi :
Penyiapan survei lapangan
Penyiapan surat-surat tugas dan surat pengantar untuk keperluan yang
berhubungan dengan instansi yang terkait.
Mobilisai personil dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Antara 6
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Mengingat urgensinya kegiatan survei semi detail ini dalam menunjang desain penanganan
banjir dan pengelolaan alur sungai target penelitian, maka teknis pelaksanaan survei
didiskripsiksn berikut ini
Laporan Antara 7
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
1 : 10.000 yang sudah ada perlu diupdating kembali untuk menyesuaikan kondisi
terbaru perkembangan kota, titik referensi diidentifikasi apakah memerlukan
tambahan – tambahan. Selanjutnya dikoordinasikan dengan direksi / proyek.
Pengukuran topografi meliputi kondisi eksisting dan rencana baru. Pengukuran –
pengukuran tambahan diperlukan pada situasi – situasi bangunan besar dengan skala
1 : 500 atau 1 : 200.
1. Pengukuran Poligon
Pengukuran ini pada base line yang dibuat pada jalur ruas jalan rencana melalui patok
– patok, prosedur sudut polygon diukur seri ganda (biasa / luar biasa) dengan
menggunakan Theodolite NT 1.
Cross Section dilakukan setiap interval 100 m dan 50 m pada belokan. Metode yang
digunakan adalah stadia survei dimana titik Cross jalur sudah dikontrol elevasinya
dengan alat Automatic Levelling.
Sketsa – sketsa dan koreksi data harus dilakukan pada saat itu juga agar hal – hal
yang detail tidak terlewatkan atau terlupakan.
Pemasangan Bench Mark di lakukan pada tempat – tempat yang aman dan diikat
kesistem koordinat yang ada. Konstruksi BM dibuat dari beton bertulang dan ditandai
dengan kode BM.
Semua hal tersebut di atas dimaksudkan agar dalam penyusunan tata letak jalur jalan
rencana tidak terjadi pertentangan kepentingan (conflict of interest) dan pada
Laporan Antara 8
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
akhirnya dalam menentukan tata letak dari jalur jalan rencana bertujuan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.
Laporan Antara 9
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
sehari, tiap hari dalam sepekan dan tiap bulan dalam setahun. Variasi arus lalu lintas
yang demikian itu disebut fluktuasi/arus lalu lintas.
q n/t 3.1
n
Si
u i 1
3.2
n
m
i 1 i
Laporan Antara 10
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
1 n
V Vi
n i 1
3.3
dengan
V = kecepatan rata-rata ruang (m/det)
Vi = kec. Kendaraan pada titik tertentu pada suatu titik jalan (m/det)
n = jumlah kendaraan yang diamati.
q
k 3.5
u
k= Kepadatan lalu lintas (SMP/Km)
q= volume lalu lintas (SMP/jam)
u= kecepatan rata-rata lalu lintas (km/jam)
Laporan Antara 11
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCSP= Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Derajat Kejenuhan
Dengan menggunakan kapasitas (C) maka dapat dihitung rasio antara Q dan C yaitu
derajat kejenuhan, sebagaimana rumus dibawah ini :
DS = Q/C 3.7
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu(smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Untuk penilaian derajat kejenuhan yang diamati, dan membandingkan dengan
pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur fungsional yang diinginkan dari segmen
jalan tersebut.
Laporan Antara 12
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
hasil survei) dianalisis dan digunakan dalam penyusunan konsep desain konstruksi.
Lingkup dan metode analisis yang akan digunakan secara rinci didiskripsikan berikut
ini.
Analisis dan evaluasi data dari hasil survei lapangan untuk setiap lokasi
pekerjaan yang menjadi salah satu dasar dalam menentukan konsep perencanaan
pengendalian banjir, pengendalian sedimen, perbaikan sungai dan penanggulangan
pengamanan banjir dengan rincian berikut:
Analisis Hasil Pemetaan Situasi Ruas Rencana Jalan
Analisis Hidrologi dan Debit Limpasan Wilayah
Analisis Geologi Teknik dan Daya Dukung Tanah
Analisa curah hujan harian maksimum dipakai untuk memperhitungkan debit banjir
rencana. Dalam analisa ini dipakai beberapa metode antara lain:
1. Curah Hujan Rata-Rata Wilayah, menggunakan pendekatan Arithmatic.
Pendekatan lainnya seperti; Isohyt dan Thiessen tidak digunakan karena situasi
stasium dan data tidak menunjang.
Laporan Antara 13
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
2. Curah Hujan Harian Maksimum, menggunakan pendekatan; Log Person Type III
dan Statistik Gumbel. Metode lainnya seperti Hazen dan Iwai akan
dipertimbangkan sebagai metode pembanding.
Laporan Antara 14
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Dalam pelaksanaan analisa geologi wilayah dilakukan hanya sebatas tinjauan geologi
permukaan, yang terutama dikaitkan untuk keperluan geologi teknik untuk
menunjang perencanaan dengan tujuan yang lebih luas misalnya ada daerah sesar,
patahan dan lain-lain.
Analisa geologi ini sekurang-kurangnya dapat memberikan gambaran detail
mengenai kondisi geologi wilayah studi. Tinjauan yang dilakukan meliputi :
- Keadaan geomorfologi
- Penyebaran batuan termasuk tanah harus jelas dibedakan seperti batuan
dasar, tingkat pelapukan, testur, sifat fisik, cementing dll.
- Strike depth dari pelapisan, system joint dan patahan
- Stratigrafi yaitu urut-urutan lapisan satuan batuan secara vertikal
berdasarkan pembentukan dan sejarah geologinya.
- Gejala geologi lainnya seperti kegempaan, air tanah dan kelongsoran.
- Klasifikasi tanah, derajat pelapukan dan keselarasan bantuan dibuat
deskripsinya dengan mengacu pada kriteria yang bisa dipakai, misalnya
untuk klasifikasi tanah berdasarkan Unifield Soil Clasification System
kekerasan batuan didasarkan pada skala kekerasan batuan secara kualitatif
untuk keperluan teknik sipil.
Untuk mengetahui sifat-sifat tanah khususnya tanah lunak atau soft soil, dilakukan
analisa atau pengujian di laboratorium. Selamjutnya untuk mengetahui penyebaran
dan sifat teknis tanah,dilakukan evaluasi berdasarkan hasil penelitian lapangan dan
pengujian laboratorium. Dari hasil evaluasi ini selanjutnya dapat ditentukan
parameter-parameter mekanika tanah untuk keperluan perencanaan kontruksi seperti
untuk perhitungan daya dukung pondasi , stabilitas lereng tanggul banjir dan lain-lain
Semua penyelidikan / pengujian laboratorium mekanika tanah ini dilakukan
dengan sepertinya mengacu kepada persyaratan teknis sesuai TOR , dimana prosedur
penyelidikan dan pengujian menggunakan standar dari ASTM dengan bebebrapa
modifikasi sesuai kondisi lapangan. Jenis pengujian yang akan dilakukan meliputi;
Laporan Antara 15
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
1. Pegujian sifat fisis tanah, meliputi; Berat jenis tanah ( Specific Gravity)
dan berat volume tanah (Volume Unit Weight), Angka pori kapiler dan
angka pori total, Atterberg Limits (Consistency), Gradasi butiran dan
permeabilitas
2. Pengujian sifat mekanis tanah, meliputi; Konsolidasi, Triaxial
Compression Test dengan jenis CU test.
Dari hasil penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium dilakukan
analisa dan evaluasi data tersebut, guna mendapatkan gambaran yang tepat tentang
jenis tanah , penyebaran lapisan tanah dan sifat-sifat teknis tanah di daerah studi
kemudian ditentuknan parameter-parameter tanah yang akan dipakai sebagai dasar
perhitungan dan perencanaan pondasi antara lain daya dukung untuk pondasi dangkal
sebagai berikut :
Dimana :
Qult = Daya dukung ultimit
C = Kohesi tanah
q = Lembar overbuden
y = Berat isi tanah
Nc,Nq,N = Faktor daya dukung.
Laporan Antara 16
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Laporan Antara 17
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN
Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju
Laporan ini merupakan konsep Awal, dibuat dalam 4 (Empat) rangkap dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan 1 (satu) minggu sebelum selesai masa kontrak, untuk
selanjutnya dibahas / didiskusikan bersama.
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari konsep laporan Pendahuluan yang telah
dibahas dan didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan, dibuat dalam 4 (Empat) rangkap dan
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir masa kontrak.
c). Laporan Akhir
Laporan ini adalah laporan hasil desain mencakup laporan; hasil survei / investigasi
(termasuk konfilasi data survei dan dokumentasi), gambar desain konstruksi, RAB.
Laporan tersebut dibuat masing-masing 4 (Empat) rangkap.
Laporan Antara 18