Anda di halaman 1dari 23

Step 1

- Trad-CAM : Traditional Complementary Altenative Medicineobat alternative


komplementertradisional

Step 2

1. Apa yang dimaksuddenganpengobatankomplementerdanpengobatanalternative ?


2. Apa yang dimaksuddenganpengobatantradisionaldanobattradisional?
3. Apasajamacamdaripengobatantradisional?
4. Bagaimanakegunaanobattradisional?
5. BagaimanakelebihandanKekurangandaripengobatantradisional?
6. Apasajakriteria yang mengaturobattradisional di Indonesia?
7. Jelaskanperbedaanantarapengobatantradisionaldenganpengobatankonvensional!
8. Apasajauji yang dilakukanterhadapobattradisional?
9. Jelaskanmengenaiisidaripermenken 1109 thn. 2007!
10. SebutdanJelaskanAspekdalamTrad-CAM !
11. Bagaimanakoseppengembanganobatbahanalamdiindonesia?

Step 3

1. Apa yang dimaksuddenganpengobatankomplementerdanpengobatanalternative ?


- Komplementersebagaiterapitambahandariterapiutamabersifatsebagaipendukung
Merupakanterapitradisional yang sudahdiakui, sebagaipendampingterapikonvensional
- Alternative merupakansuatupilihanterapisebagaipilihanlain, penggantiterapimedis
e.g: diet
- Komplementer-alternativebelumditerimadikedokterane.g: akupuntur
2. Apa yang dimaksuddenganpengobatantradisionaldanobattradisional?
PengobatantradisionalKeterampilanataupraktikberdasarkanteoriberdasaarkandaripe
ngalamanmasyarakatuntukmemeliharakesehatan:obattradisional, keterampilan,
metodetradisional
Obattradisionalbahan/ramuanbahandaritumbuhandigunakanuntukpengobatanber
dasarkandarikeyakinanturuntemurunmasyarakat
Obattradisionalmerupakanbagiandaripengobatantradisional
3. Apasajamacamdaripengobatantradisional?
Menurutpermenkesmenurutruanglingkup
1. intervensitubuhdanpikiranhipnoterapi
2. Sistempelayanan alternative akupuntur
3. Cara penyembuhan manual pijeturut
4. farmakologijamu
5. dietdannutrisi
6. pengobatandan diagnose terapiozon

1. keterapilan skill daripengobat


2. ramuanjamu, gurah, sinsai, tabib
3. pendekatan agama berdasarkan agama yang dianut. E.g: ruqiyah
4. supranaturaltenagadalam

Berdasarkanklasifikasiramuan/bahan
- Jamu : sebagaiobattambahanbukanobatinti,
daritumbuhantidakadabuktiklinisadabuktiempiris
- OHT : obat Herbal Terstandardsudahlolos, ujiobat, ujipreklinis
- Fitofarmaka : sediaanobatdarialamsudahdibuktikakhaiatdankeamanannya,
darisimplisiabahanalami yang terbuatdarisimplisianabati, hewani,
natural.ujiklinisdanpreklinis
- Setiapjenismemiliki logo masing-masingcarigambarlogonya

Menurut WHO secaraumum 4

1. obat herbal aslidigunakankomunitas local secaraturuntemurun

2. herbal medicine in system terujisecarateoridankonsepnya

3. modified herbal medicine  dosage form

4. importerobatnyabisa di importapi safety dan efficacy nyaharusterjamin

4. Bagaimanakegunaanobattradisional?
Kegunaan 3
1. primary source of health carepengobatanutama , di Negara yang
aksesketerbatankonvensionalmasihterbatase.g: di afrika
2. sebagaitambahandaripengobatankonvensionalataspengaruhbudaya/
sejarahpakaikonvensionaldan alternative sebagaikonjungsi
3. komplementer/alternative di Negara berpenghasilantinggi yang diutamakan
yang konvensionaldulue.g :eropadanamerika
5. BagaimanakelebihandanKekurangandaripengobatantradisional?
-kelebihan :
- efeksamping relative kecilberhubungandengan SEES
- lebihcocokuntukpenyakit degenerative dan metabolic
- SEES side effect eliminating system
- memilikisifat stimulant dankonstruktif
- harganyalebihmurah, kec. Yangmengandung isolate
- mengandungbanyakbahanaktif
- lebihefektifuntukpenyakitakut
Per- point jelaskanalasannya
- kekurangan :
- zataktiftiapbagiantanamanberbeda
- belumterstandarisasi
- prosesterapi lama olehkarenajumlahzataktifsedikit
- efekfarmakologilemah
- memilikiefekhigroskopisyaitumolekul yang menyerap air lebihbanyake.g:
maduatauetanolmudahrusak
Air merupakan media untukterjadinyareaksikimiakestabilanzatterganggu
Air lembabmudahditumbuhimikroorganisme
- lebihcepatterkontaminasidarimikroorganisme
- regulasimasihsedikit
- apabilaterjadiefeksampingtidakbisadipertanggungjawabkan
6. Apasajakriteria yang mengaturobattradisional di Indonesia?
Berdasarcarapembuatandancarapenggunaan 3
- Jamu :harusamansesuaidenganpersyaratan ( amansecaratoksisitasdansubstansi lain
sertaefeksampingnya), secara data empiris
- Obat herbal terstandar: sesuaisyarat , khasiatharusdenganujipreklinik,
adastandarisasibahanbaku yang digunakan
- Fitofarmaka: ujipreklinikdanujiklinik, memenuhipersyaratanmutu yang berlaku
Ijinedar BPOM adabeberapakriteria
o Aman, berkhasiat
o Lewatujitoksisitasdanujisubstansi
o pembuatanharusmemenuhipersyaratanobattradisional
o bisamenjelaskankeamanandankhasiatnya (secaraobjektif)

persyaratanmutuobattradisional

7. Jelaskanperbedaanantarapengobatantradisionaldenganpengobatankonvensional!
- Pengobatantradisional : senyawaalami , zataktiftidakpasti ,
belumsemuanyatrjisecaraklinis
- Pengobatankonvensional : senyawakimia 1/lebih, efektifitassudahterujisecaraklinis,
zataktifpasti
8. Apasajauji yang dilakukanterhadapobattradisional?
a. Ujiseleksimemilihtanaman yang akanditeliti, yang
dipreoritaskanadalahpenyakit yang angkakesakitannyabanyak.
b. Ujipreklinikujitoksisitas
i. Akut
ii. Subkronikdiberikan 1 -3 bulan
iii. kronik,
iv. Khusus teratogen, mutagen

Denganmenggunakanhewancoba

c. standarisasisederhana

d. ujiklinik

1. fasepertama : sukarelawansehatuntukmenilaitoksisitasdankeamanan

2. faseawal (tidakadapembanding) danfaseakhir (adapembanding):


jumlahterbatas

Pembandingdengan placebo atauobat yang sudahterstandar

Apakahfaseawaldanakhirberupalanjutanataupilihberdasarkankondisiterentu

3. jumlahbanyakuntukmelihatefek yang ditemukan

9. Jelaskanmengenaiisidaripermenken 1109 thn. 2007!


Terdiridari 12 babpengobatan alternative daribab 3daripasal 3 -9
Sebagaiupayapelayanan yang berkesinambungandaripreventifsampai rehabilitative
(pasal3 )
Pasal4 ruanglingkup
Menurutpermenkesmenurutruanglingkup
1. intervensitubuhdanpikiranhipnoterapi
2. Sistempelayanan alternative akupuntur
3. Cara penyembuhan manual pijeturut
4. farmakologijamu
5. dietdannutrisi
6. pengobatandan diagnose terapiozon
Tempatmelakukanpengobatan =>ifasilitaskesehatan, amanbermanfaat, bermutu,
sesuaiketentuan yang berlakupasal 5
10. SebutdanJelaskanAspekdalamTrad-CAM !

AspekdalamTrad- CAM

a. kualitas :dariinformasiproduknya, terkaitdenganbahanaktif yang digunakan,


jumlahbahanaktifterteradalam labellabelkomposisi
standarkualitasdarilicencedari BPOM danrekomendasifarmakope

metodepenyimpanandan E.D

quality control of pro material

b. keamanan:toksisitas, interaksi, dankontraindikasi

c. efektifitastinggi : penggunaandidukungoleh data klinistercantumindikasimedisnya

e.g: blimbingwuluhuntuk anti hipertensi

persyaratanmutu di BPOM?????

11. Bagaimanakoseppengembanganobatbahanalamdiindonesia?
12. Penggunaanmacamobattradisionaldalampelayanankesehatan formal (jamu, OHT,
fitofarmaka) dilihatdariperbedaanujinya.

Mapping

Pengobatan
Pengobatankonvensional

trad -CAM

Konmplementer Alternatif

Obattradisional

JAMU OHT FITOFARMAKA

UJI

Step 7
1. Apa yang dimaksuddenganpengobatankomplementerdanpengobatanalternative ?

2. Apa yang dimaksuddenganpengobatantradisionaldanobattradisional?

Pengobatan Tradisional
Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total
pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori,
keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda,
baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam
pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga
mental.
Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif
yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara
pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21933/Chapter%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 007 TAHUN 2012 TENTANG
REGISTRASI OBAT TRADISIONAL
BAB I KETENTUAN UMUMPasal 1

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
http://www.binfar.depkes.go.id/dat/Permenkes_007-2012_Registrasi_Obat_Tradisional1.pdf

3. Apasajamacamdaripengobatantradisional?

No Perbedaan JAMU(Empirical OBAT HERBAL FITOARMAKA(Clinical


based herbal BERSTANDAR(Scientific based herbal
medicine) based herbal medicine) medicine)
Pembuktian Penggunaannya Pembuktian khasiat Pembuktian khasiat
1 khasiat dan turun temurun dan keamanan dan keamanan
tingkat (secara empiris) berdasarkan uji berdasarkan uji
pembuktian preklinik preklinik dan uji klinik
tingkat tingkat
pembuktiannya tingkat pembuktiannya pembuktiannya yaitu
yaitu tingkat yaitu tingkat tingkat pembuktian
pembuktian umum pembuktian umum dan medium dan tinggi
dan medium medium.
2 Bahan baku Tidak distandarisasi standarisasi Standarisasi

Bahan baku untuk


produk fitofarmaka
harus dilakukan uji
kualitatif /
kuantitatif untuk
bahan baku
sebelum digunakan.
3 Logo

4 Syarat mutu harus sesuai harus sesuai dengan harus sesuai dengan
dengan persyaratan yang ada persyaratan yang
persyaratan yang di Farmakope ada di Farmakope
ada di Farmakope Indonesia , Ekstra Indonesia , Ekstra
Indonesia , Ekstra Farmakope Indonesia , Farmakope
Farmakope Materia Medika Indonesia , Materia
Indonesia , Materia Indonesia. Medika Indonesia.
Medika Indonesia.

5 Syarat uji tak perlu uji Uji toksikologi akut / UJI FITOFARMAKA
farmakologi / kronis (uji toksisitas , uji
penelitian farmakologi
Uji kimiawi yaitu : eksperimental
standar kandungan pada hewan dan uji
bahan berkhasiat , klinik fitofarmaka
standar pembuatan pada manusia)
ekstrak tanaman obat
, standar pembuatan
obat tradisional yang
baik ( CPOTB ).

Uji farmakologi
eksperimental pada
hewan coba ( uji
pra klinik ).
Efek Direkomendasikan Di kalangan profesi Formula
untuk promosi medis, digunakan mengandung obat
kesehatan dan untuk terapi alternatif dan berefek kuratif
pencegahan atau menyembuhkan
Adapun contoh Sediaan obat herbal Pernyataan khasiat
sediaan jamu yang terstandar (OHT) itu harus menggunakan
beredar di pasaran sendiri hanya ada 17 istilah medik,
sangatlah banyak. (tujuhbelas) saja. seperti :diuretik ,
Misalnya saja jamu Berikut daftarnya : spasmolitik
produksi Sido ,analgetik ,
Muncul, Nyonya ·Diabmeneer antipiretik.
Meneer, dan Air ·Diapet
Mancur ·Fitogaster Nodiar (PT. Kimia
·Fitolac Farma)
·Glucogarp ·Rheumaneer (PT.
·Hi Stimuno Nyonya Meneer)
·Irex Max ·Stimuno (PT. Dexa
·Kiranti Pegal Linu Medica)
·Kiranti Sehat Datang ·TensigardAgromed
Bulan (PT. Phapros)
·Kuat Segar ·X-Gra (PT.Phapros)
·Lelap
·Prisidii
·Reumakeur
·Sehat Tubuh
·Sanggolangit
·Stop Diar Plus
·Virugon

4. Bagaimanakegunaanobattradisional?
5. BagaimanakelebihandanKekurangandaripengobatantradisional?

Keterangan Kelebihan Kekurangan

Jika penggunaannya benar, obat Efek farmakologisnya lemah.


tradisional atau tanaman obat
tidak memiliki efek samping. Bahan baku obat belum standar.
Obat Tradisional Kalaupun ada, efek sampingnya
relatif kecil. Bersifat higroskopis. Suatu zat
disebut higroskopis jika zat
tersebut mempunyai
kemampuan menyerap molekul
air yang baik. Contohnya madu,
gliserin, etanol, metanol, asam
sulfat pekat, dan natrium
hidroklorida pekat (soda
kaustik). Zat yang sangat
higroskopis akan larut dalam
molekul-molekul air yang
diserapnya sehingga mudah
rusak.

Umumnya, pengujian bahan-


bahan pengobatan tradisional
belum sampai tahap uji klinis.

Mudah tercemar berbagai jenis


mikroorganisme.

Tanaman obat memiliki suatu


mekanisme yang dapat
menangkal dan menetralkan efek
samping obat tradisional yang
dikenal dengan istilah SEES (Side
Effect Eleminating Subtanted).
Efeknya lambat, tetapi bersifat
stimulan dan konstruktif. Obat
herbal kapsul yang dikonsumsi,
efeknya baru bisa terasa
beberapa hari kemudian (bisa
sampai 10 hari kemudian).
Bahkan untuk penyakit
sedang/berat atau
menetap/menahun hasilnya
mungkin baru bisa terlihat 1-6
bulan kemudian. Walau perlahan
tapi sifatnya konstruktif, misal
organ tubuh terkait diperbaiki &
diremajakan
Merupakan gabungan seluruh
bahan aktif yang terdapat pada
satu atau beberapa tanaman
obat.
Jika hasil diagnosis sudah jelas,
pengobatan dan perawatan
umumnya dapat dilakukan oleh
anggota keluarga sendiri tanpa
bantuan medis dan sarana
laboratoriumnya.
Tanaman obat sangat efektif
untuk penyakit yang sulit
disembuhkan dengan obat kimia,
seperti kanker, tumor, darah
tinggi, darah rendah, diabetes,
hepatitis, dan stroke.
Harganya murah, bahkan tidak
memakan biaya sama sekali
karena bisa ditanam sendiri.
Harga tanaman obat menjadi
mahal jika dikemas dalam bentuk
isolat, yakni senyawa tertentu
yang diperoleh dalam bentuk
ekstrak tanaman. Misalnya,
Vincristin, yakni obat kanker dari
ekstrak tanaman tapak dara
(Catharanthus Roseus).
Pada kasus-kasus penyakit akut, Obat kimia memiliki efek
bedah relatif lebih cepat teratasi. samping, baik secara langsung
maupun hasil akumulasi. Bahan
Terapi sampingan yang dilakukan kimia tidak bersifat organis
bersama pengobatan kimia (alami), murni, tajam, dan
adalah diet, perlakuan-perlakuan reaktif (mudah bereaksi).
tertentu pada tubuh, seperti Sementara itu, tubuh manusia
bedah operasi, dan manajemen bersifat organis dan kompleks.
stres. Dengan demikian, bahan kimia
bukan bahan yang benar-benar
OBAT KIMIA Memusatkan pengobatan dengan cocok untuk tubuh. Konsumsi
menghilangkan gejala penyakit. bahan kimia untuk tubuh
“terpaksa” dilakukan dengan
Sasaran pokok untuk berbagai batasan atau selama
menyembuhkan dan mengurangi dapat diterima dan ditoleransi
penyakit. oleh tubuh.

Menerapkan pengobatan Obat kimia sering kurang efektif


berdasarkan allopati modern untuk penyakit tertentu. Banyak
(obat-obatan yang meredakan penyakit belum ditemukan
obatnya sehingga obat yang
gejala dalam waktu singkat). digunakan lebih banyak bersifat
simtomatis (menghilangkan
Telah melalui tahapan uji klinis. gejalanya saja) dan digunakan
secara terus-menerus sesuai
Bersifat depresan. dengan gejalanya. Beberapa
penyakit bahkan belum
diketahui sebabnya dan pasien
sering berulang kali ke dokter
dan tidak mengalami kemajuan
atau malah memburuk
keadaannya.

Hampir seluruh obat kimia yang


digunakan merupakan barang
impor. Ini dikarenakan untuk
memproduksi obat kimia
dibutuhkan teknologi yang
canggih, biaya yang mahal, dan
waktu pengujian yang cukup
lama.

Mengandung hanya satu zat


aktif tunggal, hasil isolasi bahan
alami dan sintetik.

Efeknya drastic dan bersifat


destruktif.

Relatif kurang efektif untuk


mengobati penyakit kronis, efek
samping pengobatan lebih
sering terjadi.

 Kelebihan obat tradisional


1. Efek samping OT relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat OT/TO akan
bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran, waktu dan cara
penggunaan, pemilihan bahan serta penyesuai dengan indikasi tertentu.
Ketepatan takaran/dosis
Daun sledri (Apium graviolens) telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan
darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over
dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan
dapat menyebabkan syok.Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih
dari 1 gelas perasan sledri untuk sekali minum.
Ketepatan waktu penggunaan
Sekitar tahun 1980-an terdapat suatu kasus di salah satu rumah sakit bersalin, beberapa
pasien mengalami kesulitan persalinan akibat mengkonsumsi jamu cabe puyang
sepanjang masa (termasuk selama masa kehamilan). Setelah dilakukan penelitian,
ternyata jamu cabe puyang mempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang
percobaan. Oleh karena itu kesulitan melahirkan pada ibu-ibu yangmengkonsumsi cabe
puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus dihambat terus-menerus
sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin didalamnya.
Ketepatan cara penggunaan
Daun kecubung (Datura metel L.) telah diketahui mengandung alkaloid turunan tropan
yang bersifat bronkodilator (dapat memperlebar saluran pernafasan) sehingga digunakan
untuk pengobatan penderita asma. Penggunaannya dengan cara dikeringkan lalu digulung
dan dibuat rokok serta dihisap (seperti merokok). Akibat kesalahan informasi yang
diperoleh atau kesalah fahaman bahwasanya secara umum penggunaan TO secara
tradisional adalah direbus lalu diminum air seduhannya; maka jika hal itu diperlakukan
terhadap daun kecubung, akan terjadi keracunan karena tingginya kadar alkaloid dalam
darah. Orang Jawa menyebutnya ‘mendem kecubung’ dengan salah satu tandanya
midriasis, yaitu mata membesar.
Ketepatan pemilihan bahan secara benar
Berdasarkan pustaka, tanaman lempuyang ada 3 jenis, yaitu lempuyang emprit (Zingiber
amaricans L) lempuyang gajah (Zingiber zerumbert L.) dan lempuyang wangi (Zingiber
aromaticum L.). Lempuyang emprit dan lempuyang gajah berwarna kuning berasa pahit
dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan; sedangkan lempuyang
wangi berwarna lebih putih (kuning pucat) rasa tidak pahit dan berbau lebih harum,
banyak digunakan sebagai komponen jamu pelangsing. Kenyataannya banyak penjual
simplisia yang kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya
mengatakan yang dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi atau
yang lain.
Ketepatan pemilihan TO/ramuan OT untuk indikasi tertentu
Kenyataan dilapangan ada beberapa TO yang memiliki khasiat empiris serupa bahkan
dinyatakan sama (efek sinergis). Sebaliknya untuk indikasi tertentu diperlukan beberapa
jenis TO yang memiliki efek farmakologis saling mendukung satu sama lain (efek
komplementer). Walaupun demikian karena sesuatu hal, pada berbagai kasus ditemui
penggunaan TO tunggal untuk tujuan pengobatan tertentu. Misalnya seperti yang terjadi
sekitar tahun 1985, terdapat banyak pasien di salah satu rumah sakit di Jawa Tengahyang
sebelumnya mengkonsumsi daun keji beling. Pada pemeriksaan laboratorium dalam
urine-nya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi normal. Hal ini
sangat dimungkinkan karena daun keji beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat
menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat lagi mereka jika menggunakan
daun kumis kucing (Ortosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan
dikombinasi dengan daun tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek
diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat
tradisional/komponen bioaktif tanaman obat
Selain itu beberapa contoh TO yang memiliki efek sejenis (sinergis), misalnya untuk
diuretik bisa digunakan daun keji beling, daun kumis kucing, akar teki, daun apokat,
rambut jagung dan lain sebagainya. Sedangkan efek komplementer (saling mendukung)
beberapa zat aktif dalam satu tanaman, contohnya seperti pada herba timi (Tymus
serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat batuk. Herba timi diketahui
mengandung minyak atsiri (yang antara lain terdiri dari : tymol dan kalvakrol) serta flavon
polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan
kalvakrol sebagai anti bakteri penyebab batuk; sedangkan flavon polimetoksi sebagai
penekan batuk non narkotik, sehingga pada tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3
komponen aktif yang saling mendukung sebagai anti tusif.Demikian pula efek diuretik
pada daun kumis kucing karena adanya senyawa flavonoid, saponin dan kalium.
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi
Zat aktif pada tanaman obat umunya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu
tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder; sehingga memungkinkan
tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya
saling mendukung (seperti pada herba timi dan daun kumis kucing), tetapi ada juga
yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi (sperti pada akar kelembak).
Sebagai contoh misalnya pada rimpang temu lawak (Curcuma xanthoriza) yang disebutkan
memiliki beberapa efek farmakologi, antara lain : sebagai anti inflamasi (anti radang), anti
hiperlipidemia (penurun lipida darah), cholagogum (merangsang pengeluaran produksi
cairan empedu), hepatoprotektor (mencegah peradangan hati) dan juga stomakikum
(memacu nafsu makan). Jika diperhatikan setidak-tidaknya ada 2 efek yang kontradiksi,
yaitu antara anti hiperlipidemia dan stomakikum. Bagaimana mungkin bisa terjadi pada
satu tanaman, terdapat zat aktif yang dapat menurunkan kadar lemak/kolesterol darah
sekaligus dapat bersifat memacu nafsu makan. Hal serupa juga terdapat pada tanaman
kelembak (Rheum officinale) yang telah diketahui mengandung senyawa antrakinon
bersifat non polar dan berfungsi sebagai laksansia (urus-urus/pencahar); tetapi juga
mengandung senyawa tanin yang bersifat polar dan berfungsi sebagai astringent/pengelat
dan bisa menyebabkan konstipasi untuk
menghentikan diare. Lain lagi dengan buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang pernah
populer karena disebutkan dapat untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif
Timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh gangguan
metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta
gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan
sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara
lain : diabetes (kecing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan
hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik (radang persendian),
asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung),
haemorrhoid (ambaien/wasir) dan pikun (Lost of memory). Untuk menanggulangi
penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika
mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan
dapat merugikan kesehatan.Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat
alam/OT, walaupun penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang
ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.

 Kelemahan Obat tradisional


Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain :efek farmakologisnya yang lemah, bahan
baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik
dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
Efek farmakologis yang lemah dan lambat karena rendahnya kadar senyawa aktif dalam
bahan obat alam serta kompleknya zat balast/senyawa banar yang umum terdapat pada
tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan ekstrak terpurifikasi, yaitu suatu hasil ekstraksi
selektif yang hanya menyari senyawa-senyawa yang berguna dan membatasi sekecil
mungkin zat balast yang ikut tersari. Sedangkan standarisasi yang komplek karena terlalu
banyaknya jenis komponen OT serta sebagian besar belum diketahui zat aktif masing-masing
komponen secara pasti, jika memungkinkan digunakan produk ekstrak tunggal atau dibatasi
jumlah komponennya tidak lebih dari 5 jenis TO.
Disamping itu juga perlu diketahui tentang asal-usul bahan, termasuk kelengkapan data
pendukung bahan yang digunakan; seperti umur tanaman yang dipanen, waktu panen,
kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman (cuaca, jenis tanah, curah hujan, ketinggian
tempat dll.) yang dianggap dapat memberikan solusi dalam upaya standarisasi TO dan OT.
Demikian juga dengan sifat bahan baku yang higroskopis dan mudah terkontaminasi
mikroba, perlu penanganan pascapanen yang benar dan tepat (seperti cara pencucian,
pengeringan, sortasi, pengubahan bentuk, pengepakan serta penyimpanan).
6. Apasajakriteria yang mengaturobattradisional di Indonesia?

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

Nomor : HK.00.05.4.2411

Tentang

KETENTUAN POKOK PENGELOMPOKAN DAN PENANDAAN

OBAT BAHAN ALAM INDONESIA


persyaratanmutuobattradisional

7. Jelaskanperbedaanantarapengobatantradisionaldenganpengobatankonvensional!
8. Apasajauji yang dilakukanterhadapobattradisional?

NO OBAT TRADISIONAL PENGUJIAN


1 JAMU mengacu pada resep
peninggalan leluhur
tidak memerlukan
pembuktian ilmiah secara
uji klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris
2 OHT uji praklinik.

Dari uji diperoleh


informasi penting tentang
efikasi farmakologi, profil
farmakokinetik, dan
toksisitas calon obat. Uji
praklinik adalah pengujian
obat pada reseptor kultur
sel terisolasi atau organ
yang terisolasi. Setelah itu
diuji pada hewan utuh
seperti mencit, tikus,
kelinci, marmot, hamster,
anjing atau beberapa uji
menggunakan primata.
Hanya dengan
menggunakan hewan utuh
dapat diketahui efek
toksik obat pada dosis
pengobatan. Selain itu
toksisitas merupakan cara
mengevaluasi kerusakan
genetik (genotoksisitas,
mutagenesitas),
pertumbuhan tumor
(onkogenisitas dan
karsinogenisitas), dan
kejadian cacat waktu lahir.
Selain uji pada hewan,
juga dikembangkan uji in
vitro untuk menentukan
khasiat obat. Contohnya,
uji aktivitas enzim, uji
antikanker menggunakan
cell line, uji antimikroba
pada perbenihan mikroba,
uji antioksidan, uji
antiinflamasi.

Jika sudah dinyatakan


memiliki manfaat dan
aman pada hewan
percobaan, bahan obat
diuji ke manusia. Uji itu
disebut dengan uji klinik.
3 FITOFARMAKA Uji klinik
Adalah pengujian pada
manusia, untuk
mengetahui atau
memastikan adanya efek
farmakologi tolerabilitas,
keamanan dan manfaat
klinik untuk pencegahan
penyakit atau pengobatan
segala penyakit.
Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia, No:
760/Menkes/PER/IX/1992
tentang Fitofarmaka
Uji klinis
Uji klinis fase 1 : untuk
melihat keamanan dan
tolerasnsi yang dilakukan
terhadap sukarelawan
yang sehat.
Uji klinis fase 2 : terhadap
sejumlah pasien di RS
untuk menggunakan
keputusan arah
penggunaan dan dosis
serta uji khasiat dan
keamanan terhadap
pasien.
Uji klinis fase 3 : terhadap
pasien dalam jumlah
besar.
Uji klinis fase 4 : melihat
efek setelah di pasarkan
Tahap-tahap Pelaksanaan
 Merencanakan tahap-tahap pelaksanaan uji klinik fitofarmaka termasuk
formulasi, uji farmakologik eksperimental dan uji kimia.
 Melaksanakan uji klinik fitofarmaka
 Melakukan evaluasi hasil uji klinik fitofarmaka
 Menyebar luaskan informasi tentang hasil uji klinik informatika kepada
masyarakat (peneliti boleh mempublikasikan pengujian yang dilakukan dengan
memperhatikan kode etik publikasi ilmiah)
 Memantau penggunaan dan kemungkinan timbulnya efek samping
fitofarmaka.
Tahap-tahap Pengembangan
 Pemilihan jenis obat tradisional yang akan mengalami pengujian dan
pengembangan kearah fitofarmaka berdasarkan prioritas yang digariskan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
 Pengujian Farmakologik
 Pengujian Toksisitas
a. Toksisitas akut waktunya 24 jam
b. Toksisitas sub akut waktunya 4 minggu – 3 bulan
c. Toksisitas kronik waktunya >3 bulan
 Pengujian Farmakodinamik
 Pengembangan sediaan (formulasi)
 Penapisan Fitokimia dan standarisasi sediaan
 Pengujian klinik

Prof Dr Ellin Yulinah, Farmakolog Institut Teknologi Bandung. http://www.trubus-


online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=1467

Dari segi pengujian :

Secara garis besar ada 5 tahapan uji klinik obat

1. Farmakologi & toksikologi, untuk menentukan batas keamanan dan efektivitas obat.
Dilakukan terhadap hewan (biasanya mencit, tikus dan kera). Pada hewan, dalam
penelitian pra-klinik, telah diteliti sifat-sifat farmakologik suatu obat baru.

2. Fase 1 - untuk mengetahui apa efek obat itu di dalam tubuh manusia. Tujuan
penelitian fase ini ialah meneliti sifat-sifat farmakologik obat tsb. sehingga tercapai efek
terapetik maksimum. Biasanya dilakukan terhadap 50-150 sukarelawan yang sehat.

3. Fase 2 - untuk menentukan dosis terapi si obat. Tujuan utama dari percobaan-
percobaan di sini ialah meneliti apakah suatu obat baru berguna untuk satu (atau lebih)
indikasi

klinik. Dilakukan terhadap 100-200 pasien.

4. Fase 3 - untuk memastikan efek terapi, efek samping dan keamanan. Yang dipakai
sebagai pembanding adalah obat standar dan placebo. Keputusan untuk memasuki fase
3 diambil bila para peneliti yakin bahwa rasio manfaat : risiko obat itu dapat diterima.
Pasien yang

dilibatkan biasanya 50-5000 orang. Uji ini mutlak perlu untuk registrasi obat baru ke
FDA.

5. Fase 4 - uji klinik setelah obat dipasarkan, jika diminta oleh badan yang berwenang.
Dapat dikatakan bahwa fase 4 mencakup semua penelitian yang dilakukan setelah obat
baru mendapat izin untuk pemasarannya. Oleh sebab itu penelitian fase 4 harus di-
disain untuk mengungkapkan: Efek samping akibat penggunaan kronik; Manfaat obat
dalam penggunaan jangka panjang; Data-data komparatif lainnya dalam penggunaan
jangka panjang; Non-responder; Penggunaan-penggunaan baru dan indikasi baru;
Penilaian kemungkinan penyalahgunaan obat; Penilaian kemungkinan penggunaan obat
secara berlebihan; Interaksi obat dan kompatibilitasnya dengan zat-zat lain.

http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=med&tipe=cdk&detail=printed&cat=det&det_id
=141

Apakahfaseawaldanakhirberupalanjutanataupilihberdasarkankondisiterentu

9. Jelaskanmengenaiisidaripermenken 1109 thn. 2007!


10. SebutdanJelaskanAspekdalamTrad-CAM !

persyaratanmutu di BPOM?????

11. Bagaimanakoseppengembanganobatbahanalamdiindonesia?
12. Penggunaanmacamobattradisionaldalampelayanankesehatan formal (jamu, OHT,
fitofarmaka) dilihatdariperbedaanujinya.

Anda mungkin juga menyukai