UJI PREKLINIK
STEP 1 :
Tolerabilitas :
a/ kemampuan obat untuk dapat ditoleransi.
STEP 2 :
STEP 3 :
Hasil :
STEP 7 :
1. apa yang dimaksud dengan tolerabilitas ? Apa perbedaan nya dengan toksisitas ?
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali, atau
beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.
Percobaan jenis ini mencakup pemberian obat secara berulang selama 3 – 6 bulan atau
seumur hewan, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus, dan 7 – 10 tahun
untuk anjing dan monyet. Memperpanjang percobaan kronik untuk lebih dari 6 bulan tidak
akan bermanfaat, kecuali untuk percobaan karsinogenik.
Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pajanan penelitian
toksikologi menurut Frank C. Lu (1995) dibagi dalam :
a. Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat toksik yang sedang diuji
sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.
b. Uji toksisitas jangka pendek (penelitian sub akut atau sub kronik), dilakukan dengan
memberikan bahan toksik berulang-ulang biasanya setiap hari atau lima kali
seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10 % dari masa hidup hewan.
c. Uji toksisitas jangka panjang, dilakukan dengan memberikan zat kimia berulang-
ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian dari masa
hidupnya.
Uji Karsinogenik : tikus dalam waktu 24 bulan sedangkan pada mencit 18 bulan.
Berdasarkan Japenese Guidelines for Toxicity Studies lama uji pada tikus 130 minggu
dan pada mencit 104 minggu.
- Parameter yang diamati adalah terbentuknya neoplasma dan peningkatan kasus
neoplasma sejalan dengan peningkatan dosis bahan uji.
- Uji Mutagenik meliputi mutasi gen dan mutasi kromosomal.
- Mutasi gen adalah perubahan pada sekuen nukleotida pada satu atau beberapa
segmen yang dikode gen dalam bentuk substitusi basa purin atau pirimidin, atau
penghilangan/pergeseran basa tertentu yang berakibat perubahan pada sekuen
DNA.
- Mutasi kromosomal yaitu perubahan morfologi pada struktur kromosom seperti
abrasi kromosom, delesi kromosom.
- Pada uji mutagenik ini dilakukan uji secara in vitro yakni menggunakan mutasi
gen pada bakteri dan uji secara in vivo menentukan kerusakan gen pada hewan
mamalia melalui sumsum tulang menentukan tingkat kerusakan kromosom,
sedangkan untuk mendeteksi kerusakan DNA menggunakan sel hati mencit
atau tikus.
Sumber : DEWA KETUT MELES. 2010. PERAN UJI PRAKLINIK DALAM BIDANG
FARMAKOLOGI: UNAIR
4. apa saja tahapan dari uji preklinik?
Sumber : DEWA KETUT MELES. 2010. PERAN UJI PRAKLINIK DALAM BIDANG
FARMAKOLOGI: UNAIR
Sumber : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
761/MENKES/SK/IX/1992 TENTANG PEDOMAN FITOFARMAKA
Hewan Uji
Ada beberapa cara mengorbankan hewan uji pada uji toksisitas; pada
prinsipnya hewan uji dikorbankan sesuai dengan kaidah-kaidah cara dan
teknik pengorbanan hewan sesuai dengan ethical clearence deklarasi Helsinki
serta tidak mempengaruhi hasil uji toksisitas.
1. Eutanasi
Sumber : PerKBPOM__Nomor_7_Tahun_2014_tentang_in_vivo.
Mudah di ambil darahnya dan jumlah darah yang dapat diambil cukup
banyak
Sumber : Hau, J., & Hoosier Jr., G. L. (2003). Handbook of Laboratory Animal
Science Second Edition. Boca Raton: CRC Press
Selain itu pemilihan jenis hewan yg dipilih pun harus tepat menggambarkan
kondisi yg diinginkan. Contohnya :
- untuk obat fertilitas digunakan hewan uji tikus/rat galur Sprague Dowley/SD
bukan Wistar atau jenis tikus lainnya, krn tikus jenis SD memiliki anak banyak shg
pengamatan akan lbh baik dg jumlah sample yg banyak.
- Utk uji painkiller digunakan mencit/mice jika utk menilai nyeri ringan yakni
dengan penyuntikan asam asetat glacial ke peritoneum mencit, tapi jika
sasarannya nyeri tekanan digunakan tikus bias Wistar atau SD, karena tikus akan
dijepit ekornya atau telapak jarinya dengan alat tertentu, sementara kalo nyeri
berupa panas, digunakan boleh mencit atau tikus krn hewan akan diletakkan di
hot plate.
- Utk obat antihipertensi, digunakan kucing atau anjing teranestesi, krn system
kardiovaskulernya paling mirip dg manusia
- Utk obat antiinflamasi digunakan baik tikus yang disuntik karagenan di bawah
kulitnya shg melepuh atau telinga mencit disuntik croton oil, bahkan kaki tikus
sering dipotong utk menimbang udem yg terbentuk
- Utk asam urat digunakan ayam/burung yg dikasih makan jus hati ayam (ayam
makan ayam) krn metabolisme asam urat pada manusia mirip dg yg terjadi dg
biokimiawi di keluarga burung.
- Uji stamina digunakan tikus atau mencit, krn tubuhnya kuat dan tahan di
dalam air, hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill.
- Utk uji kanker, digunakan punggung tikus yg diimplan dg sel kanker, atau
paru-paru tikus setelah dipejankan benzo(a)pirena
Cara memegang hewan uji jenis rodensia berbeda antara tikus dan mencit pada saat
pemberian sediaan uji secara oral. Pemegangan yang benar sangat diperlukan
sewaktu pemberian sediaan uji, karena pemegangan yang salah dapat berakibat
fatal.
- Sediaan uji yang diberikan tidak dapat masuk kedalam lambung tetapi
masuk kedalam paru-paru, sehingga mengakibatkan kematian hewan uji.
- Terjadinya kecelakaan kerja seperti tergigit oleh hewan.
Menurut SHORT, D.J dan WOODNOTT, D.P (1963) dalam bukunya The IAT,
Manual of Laboratory Animal Practice and Techniques, jenis-jenis hewan
percobaan mencit, marmut dan kelinci temperatur ruangan yang
direkomendasikan adalah : 22,2°C; 15,5°C dan 12,77°C, sedangkan
kelembaban relatif bervariasi antara 45--55% untuk semua hewan tersebut.
Keadaan semacam ini sukar dicapai terutama untuk daerah dataran rendah.
1. Freedom from hunger and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus)
Memberikan akses makanan dan air minum yang sesuai dan memadai untuk
kesehatan hewan mencakup jumlah dan komposisi nutrisi. Kualitas makanan dan air
minum yang memadai dibuktikan melalui analisis proximate makanan, mutu air
minum, dan uji kontaminasi yang dilakukan secara berkala.
2. Freedom from discomfort (bebas dari ketidaknyamanan)
Menyediakan lingkungan yang bersih dan paling sesuai dengan biologik spesies
antara lain meliputi siklus cahaya, suhu, dan kelembaban lingkungan serta fasilitas
fisik seperti ukuran kandang dan komposisi kelompok.
3. Freedom from pain, injury, and disease (bebas dari rasa sakit, trauma, dan penyakit)
Program kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan meminimalkan/
meniadakan rasa sakit, serta pemilihan prosedur dilakukan dengan pertimbangan
meminimalkan rasa sakit (non-invasive), penggunaan anestesia dan analgesia bila
diperlukan, serta eutanasia dengan metode yang manusiawi dalam rangka untuk
meminimalkan bahkan meniadakan penderitaan hewan.
4. Freedom from fear and distress (bebas dari ketakutan dan stress jangka panjang)
Memberikan kondisi lingkungan dan perlakuan untuk mencegah/ meminimalkan
timbulnya stress (aspek husbandry, care, penelitian), memberikan masa adaptasi dan
pengkondisian (misalnya training) bagi hewan terhadap prosedur penelitian,
lingkungan baru, dan personil. Semua prosedur pada hewan dilakukan oleh personil
yang kompeten, terampil dan terlatih.
5. Freedom to express natural behavior (bebas mengekspresikan tingkah laku alami)
Memberikan ruang dan fasilitas untuk program pengayaan lingkungan
(environmental enrichment) yang sesuai dengan karakteristik biologik dan tingkah
laku species seperti food searching dan foraging, memberikan sarana untuk kontak
sosial bagi species yang bersifat sosial seperti pengandangan berpasangan atau
berkelompok, dan memberikan kesempatan untuk grooming, mating, bermain, dan
lainnya.
http://www.batan.go.id/etik_hewan_lampiran.php
Hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah hewan yang sengaja dipelihara dan
diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model, dan juga untuk mempelajari dan
mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan
laboratorik. Animal model atau hewan model adalah objek hewan sebagai imitasi (peniruan)
manusia (atau spesies lain), yang digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau
patobiologis (Hau & Hoosier Jr., 2003).
Dari keadaan tersebut di atas, timbul beberapa dilema dalam hal penyediaan hewan
percobaan, misalnya penyakit, lingkungan, seleksi dan pengelolaan (Sulaksono, 1987).
8. bagaimana cara terminasi hewan coba ?
9. apa saja kode etik pada uji preklinik untuk hewan coba ?