Anda di halaman 1dari 28

13 of 51

Asuhan keperawatan kanker kulit

702 views

    

Operator Warnet Vast Raha

Follow

Published on Jun 25, 2014

Published in: Engineering

0 Comments

0 Likes

Statistics

Notes

 Be the first to comment


Asuhan keperawatan kanker kulit

1. 1. KATA PENGANTAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya

sehingga makalah yang berjudul “Askep kangker kulit “ ini dapat terselesaikan

sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW,

keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa

memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti

dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna

penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa

perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran

Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun

menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik

dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun

terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha,April 2014 Penyusun

2. 2. DAFTAR ISI SAMPUL

.....................................................................................................

 HALAMAN ..............................................................................................

KATAPENGANTAR................................................................................... BAB I

PENDAHULUAN A. LatarBelakang.................................................................................. B.

Tujuan.............................................................................................. C.

RumusanMasalah............................................................................... BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT a. Defenisi................................................................................... b.

Etiologi......................……………………………………….... c.
Patofisiologi............................................................................ d. Manifestasi

klinis.................................................................... e.

Komplikasi.............................................................................. f.

Klasifikasi................................................................................ g.

Pencegahan.............................................................................. h. Pemeriksaan

Diagnostik........................................................... i. Pemeriksaan

Penunjang........................................................... B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN a.

Pengkajian............................................................................... b.

Diagnosa................................................................................... c.

Intervensi/perencanaan............................................................ d. Implementasi dan

Evaluasi....................................................... BAB III PENUTUP a.

Kesimpulan........................................................................................ b.

Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA

 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kulit ialah suatu penyakit yang

ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di

sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa

jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan

tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa

(KSS) dan melanoma maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa

seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker

kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri

dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit

lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan

sinar matahari. Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di

Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus.
Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis

kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi

kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel

Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel

Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma,

namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya. Tingginya insidensi kanker kulit

membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga

berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit.

 4. Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang cukup serius. Walaupun, malignant

melanoma (salah satu jenis kanker kulit yang fatal) bukan merupakan kanker yang banyak

terjadi di Indonesia, tetapi kanker tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan jenis kanker

yang lain. Diagnosis dini terhadap kanker tersebut merupakan hal yang penting, karena

kemungkinan untuk dapat disembuhkan pada tahap dini sangat besar. Karsinoma sel basal

adalah paling umum. Di Amerika, seramai 800.000 orang menghidapi kanser ini setiap tahun.

75% kanser kulit adalah kanser sel basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati di 200.000

rakyat Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai tetapi

menyebabkan paling banyak kematian. Mengikut WHO, sebanyak 16.0000 orang menghidapi

melanoma setiap tahun dan sebanyak 48000 kematian dilaporkan setiap tahun. Setidaknya 60

ribu orang di seluruh dunia meninggal tiap tahun akibat kebanyakan terkena sinar matahari.

Kebanyakan dari mereka tewas karena mengidap kanker kulit yang ganas. Sekitar 90 persen

dari kanker kulit itu disebabkan oleh sinar ultraviolet sang surya. Demikian hasil studi terbaru

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),seperti diberitakan Fox News. Ini merupakan laporan

detail pertama mengenai dampak global sinar matahari. WHO menyatakan, sekitar 48 ribu

kematian terjadi setiap tahun akibat penyakit kanker kulit jenis melanoma ganas. Sedangkan

12 ribu kematian lainnya diakibatkan oleh jenis kanker kulit lainnya. Saat ini telah banyak
dari para ilmuan menemukan berbagai metode untuk mendeteksi penyakit kanker kulit.

Seperti metode Dermatoscopic yang menggunakan metode non invasiv dengan bantuan

komputer.

 5. B. Tujuan 1. Dapat mengetahui konsep medis Kangker Kulit 2. Dapat mengetahui

asuhan keperawatan Kangker Kulit. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep medis

Kangker Kulit..? 2. Bagaimana asuhan keperawatanKangker Kulit..?

 6. BAB II PEMBAHASAN KONSEP MEDIS A. Definisi Kanker kulit adalah penyakit

dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel

kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel

kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010). Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak

dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul

dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan

(Mangan,2005). Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah

yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar

matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005). Kanker kulit ialah suatu

penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat

merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit

terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis

sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB),

karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006) B.

Etiologi Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa

factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: 1. Paparan Sinar

Ultraviolet (UV)

 7. Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari

sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik
dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker

kuli 2. Kulit Putih Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada

orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada

orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan

berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-

orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya

cenderung lebih kecil 3. Paparan Karsinogen Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin,

tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam

banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker

kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir.

Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan

kanker atau tumor. Akhir- akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di

Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya

adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002). 4. Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika

ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit

pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat 5. Faktor usia

 8. Hari ini semakin banyak orang yang terkena kanker kulit. Sebagian besar usia mereka

selalu 60 tahun ke atas. Meskipun ada usia di bawah 60 tahun, tapi jumlahnya sangat kecil. 6.

Rokok dan tembakau Asap dihirup oleh hidung juga diduga menjadi salah satu penyebab

kanker kulit. Hal ini dapat terjadi tidak hanya pada orang yang merokok tapi juga orang yang

tidak merokok tetapi menghirup asap yang terlibat secara tidak sengaja dari rokok. 7. Sinar

matahari Terutama dalam terang hari. Seperti kita ketahui, matahari memiliki kandungan

ultraviolet juga diyakini menyebabkan kanker kulit. Untuk itu ketika keluar dari ruang

dianjurkan untuk menggunakan pelindung kulit, untuk pakaian misalnya yang tertutup atau
payung. 8. Bahan kimia Dapat terjadi pada sayuran dan buah-buahan yang menggunakan

pestisida berlebihan. Demikian juga, makanan yang menggunakan bahan pengawet kimia,

serta kosmetik atau kosmetik yang mengandung zat kimia juga cukup tinggi. 9. Bakteri dan

virus atau kuman Untuk menghindari serangan bakteri, virus dan kuman yang menyebabkan

kanker kulit adalah selalu menjaga kebersihan dan tidak saling pasangannya selama

hubungan seksual.

 9. C. Patofisiologi Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena

kanker kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari

sebuah bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan

keganasan dari sel-sel yang berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak

jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun

telah memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang

akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar ke

daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini, pengobatan konvensional

dan terapi biologis bekerjasama untuk saling mengobati kanker kulit tersebut D. Manifestasi

Klinis Gejala-gejala yang sering muncul akibat kanker kulit antara lain :  Benjolan kecil

yang membesar Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya

mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar.

Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau

kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah

dila dangkat  Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah Benjolan ini

membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh 

Tahi lalat yang berubah warna

 10. Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah

berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
 Koreng atau borok dan luka yang tidak sembuh Koreng dan luka yang sudah lama, tidak

pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras

serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau

terinfeksi.  Bercak kecoklatan pada orang tua Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan

lengan, bercak ini makin lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak

gatal, dan tidak sakit.  Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan Bercak ini

ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak

ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit

maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas

permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah E. KOMPLIKASI

Kecacatan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah yang

membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti halnya ada melanoma.

Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi

pembedahan masih mungkin di lakukan.

 11. Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan

mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis. F. kLASIFIKASI KANKER KULIT

1) Karsinoma sel basal (KSB) a. Definisi Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB)

merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel

rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh

lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit

sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan

(Brunner and Suddarth, 2002). b. Manifestasi klinis Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel

Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan,

badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002). Penyakit ini dimulai dengan papula kecil,

warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma
mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah

dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005). Menurut (Marwali, 2000) gambaran

klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu: 2) Karsinoma sel skuamosa a. defenisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam

epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma

ini dapat pula timbul dar kulit yang

 12. normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002). Kanker ini

merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan mengadakan

metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat

dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002). b. Manifestasi klinis Bagian

tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar

matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada

orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada

orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan

dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002). Penyakit ini

dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur.

Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah

berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor

menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005). 3). Melanoma

maligna a. Definisi Melanoma Maligna Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna

dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan

kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002).. Melanoma Maligna merupakan

suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit.

Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja
 13. melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah

kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000). Melanoma Maligna

adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-

hitaman pada kulit (Siregar, 2005). G. PENCEGAHAN Beberapa tindakan yang dapat

dilakukan untuk menghindari kanker kulit adalah : 1. Terpapar pada waktu yang lama dengan

sinar UV dapat merusak kulit, bila ingin beraktivitas dibawah sinar matahari yang aman

adalah sebelum jam 10 pagi dan sesudah jam 4 sore. Saat dimana sinar matahari tidak terlalu

kuat. 2. Usahakan selalu mencari tempat yang teduh saat anda berada diluar ruangan 3.

Gunakan topi, setidaknya yang mempunyai tepi 4 inc sekeliling, sehingga efektif menutup

wajah, leher dan telinga. 4. Sebaiknya menggunakan baju atau pakaian yang panjang dan

menutupi permukaan tubuh, dengan bahan yang tebal 5. Gunakan sunscreen yang

mengandung sun potrection factor (SPF) yang cukup, 15 menit sebelum terpapar matahari,

ulangi pemakaian bila anda berenang atau berjemur, pastikan jenis sunscreen yang anda

gunakan mampu mencegah radiasi Sinar UV terutama kebagian wajah 6. Meskipun anda

menggunakan pakaian tetap anda harus tetap mengupayakan untuk mengoleskan sunscreen

diarea tertutup 7. Hati-hati sinar UV dapat dipantulkan dari air, pasir, salju, dan permukaan

yang berwarna terang, jadi rajin-rajin mengoleskan suncreen saat anda berada diarea tersebut

 14. 8. Ingat radiasi sinar matahari akan menembus kaca dan air, jadi anda tetap

membutuhkan perlindungan saat berada didalam ruangan. 9. Hindari sinar lampu didalam

ruangan dan tanning bed, bisa saja lebih panas untuk kulit anda dibandingkan sinar matahari (

Basuki,2010). H. PEMERIKSAAN AGNOSTIK Penyakit kanker kulit berbeda dengan

penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata

pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis

riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati

dibawah Mikroskop. Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat menanggkap
gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah

permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar

dari 2,5 cm. a. Pengobatan Terdapat banyak alternatif pengobatan : 1. Kuretase dan

elektrodesikasi. Keuntungan : - Teknik sederhana - Meninggalkan luka yang teratur dan

kering. Kerugian : - Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.

- tiadak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat. 2. Bedah

eksesi. Keuntungan : - penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering. Kerugian

 15. - membutuhkan waktu. - Biaya mahal - pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.

3. Radioterapi. Keuntungan : - bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan

metode pembedahan. - bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan

dilakukan anestesi umum. Kerugian : - memerlukan pralatan yang mahal - memerlukan

kunjungan yang berulang kali. - memberikan efek samping yang signifikan. 4. Bedah beku.

Keuntungan : - tekniknya cepat. - peralatan yang dibutuhkan sedrhna. - tidak mempengruhi

syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran air mata. Kerugian : - rasa nyeri

dan edema. - dafat terjadi hipopigmentasi. 5. Bedah mikrogafik mohs. Keuntungan : -

evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan tekinik seksi

vertikal tradisional. - dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri

semua fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.

 16. - Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau

meminimalkan jaringan yang hilang. Kerugian : - memerlukan dokter dan petugas

laboratorium histopatologi yang terlatih. - Biayanya mahal. 2 I. PEMERIKSAAN

PENUNJANG 1. Laboratorium test dan Cuci darah. Test lab dan pemeriksaan darah

membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status

hematologic. 2. Biopsy jaringan Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen


biopsy yang diperoleh dengan cara eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe,

taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu

luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan

(Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan,

kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat

diandalkan. 3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan. Untuk melanoma

yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase

penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

 17. B. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengumpulan Data a. Biodata 

Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa,

tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung

jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan

klien. Riwayat kesehatan  Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum

masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : Mendadak dan Hilang timbul R :

Kulit S : 6 (0-10) T : Aktivitas dan pola makan pasien yang tidak teratur • Riwayat kesehatan

dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. -

Riwayat pemakaian obat-obatan

 18. 1. Pengkajian Sekunder  Aktivitas / istrahat Gejala : Nyeri karena gerakan, nyeri

tekan, memburuk karena kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan

simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh terhadap gaya hidup, waktu

senggang,pekerjaan.Keletihan. Tanda : - Malaise. - Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot,

kulit; kontraktur/kelainanpadasendidanotot.  Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud

jari tangan/kaki (mis., pucat intermiten,sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum

warna kembalinormal).  Integritas ego Gejala : - Faktor-faktor stress akut/kronis; mis.,


finansial, pekerjaan,ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. - Keputusasaan dan

ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). - Ancaman pada konsep diri, citra tubuh,

identitas pribadi, (mis.,ketergantungan pada diri orang lain).  Makanan dan cairan Gejala : -

Ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat; mual. -

Anoreksia. - Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ). Tanda : Penurunan berat

badan.Kekeringan pada membran mukosa.  Hygiene Gejala : - Berbagai kesulitan untuk

melaksanakan aktivitas perawatanpribadi.

 19. - Ketergantungan pada diri orang lain.  Neurosensori Gejala : Kebas/kesemutan pada

tangan dan kaki., hilangnya sensasi pada jaringan.Pembengkakan sendi simetris. 

Nyeri/Kenyamanan Gejala : Fase akut dari nyeri mungkin/mungkin tidak disertai oleh

pembengkakan jaringan lunak pada sendi.Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada

pagi hari).  Keamanan Gejala : - Kulit mengkilat, tegang; nodul subkutaneus. - Lesi kulit,

ulkus kulit - Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. - Demam ringan

menetap. - Kekeringan pada mata dan membran mukosa. 2. Pengkajian Fisik • Tanda-tanda

Vital Saat Pasien Masuk Rumah Sakit • Suhu tubuh : 37 0 C • Denyut Nadi : 60 kali /menit •

Pernafasan : 18 kali /menit • Tekanan Darah : 90/70 mmHg a. Kepala : Bentuk :

simetrisdanoval Keluhanyangberhubungan: tidakada Pusing/sakit kepala : tidak b. M a t a :

Ukuran pupil 5 mm Isokor: baik Reaksiterhadapcahaya: pupil mengecil Akomodasi: baik

Bentuk: simetris Konjunctiva : merahpucat Fungsi penglihatan : baik - Baik/kabur/tidak jelas

: baik

 20. - Dua bentuk: tidak - Rasa sakit : tidak Tanda-tanda radang tidakada Pemeriksaan mata

terakhir : setahunyanglalu Operasi: tidak Kacamata: menggunakankacamataplus

LensaKontak: Klien tidak menggunakan lensa kontak c. Hidung : Reaksi Alergi :

bersinbilaberdebu,Caramengatasinya dibiarkan saja Pernah mengalami flu :

Pasienpernahmengalamiinfluensa Bagaimana frekwensinya dalam setahun : sering Sinus :


normal Perdarahan : tidakada d. Mulut & Tenggorokan : Kerusakangigipadamolar3dan

2superiordekstra Kesulitan/gangguan berbicara : tidak Kesulitan menelan : tidak Pemeriksaan

gigi terakhir : tidakpernah e. Pernafasan : Pola Nafas : Vesikuler Batuk : kadang-kadang

Sputum: tidak ada Nyeri: tidakada Kemampuan melakukan aktifitas : normal Batukdarah :

tidak Rontgen Foto terakhir : tidakdilakukan .Hasil tidakada Sirkulasi : Nadi Perifer:

70kali/detik Capilary Refilling : 3detik Distensi Vena Jugularis : Tampak Suara Jantung

:tunggal Suara Jantung tambahan : Tidakada Irama jantung (monitor) : Tidakdilakukan f.

Keadaan Ekstremitas : (mobilitasberkurang) Nyeri : pada bagian sendi jari Edema:ada

Palpitasi : Tidakada Baal: tidak

 21. Perubahan warna (kulit, Kuku, Bibir, dll) : Ekstremitasatas (sendi-

sendipadadigitimanus)nyeridansulitdigerakkan. Clubbing : tidakada g. Eliminasi : Pola rutin

Normal (b.a.b)PenggunaanLaxan: Tidakditerapkan Diare : Kadang-kadang (b.a.k)

Inkontinensia Infeksi : Tidak ada Nematuri – Catheter : Tidakditerapkan Urine Output

>2000ml h. Reproduksi : Kehamilan Tidak Buahdada normalsesuaiumur Perdarahan : tidak

ada Keputihan :tidakada PenggunaanKateter : tidak ada i. Neurologis : Tingkat kesadaran :

sadar Orientasi : pasien dapat berorientasi terhadap waktu Koordinasi : pasien dapat

berkoordinasi dengan anggotagerak tubuh j. Muskuloskeletal : Nyeri pada bagian digit manus

Kulit : nyeri pada bagian kanker Warna : kemerahanpadakankerkulit Integritas : kering

Turgor : jelek 3. Pengkajian kdm 1. Aktivitas / istirahat Perubahan pada pola istirahat dan

jam kebiasaan tidur pada malam hari ; adanya factor – factor yang mempengaruhi tidur,

keterbatasan

 22. partipasi dalam hobi, latihan, pekerjaan atau profesi denganpemajanan karsinogen

lingkungan , tingkat stress tinggi. 2. Sirkulasi Perubahan pada tekanan darah. 3. Integritas ego

Masalah tentang perubahan penampilan Menyangkal diagnosis , perasan tidak berdaya, putus

asa , tidak mampu, tidak bermakna dan depresi. 4. Eliminasi Perubahan pada pola defekasi,
Perubahan eliminasi urinarius 5. Makanan / cairan Kebiasaan diet buruk misal : rendah serat,

tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet. Anoreksia , intoleransi makanan, Penurunan pada

berat badan. 6. Nyeri / kenyamanan Ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya : ketidak

nyamanan ringan sampai nyeri berat. 7. Keamanan Pemajanan pada kimia toksik,

karsinogen., Pemajanan matahari lama / berlebihan. 8. Seksualitas

 23. Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.

9. Interaksi social Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung. Pengelompokkan data

Data subyektif -Klien mengatakan tahi lalat sering gatal dan dilakukan garukan yang

mengakibatkan luka dan berair. - Klien mengatakan nyeri dibagian luka - Keluarga Klien

mengatakan klien mudah tersinggung. - Keluarga Klien mengatakan klien susah makan. .

Data obyektif . - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau - Luka klien terlihat

kemerahan - Klien tampak meringis - Klien terlihat tidak berdaya ANALISIS DATA Data

Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan - Klien mengatakan tahi lalat sering gatal dan

dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair. - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi

lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau- hijauan - Luka semakin lama

semakin besar dan pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. - Kondisi luka sebagian

kuning kehijauan dan berbau Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.

 24. - - Luka klien terlihat kemerahan - Teraba panas didaerah luka - Terlihat bengkak

didaerah luka Resiko tinggi penyebaran Infeksi - klien mengatakan nyeri dibagian luka -

Pasien tampak meringis - HR,RR,TD meningkat Gangguan rasa nyaman nyeri - Luka

semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka

sebagian kuning kehijauan dan berbau. - Keluarga klien mengatakan bahwa ny B hanya

berdiam diri di rumah saja karena - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah hidung

bagian kiri berwarna hitam kehijau- hijauan - Luka semakin lama semakin besar dan pipi,
hidung, dan mata juga menjadi luka. - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau -

Klien terlihat tidak berdaya . Perubahan citra tubuh

 25. merasa malu kepada orang lain dengan keadaannya sekarang - Keluarga klien

mengatakan saat ini klien mudah tersinggung - Keluarga klien mengatakan klien susah untuk

makan - Keluarga klien mengatakan berat badan klien menurun - Klien tidak menghabiskan

makanannya - Klien terlihat lebih kurus Resiko pemunahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Prioritas Masalah 1.Gangguan integritas kulit 2.Resiko penyebaran infeksi 3 Gangguan rasa

nyaman 4.perubahan citra tubuh 5resiko pemenuhan nutrisi

 26. B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses

malignansi. 2. Resiko tinggi penyebaran Infeksi 3. Gangguan rasa nyaman nyeri 4. Perubahan

citra tubuh 5. Resiko pemunahan nutrisi kurang dari kebutuhan C. Intervensi N o. Diagnosa

Keperaw atan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional 1. Ganggua n

integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignan si. Setelah dilakuka n intervens i keperaw

atan selama 3x24 jam, ganggua n integritas kulit bisa diatasi dengan kriteria 1. Kaji kulit

dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan

penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.

2. Mandikan dengan air hangat dan sabun 1. Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi)

dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi

lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga

dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.

 27. hasil: 1. Luka tidak berair 2. Luka tidak bau ringan. 3. Dorong pasien untuk

menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk. 4. Anjurkan

pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter. 5.

Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi. 6. Hindari

menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari memberikan
panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit 2. Memertahankan

kebersihan tanpa mengiritasi kulit. 3. Membantu mencegah friksi/ trauma kulit. 4. Dapat

meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata. 5. Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area

terapi radiasi. 6. Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

 28. sebagai identifikasi area iradiasi. Kolaborasi: 1. Pemeriksaan kultur pus. 2. Pemberian

obat topikal 3. Penjadwalan terapi selanjutnya: Kemoterapi atau bedah. 1. Pemeriksaan kultur

pus untuk mengetahui perkembangan penyakit, apakah terjadi infeksi atau tidak. 2.

Mengurangi bau tidak sedap. 3. Kanker klien sudah stadium 3, diperlukan terapi lanjutan

seperti kemoterapi untuk mengontrol sel- sel kanker atau tahap pembedahan untuk

membuang sel kanker. 2. Resiko tinggi penyebar an infeksi berhubun gan dengan malnutris i.

Setelah dilakuka n intervens i keperaw atan selama 3x24 jam, infeksi 1. Tingkatkan prosedur

mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami

infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi. 2. Tekankan higene personal 1. Lindungi

pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yangmengalami ISK 2.

Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan

 29. tidak menyeba r kearea yang lain dengan kreteria hasil: Luka tidak terdapat kemerah an

Luka tidak teraba panas 3. Patau suhu 4. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik

aseptik. sekunder. 3. Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau

anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit

atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai

dengan segera. 4. Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen

infeksius. 3 Nyeri akut berhubun gan Setelah dilakuka n intervens 1. Tentukan riwayat nyeri

misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan 1. informasi memberikan data dasar untuk

mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan


 30. berhubun gan dengan proses penyakit (kompres i/destruk si jaringan saraf,infi ltrasi

saraf atau suplai vaskular nya,obstr uksi jaringan saraf,infl amasi.). i keperaw atan selama

3x24 jam, nyeri bisa berkuran g dengan kreteria hasil: Klien tidak terlihat meringis Nyeri

klien berkuran g intensitas (skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan. 2.

Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi. Ajarkan

pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan. 3. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal

reposisi, gosokan punggung dan aktifitas hiburan misal musik dan televisi. 4. Dorong

penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,visualisasi, intervensi.

Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan dengan baik respons fisik

dan emosional. 2. Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit

terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang

digunakan. 3. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. 4.

Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat

 31. bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik 5. Evaluasi penghilang

nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu. kan rasa kontrol. 5. Tujuan nya adalah

kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS. 4. Perubaha n nutrisi kurang

dari kebutuha n berhubun gan dengan konsekue nsi kemotera pi Setelah dilakuka n intervens i

keperaw atan selama 1x24 jam, klien bisa menghab iskan makanan ya dengan kreteria hasil 1.

Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan

sesuai indikasi. 2. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah

penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari. 3. Dorong pasien untuk

makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat. 1. Mengidentifikasi

kekuatan/ defisiensi nutrisi. 2. Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,

khusus nya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari norma 3. Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produk sisa).

Sumplemen dapat

 32. Klien menghab iskan makanan BB tidak turun Dorong penggunaan suplemen dan

makan sering/ lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari. 4. Ciptakan suasana makan

malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/ teman

5. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang

sebelum makan. memainkan peran penting dalam mempertahan kan masukan kalori dan

protein adekuat. 4. Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan

masukan. 5. Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia,

dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral 5 Ganggua n harga diri berhubun gan

dengan proses Setelah dilakuka n intervens i keperaw atan 1. Diskusikan dengan pasien/

orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi

pasien/ rumah dan 1. Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah. 2. Dapat membantu

 33. penyakit, kecacata n bedah,ef ek samping kemotera pi atau radiotera pi. selama 3x24

jam, nyeri bisa berkuran g dengan kreteria hasil: Klien tidak terlihat meringis Nyeri klien

berkuran g aktivitas kerja. 2. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/

pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya. 3. Berikan

dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan. 4.

Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan

kontak mata. menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau

merangsang kemnajuan penyakit. 3. Meskipun beberapa pasien mampu

beradaptasi/menyesuai kan dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan

dukungan tambahan selama periode ini. 4. Pemastian individualitas dan penerimaan penting

dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.


 34. D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Hari/tangg al wakt u D X Implementasi

Evaluasi Senin20 juni 2013 0 1 1.Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien lemah.

2.Mengkaji TTV.Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 60 kali /menit -Pernafasan: 18

kali /menit -Tekanan Darah : 90/70mmHg 3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan

intensitas (skala 0-10).Hasil: Nyeri pada tahi lalat 4.Memberikan matras/kasar keras,bantal

kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien belum merasa nyaman.

5.Membiar posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di

tempat tidur sesuai indikasi. S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri Pasien belum merasa

nyaman O : KU: lemah TTV: -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 60 kali /menit -Pernafasan:

18 kali /menit -Tekanan Darah : 90/70mmHg Edema pada tahi lalat, nyeri masih terasa,

skalanyeri 7, Pasien anemia sedang,aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat

 35. 0 2 Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang. 6.Menempatkan/pantau

penggunaan bantal. Hasil: pasien belum nyaman. 7.Mendorong untuk sering mengubah

posisi.Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa nyeri 8.Menganjurkan

pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu

tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan. 9.Menyediakan waslap hangat untuk

mengompres sendi- sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu airkompres,air mandi

dan sebagainya. Hasil: masih terasa nyeri. 10.Memberikan Obat analgetik sesuai

instruksi/resep dokter.Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi nyeri 1.Mengkaji

TTV.Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 60 kali /menit -Pernafasan: 18 kali /menit -

Tekanan Darah : 90/70mmHg 2.Mengevaluasi/melanjutkan berkurang, obat yang diberikan

untuk mengurangi kekakuan. A : Masalah belum teratasi P : -Intervensi lanjut(1,

2,3,4,5,6,7,8,9,10) 1.Mengobservasi KU 2.Mengkaji TTV 3.Menyelidiki keluhan nyeri

4.Memberikan matras 5.Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman

6.Menempatkan/pa ntau penggunaan bantal. 7.Mendorong untuk sering mengubah posisi


8.Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat. 9.Memberikan Obat Asetilsalisilat(aspiri n)

sesuai

 36. pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada tahi lalat.Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-

tusuk. 3.Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk

memberikan periode istirahat yang terusmenerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil:

Pasien sulit untuk istirahat dan tidur.. 4.Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah

personel cukup.Demonstrasikan/bantu teknik pemindahandan penggunaan

bantuanmobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum merasa nyaman. 5.Mengunakan bantal

kecil/tipis di bawahleher. Hasil: Pasien merasa nyaman. 6.Mendorong pasien

mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masihmerasa

nyeri 7.Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan

pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

instruksi/resep dokter S : -Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk. -Pasien

mengatakan sulit untuk istirahat dan tidur. -Pasien belum merasa nyaman. O : TTV: -Suhu

tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 60 kali /menit -Pernafasan: 18 kali /menit -Tekanan Darah :

90/70mmHg Pasien anemia sedang, tidak bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk

mengatasi nyeri dan menekan inflamasi. A : -Masalah belum teratasi P : -Intervensi lanjut 1.

Mengkaji TTV 2.Mengevaluasi/me lanjutkanpemantaua

 37. 3 8.Memberikan matras busa/pengubahtekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

1.Mendorong pengungkapan mengenaimasalah tentang proses penyakit,harapanmasa depan.

Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2.Mendiskusikan arti dari

kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan

pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup sehari- hari,termasuk aspek-aspek seksual.

Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain. 3.Mendiskusikan persepsi pasien mengenai

bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima


keterbatasan pasien. 4.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau

terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnyadengan orang

lain. 5.Menyusun batasan pada perilakumaldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi

perilaku positif yangdapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk n tingkat

inflamasi. 3.Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan 4.Membantu dengan

rentang gerak aktif/pasif. 5.Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup

6.Intervensi tidak dilanjutkan. 7.Mendorong pasien mempertahankan postur tegak 8.Berikan

lingkungan yang aman 9.Memberikan matrasbusa/pengub ah tekanan 10.Memberikan obat-

obatan analgetik S : Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas

secara mandiri.

 38. dapatberaktivitas secara mandiri tanpa bantuanorang lain. 6.Mengikut-sertakan pasien

dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat

bekerjasama denganbaik. O : Aktivitas Pasien masihbergantung pada orang lain(Keluarga).

Pasien membatasi rentanggeraknya. A: Masalah belum teratasi P : Intervensi lanjut

1.Mendorong pengungkapanmeng enai masalah 2.Mendiskusikan arti darikehilangan/peru

bahan 3.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggu naan menyangkal 4.Menyusun batasan

pada perilaku maldaptif. 5.Mengikut- sertakan pasien dalam merencanakan perawatan

Selasa,05 April 2013 0 1.Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien masih lemah. S :

Pasien mengatakan masih

 39. 2 2.Mengkaji TTV. Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 70 kali /menit -

Pernafasan: 20 kali /menit -Tekanan Darah : 100/80mmHg 3.Menyelidiki keluhan nyeri,catat

lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada digiti manus dan. Skala nyeri 5

4.Memberikan matras/kasar keras,bantalkecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuaikebutuhan.

Hasil: Pasien belum merasa nyaman. 5.Membiarkan pasien mengambil posisiyang nyaman

pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempa tidur sesuai indikasi.
Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang. 6.Menempatkan/pantau penggunaan

banta. Hasil: pasien belum nyaman. 7.Mendorong untuk sering mengubah posisi.Hindari

gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi. 8.Menganjurkan pasien

untuk mandi airhangat atau mandi terasa nyeri dan kaku. Pasien belum merasa nyaman O :

KU lemah TTV: -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 70 kali /menit -Pernafasan: 20 kali

/menit -Tekanan Darah : 100/800mmHg Edema pada tahi lalat, skalanyeri 5, anemia

berkurang,aktivitas pasien dibatasi agarnyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk

mengurangi edema. A : Masalah belum teratasi P : -Intervensi lanjut 1.Mengobservasi KU

2.Mengkaji TTV 3.Menyelidiki keluhan nyeri

 40. 0 2 pancuran pada waktubangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima

dan dilakukan. 9.Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi- sendi yang

sakitbeberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya.Hasil: masih

terasa nyeri. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin)sesuai instruksi/resep dokter. Hasil:

obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkanmobilitas. 1.Mengkaji

TTV. Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 70 kali /menit -Pernafasan: 20 kali /menit -

Tekanan Darah : 100/80mmHg 2.Mengevaluasi/melanjutkan pemantauantingkat

inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk agak berkurang.

3.Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk

memberikan periode istirahat yang terusmenerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil:

Pasien sulit untuk 4.Memberikan matras 5.Membiarkan pasien mengambil posisi yang

nyaman 6.Menempatkan/pa ntau penggunaan bantal. 7.Mendorong untuk sering mengubah

posisi. 8.Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat. 9.Menyediakan waslap hangatuntuk

mengompres sendi- Sendi 10.Memberikan Obat analgetik sesuai instruksi/resep dokter S :

Pasien mengatakan rasa nyeriseperti ditusuk-tusuk agak berkurang. Pasien mengatakan sulit

untuk istirahat dan tidur.


 41. 3 istirahat dan tidur. 4.Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga

latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

5.Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.Demonstrasikan/bantu

teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum

merasa nyaman. 6. Mendorong pasien mempertahankanpostur tegak dan duduk

tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masihmerasa nyeri dan kaku. 7.Berikan lingkungan yang

aman,misalnyamenaikan kursi/kloset,menggunakanpeg angan tangga pada bak/pancuran

dantoilet, penggunaan alat bantumobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman

dan nyaman. 8.Memberikan matras busa/pengubahtekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

9.Memberikan obat-obatan antirematik dansteroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Pasien

belum merasa nyaman. O : TTV: -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 70 kali /menit -

Pernafasan: 20 kali /menit -Tekanan Darah : 100/80mmHg. A : -Masalah belum teratasi P : -

Intervensi lanjut 1.Mengkaji TTV 2.Mengevaluasi/me lanjutkan pemantauan tingkat

inflamasi. 3.Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan 4.Membantu dengan

rentang gerak aktif/pasif. 5.Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup

6.Berikan

 42. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

1.Mendorong pengungkapan mengenaimasalah tentang proses penyakit,harapanmasa depan.

Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2.Mendiskusikan arti

darikehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimanapandangan

pribadi pasien dalammenfungsikan gaya hidup sehari- hari,termasuk aspek-aspek seksual.

Hasil: aktivitas normal pasien dibantuorang lain. 3.Mendiskusikan persepsi pasien

mengenaibagaimana orang terdekat menerimaketerbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima

keterbatasan pasien. 4.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau

terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang


lain. 5.Menyusun batasan pada perilakumaldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi

perilaku positif yangdapat lingkungan yang aman. 7.Memberikan matras busa/pengubah

tekanan. 8.Memberikan obat-obatan analgetik S : Pasien mengatakan ingin segera sembuh.

Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O : Aktivitas Pasien masih bergantung pada

orang lain (Keluarga). Pasien membatasi rentanggeraknya. A: Masalah belum teratasi P :

Intervensi lanjut 1.Mendorong pengungkapan mengenai masalah 2.Mendiskusikan arti dari

kehilangan/perubah

 43. membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri

tanpa bantuanorang lain. 6.Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan

membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat bekerjasama denganbaik. an 3.Mendiskusikan

persepsi pasien mengenai. 4.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggu naan menyangkal.

5.Menyusun batasan pada perilaku maldaptif . 6.Mengikut- sertakan pasien dalam

merencanakan perawatan. Rabu,06 April 2013 0 1 1.Mengobservasi KU pasien. 2.Mengkaji

TTV. Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 80 kali /menit -Pernafasan: 20 kali /menit -

Tekanan Darah : 110/80mmHg 3.Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi danintensitas (skala

0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus danpergelanggan tangan. Skala nyeri 4

4.Memberikan matras/kasar keras,bantalkecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuaikebutuhan.

S : Pasien mengatakan nyeri berkurang. Pasien sudah sedikit merasa nyaman. O : KU

membaik. TTV: -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 80 kali /menit -Pernafasan: 20 kali

/menit -Tekanan Darah : 110/800mmHg

 44. 0 Hasil: Pasien merasa nyaman. 5.Membiarkan pasien mengambil posisiyang nyaman

pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempattidur sesuai indikasi

.Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang. 6.Menempatkan/pantau penggunaan

bantal. Hasil: pasien merasa nyaman. 7.Menganjurkan pasien untuk mandi airhangat atau

mandi pancuran pada waktubangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan
dilakukan. 8.Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi- sendi yang sakitbeberapa

kali sehari. Pantau suhu airkompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: nyeri berkurang.

9.Memberikan Obat analgetik sesuai instruksi/resep dokter.Hasil: obat yang diberikan untuk

mengurangi nyeri 1.Mengkaji TTV. Hasil : -Suhu tubuh: 37 0 C -Denyut Nadi: 80 kali /menit

-Pernafasan: 20 kali /menit -Tekanan Darah : 110/80mmHg Edema pada tahi lalat, skala nyeri

4,aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yangdiberikan untuk mengurangi

nyeri A : Masalah belum teratasi P : -Intervensi lanjut 1.Mengobservasi KU 2.Mengkaji TTV

3.Menyelidiki keluhan nyeri 4.Memberikan matras. 5.Membiarkan pasien mengambil posisi

yang nyaman. 6.Menempatkan/pa ntaupenggunaan bantal. 7.Mendorong untuk

seringmengubah Posisi. 8.Menganjurkan pasien untuk mandi

 45. 2 2.Mengevaluasi/melanjutkan pemantauantingkat inflamasi/rasa sakit pada kulit Hasil:

Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk berkurang. 3.Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika

diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terusmenerus dan tidur

malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sedikit nyaman untuk istirahat dan tidur.

4..Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.Demonstrasikan/bantu

teknik pemindahandan penggunaan bantuanmobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien merasa

nyaman. 5.Berikan lingkungan yang aman,misalnyamenaikan kursi/kloset,menggunakanpeg

angan tangga pada bak/pancuran dantoilet, Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

6.Memberikan matras busa/pengubahtekanan. Hasil: menghindari dekubitus. 1.Mendorong

pengungkapan mengenaimasalah tentang proses penyakit,harapanmasa depan. Hasil: Pasien

ingin segera sembuh dandapat mandiri. air hangat. 9.Menyediakan waslap hangat untuk

mengompres luka bekas pembedahan 10.Memberikan Obat Analgetik sesuai instruksi/resep

Dokter S : Pasien mengatakan rasa nyeriseperti ditusuk-tusuk berkurang. Pasien mengatakan

sudah bisa untuk istirahat dan tidur. Pasien sedikit merasa nyaman. O : TTV: -Suhu tubuh:

370C -Denyut Nadi: 80 kali /menit -Pernafasan: 20 kali /menit -Tekanan Darah :
100/80mmHg Rentang gerak terbatas, sudahbisa tidur nyenyak, obat yangdiberikan untuk

mengatasirematik

 46. 3 2.Mendiskusikan persepsi pasien mengenaibagaimana orang terdekat

menerimaketerbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

3.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalumemperhatikan

tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnyadengan orang lain. 4.Mengikut-

sertakan pasien dalammerencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien

dapat bekerjasama denganbaik. dan menekan inflamasi. A : -Masalah belum teratasi P : -

Intervensi lanjut 1.Mengkaji TTV 2.Mengevaluasi/me lanjutkanpemantaua n

tingkatinflamasi. 3.Pertahankan istirahat tirahbaring/duduk jika diperlukan 4 Mengubah

posisi dengan seringdengan jumlah personel Cukup 6.Berikan lingkungan yang aman

7.Memberikan matrasbusa/pengub ah tekanan S : Pasien mengatakan ingin segerasembuh.

Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O :

 47. Aktivitas Pasien masihbergantung pada orang lain(Keluarga). Pasien membatasi

rentanggeraknya. A: Masalah belum teratasi P : Intervensi lanjut 1.Mendorong

pengungkapanmeng enai masalah 2.Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubah an

3.Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal 4.Menyusun batasan pada

perilaku maldaptif 5.Mengikut- sertakan pasien dalam merencanakan perawatan

 48. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit

kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat

secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan

tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga

mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu

menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan. Penyebab pasti dari kanker

kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko yang dapat
menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih,

Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan. Ada beberapa kelainan kulit yang harus

dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang

permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau

borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam

ysng menebal pada telapak kaki dan tangan. B. Saran Demikian makalah ini dibuat semoga

bisa memberikan manfaat kepada kita semua yang membaca, untuk lebih waspada terhadap

segala sesuatu keganjilan pada tubuh. Banyak dan kekurangan pada makalah ini kami mohon

maaf, karena kami masih dalam tahap belajar. Saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan dan terima kasih.

 49. DAFTAR PUSTAKA  Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa,

pengobatan dan pencegahannya. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari : 

http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15  Ganggaiswari,

A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011  Baughman, Diane,

C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku dari Brunner &

Suddarth. Jakarta : EGC.  Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC. 

Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

 50. Makalah KMB ASUHAN KEPERAWATAN “KANGKER KULIT” T OLEH

Kelompok 2 1. ROSNINA 2. WA.ODE MUJAHID FATIMAH

 51. 3. SUDARTO SAHIDI 4. WA.ODE NUR ILA 5. WA.ODE HUTRYANTI AKPER

PEMKAB MUNA 2014

Anda mungkin juga menyukai