Step 1
1. Waham paranoid
Waham adalah suatu keyakinan atau pemikiran seseorang yang salah dan
bertentangan dengan logika.
Waham paranoid (atau waham curiga) adalah waham yang seseorang terlalu
mencurigai seseorang.
2. Halusinasi akustik phonema
Halusinasi akustik adalah persepsi panca indra (indra dengar) tanpa ada rangsangan
dari reseptor. Penderita seolah-olah mendengar sesuatu tapi orang lain tidak
mendengar, halusiansi akustik ada 2, yaitu:
Akuasma : terdengar seperti suara kacau balau, tidak bisa dibedakan dengan
jalas
Phonema: seperti kalimat
3. Fungsi global (Global Fungsional Assesment)
Skala numerik yang biasa digunakan untuk menilai secara subyektif mengenai
fungsi sosial, fungsi kerja, dan psikologi
Dilihat dari normal tidaknya fungsi panca indra
4. Zat psikoaktif
Suatu zat yang bekerja secara selektif pada otak yang akan mengakibatkan perubahan
perilaku, emosi, kesadaran, dan persepsi seseorang.
5. Fungsi okupasi
Fungsi kerja, untuk melakukan aktivitas sehari-hari mengalami penurunan
Fungsi okupasi mencakup motorik kasar, motorik halus, dan kognitif
6. Stressor psikososial
Stressor mrupakan hal-hal yang berpengaruh pada jiwa dan fisik seseorang
dalam bentuk suara, visual, maupun verbal.
Stressor psikososial merupakan stressor yang berkaitan dengan kejjiwaan dan
sosial seseorang.
7. Obat anti psikotik
Obat yang diberikan untuk penderita gangguan jiwa berat.
Step 2
Step 3
a. Halusinasi akustik adalah persepsi panca indra (indra dengar) tanpa ada
rangsangan dari reseptor. Penderita seolah-olah mendengar sesuatu tapi orang lain
tidak mendengar, halusiansi akustik ada 2, yaitu:
Akuasma : terdengar seperti suara kacau balau, tidak bisa dibedakan dengan
jalas
Phonema: seperti kalimat
b. Halusinasi olfaktori : didapat pada seseorang yang mengalami skizofrenia, lesi di
lobus temporalis
c. Halusinasi visual/penglihatan: letaknya pada otak, biasanya akut dan reversibel.
d. Halusinasi gustatorik : kelainan di indra pengecap
e. Halusinasi taktil/perabaan : dijumpai pada delirium tremen dan adiksi kokain
f. Halusinasi hektik : seolah tubuh bersentuhan secara fisik dengan orang atau benda
lain
g. Halusinasi kinestik : penderita merasa anggota tubuh ada yg terlepas dari
tubuhnya. Cirinya: bagian tubuh bergerak-gerak sendiri
h. Halusinasi autoskopi: seolah dirinya melihat bayangan dirinya.
11. Bagaimana cara menilai fungsi global?
Skala numerik yang biasa digunakan untuk menilai secara subyektif mengenai fungsi
sosial, fungsi kerja (motorik kasar, halus, kognitif), dan psikologi
12. Mengapa pasien mengalami fungsi okupasi dan psikososial menurun?
Secara normal, ketika ada stressor seseorang bisa mempertahankan stressor tersebut.
Bila seseorang mekanisme pertahanan jiwanya gagal, maka akan mengalami
gangguan jiwa.
Mekanisme pertahanan jiwa:
a. Sublimasi : bisa mengalihkan stres nya ke hal yang positif
b. Konversi : mengalihkan ke fungsi fisiologisnya
c. Identifikasi : meniru orang lain dalam menyelesaikan masalah
d. Rasionalisasi : mencari alasan yang rasional terhadap masalah yang dihadapi
e. Kompensasi: upaya untuk menutupi masalah tersebut
13. Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus di skenario? (faktor resiko)
Pada laki-laki : 15-25 tahun
Perempuan: 25-35 tahun
14. Apa tujuan dokter melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan menanyakan
riwayat penyakit medis umum dan riwayat penggunaan zat psikoaktif?
15. Sebutkan macam obat anti-psikotik dan jelaskan fungsi dan carakerjanya!
16. Bagaimana terapi psikososial pada kasus di skenario?
17. DD?
Step 7
a. Neurosa
Neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis dimana tidak ada
rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.
b. Psikosa
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)
3. Apa saja klasifikasi gangguan jiwa berat (psikotik) dan kriteria diagnostik gangguan
psikotik?
4. Apa saja gejala seseorang terkena gangguan jiwa?
Gejala – gejala :
Gangguan Psikologis adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan(volition), emosi (affective), perilaku (psychomotor). Dari berbagai
penelitian dapatdikatakan bahwa Gangguan Psikologis adalah kumpulan dari keadaan
-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan
mental.Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu: Gangguan
Saraf(Neurosis) dan Gangguan Jiwa (Psikosis). Keabnormalan terlihat dalam
berbagaimacam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension),
rasa putus asa, murung, gelisah, cemas, perilaku kompulsif, histeria, rasa lemah, tidak
mampu mencapai tujuan, takut, pikiran - pikiran negatif dan sebagainya.
Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive). Untuk memudahkan
memahaminya para ahli mengelompokkan kognisi menjadi 6 bagian yaitu:
sensasi, persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing
memiliki kelainan yang beraneka ragam.
1. Contoh gangguan kognisi pada persepsi yaitu: merasa mendengar
bisikan untuk melakukan sesuatu atau halusinasi melihat hantu
sementara orang lain yang normal tidak melihatnya. Orang tradisional
mungkin menganggap hal ini sebagai gangguan setan, tapi sebenarnya
ini adalah gangguan psikologis.
2. Contoh gangguan kemauan: pasien memiliki kemauan yang lemah
susah membuat keputusan atau memulai tingkah laku. Pasien susah
sekali bangun pagi, mandi,merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor,
bau dan acak - acakan. Banyak sekali jenis gangguan kemauan ini
mulai dari sering mencuri barang yang mempunyai arti simbolis
sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan yang
diperintahkan.
3. Contoh gangguan emosi: pasien merasa senang, gembira yang
berlebihan (Waham kebesaran). Pasien merasa sebagai orang penting,
sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan raja dsb. Tetapi di lain
waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi)
sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.
4. Contoh gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan
pergerakan yang berlebihan naik ke atas genteng, berlari, berjalan
maju mundur, meloncat -loncat, melakukan apa - apa yang tidak
disuruh atau menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak
atau melakukan gerakan aneh. Berdasarkan gejala - gejala yang
muncul
Gangguan Psikologis kemudian dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
gejala gangguan psikologis (disebut juga gangguan mental, gangguan jiwa atau
psikopatologi) dalam berbagai aspek psikologi manusia yang meliputi :
1. Kesadaran dan kognisi
2. Emosi / Perasaan
3. Perilaku Motorik
4. Proses Berpikir
5. Persepsi / Penginderaan
6. Pembicaraan dan Kemampuan Berbahasa
7. Tilikan dan Daya Nilai Sosial
1. Disintegrasi kepribadian (kehilangan kepribadian)
2. Putus hubungan antara kepribadian dengan realitas
3. Hidup dalam alam pikirannya sendiri
4. Mempunyai berbagai halusinasi
5. Penderita tidak merasa dirinya sakit dan tidak memerlukan
pertolongan kedokteran
6. Bicara kacau
7. Berkelakuan aneh
8. Tidak dapat mengerjakan pekerjaannya dengan teratur
(Psikiatri II Psikosa Psikogenik, FK UNDIP)
5. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau kurang lebih 10
hari?
Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbeda-beda, ada yang meluap-luap
tapi ada pula yang biasa saja. Penyebab orang mudah marah ini ternyata dipengaruhi oleh
kadar serotonin di dalam otak.
Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan bagaimana bahan kimia ini
membantu mengatur perilaku dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Biological
Psychiatry.
Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat komunikasi antara daerah otak
dari sistem limbik yang mengatur emosional (amigdala) dan lobus frontal menjadi lebih
lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya normal.
Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah maka akan sulit bagi daerah
otak korteks prefrontal untuk mengontrol respons emosional terhadap kemarahan yang
dihasilkan dalam amigdala.
Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal untuk mengontrol perasaan
marah yang dihasilkan dalam amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan cenderung lebih
agresif dan paling sensitif.
Patofisiologi
• Patofisiologi skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more
recently : glutamat)
• Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizoprenia :
• Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik
• Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik berkaitan dengan gejala positif
• Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal bertanggung jawab
terhadap gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal.
Reseptor dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) dijumpai peningkatan
densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia
• Peningkatan aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik bertanggungjawab
terhadap gejala positif
• Peningkatan aktivitas serotonergik menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem
mesocortis bertanggung-jawab terhadap gejala negative
Karena pasien tidak mampu menghadapi stressor yaitu berupa masalah pekerjaan.
Apabila seseorang tidak mampu mengatasi stresor yang datang, yang bersangkutan akan
mengalami penurunan kekebalan atau imunitas sehingga taraf kesehatan fisik maupun mental
terganggu dan yang bersangkutan dapat jatuh sakit.
Stresor adalah setiap peristiwa atau keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan
seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk
menanggulanginya.
Tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan tidak semua orang mampu melakukan
adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga timbullah keluhan-keluhan.
Hawari Dadang (Ed). 2011. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Balai Penerbit. FKUI: Jakarta
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/schizophrenia.pdf
Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan
dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
4. Fisik Comforting
–klien merasa nyaman dengan kebohongannya
5. Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap sressor psikososial berupa tekanan
atau beban kehidupan.
Stres dapat diartikan sebagai suatu stimulus yang mengakibatkan ketidakseimbangan
fungsi fisiologi dan psikologis.
Peralihan antara normalitas ke abnormalitas sering kali tidak jelas. Secara klinis, fase
peralihan antara normalitas dan gangguan jiwa dapat dikenali sebagai sindrom stress
Ada tiga pengertian stres yang dikemukakan oleh (Hurlock, 1980:12). yaitu:
a. Stres sebagai respon biologi
stres adalah manifestasi sindrom spesifik yang terdiri dari semua perubahan
system biologi yang sifatnya tidak spesifik. Gejala ini dikenal dengan istilah fight
dan flight. Selye menyebut proses ini sebagai sindrom adaptasi umum atau GAS
(General Adaptation Syndrome) yang di deskripsikan dalam tiga tahap yaitu:
- Tahap peringatan
Tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan atau
bereaksi terhadap stressor. Apabila faktor stres tetap berlangsung, tubuh
akan bekerja maksimal untuk menghadapi stressor tersebut. Pada fase ini
terjadi respon fisiologis fight dan flight.
- Tahap Resisten
Fungsi antibodi berangsur angsur menjadi normal. Perubahan atau
kerusakan yang terjadi mulai diperbaiki. Individu menjadi lebih resisten
terhadap stressor yang dihadapi. Akan tetapi bila stres berat berlangsung,
maka reaksi individu akan mencapai pada fase kelelahan.
- Tahap Kelelahan
Pada tahap ini terjadi kelelahan yang berarti sehingga energi untuk
beradaptasi habis dan bila keadaan ini berlangsung terus, maka seluruh
cadangan energinya akan habis sama sekali. Individu tidak lagi memiliki
daya tahan dan berubah menjadi apatis atau disebut gangguan
psikomatik.
b. Stres sebagai kejadian lingkungan
Stres adalah suatu kejadian yang menyebabkan terjadinya respon fisiologi dan
psikologi dari individu. Dalam hal ini fokuskan pada perubahan pola hidup
seseorang sehingga disebut stres sebagai perubahan hidup
c. Stres sebagai transaksi antara individu dengan lingkungan
Stres ditekankan pada hubungan antara individu dengan lingkungan. Pada kondisi
tersebut manusia dengan lingkungan saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Hurlock, B.E.1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
HALUSINASI
Halusinasi adalah pesepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor-reseptor panca indra.
Jadi halusinasi adalah persepsi tanpa obyek.
Macam-macam halusinasi :
a. Halusinasi Pendengaran (akustik).
Halusinasi ini sering kali terbentuk :
Akoasma: suara-suara yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secra tegas.
Phonema: suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti berasal dari manusia,
sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu.
b. Halusinasi Penglihatan (visual)
Secara khas banyak dijumpai pada keadaaan delirium oleh karena penyakit infeksi akut atau
psikosa organik. Gangguan terjadi pada gangguan otak yang akut dan reversibel. Halusinasi
visual lebih sering menimbulkan ketakutan pada penderita dibandingkan dengan halusinasi
akustik.
c. Halusinasi Olfaktori (pembauan )
Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus temporalis.
Halusinasi olfaktorik sering tidak menyenangkan dan tidak disukai.
d. Halusinasi Gustatorik (rasa lidah/ pengecap).
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering terjadi bersama-sama dengan
halusinasi olfaktorik. Ilusi gustatorik lebih sering dijumpai.
e. Halusinasi Taktil (perabaan)
Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium tremens dan juga pada adiksi kokain.
f. Halusinasi Haptik
Ini merupakan suatu persepsi, dimana seolah-olah tubuh semdiri bersentuhan/
besinggungan secra fiaik dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi heptik ini
bercorak seksual.
g. Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan
bentuk bergerak sendiri.
h. Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya di hadapannya
Sumber: Psikiatri Simtomatologi FK Undip
i. Halusinasi hipnagogik : halusinasi yang terjadi saat akan tidur
j. Halusinansi hipnokompik: halusinasi yang terjadi saat terbangun
ILUSI
Ilusi adalah suatu persepsi panca indra disebabkan adanya rangsangan panca indra yang
ditafsirkan salah. Dengan lain perkataan adanya interpretasi yang salah dari suatu rangsag
pada panca indra.
Macam-macam ilusi :
a. Ilusi visuil
b. Ilusi akustik
c. Ilusi olfaktorik
d. Ilusi gustatorik
e. Ilusi taktil
Sumber: Psikiatri Simtomatologi FK Undip
60-51
Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia
ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan,
atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri
50-41 di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki
hubungan interpersonal yang penuh arti
30-21 Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap
gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau
sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan
kerja)
10-1
Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah
(missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten
untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau
tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian
yang jelas
17. Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus di skenario? (faktor resiko)
18. Apa tujuan dokter melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan menanyakan
riwayat penyakit medis umum dan riwayat penggunaan zat psikoaktif?
19. Sebutkan macam obat anti-psikotik dan jelaskan fungsi dan carakerjanya!