STEP 1
STEP 2
Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat
dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang
mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh
meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah
kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk
mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur
tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan.
Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol) merupakan respon utama terhadap
stressor. Kadar kortisol yang meningkat menyebabkan “umpan balik”, yaitu
hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-releasing hormone (CRH) , kemudian
mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi
adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke
adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.
Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran
pada awal perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya
gangguan mood pada masa dewasa.
Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang
dialami seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan
peningkatan sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis.
Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang
menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf
yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan
terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
stressor meningkat, seperti terjadinya depresi setelah dewasa.
Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola
pengasuhan buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang
kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan
terhadap stressor.
Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan,
mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf.
Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.
Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal
terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat
penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik
seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi
bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh
pula pada tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya,
mekanisme “umpan balik” semakin terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan
kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini
mempermudah seseorang mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan
stressor.
Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila
peningkatan kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi.
Kerusakan ini menjadi prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi
dikaitkan dengan gangguan hipokampus.
Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten
pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan
dengan adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi
deksametason, tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan
peningkatan konsentrasi CRH di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada
keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi
inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone
supression test).
2. Apa hubungan dia di PHK dengan keluhan saat ini (sedih,
kehilangan minat, dll)?
kita tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi
yang mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh
tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting
perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak
setelah dewasa.
dewasa. Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat
ringan.
mempunyai riwayat penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi
dibanding kontrol.
konsisten pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat
HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi
atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST
Teori neurobiologik
(5-HT). Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang
kadar MHPG (metabolit utama NE rendah). Serotonin disintesis dari asam amino
Note : Supersensitivitas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya, yang
hilang dan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik akan berkurang yang
sinaptik.
Melatonin - Pada siang hari, tubuh Anda berubah dari serotonin menjadi
melatonin.
Tubuh Anda kemudian menyimpan melatonin pada kelenjar pineal di dalam
otak Anda. Ketika tingkat penurunan cahaya pada malam hari, kelenjar pineal
mengeluarkan melatonin, membantu Anda untuk tertidur. Di pagi hari, siang
hari sinyal kelenjar pineal Anda untuk menutup produksi melatonin,
membantu Anda untuk bangun. Jika kadar serotonin Anda rendah,
kemungkinan besar, Anda tidak memproduksi melatonin yang cukup. Dan
tanpa melatonin yang cukup, tubuh Anda tidak dapat secara memadai
mengatur tidur Anda / siklus bangun. Studi menunjukkan bahwa mengambil
dalam jumlah yang tepat dari melatonin dapat mengembalikan tidur pada
orang dewasa
lebih dari 50. Ambil 1-3 mg setengah jam sebelum Anda pergi tidur. (Melatonin
sintesis)(Dr. Frank Shallenberger (www.realcuresletter.com)
Gangguan tidur
- insomnia : kualitas dan kuantitas tidak tercukupi
- inisial : awal susah tidur
- intermitten : terjaga ditengah-tengah tidur
- terminal : bangun dini tdk dapat tidur lagi
- Hipersomnia : lebih
Penelitian yang dipimpin oleh ahli saraf Profesor Brian Knutson dari California
menuturkan adanya tarikan perang saraf di otak ketika seseorang berbelanja.
Hasil penelitiannya dilaporkan dalam jurnal Neuron.
Hal yang terjadi di otak dan memainkan peran sentral ketika berbelanja
adalah meningkatnya produksi neurotransmitter dopamin, yaitu respon
menyenangkan yang berhubungan dengan makanan dan seks.
Tapi saat seseorang memikirkan harga dari barang tersebut otak akan
mengaktifkan insula, yaitu suatu bagian dari korteks otak besar yang
memainkan peran untuk merenungkan kerugian (untung ruginya).
SEROTONIN.
serotonin => depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki
konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinalis yang
rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di
trombosit, seperti yang diukur oleh imipramin (Tofranil) yang berikatan
dengan trombosit..
8. Apa hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan pasien?
Sebutkan faktor resiko yang lain!
FR :
Epidemiologi
Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi
gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif
yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada
urutan keempat penyakit di dunia.Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki
pada suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan
depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia.Gangguan
depresif dapat terjadi pada semua umur, dengan riwayat keluarga mengalami gangguan depresif,
biasanya dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia paling awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun
dengan rerata pada usia 30 tahun. Gangguan depresif berat rata-rata dimulai pada usia 40 tahun
(20-50 tahun). Epidemiologi ini tidak tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan sosioekonomi.
Perempuan juga dapat mengalami depresi pasca melahirkan anak.
Faktor Risiko:
1. Seks / Jenis Kelamin
2. Usia
3. Status pernikahan
4. Faktor SosioEkonomi
DIAGNOSIS
Pedoman Diagnostik :
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0) dan
Pedoman diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi sedang(F32.1) dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna.
F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala Psikotik
Pedoman diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik (F32.2) dan
Pedoman diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3) dan
Pedoman diagnostik
Menurut DSM-IV
A. Depresi berat ( depresi unipolar)
B. Ggn bipolar :
Episode mani-depresi atau mani-mani (mani unipolar atau mani
murni)
Episode hipomani-depresi
C. Ggn mood tambahan:
Ggn siklotimik ( siklotimia )
Ggn distimik ( distimia )
Ggn berhubungan dg sindrom depresi:
Ggn depresi ringan – sedang
Ggn depresi singkat rekuren ( berat-ringan)
Ggn disforik pra menstrual
Ggn mood krn kondisi medis umum
Ggn mood akibat zat
Ggn mood yg tdk ditentukan
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu
F30.1 Hipomania
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala
psikotik
F34.0 Siklotimia
F34.1 Distimia
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung
photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal
mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
Gambar 2. Proses kerja PET-Scan
Blok Diagram Sistem PET-Scan
Sinyal dari setiap output PMT dikonversi menjadi tegangan dan amplitudo oleh low
noise amplitudo (LNA). Sinyal yang dihasilkan oleh PMT berupa sinyal pulsa yang lambat.
Kekuatan sinyal dari setiap PMT ditentukan dengan mengintegrasikan sinyalnya menjadi pulsa.
Setelah LNA, sistem ini menggunakan variabel-gain amplifier (VGA) untuk mengkompensasi
variabilitas sensitivitas dari PMTS.
Output dari VGA dilewatkan melalui lowpass filter, offset kompensasi, dan kemudian
dikonversi menjadi sinyal digital dengan bit 10 sampai 12-bit analog-ke-digital (converter ADC
sampling) dengan 50Msps untuk menilai 100Msps.
Sinyal-sinyal dari beberapa PMTS harus dijumlahkan, oleh karena itu gabungan sinyal
masukan berupa ultra-high-speed. Sebuah DAC menghasilkan tegangan referensi komparator
untuk mengkompensasi offset DC. Akurasi yang sangat tinggi diperlukan untuk menghasilkan
sinyal output komparator dengan waktu yang berkecepatan tinggi. Sinyal output dari DAC
kemudian masuk ke bagian processing unit untuk dikirim ke image processing.
Dari hasil pendeteksian, dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran
sebaran glukosa di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan
program untuk keperluan ini, sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan
mudah.
Kamera PET
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang
secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya
didasarkan pada coincidence detection.
Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan
elektron dan terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik
dengan energi sebesar 511 V dengan arah berlawanan (180o). Adanya dua buah proton yang
dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada
coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal
diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, maka sinyal tersebut
dianggap sebagai pengotor. Oleh karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi
dengan cara ini.
Hasil foto PET-Scan.
Physical Examination
No physical findings are specific to major depressive disorder; instead, the diagnosis is based
on the history and the mental status examination. Nevertheless, a complete mental health
evaluation should always include a medical evaluation to rule out organic conditions that
might imitate a depressive disorder. Most of these fall into the following major general
categories:
Infection
Medication
Endocrine disorder
Tumor
Neurologic disorder
2. Raskin : 5 poin
3. Hamilton : 24 itemd
Gangguan organik :
1. Neurologis : cerebrovaskular, dementia, eoilepsi, hidrosefalus,
sklerosis multiple
2. Medis : cushing, hiperaldosteronisme, paratiroid
3. Infeksi : AIDS, pneumoni, artritis rheumatoid
4. Lain2 : kanker, carrdio
5. Farma : obat jantung, antineuroplastik, neurologi, dll.
11.DD? (alasan) ?
13.