PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui defenisi dari kapal Keruk (Dredger)
2. Mengetahui Kekhusuan Kapal Keruk (Dredger)
3. Mengetahui apa saja jenis – jenis kapal Keruk (Dredger)
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui lebih dalam tentang kekhususan Kapal Keruk
(Dredger), dan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca khususnya
mahasiswa di bidang Teknik Perkapalan mengenai Kapal Keruk (Dredger).
1.5. Metode Penulisan
Metode adalah dengan metode pustaka atau pengambilan data melalui teori
dalam buku – buku yang ada, dalam jurnal, dan lain – lain. Kami juga mendapat
referensi data yang kami dapatkan dari internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan
Berisikan definisi kapal keruk (Dredger), dan jenis-jenis kapal keruk
(Dredger).
Bab III Penutup
Berisikan kesimpulan yang didapat setelah belajar mata kuliah kapal-kapal
khusus serta saran agar makalah kapal-kapal khusus kedepannya semakin baik
dan mengalami kemajuan dengan beberapa perbaikan dari saran yang
diberikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kekhusuan Kapal Keruk (Dredger)
Fungsi dari kapal keruk adalah mengeruk bagian dasar suatu perairan
dan memindahkan ketempat lain. Dilihat dari macam peralatan yang
digunakan untuk mengeruk maka kapal keruk dapat dibagi dalam beberapa
jenis, antara lain kapal keruk timba, kapal keruk isap dan kapal keruk cekam.
Pada kapal keruk timba dan kapal keruk isap, karena adanya rantaian
timba dan tabung isap memnyebabkan bagian belakang kapal harus dibelah
dua sehingga kapal ini mempunyai dua kemudi. Dalam hal ini maka ukuran
tinggi buritan ditentukan seperti pada kapal biasa yang berbaling – baling dua.
Bila kecepatan kapal tidak lebih dari 9 knot, diameter tongkat kemudi
dapat 5% lebih kecil dibandingkan dengan kapal biasa. Kecepatan minimum
untuk menghitung tongkat kemudi bagi kapal yang mempunyai tenaga
penggerak bantu (auxilliary propulsion) dengan kecepatan kapal tidak lebih
dari 5 knot adalah V0 min = 7 knot.
Pada lunas rata pada kapal keruk sedapat mungkin menerus, termasuk
untuk daerah ruang lumpur. Pada daerah yang berbatasan dengan tekukan
buritan atau ruang lumpur, harus dipasang satu jalur pelat dengan tebal 10%
lebih besar dari yang dipersyaratkan untuk pelat kulit dasar.
3
Penguatan pelat alas bagian depan seperti yang disyaratkan untuk
kapal barang biasa tidak diperlihatkan bagian kapal keruk. Kapal keruk
dengan panjang lebih dari 50 meter, bilga harus dibulatkan (round of bilge),
dibawah panjang kapal tersebut dapat dipakai bilga bersudut, kecuali untuk
kapal keruk yang beroperasi hanya pada air tenang.
Pelat sudut yang tebal dan dibulatkan dengan baik harus dipasang
pada ujung ruang lumpur untuk mendapatkan penerusan kekuatan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4
Dalam ruang lumpur dengan pintu alas harus dipasang penumpu
lintang diantara pintu – pintu itu. Pada jarak – jarak ini, tinggi penumpu
lintang harus kira – kira 2,5 kali tinggi wrang pelat. Tebal pelat bilahnya sama
dengan tebal yang diisyaratkan untuk pelat sisi.
Pada pinggir atas dan bawah pelat bilah harus dipasangkan pelat
hadap. Bila tinggi penumpu ini lebih dari 700 mm, maka harus dipasang
penegar vertikal dengan jarak 900 mm antara satu sama lain. Wrang pelat
dalam penerusan penumpu lintang disamping ruang lumpur dihubungkan
dengan dinding samping melalui pelat lutut kira – kira sama kaki, pelat lutut
ini harus diteruskan sampai kepinggir atas penumpu lintang.
Daerah penembusan tabung isap pada sekat lintang dari lekuk buritan
harus dilapisi atau diperkuat. Dinding - dinding ruang lumpur dan lekuk
buritan harus berpapasan secara efektif. Lajur atas dan bawah dari dinding –
dinding harus diteruskan menembus sekat – sekat atau ada cara lain yaitu
dengan memasang pelat lutut yang sebanding dengan dinding dalam
hubungannya dengan penguatan untuk konstruksi penyangga “tumbler”.
5
Ada beberapa jenis kapal keruk di antaranya adalah:
6
2.2.3 Trailing suction hopper Dredger
Sebuah trailing suction hopper dredger atau TSHD menyeret
pipa pengisap ketika bekerja, dan mengisi material yang diisap tersebut
ke satu atau beberapa penampung (hopper) di dalam kapal. Ketika
penampung sudah penuh, TSHD akan berlayar ke lokasi pembuangan
dan membuang material tersebut melalui pintu yang ada di bawah kapal
atau dapat pula memompa material tersebut ke luar kapal. TSHD
terbesar di dunia adalah milik perusahaan Belgia yaitu Jan De
Nul TSHD. Vasco Da Gama (33.000 m3 penampung, 37,060 kW total
tenaga yang ada) dan perusahaan Belanda Boskalis TSHD. W.D.
Fairway (35.000 m3 penampung).
PT Pengerukan Indonesia memiliki pula kapal keruk jenis ini
seperti TSHD. Halmahera dan TSHD. Irian Jaya. Digunakan untuk
melakukan maintenance dredging di pelabuhan-pelabuhan
seluruh Indonesia.
7
2.2.4 Kapal keruk timba (Bucket Dredger)
Kapal keruk jenis ini adalah kapal yang mempergunakan timba
– timba pada suatu bak rantai yang berjalan dari dasar perairan sampai
keatas kapal dan sebaliknya sebagai alat keruk yang dipasang.
Lambung (Hull) dari kapal keruk timba ini dibagi dalam
beberapa sekat kedap air, umumnya berbentuk segi empat dengan sisi –
sisi vertikal dan sisi – sisi geladak berbentuk setengah bulatan.
Pada sisi kompartemen terdapat tangki – tangki trim (Trimming
Tanks), gudang (Store) dan ruang ABK yang didesain untuk dapat
bekerja (beroperasi) 24 jam secara bergiliran.
Pada bagian tengah kapal (Midship) dipasang gantry yang
kokoh untuk menunjang tangga timba (bucket ladder) dan
alat/perlengkapan mesin untuk menggerakkan tangga timba. Deck
House (rumah geladak) dipasang diatas ruang mesin dan kamar boiler
yang terdiri dari dua mess room dan galley.
Sebuah derek (crane) dipasang untuk menaik turunkan tangga
timba dan derek yang digerakkan oleh tenaga listrik untuk mengangkut
batu – batu berat yang terdapat pada timba – timba.
8
Dua backhoe dredger terbesar di dunia adalah milik dari Bean
L.L.C. yaitu TAURACAVOR dan milik dari Great Lakes Dredge &
Dock Co. yaitu NEW YORK. Keduanya dilengkapi dengan Excavator
Liebherr 996.
9
2.2.7 Tin Dredger and Gold Dredger
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah melakukan kajian tentang kekhususan kapal keruk (Dredger),
dapat disimpulkan bahwa makalah ini mempelajari tentang beberapa hal
penting yang ada di dalamnya, yaitu:
a. Mahasiswa/i dapat menguasai secara pasti kekhususan kapal keruk
(dredger).
b. Mengetahui macam-macam jenis kapal keruk (dredger) dan
karakteristiknya masing-masing.
c. Memupuk disiplin, tanggung jawab, kerjasama yang baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Soekarsini, NA. 1995. Sistem dan Perlengkapan Kapal (Ship Outfitting), Fakultas
Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada. Jakarta
12